Network : tvN Netflix
Tokoh, Kejadian, Organisasi, dan Latar
Belakang adalah Fiksi
Di tempat
parkir. Cheol Gang mengikuti dan mengamati Se Ri dari jauh. Dua petugas
keamanan melihat nya dan menghentikannya.
“Kamu sedang
apa?” tanya petugas.
“Sedang
patroli,” jawab Cheol Gang.
“Kami
menjaga area ini. Kamu pastikan saja lampu kantor dimatikan,” kata petugas. Dan
Cheol Gang mengangguk.
Seorang
petugas tidak mengenali siapa Cheol Gang. Tapi seorang lagi kenal, karena Cheol
Gang adalah orang yang di rekrutnya sebagai tenaga tambahan. Sebab Cheol Gang
sangat hebat dalam bela diri hingga menembak.
“Kamu tahu,
aku tidak suka bermimpi seperti ini. Saat terbangun, aku akan sangat sedih.
Bahkan caramu menatapku seperti itu, sama sekali tidak membuatku senang,” kata
Se Ri dengan sedih.
“Ini bukan
mimpi,” balas Jung Hyuk. “Aku yakin.”
Mendengar
itu, Se Ri langsung memeluk Jung Hyuk dan menangis di dalam pelukannya. Dengan
lembut, Jung Hyuk balas memeluk Se Ri dan membiarkannya untuk menangis.
Setelah
merasa lega, Se Ri memandangi wajah Jung Hyuk dan menanyakan kenapa dia bisa
datang ke sini. Lalu dia memeriksa wajah Jung Hyuk yang terluka sedikit. Dan
seperti biasa Jung Hyuk menjawab bahwa dia baik- baik saja. Lalu dia
menceritatakan bagaimana dia bisa ke Selatan.
Flash back
Jung Hyuk
masuk ke dalam sebuah gua kecil. “Ada
tambang emas yang dibor saat penjajahan Jepang. Sudah tidak digunakan lagi.
Bisa diasumsikan Cho Cheol Gang ke Selatan melalui rute ini.”
Saat Jung
Hyuk masuk semakin dalam ke dalam gua. Jalan semakin sempit, sehingga Jung Hyuk
harus merangkak di dalam nya. Dan langit- langit yang penuh debu serta batu
runtuh mengenai nya. Namun tanpa putus asa, Jung Hyuk terus berusaha untuk
melewati gua tersebut. “Masalahnya,
tambang itu sudah lawas. Dan karena Cho Cheol Gang menggali jalan ke Selatan,
tambang bisa runtuh kapan pun. Untuk lewati terowongan buatan sepanjang sepuluh
kilometer yang ukurannya hanya untuk satu orang, dibutuhkan sedikitnya 20 jam
tanpa rehat.”
Jung Hyuk
mulai kelelahan. Tapi dia tetap tidak menyerah dan terus bergerak secara
perlahan- lahan di jalan yang sangat kecil tersebut. Hingga akhirnya dia
melihat sebuah cahaya dan berhasil keluar dari jalan kecil tersebut. “Jika berhasil lewat dengan selamat… kamu
akan melewati gua alami yang mengarah ke laut.”
Sesampainya
di laut. Jung Hyuk mulai berjalan pergi untuk mencari Se Ri.
Flash back
end
Dengan mata
berkaca- kaca, Se Ri menjelaskan bahwa dia bisa mempercayai apapun, tapi dia
tidak bisa percaya kalau Jung Hyuk baik- baik saja. Namun Jung Hyuk menyakinkan
kalau dia benar baik- baik saja dan tidak ada yang terjadi. Setelah itu mereka
berdua berpelukan lagi.
Dua pasangan
suami istri yang sudah tua masuk ke dalam gua untuk memeriksa fermentasi
mereka. Dan disaat itu, si istri menemukan pin pengenal milik orang Utara.
Polisi kemudian di panggil dan datang untuk memeriksa gua tersebut. Dan mereka
menemukan jalan kecil yang di lewati oleh Jung Hyuk.
