Network : tvN Netflix
Wol Suk, Ok
Geum, Myeong Sun, dan Young Ae. Mereka berempat berdandan sangat cantik dan
pergi ke tempat peramal. Wol Suk menjelaskan bahwa peramal ini sangat bagus
karena selama 5 tahun ini, peramal itu meramalkan kalau suami nya akan gagal di
promosikan, dan semua itu benar.
Ditempat
peramal. Wol Suk, Myeong Sun, dan Young Ae. Mereka bertiga masuk duluan untuk
diramal. Sementara Ok Geum berjaga diluar untuk memastikan semuanya aman. Sebab
si peramal sangat takut akan tertangkap, karena dua temannya sudah ada yang
ditangkap.
“Tapi kamu
peramal andal, kenapa tidak bisa lihat masa depan sendiri?” tanya Myeong Sun,
heran. Dan Young Ae langsung menyenggol bahunya supaya diam.
“Dia
melayani hantu Korea Selatan. Jadi dia tidak pandai memprediksi berbagai hal
mengenai petugas kontrol dan penjara,” jelas Wol Suk. “Tapi mengenai uang,
anak-anak, promosi suami, dan kesehatan, dia sangat andal,” puji Wol Suk. Dan
si peramal merasa senang.
Proses
ramalan di mulai. Si peramal menggoyang- goyangkan lonceng yang tidak bersuara,
karena jika suara bel nya terdengar keluar, maka petugas bisa datang dan
menangkap nya. Dan semuanya pun mengiyakan. Lalu setelah ritual di mulai, si
peramal mulai bertingkah seperti kesurupan. “Kalian dalam masalah,” katanya
dengan logat selatan. Dan mereka terkejut.
“Suamimu
pergi ke tempat yang jauh,” kata si peramal. Dan mereka bertiga kaget, karena
itu benar, suami Myeong Sun, yaitu Man Bok, dia benar sedang pergi ke pyongyang
selama sebulan untuk menjalankan misi. “Dia bukan di Pyongyang. Dia pergi lebih
jauh,” jelas si peramal dengan yakin. Lalu dia bersikap seperti anak kecil yang
kaget. “Kurasa dia tidak akan kembali.”
Mendengar
itu, mereka bertiga merasa kaget. Apalagi Myeong Sun. “Apa maksudmu? Kenapa dia
tidak akan kembali?” tanya Young Ae dengan heran.
“Kamu
sendiri punya masalah,” kata si peramal kepada Young Ae. “Akan ada pertumpahan
darah di desa ini,” jelas nya.
“Aku takut. Aku mau manisan,” kata si peramal sambil
merengek seperti anak kecil. Dan Wol Suk pun segera memberikan manisan di meja
padanya.
Setiap orang
yang berhubungan dengan Cheol Gang di tangkap. Salah satu nya adalah Kolonel
Senior, yaitu suami Young Ae. Teman Cheol Gang di pyongyang. Letnan yang
membebaskan Cheol Gang saat dipenjara. Mereka semua di tangkap.
Cheon membangunkan
Seung Jun yang masih tidur dengan nyenyak. Dia menyuruh Seung Jun untuk segera
berkemas dan pergi. Sebab Cheol Gang yang menyokong mereka sudah tertangkap.
Termasuk bisnis penjagaan mereka. Lalu sekarang Cheol Gang menghilang saat akan
dibawa ke penjara, tidak di ketahui apakah dia masih hidup atau tidak, karena
itu semua nya di tangkap. Dan Cheon yakin kalau mereka akan mati jika
tertangkap.
Mendengar
itu, Seung Jun merasa panik dan bingung. “Apa yang sebenarnya terjadi?” tanyanya.
“Ini karena
Ri Jung Hyuk. Jika kamu tidak membantunya, Cho Cheol Gang tidak akan
tertangkap,” keluh Cheon, menjelaskan.
“Kamu
menyalahkanku lagi? Ini salahku?” protes Seung Jun. Tapi kemudian dia melunak.
“Ini salahku. Kamu tidak akan meninggalkanku, 'kan? Hei, Kak. Jangan tinggalkan
aku,” pintanya.
