Sinopsis K- Drama : Crash Landing On You Episode 11 - part 1


Network : tvN Netflix
Tokoh, Kejadian, Organisasi, dan Latar Belakang adalah Fiksi

Di tempat parkir. Cheol Gang mengikuti dan mengamati Se Ri dari jauh. Dua petugas keamanan melihat nya dan menghentikannya.
“Kamu sedang apa?” tanya petugas.
“Sedang patroli,” jawab Cheol Gang.
“Kami menjaga area ini. Kamu pastikan saja lampu kantor dimatikan,” kata petugas. Dan Cheol Gang mengangguk.

Seorang petugas tidak mengenali siapa Cheol Gang. Tapi seorang lagi kenal, karena Cheol Gang adalah orang yang di rekrutnya sebagai tenaga tambahan. Sebab Cheol Gang sangat hebat dalam bela diri hingga menembak.
“Kamu tahu, aku tidak suka bermimpi seperti ini. Saat terbangun, aku akan sangat sedih. Bahkan caramu menatapku seperti itu, sama sekali tidak membuatku senang,” kata Se Ri dengan sedih.
“Ini bukan mimpi,” balas Jung Hyuk. “Aku yakin.”

Mendengar itu, Se Ri langsung memeluk Jung Hyuk dan menangis di dalam pelukannya. Dengan lembut, Jung Hyuk balas memeluk Se Ri dan membiarkannya untuk menangis.
Setelah merasa lega, Se Ri memandangi wajah Jung Hyuk dan menanyakan kenapa dia bisa datang ke sini. Lalu dia memeriksa wajah Jung Hyuk yang terluka sedikit. Dan seperti biasa Jung Hyuk menjawab bahwa dia baik- baik saja. Lalu dia menceritatakan bagaimana dia bisa ke Selatan.

Flash back
Jung Hyuk masuk ke dalam sebuah gua kecil. “Ada tambang emas yang dibor saat penjajahan Jepang. Sudah tidak digunakan lagi. Bisa diasumsikan Cho Cheol Gang ke Selatan melalui rute ini.”

Saat Jung Hyuk masuk semakin dalam ke dalam gua. Jalan semakin sempit, sehingga Jung Hyuk harus merangkak di dalam nya. Dan langit- langit yang penuh debu serta batu runtuh mengenai nya. Namun tanpa putus asa, Jung Hyuk terus berusaha untuk melewati gua tersebut. “Masalahnya, tambang itu sudah lawas. Dan karena Cho Cheol Gang menggali jalan ke Selatan, tambang bisa runtuh kapan pun. Untuk lewati terowongan buatan sepanjang sepuluh kilometer yang ukurannya hanya untuk satu orang, dibutuhkan sedikitnya 20 jam tanpa rehat.”
Jung Hyuk mulai kelelahan. Tapi dia tetap tidak menyerah dan terus bergerak secara perlahan- lahan di jalan yang sangat kecil tersebut. Hingga akhirnya dia melihat sebuah cahaya dan berhasil keluar dari jalan kecil tersebut. “Jika berhasil lewat dengan selamat… kamu akan melewati gua alami yang mengarah ke laut.”

Sesampainya di laut. Jung Hyuk mulai berjalan pergi untuk mencari Se Ri.
Flash back end


Dengan mata berkaca- kaca, Se Ri menjelaskan bahwa dia bisa mempercayai apapun, tapi dia tidak bisa percaya kalau Jung Hyuk baik- baik saja. Namun Jung Hyuk menyakinkan kalau dia benar baik- baik saja dan tidak ada yang terjadi. Setelah itu mereka berdua berpelukan lagi.


Dua pasangan suami istri yang sudah tua masuk ke dalam gua untuk memeriksa fermentasi mereka. Dan disaat itu, si istri menemukan pin pengenal milik orang Utara. Polisi kemudian di panggil dan datang untuk memeriksa gua tersebut. Dan mereka menemukan jalan kecil yang di lewati oleh Jung Hyuk.