Dicafe. Se
Ri menanyakan banyak hal kepada Jung Hyuk. Apa yang terjadi? Sedang apa disini?
Apakah Jung Hyuk membelot dari utara demi dirinya? Atau Jung Hyuk menjadi mata-
mata? Dan Jung Hyuk menjawab tidak untuk semuanya.
“Lantas kamu
akan di sini selamanya?” tanya Se Ri.
“Tentu saja
tidak. Aku hanya mampir.”
“Tapi, ini
tidak seperti menyeberangi Sungai Han. Kamu tidak bisa sekadar mampir dari
tempatmu ke Selatan. Jika begitu mudah dari sana ke Selatan, kenapa aku lama
terjebak di sana?” keluh Se Ri, bertanya. Dan Jung Hyuk langsung menjelaskan
kalau itu tidak semudah itu.
Se Ri
bertanya lagi. Dengan cemas, dia bertanya, apakah kedua orang tua Jung Hyuk
tahu kalau Jung Hyuk datang ke selatan. Karena jika iya, maka Ayah Jung Hyuk
pasti akan sangat murka nantinya. Dan dengan tegas, Jung Hyuk menjelaskan bahwa
dia akan menjawab semua pertanyaan Se Ri, tapi dia ingin Se Ri berhenti
bertanya dulu. Dan Se Ri langsung mengiyakan sambil meminum minumannya untuk
menenangkan diri. Lalu dia memandangi Jung Hyuk dengan ekspresi tegang.
“Cho Cheol
Gang. Dia ada disini,” kata Jung Hyuk, menjelaskan. Dan Se Ri terkejut. “Dia
seharusnya menerima hukuman atas perbuatannya, tapi dia menghilang. Dia juga
kemari karena mengincarmu.”
“Aku? Jadi,
maksudmu, kamu kemari karena takut Cho Cheol Gang akan melukai ku? Walaupun
berbahaya, kamu kemari demi diriku?” tanya Se Ri, memastikan.
“Bukan hanya
karena dirimu. Dia tidak akan berhenti menyerangmu. Dia akan memanfaatkanmu
demi menindasku, ayahku, dan keluargaku. Aku kemari untuk menghentikannya.
Bukan hanya melindungimu,” jelas Jung Hyuk dengan tegas.
Se Ri
mengerti. Kemudian dia bertanya, berapa lama Jung Hyuk akan berada di Selatan.
Dan Jung Hyuk menjawab bahwa dia akan pulang setelah menangkap Cheol Gang. Bila
malam ini dia berhasil, maka dia akan langsung pulang. Mengetahui itu, Se Ri
merasa sedikit kecewa, tapi dia mengerti.
Se Ri lalu
menjelaskan bahwa karena dirinya adalah target utama Cheol Gang. Maka itu
berarti, Jung Hyuk harus menjaga nya dan terus berada disisinya. Setelah
mengatakan itu, Se Ri pun mengajak Jung Hyuk untuk pergi bersama nya. namun
sebelum itu, Se Ri menutupi Jung Hyuk dengan sweaternya. Dan Jung Hyuk merasa
heran.
“Bukan itu
alasanku memakaikan ini. Selatan tempat yang mengerikan. Banyak kamera
pengawas, kamera dasbor, dan ponsel. Juga koneksi internet tercepat di dunia.
Jika wajahmu terlihat, cukup 30 menit hingga tersebar ke seluruh dunia. Jadi,
kamu harus tutupi wajahmu. Itu tidak akan terjadi, tapi kamu tidak boleh
terlihat. Termasuk semua obrolan kita. Badan Intelijen Nasional dan kepolisian
pasti heboh jika mendengar kita. Itu sangat berbahaya. Tidak ada pilihan lain.
Sayangnya, kita harus memastikan hanya aku yang bisa melihatmu, dan tidak ada
yang boleh mendengar obrolan kita, jadi, kita harus mencari ruang tertutup yang
hanya diketahui kita berdua, dan menetap di sana,” jelas Se Ri dengan sikap
posesif dan waspada. “Ayo. Kusembunyikan dirimu.”