“Cepat kemas
barangmu!” bentak Cheon.
Tepat
didepan lift. Petugas datang dan menahan Cheon. Tapi sebelum mereka menangkap
Cheon dan membawanya, Cheon secara diam- diam melemparkan pasport kepada Seung Jun
yang bersembunyi dibelakang nya. Lalu dia memberikan tanda supaya Seung Jun
cepat pergi.
Seung Jun
memungut pasport yang di lemparkan padanya itu. Dan pergi melalu arah lain.
Ayah Jung
membaca surat yang di tinggalkan oleh Jung Hyuk sebelum pergi ke Selatan.
Ayah. Maafkan aku terpaksa memberi tahu Ayah
seperti ini.
Cho Cheol Gang, pria yang menghilang saat
kecelakaan itu, dialah yang membunuh kakakku. Dia juga mengincar wanita yang
kucintai. Setelah kami punya bukti bahwa dia kabur ke Selatan, aku tidak bisa
tinggal diam. Aku tidak bisa membiarkannya melukai orang lain yang paling
kucintai.
Jika terjadi lagi, aku tidak bisa memaafkan
diriku seumur hidup. Tersisa satu bulan lagi sampai pergantian kompi. Aku janji
akan kembali sebelum itu. Jangan khawatir.
Setelah
membaca surat tersebut, Ayah Jung langsung membakar nya sampai menjadi abu.
Ibu Jung
dengan cemas menanyakan kepada Ayah, apakah sudah ada kabar dari Jung Hyuk. Dan
Ayah menghela nafas capek, dia menjelaskan bahwa tidak mudah untuk menemukan
atau menghubungi Jung Hyuk. Kemudian dia mulai mengumpat Jung Hyuk karena
membuat keluarga mereka berada di situasi berbahaya sekarang. Sebab jika Jung
Hyuk sampai ketahuan, maka keluarga ini akan habis.
“Kamu hanya
peduli soal itu?!” bentak Ibu Jung, emosi. “Setelah semua air mata itu, reputasimu
lebih penting dari anakmu? Jangan biarkan jabatanmu membuatku kehilangan putra
lagi. Jika tidak, aku akan langsung bunuh diri. Pertahankanlah jabatan tinggi
itu sendiri sampai mati,” ancam nya. Lalu dia mulai menangisi Jung Hyuk.
Se Ri
menukar password rumah nya dengan yang baru. Bahkan dia menambahkan sidik jari
juga untuk membuka nya. Dan saat dia melakukan itu, dia meminta kepada petugas
keamanan untuk menambah kan sidik jari Jung Hyuk juga.
“Aku? Tapi
aku akan pergi,” kata Jung Hyuk, bingung.
“Lakukan
saja.”
Ditempat
parkir. Se Ri menjelaskan bahwa dia mengerti kalau Jung Hyuk akan pergi, tapi
saat disini, Jung Hyuk harus selalu berada di dekatnya. Lalu dia menawarkan
Jung Hyuk untuk berganti pakaian dengan yang baru. Dan Jung Hyuk menolak, sebab
dia merasa itu tidak perlu. Tapi Se Ri memaksa.
Sebelum
masuk ke dalam mobil. Jung Hyuk mengetuk mobil sebentar, karena dia musim
dingin, biasanya akan ada hewan liar yang masuk ke dalam mesing untuk
berlindung dari cuaca dingin. Dan Se Ri tertawa, sebab mereka sedang ada di
tempat parkir basemen, jadi tidak mungkin ada hewan liar. Tepat disaat dia
mengatakan itu, seekor kucing keluar dari dalam mobilnya. Dan mereka berdua
terkejut.
“Kenapa
terkejut, padahal kamu yang mengetuk?” tanya Se Ri sambil tertawa.
“Aku tidak
menduga akan ada,” balas Jung Hyuk sambil tertawa juga.