Dicafe. Se Ri menanyakan banyak hal kepada Jung Hyuk. Apa yang terjadi? Sedang apa disini? Apakah Jung Hyuk membelot dari utara demi dirinya? Atau Jung Hyuk menjadi mata- mata? Dan Jung Hyuk menjawab tidak untuk semuanya.
“Lantas kamu akan di sini selamanya?” tanya Se Ri.
“Tentu saja tidak. Aku hanya mampir.”

“Tapi, ini tidak seperti menyeberangi Sungai Han. Kamu tidak bisa sekadar mampir dari tempatmu ke Selatan. Jika begitu mudah dari sana ke Selatan, kenapa aku lama terjebak di sana?” keluh Se Ri, bertanya. Dan Jung Hyuk langsung menjelaskan kalau itu tidak semudah itu.

Se Ri bertanya lagi. Dengan cemas, dia bertanya, apakah kedua orang tua Jung Hyuk tahu kalau Jung Hyuk datang ke selatan. Karena jika iya, maka Ayah Jung Hyuk pasti akan sangat murka nantinya. Dan dengan tegas, Jung Hyuk menjelaskan bahwa dia akan menjawab semua pertanyaan Se Ri, tapi dia ingin Se Ri berhenti bertanya dulu. Dan Se Ri langsung mengiyakan sambil meminum minumannya untuk menenangkan diri. Lalu dia memandangi Jung Hyuk dengan ekspresi tegang.
“Cho Cheol Gang. Dia ada disini,” kata Jung Hyuk, menjelaskan. Dan Se Ri terkejut. “Dia seharusnya menerima hukuman atas perbuatannya, tapi dia menghilang. Dia juga kemari karena mengincarmu.”

“Aku? Jadi, maksudmu, kamu kemari karena takut Cho Cheol Gang akan melukai ku? Walaupun berbahaya, kamu kemari demi diriku?” tanya Se Ri, memastikan.
“Bukan hanya karena dirimu. Dia tidak akan berhenti menyerangmu. Dia akan memanfaatkanmu demi menindasku, ayahku, dan keluargaku. Aku kemari untuk menghentikannya. Bukan hanya melindungimu,” jelas Jung Hyuk dengan tegas.
Se Ri mengerti. Kemudian dia bertanya, berapa lama Jung Hyuk akan berada di Selatan. Dan Jung Hyuk menjawab bahwa dia akan pulang setelah menangkap Cheol Gang. Bila malam ini dia berhasil, maka dia akan langsung pulang. Mengetahui itu, Se Ri merasa sedikit kecewa, tapi dia mengerti.


Se Ri lalu menjelaskan bahwa karena dirinya adalah target utama Cheol Gang. Maka itu berarti, Jung Hyuk harus menjaga nya dan terus berada disisinya. Setelah mengatakan itu, Se Ri pun mengajak Jung Hyuk untuk pergi bersama nya. namun sebelum itu, Se Ri menutupi Jung Hyuk dengan sweaternya. Dan Jung Hyuk merasa heran.
“Bukan itu alasanku memakaikan ini. Selatan tempat yang mengerikan. Banyak kamera pengawas, kamera dasbor, dan ponsel. Juga koneksi internet tercepat di dunia. Jika wajahmu terlihat, cukup 30 menit hingga tersebar ke seluruh dunia. Jadi, kamu harus tutupi wajahmu. Itu tidak akan terjadi, tapi kamu tidak boleh terlihat. Termasuk semua obrolan kita. Badan Intelijen Nasional dan kepolisian pasti heboh jika mendengar kita. Itu sangat berbahaya. Tidak ada pilihan lain. Sayangnya, kita harus memastikan hanya aku yang bisa melihatmu, dan tidak ada yang boleh mendengar obrolan kita, jadi, kita harus mencari ruang tertutup yang hanya diketahui kita berdua, dan menetap di sana,” jelas Se Ri dengan sikap posesif dan waspada. “Ayo. Kusembunyikan dirimu.”
Se Ri bersikap lebih mencurigakan di bandingkan Jung Hyuk. Dia menutupi setengah wajah Jung Hyuk dengan sweater nya. Dan berjalan di depan sambil merentangkan tangan untuk menutupi nya.