Se Ri
bersikap lebih mencurigakan di bandingkan Jung Hyuk. Dia menutupi setengah
wajah Jung Hyuk dengan sweater nya. Dan berjalan di depan sambil merentangkan tangan
untuk menutupi nya.
Se Ri
membawa Jung Hyuk ke apatermen nya. Dia menanyakan, apakah Jung Hyuk ingin
mandi dulu. Dan mendengar itu, Jung Hyuk diam sambil menatap Se Ri. Sehingga Se
Ri menjadi malu dan canggung. Dan Jung Hyuk menjelaskan bahwa dia memang mau
mandi, tapi Se Ri malah menyarankan duluan.
Se Ri
kemudian menanyakan, apa yang ingin Jung Hyuk makan. Dan dia membuka kulkasnya.
Tapi ternyata isinya hanya air botol semua. Tidak ada makanan sama sekali. Jung
Hyuk ikut melihat itu dan mengomentari Se Ri. Sebab sebelum nya, Se Ri terus
menyombongkan uang selama di Utara, tapi ternyata Se Ri tidak punya makanan
apapun di rumah. Dan dengan malu serta gugup, Se Ri langsung menutup pintu
kulkas nya.
“Bukankah
sudah kuceritakan? Nama panggilanku Putri Pemilih,” jelas Se Ri, beralasan. Dan
Jung Hyuk mengingat kalau selama ini Se Ri tidak seperti itu. Apapun
makanannya, Se Ri selalu makan dengan sangat lahap.
“Tapi kamu
tidak pemilih.”
“Apa pun
yang kumakan, aku hanya makan tiga suap,” jelas Se Ri.
“Sejak aku
bertemu denganmu, kau tidak pernah makan kurang dari tiga suap,” kata Jung Hyuk
dengan sangat yakin. Dan tersenyum.
“Saat itu
situasi genting. Kupikir aku tidak akan bisa makan lagi, jadi, aku makan banyak
demi bertahan hidup,” kata Se Ri, beralasan. Lalu dia menawarkan diri untuk
membelikan makanan delivery.
Didepan
restoran ayam goreng. Keempat tim Jung Hyuk menatap dengan tatapan lapar dan
iri. Sebab ada banyak sekali ayam goreng, dan banyak orang yang memakan itu.
Sayang nya mereka sama sekali tidak punya uang. Dan mereka lapar.
“Ayo. Kalian
sedang apa?” tanya Man Bok, memanggil.
“Hei,
Kamerad!” teriak Sersan Pyo. Dan mendengar itu, Man Bok langsung berlari ke
arah nya dan menghentikannya untuk mengatakan Kamerad , karena ini Selatan. Dan Sersan Pyo langsung meminta maaf
serta memanggil Man Bok dengan panggilan Hyung.
Man Bok
merasa senang di panggil Hyung. Dan
Sersan Pyo langsung memberitahukan keinginannya, dia ingin makan paha ayam,
dengan alasan itu adalah musuh yang harus mereka habiskan. Dan semuanya setuju.
Tapi Man Bok tidak mau sebab dana mereka terbatas, dan mereka butuh uang untuk
tinggal di Selatan, jadi mereka harus berhemat.
Setelah Man
Bok mengatakan itu, semuanya kembali menatap ke arah ayam goreng di depan
mereka. Lalu mereka menatap Man Bok dengan tatapan anak anjing yang memohon.
Se Ri
memesankan ayam goreng untuk Jung Hyuk. Dan sebagai tamu, Jung Hyuk memberikan
ayam goreng untuk Se Ri makan duluan. Karena dia mendengar kalau ini adalah
adat Selatan, dia mendengar ini dari Se Ri dulu. Dan Se Ri tersenyum mendengar
itu. Lalu dia memakan ayam goreng nya duluan sambil menatap Jung Hyuk.