“Syukurlah
kau melakukannya. Mulai sekarang, aku akan mengetuk mobil di musim dingin … “
kata Se Ri sambil mengetuk mobilnya dengan pelan. Tapi kemudian dia berhenti
dan Jung Hyuk merasa bingung ada apa. “Aku harus bagaimana? Kamu akan pergi, tapi
aku akan ditinggal sendirian, dan mengetuk di musim dingin. Saat mengetuknya, aku
akan mengingatmu karena kamu mengajariku. Saat kamu tinggal di sini, sebaiknya
jangan lakukan apa pun. Jangan buat aku teringat kepadamu,” keluh Se Ri dengan
sedih.
“Aku akan
berusaha tidak melakukan apa pun,” janji Jung Hyuk, mengerti.
Se Ri
membawa Jung Hyuk ke depatermen store. Dia menyuruh Jung Hyuk untuk mencoba
beberapa baju. Dan Jung Hyuk pun mencobanya. Melihat betapa keren nya Jung Hyuk
memakai baju pilihannya, Se Ri merasa sangat terpesona. Tapi kemudian pelayan
toko malah dengan genit mendekati Jung Hyuk dan memuji- mujinya. Sehingga Se Ri
pun merasa cemburu dan tidak jadi menjadi membeli baju yang itu.
Se Ri
memberikan baju lain kepada Jung Hyuk dan menyuruhnya untuk mencoba. Dan
seperti sebelum nya, Se Ri terpesona lagi oleh Jung Hyuk. Tapi pelayan toko
merusak suasana hatinya lagi. Dengan posesif Se Ri menghalangi pelayan toko
dari Jung Hyuk. “Tidak begitu bagus dari belakang,” komentar nya. Kemudian dia
menyuruh Jung Hyuk mencoba setelan yang lain. Dan Jung Hyuk merasa sangat
capek, tapi dia tetap melakukannya juga.
Saat Jung
Hyuk sedang berganti pakaian. Pelayan toko mendekati Se Ri dan memuji betapa
keren nya suami Se Ri. Mendengar kata suami, Se Ri merasa sangat senang, dan
menjawab dengan malu- malu kalau Jung Hyuk bukanlah suami nya.
“Jadi, dia
masih jadi pacarmu,” tebak si pelayan toko. Dan Se Ri tidak menyangkal. “Aku cemburu
sekali. Dia tadi menatapmu dengan tatapan manis. Dia tampak sangat manis.”
“Itu… Dia bukan pria yang semanis itu,” balas Se Ri
dengan malu- malu. Lalu dia pun memutuskan untuk membeli semua pakaian yang
telah Jung Hyuk coba sebelumnya. Dan beberapa kemeja juga.
Saat Se Ri
akan membayari pakaiannya, Jung Hyuk merasa terkejut dan meminta Se Ri untuk
jangan membeli terlalu banyak. “Sudah kubilang, aku burung layang-layang. Bukan
sekadar burung. Aku burung yang mewah. Kamu petani beruntung yang menolong nyawanya.
Mari mulai membuka hadiahmu dengan kartu hitam ini,” kata Se Ri dengan bangga.
Lalu dia memberikan kartu nya kepada pelayan toko.
Se Ri
membelikan banyak sekali pakaian untuk Jung Hyuk. Dan dia berjalan dengan
bangga di sebelah Jung Hyuk sambil tersenyum senang.
Jung Hyuk
membuka kan pintu mal kaca untuk Se Ri lewat. Lalu dia ingin menutupnya, tapi
saat dia melihat sepasang pasangan tua ingin keluar juga, dia pun menahan kan
pintu untuk mereka. Lalu dia melihat seorang Ibu dengan bayi, dan dia menahan
kan pintu untuk nya juga. Begitulah seterusnya. Para wanita muda yang melihat
itu dari jauh, mereka merasa sangat terpesona kepada ke tampanan Jung Hyuk dan
memotret nya.
Se Ri tidak
sadar kalau Jung Hyuk tidak ada di belakangnya. Setelah dia berbicara panjang
lebar dan tidak ada yang menanggapi, barulah dia sadar kalau Jung Hyuk masih
berdiri di dekat pintu mall. Dan dia pun langsung menghampirinya.
“Kamu sedang
apa?” tanya Se Ri dengan bingung. “Ayo.”
“Tunggu
sampai bayi itu keluar,” balas Jung Hyuk. Setelah itu barulah dia mengikuti Se
Ri.