Se Ri membawa Jung Hyuk ke apatermen nya. Dia menanyakan, apakah Jung Hyuk ingin mandi dulu. Dan mendengar itu, Jung Hyuk diam sambil menatap Se Ri. Sehingga Se Ri menjadi malu dan canggung. Dan Jung Hyuk menjelaskan bahwa dia memang mau mandi, tapi Se Ri malah menyarankan duluan.

Se Ri kemudian menanyakan, apa yang ingin Jung Hyuk makan. Dan dia membuka kulkasnya. Tapi ternyata isinya hanya air botol semua. Tidak ada makanan sama sekali. Jung Hyuk ikut melihat itu dan mengomentari Se Ri. Sebab sebelum nya, Se Ri terus menyombongkan uang selama di Utara, tapi ternyata Se Ri tidak punya makanan apapun di rumah. Dan dengan malu serta gugup, Se Ri langsung menutup pintu kulkas nya.



“Bukankah sudah kuceritakan? Nama panggilanku Putri Pemilih,” jelas Se Ri, beralasan. Dan Jung Hyuk mengingat kalau selama ini Se Ri tidak seperti itu. Apapun makanannya, Se Ri selalu makan dengan sangat lahap.
“Tapi kamu tidak pemilih.”


“Apa pun yang kumakan, aku hanya makan tiga suap,” jelas Se Ri.
“Sejak aku bertemu denganmu, kau tidak pernah makan kurang dari tiga suap,” kata Jung Hyuk dengan sangat yakin. Dan tersenyum.
“Saat itu situasi genting. Kupikir aku tidak akan bisa makan lagi, jadi, aku makan banyak demi bertahan hidup,” kata Se Ri, beralasan. Lalu dia menawarkan diri untuk membelikan makanan delivery.


Didepan restoran ayam goreng. Keempat tim Jung Hyuk menatap dengan tatapan lapar dan iri. Sebab ada banyak sekali ayam goreng, dan banyak orang yang memakan itu. Sayang nya mereka sama sekali tidak punya uang. Dan mereka lapar.
“Ayo. Kalian sedang apa?” tanya Man Bok, memanggil.
“Hei, Kamerad!” teriak Sersan Pyo. Dan mendengar itu, Man Bok langsung berlari ke arah nya dan menghentikannya untuk mengatakan Kamerad , karena ini Selatan. Dan Sersan Pyo langsung meminta maaf serta memanggil Man Bok dengan panggilan Hyung.

Man Bok merasa senang di panggil Hyung. Dan Sersan Pyo langsung memberitahukan keinginannya, dia ingin makan paha ayam, dengan alasan itu adalah musuh yang harus mereka habiskan. Dan semuanya setuju. Tapi Man Bok tidak mau sebab dana mereka terbatas, dan mereka butuh uang untuk tinggal di Selatan, jadi mereka harus berhemat.
Setelah Man Bok mengatakan itu, semuanya kembali menatap ke arah ayam goreng di depan mereka. Lalu mereka menatap Man Bok dengan tatapan anak anjing yang memohon.

Se Ri memesankan ayam goreng untuk Jung Hyuk. Dan sebagai tamu, Jung Hyuk memberikan ayam goreng untuk Se Ri makan duluan. Karena dia mendengar kalau ini adalah adat Selatan, dia mendengar ini dari Se Ri dulu. Dan Se Ri tersenyum mendengar itu. Lalu dia memakan ayam goreng nya duluan sambil menatap Jung Hyuk.