“Kenapa
menatap begitu?” tanya Jung Hyuk, heran.
“Aku masih
sulit memercayainya. Fakta bahwa kamu duduk di sampingku dalam rumahku, dan
makan bersamaku,” jelas Se Ri.
Jung Hyuk
kemudian menanyakan, bagaimana hubungan Se Ri dengan keluarga. Dan dengan sikap
berusaha untuk terlihat ceria, Se Ri menjawab bahwa hubungannya dengan keluarga
sangat baik dan perkataan Jung Hyuk benar. Walau saling membenci, mereka
tetaplah keluarga, walau mereka saling bertengkar karena benci tapi saat dia
kembali dengan selamat, semuanya senang melhat nya lagi. Jadi dia meminta Jung
Hyuk untuk jangan khawatir saat Jung Hyuk pulang nantinya.
Mendengar
itu, Jung Hyuk merasa senang dan tenang.
Bel rumah
berbunyi. Jung Hyuk langsung bersikap waspada. Dengan bangga, Se Ri menjelaskan
kalau ini adalah Selatan dan dia bukanlah warga biasa, jadi keamanan di tempat
nya sangat ketat. Kemudian Se Ri melihat dari interkom, siapa yang datang, dan
saat melihat Se Hyung serta Sang Ah.
“Siapa
mereka?” tanya Jung Hyuk.
“Kakak
keduaku dan istrinya. Makanlah. Setelah bunyikan bel, mereka akan pergi,” jelas
Se Ri. Mengabaikan Se Hyung dan Sang Ah.
Tapi tanpa
Se Ri sangka, ternyata Sang Ah tahu password rumah nya. Dan Sang Ah serta Se
Hyung langsung membuka pintu dan masuk ke dalam rumah nya. Dengan panik, Se Ri
langsung menyuruh Jung Hyuk untuk masuk ke dalam dan bersembunyi. Lalu dia
menghampiri Se Hyung dan Sang Ah, mencoba untuk menghentikan mereka berdua.
“Sudahlah.
Aku kakakmu,” kata Se Hyung, mengabaikan protes Se Ri.
“Kata siapa
boleh masuk?” keluh Se Ri dengan kesal.
Se Ri
berusaha tenang. Dia menanyakan, maksud kedatangan mereka berdua ke tempat nya.
Dan tanpa basa- basi Se Hyung langsung mengancam Se Ri. Dia menjelaskan kalau
dia tahu dimana Se Ri menghilang. Dia ada bukti rekaman suara Seung Jung dan
juga foto Se Ri saat di korea Utara.
Jung Hyuk
mendengarkan pembicaraan mereka.
“Aku
jelaskan sekali lagi. Permainan sudah berakhir. Aku sudah mewariskan jabatan
Ayah, dan CEO Grup Queens. Jadi, jangan bersikap sok berkuasa. Aku tahu kamu
tidak akan tinggal diam. Tapi jika kamu mau memperdaya Ayah atau melakukan hal
licik lainnya… Mengubur orang hidup-hidup mudah dilakukan akhir-akhir ini. Kamu
paham maksudku? Banyak yang bisa kulakukan agar kamu tidak bisa berjalan dalam
keadaan hidup,” ancam Se Hyung.
Se Ri
mendengus. “Baiklah. Jadi, menurut kalian, aku pergi ke Korea Utara, lalu
bertemu Gu Seung Jung. Kalian sudah tahu segalanya,” kata Se Ri, memastikan.
Dan mereka membenarkan. “Tapi kurasa, kalian tidak berniat mengeluarkanku dari
sana. Kalian mau aku di sana selamanya? Atau mungkin kalian ingin aku mati?”
tanyanya.
Se Hyung
merasa gugup dan tidak bisa menjawab. Sang Ah yang menjawab, dia menjelaskan
kalau mereka berniat untuk mengeluarkan Se Ri dari Utara tapi itu adalah
masalah besar, sehingga mereka harus berhati- hati.