Dikantor. Se
Ri memperkenalkan Jung Hyuk sebagai pengawal pribadi nya kepada Chang Sik dan
manajer pembelian. Dan mereka berdua merasa bingung, sebab setahu mereka, Se Ri
tidak suka pengawal. Dan Se Ri beralasan bahwa ini hanya untuk sementara.
“Kamu
mempekerjakan pengawal pribadi, berarti dimulai lagi?” tanya Chang Sik, penuh
arti. Dan Se Ri tidak mengerti. “Kencan. Memberi tahu kami lebih awal akan
membantu persiapan kami.”
“Dia atlet
atau selebritas? Berikan kami gambarannya,” tanya manajer pembelian juga.
“Aku tidak
paham apa maksud kalian,” kata Se Ri dengan cepat. “Sampai bertemu lagi di
rapat. Ayo, Hyuk,” katanya sambil mengajak Jung Hyuk untuk mengikutinya.
Didalam
lift. Dengan gugup, Se Ri mencoba untuk menjelaskan kejadian tadi kepada Jung
Hyuk. Dan Jung Hyuk langsung membalas bahwa dia tidak bertanya. Tapi Se Ri
tetap ingin menjelaskan, hidupnya membosankan, dia tidak pernah makan bersama
dengan keuarga, dan tidak punya teman untuk mengobrol, itulah sebabnya dia
mulai sering dekat dengan pria.
“Baiklah,”
kata Jung Hyuk, mengerti.
“Tapi … Aku
tidak akan bisa melakukan itu lagi. Aku sudah jadi pemilih. Karena dirimu,”
kata Se Ri sambil tersenyum. Lalu dia keluar dari lift. Dan Jung Hyuk tersenyum
juga.
Kelima anggota
tim Jung Hyuk terpana di depan gedung perusahaan Se Ri. Mereka sering mendengar
Se Ri membanggakan kekayaan kepada mereka, tapi mereka tidak menyangka kalau Se
Ri akan benar- benar sekaya itu.
“Mari kita
masuk dahulu. Orang yang paling mirip orang Selatan harus masuk dahulu,” kata
Man Bok. Dan dengan percaya diri, Sersan Pyo melangkah maju. Tapi sayangnya,
dia harus melangkah mundur lagi, karena Man Bok memilih Letnan Park.
Saat masuk
ke dalam gedung, kelima anggota tim Jung Hyuk dilarang untuk masuk. Karena
mereka belum memiliki janji temu dengan Se Ri. Lalu petugas keamanan memanggil
rekannya yang lain untuk memeriksa identitas kelima anggota tim Jung Hyuk,
sebab dia mengira mereka berlima datang untuk wawancara kerja. Dan mendengar
itu, kelima anggota tim Jung Hyuk merasa takut.
“Dengarlah. Kita
bisa datang lain kali, 'kan? Adikku,” kata Sersan Pyo dengan logat Selatan. Dan
mereka berempat langsung mengiyakan, lalu pergi darisana.
Saat keluar
dari gedung, kelima anggota tim Jung Hyuk berjalan cepat dengan perasaan lega.
Man Bok memuji betapa hebatnya Sersan Pyo dalam berbicara menggunakan logat
Selatan. Dan Sersan Pyo merasa sangat bangga sambil tertawa.
Dicafe. Tiga
orang teman Seo Dan menggosipi tentang kabar pernikahan Seo Dan yang kabarnya
ditunda lagi. Mereka tertawa senang karena itu artinya Seo Dan di campak kan
oleh Jung Hyuk. Tepat disaat itu, Seo Dan datang dan berjalan mendekati mereka
dengan mengenakan pakaian yang mewah serta berjalan dengan penuh percaya diri.
Sehingga itu membuat mereka bertiga langsung terdiam.
Anjing dari
salah seorang teman Seo Dan menggonggong keras kepada Seo Dan. Dengan tajam,
Seo Dan menatap anjing tersebut. Dan melihat itu, si anjing kecil merasa
ketakutan dan langsung kencing di tubuh teman Seo Dan. Tanpa memperdulikan
kepanikan temannya tersebut, Seo Dan menaruh tas kecil miliknya di atas meja
dengan keras.