“Kenapa menatap begitu?” tanya Jung Hyuk, heran.
“Aku masih sulit memercayainya. Fakta bahwa kamu duduk di sampingku dalam rumahku, dan makan bersamaku,” jelas Se Ri.

Jung Hyuk kemudian menanyakan, bagaimana hubungan Se Ri dengan keluarga. Dan dengan sikap berusaha untuk terlihat ceria, Se Ri menjawab bahwa hubungannya dengan keluarga sangat baik dan perkataan Jung Hyuk benar. Walau saling membenci, mereka tetaplah keluarga, walau mereka saling bertengkar karena benci tapi saat dia kembali dengan selamat, semuanya senang melhat nya lagi. Jadi dia meminta Jung Hyuk untuk jangan khawatir saat Jung Hyuk pulang nantinya.
Mendengar itu, Jung Hyuk merasa senang dan tenang.

Bel rumah berbunyi. Jung Hyuk langsung bersikap waspada. Dengan bangga, Se Ri menjelaskan kalau ini adalah Selatan dan dia bukanlah warga biasa, jadi keamanan di tempat nya sangat ketat. Kemudian Se Ri melihat dari interkom, siapa yang datang, dan saat melihat Se Hyung serta Sang Ah.
“Siapa mereka?” tanya Jung Hyuk.
“Kakak keduaku dan istrinya. Makanlah. Setelah bunyikan bel, mereka akan pergi,” jelas Se Ri. Mengabaikan Se Hyung dan Sang Ah.

Tapi tanpa Se Ri sangka, ternyata Sang Ah tahu password rumah nya. Dan Sang Ah serta Se Hyung langsung membuka pintu dan masuk ke dalam rumah nya. Dengan panik, Se Ri langsung menyuruh Jung Hyuk untuk masuk ke dalam dan bersembunyi. Lalu dia menghampiri Se Hyung dan Sang Ah, mencoba untuk menghentikan mereka berdua.
“Sudahlah. Aku kakakmu,” kata Se Hyung, mengabaikan protes Se Ri.
“Kata siapa boleh masuk?” keluh Se Ri dengan kesal.

Se Ri berusaha tenang. Dia menanyakan, maksud kedatangan mereka berdua ke tempat nya. Dan tanpa basa- basi Se Hyung langsung mengancam Se Ri. Dia menjelaskan kalau dia tahu dimana Se Ri menghilang. Dia ada bukti rekaman suara Seung Jung dan juga foto Se Ri saat di korea Utara.

Jung Hyuk mendengarkan pembicaraan mereka.

“Aku jelaskan sekali lagi. Permainan sudah berakhir. Aku sudah mewariskan jabatan Ayah, dan CEO Grup Queens. Jadi, jangan bersikap sok berkuasa. Aku tahu kamu tidak akan tinggal diam. Tapi jika kamu mau memperdaya Ayah atau melakukan hal licik lainnya… Mengubur orang hidup-hidup mudah dilakukan akhir-akhir ini. Kamu paham maksudku? Banyak yang bisa kulakukan agar kamu tidak bisa berjalan dalam keadaan hidup,” ancam Se Hyung.
Se Ri mendengus. “Baiklah. Jadi, menurut kalian, aku pergi ke Korea Utara, lalu bertemu Gu Seung Jung. Kalian sudah tahu segalanya,” kata Se Ri, memastikan. Dan mereka membenarkan. “Tapi kurasa, kalian tidak berniat mengeluarkanku dari sana. Kalian mau aku di sana selamanya? Atau mungkin kalian ingin aku mati?” tanyanya.


Se Hyung merasa gugup dan tidak bisa menjawab. Sang Ah yang menjawab, dia menjelaskan kalau mereka berniat untuk mengeluarkan Se Ri dari Utara tapi itu adalah masalah besar, sehingga mereka harus berhati- hati.
“Konon ada tiga tipe orang yang tidak boleh kamu lupakan. Orang yang membantumu saat terjebak. Orang yang meninggalkanmu saat terjebak. Dan…  orang yang menjebakmu ke situasi itu. Karena itulah, aku tidak akan melupakan kalian,” tegas Se Ri.