“Konon ada
tiga tipe orang yang tidak boleh kamu lupakan. Orang yang membantumu saat
terjebak. Orang yang meninggalkanmu saat terjebak. Dan… orang yang menjebakmu ke situasi itu. Karena
itulah, aku tidak akan melupakan kalian,” tegas Se Ri.
“Kamu
mengancam kami?” keluh Se Hyung kesal. Tapi Sang Ah langsung menghentikannya
dan mengajak nya untuk pulang saja dulu. “Sadarilah situasimu. Kamu beruntung
bisa hidup, jadi, bersyukurlah, jangan cari masalah. Ini peringatan terakhir,”
tegas Se Hyung. Lalu dia dan Sang Ah pergi.
Saat akan
keluar dari rumah. Sang Ah tidak sengaja melihat sepatu milik Jung Hyuk ada di
rak sepatu. Dan dia tampak curiga ada sesuatu.
Jung Hyuk
mendekati Se Ri. Dan sebelum dia mengatakan apapun, Se Ri langsung memintanya
untuk jangan berbicara dulu, karena dia terlalu malu. Jung Hyuk diam dan
memeluk Se Ri. Dia menepuk- nepuk pelan punggung Se Ri untuk menghiburnya.
“Ini lebih
baik. Hening. Dan hangat. Entah kenapa… ini meredakan amarahku,” kata Se Ri.
“Tapi aku
kesal. Aku sangat kesal sampai hampir lupa dengan situasiku sendiri,” balas
Jung Hyuk.
Lalu Jung Hyuk melepaskan pelukan nya dan
menatap Se Ri. “Tapi… jangan lupa bahwa orang yang tidak boleh kamu lupakan
dalam hidup seharusnya orang yang kamu suka. Jika mengingat orang yang kamu
benci, hatimu hanya akan terluka. Kamu hanya akan merugi. Aku tahu kamu sangat
benci kalah dari orang lain,” jelas nya, mengingatkan Se Ri.
“Benar. Aku
pebisnis. Aku paling benci kalah.”
“Hanya ingat
orang yang kamu suka di hatimu. Dengan begitu, kamu bisa makan dan tidur dengan
tenang.”
Se Ri diam.
Lalu dengan sedih dia bertanya, “Walaupun orang itu... tidak ada di sisiku?”
tanyanya. Dan Jung Hyuk mengiyakan sambil memegang erat kedua tangan Se Ri.
“Kamu benar. Kita harus makan dan tidur
dengan baik agar tetap sehat. Kita harus tetap sehat untuk mengalahkan yang
lain. Saat kupikirkan lagi, itu lebih menguntungkan,” kata Se Ri dengan patuh.
“Memang
menguntungkan,” balas Jung Hyuk, setuju.
Kelima tim
Jung Hyuk duduk bersama diatas bukit sambil menatap lampu- lampu malam di
perkotaan Selatan yang belum padam. Beda seperti saat di Utara, biasanya kalau
malam, semua lampu di sana sudah akan dimatikan.
“Dari semua
tempat itu, aku lebih penasaran di mana kita akan menginap malam ini,” kata
Sersan Pyo. Kemudian semuanya menatap ke arah Man Bok yang duduk di tengah.
Disauna.
Kelima tim Jung Hyuk merasa sangat nyaman, senang, dan puas. Sebab hanya dengan
membayar 12.000 won per orang, mereka bisa tinggal di tempat yang hangat dan
bahkan mendapatkan makanan serta minuman gratis juga.
Tapi saat
akan pergi, mereka semua terkejut. Sebab biaya mereka bertambah 137.000 won.
Itu adalah biaya gosok badan.
“Siapa yang
menggosok badan?” tanya Man Bok dengan kesal. Dan lalu mereka semua memandang
ke arah Sersan Pyo yang berdiri kaku.
Man Bok
memegang wajah Sersan Pyo untuk memastikan. Dan Sersan Pyo tersenyum kaku. Lalu
terdengarlah suara burung gagak. Kwak…
kwak… kwak…
Tags:
Crash Landing On You