“Apa kabar
kalian?” tanya Seo Dan, menyapa mereka bertiga.
Ketiga orang teman Seo Dan. Mereka berbicara dengan sikap seolah peduli kepada Seo Dan, tapi sebenar nya mereka menghina nya.
“Dan. Tidak
perlu jaga harga dirimu di hadapan kami. Ceritakan saja. Pertunangan itu bisa
dibilang dibatalkan, 'kan? Ri Jung Hyuk dari keluarga berkuasa, tapi apa
artinya? Saat semua teman sekelas kita sudah menikah, kamu habiskan waktumu
menunggu pria itu, dan melewati usia layak dinikahi. Tentu saja, pernikahan
bukan masalah. Di rumah, ada suamiku yang mencintai dan peduli terhadapku
hingga aku muak akan itu,” kata seorang teman Seo Dan dengan bangga. Dan dua
lainnya setuju.
Tapi mendengar sindiran tersebut, Seo Dan hanya diam saja. Dan membiarkan temannya tersebut untuk selesai berbicara. “Jin Sook,” panggilnya, saat temannya ini sudah selesai berbicara. “Seong Deok baik-baik saja?” tanyanya.
“Dia
baik-baik saja,” jawab Jin Sook dengan sangat bangga.
“Bagus. Dia
pernah bilang tidak bisa hidup tanpaku, dan mati jika aku tidak menikahinya. Aku
khawatir dia akan sungguh mati. Untungnya, kamu menerimanya, dan dia baik-baik
saja. Aku sungguh lega,” kata Seo Dan dengan ekpresi perhatian. Dan dua lainnya
tertawa. Sementara Jin Sook yang barusan menyindir, dia merasa sangat
kepanasan.
Seung Jun menghubungi seorang kamerad kenalannya dan menjelaskan tentang situasinya. Dia meminta untuk diizinkan menginap di tempatnya. Tapi sebelum dia selesai berbicara, kamerad mematikan telpon nya. Dan Seung Jun merasa sangat stress.
Lalu tiba-
tiba sebuah telpon masuk. Dan Seung Jun pun langsung mengangkatnya. “Halo?”
“Aku harus pergi,” kata Seo Dan, pamit. Lalu dia pun berjalan pergi sambil tersenyum percaya diri dan bangga.
Saat Seo Dan telah pergi. Jin Sook mengatai betapa angkuhnya sikap Seo Dan seperti biasa. Lalu dia menghina betapa menyedihkan nya Seo Dan, sebab mereka masing- masing akan di jemput oleh suami, tapi Seo Dan pulang sendirian.
“Hei,
mungkin tidak begitu,” kata seorang teman sambil menatap keluar jendela. Dan
Jin Soo serta teman satu lagi, mereka langsung ikut melihat keluar jendela.
Seung Jun mempayungin Seo Dan sampai masuk ke dalam mobil. Lalu dia mengedipkan mata nya kepada ketiga teman Seo Dan. Melihat itu, mereka beritga langsung sibuk untuk menyebarkan berita.
Seo Dan duduk di dalam mobil dengan ekspresi cemberut. Melihat itu, Seung Jun sadar kalau tampak nya dia baru saja menolong Seo Dan tadi. Dan dengan sinis, Seo Dan menyuruhnya untuk jangan membual. Lalu dia meminta manisan coklat atau semacamnya. Dan Seung Jun menjawab tidak punya.
Dengan
tajam, Seo Dan langsung memandangi Seung Jun. Dan tepat disaat itu, petir
berbunyi. Dengan ngeri, Seung Jun pun langsung mengarah ke warung terdekat
untuk membelinya.
Chang Sik memanggil Jung Hyuk untuk ikut dengannya. Dan Jung Hyuk pun mengikutinya. Tepat disaat itu, petugas keamanan lewat di belakang Jung Hyuk. Salah satu dari mereka adalah Cheol Gang.
Chang Sik mengajak Jung Hyuk untuk makan bersama, karena setelah ini akan ada rapat sampai tengah malam. Dan Jung Hyuk langsung membalas bahwa dia akan makan malam bersama dengan Se Ri nanti nya. Tapi Chang Sik tidak percaya.