“Kamu mengancam kami?” keluh Se Hyung kesal. Tapi Sang Ah langsung menghentikannya dan mengajak nya untuk pulang saja dulu. “Sadarilah situasimu. Kamu beruntung bisa hidup, jadi, bersyukurlah, jangan cari masalah. Ini peringatan terakhir,” tegas Se Hyung. Lalu dia dan Sang Ah pergi.

Saat akan keluar dari rumah. Sang Ah tidak sengaja melihat sepatu milik Jung Hyuk ada di rak sepatu. Dan dia tampak curiga ada sesuatu.


Jung Hyuk mendekati Se Ri. Dan sebelum dia mengatakan apapun, Se Ri langsung memintanya untuk jangan berbicara dulu, karena dia terlalu malu. Jung Hyuk diam dan memeluk Se Ri. Dia menepuk- nepuk pelan punggung Se Ri untuk menghiburnya.
“Ini lebih baik. Hening. Dan hangat. Entah kenapa… ini meredakan amarahku,” kata Se Ri.
“Tapi aku kesal. Aku sangat kesal sampai hampir lupa dengan situasiku sendiri,” balas Jung Hyuk.

Lalu Jung Hyuk melepaskan pelukan nya dan menatap Se Ri. “Tapi… jangan lupa bahwa orang yang tidak boleh kamu lupakan dalam hidup seharusnya orang yang kamu suka. Jika mengingat orang yang kamu benci, hatimu hanya akan terluka. Kamu hanya akan merugi. Aku tahu kamu sangat benci kalah dari orang lain,” jelas nya, mengingatkan Se Ri.
“Benar. Aku pebisnis. Aku paling benci kalah.”
“Hanya ingat orang yang kamu suka di hatimu. Dengan begitu, kamu bisa makan dan tidur dengan tenang.” 


Se Ri diam. Lalu dengan sedih dia bertanya, “Walaupun orang itu... tidak ada di sisiku?” tanyanya. Dan Jung Hyuk mengiyakan sambil memegang erat kedua tangan Se Ri. “Kamu benar.  Kita harus makan dan tidur dengan baik agar tetap sehat. Kita harus tetap sehat untuk mengalahkan yang lain. Saat kupikirkan lagi, itu lebih menguntungkan,” kata Se Ri dengan patuh.
“Memang menguntungkan,” balas Jung Hyuk, setuju.

Kelima tim Jung Hyuk duduk bersama diatas bukit sambil menatap lampu- lampu malam di perkotaan Selatan yang belum padam. Beda seperti saat di Utara, biasanya kalau malam, semua lampu di sana sudah akan dimatikan.
“Dari semua tempat itu, aku lebih penasaran di mana kita akan menginap malam ini,” kata Sersan Pyo. Kemudian semuanya menatap ke arah Man Bok yang duduk di tengah.

Disauna. Kelima tim Jung Hyuk merasa sangat nyaman, senang, dan puas. Sebab hanya dengan membayar 12.000 won per orang, mereka bisa tinggal di tempat yang hangat dan bahkan mendapatkan makanan serta minuman gratis juga.

Tapi saat akan pergi, mereka semua terkejut. Sebab biaya mereka bertambah 137.000 won. Itu adalah biaya gosok badan.
“Siapa yang menggosok badan?” tanya Man Bok dengan kesal. Dan lalu mereka semua memandang ke arah Sersan Pyo yang berdiri kaku.
Man Bok memegang wajah Sersan Pyo untuk memastikan. Dan Sersan Pyo tersenyum kaku. Lalu terdengarlah suara burung gagak. Kwak… kwak… kwak…

Post a Comment

Previous Post Next Post