“Dia tidak
pernah makan dengan orang lain,” kata manajer pembelian, menjelaskan. “Tampaknya
dia belum tahu peraturannya,” keluh nya pada Chang Sik. Karena Jung Hyuk tampak
kebingungan.
“Bu Yoon
selalu makan sendiri. Dia tidak suka ditemani, atau siapa pun mengajak bicara,”
jelas Chang Sik pada Jung Hyuk.
“Dia juga tidak
suka warna itu. Dia membencinya,” jelas manajer pembelian.
“Dia
menyukainya,” balas Jung Hyuk dengan yakin. Karena Se Ri yang memilihkan ini.
“Tidak, dia
tidak suka. Kau tidak tahu apa pun soal dia,” keluh Chang Sik.
“Kurasa aku tahu
sesuatu mengenainya,” balas Jung Hyuk.
Chang Sik tidak mempercayai perkataan Jung Hyuk. Dia menjelaskan bahwa Se Ri itu sangat sensitif seperti kucing. Se Ri hanya makan telur yang di rebus 8 menit 27 detik. Lebih 3 detik saja, Se Ri akan tahu dan tidak memakannya. Mendengar itu, Jung Hyuk mengingat saat Se Ri memakan telur rebus dengan sangat lahap di dalam kereta.
“Kamu harus
mempelajari seleranya agar bisa bertahan lebih lama. Ini saran dari seniormu,
ingat baik-baik,” kata manajer pembelian dengan perhatian pada Jung Hyuk.
Dalam perjalanan pulang. Jung Hyuk memikirkan perkataan manajer pembelian dan Chang Sik. Dia menjadi ragu kalau dirinya tahu banyak tentang Se Ri.
“Tidak ada
yang lebih tahu seleraku selain dirimu,” kata Se Ri dengan yakin.
“Seperti apa
selera mu?” tanya Jung Hyuk, penasaran.
“Seperti mu.
Sudah kubilang saat awal kita bertemu. Wajahmu tipe kesukaanku,” jawab Se Ri
sambil tersenyum menggoda. Dan Jung Hyuk tersenyum malu- malu.
Seo Dan membawa Seung Jun ke apatermen nya. Apatermen yang awalnya direncanakan untuk menjadi rumah pengantinnya. “Aku tidak tahu pria pertama yang akan memasukinya adalah dirimu,” kata Seo Dan dengan sarkatis.
“Benar. Aku
juga tidak menduganya,” balas Seung Jun, setuju.
Seo Dan mengizinkan Seung Jun untuk tinggal sementara di tempatnya. Tapi dia tidak mau membiarkan Seung Jun untuk tinggal lama di tempatnya. Dan Seung Jun mengiyakan. Dia beralasan bahwa seharusnya dia ikut penerbangan hari ini, tapi karena ada sesuatu, maka dia pun harus tinggal selama beberapa hari lagi.
“Jangan
tinggalkan jejak di sini. Kamu hanya boleh bernapas di sini,” tegas Seo Dan.
Dan Seung Jun mengiyakan. Lalu duduk dengan santai di sofa.
“Aku akan
pergi. Aku bawa mobilnya. Matikan lampunya sepuluh menit lagi. Mungkin akan ada
pemeriksaan acak,” kata Seo Dan, mengingatkan.
“Kamu pergi
begitu saja? Kamu tidak lapar?” tanya Seung Jun sambil menunjukkan semua mi
instant di dalam koper nya. “Mau makan mi instan?”
Seung Jun dan Seo Dan makan mie bersama di temani satu lilin untuk menyinari mereka. Seperti biasa, Seung Jun berbicara dengan cerewet. Dia memberitahu Seo Dan kalau ini adalah kali pertamanya makan mie berduaan dengan seorang wanita. Lalu dia menjelaskan kalau mi instant ini memiliki banyak implikasi sosial, seperti misal nya jika ada pria yang bertanya ‘Kamu mau makan mi instan?’ , maka wanita harus menjawab ‘tidak’ dengan wajah datar. Sebab ini bukan kata yang di katakan kepada semua orang di Selatan.
“Kenapa aku
harus menolak? Aku suka,” kata Seo Dan, tidak mengerti. Dan Seung Jun langsung
terdiam dengan wajah kaget.
“Mi instan? Atau prianya? Ataukah… aku?” tanya Seung Jun dengan gugup. Dan Seo Dan hanya diam saja sambil tersenyum.
Sepanjang malam, Seung Jun sama sekali tidak bisa tidur dan terus memandangi hp nya. Tanpa terasa matahari sudah bersinar sangat terang. Pertanda sudah pagi.
“Jangan
penasaran. Maksudku, ini bukan masalah besar. Ini karena aku tidak makan dengan
baik,” kata Seung Jun didepan cermin. Dia berusaha untuk mensusgeti dirinya
sendiri.
Tepat disaat itu, hp Seung Jun didalam kamar berbunyi. Dan mendengar itu, Seung Jun langsung berlari keluar dari dalam kamar mandi dan mengangkat hp nya.
Seo Dan duduk
dengan tenang sambil menikmati tehnya. Dia menanyakan, kenapa Seung Jun
menghubungi nya semalam. Dan Seung Jun bersikap jaim dengan mengatakan kalau
dia tidak sengaja tertekan nomor Seo Dan. Mendengar itu, Seo Dan pun ingin
mematikan telpon nya.
“Tunggu!” teriak Seung Jun dengan cepat. “Kamu ada kegiatan apa hari ini? Maksudku… aku harus apa hari ini?” tanyanya seperti orang linglung.
“Kenapa
bertanya kepadaku?” balas Seo Dan.
“Entah harus
tanya siapa. Aku tidak kenal siapa pun di sini. Ada beberapa hal yang ingin
kutanyakan. Boleh ke rumahmu?” tanya Seung Jun. Tapi kemudian dia teringat sesuatu.
“Tapi agak jauh. Aku tidak punya mobil. Kamu bawa mobilnya.”
“Lalu?”
“Bagaimana
kalau kamu kemari?” pinta Seung Jun. Dan Seo Dan langsung mematikan telpon.
Seung Jun mulai berpikir keras dan merasa stress lagi. “Dia menutupnya? Tidak, dia tidak bilang ‘akan kututup’. Koneksi nya terputus? Apakah sinyalnya lemah di sini? Apa yang terjadi? Ada apa dengan diriku?” gumam Seung Jun, bingung.
Myeong Eun
menunjukkan gosip tentang Seo Dan dengan Seung Jun yang sudah tersebar. Dia memukuli
dan menyalahkan Myeong Seok karena sudah tidak menjaga Seo Dan dengan baik. Dan
Myeong Seok yang tidak tahu apapun hanya membiarkan dirinya di pukuli.
Myeong Eun dan Myeong Seok masuk ke dalam kamar Seo Dan. Myeong Eun ingin membahas tentang Seung Jun, tapi tidak berani bertanya, jadi dia menyuruh Myeong Seok yang bertanya.
“Ah. Kamu
ingat pria yang paman lihat di hotel? Kamerad Alberto,” kata Myeong Seok dengan
gugup. Dan dengan tenang, Seo Dan menanyakan ada apa. “Begini … Ibumu bilang
dia mendengar gosip di rapat pagi hari ini,” jelas nya. Lalu dia menyenggol
Myeong Eun. “Kakak yang bilang setelah ini,” bisik nya. Dan Myeong Eun langsung
memarahinya dengan pelan.
“Ibu dengar kamu ingin bertemu teman-temanmu kemarin dan ada pria yang menjemputmu dengan mobil. Pria yang pamanmu lihat itu, apakah dia Kamerad Al?” tanya Myeong Eun.
“Ibu,” sela
Seo Dan. “Aku harus pergi,” jelas nya. Lalu dia pergi.
Saat Seo Dan pergi, Myeong Eun menepuk tangan dengan keras, karena akhirnya dia mengerti. Dengan polos Myeong Seok bertanya, “Apa? Perselingkuhan?” tanyanya.
“Bukan,
cinta. Lagi pula, Dan belum menikah dengan Ri Jung Hyuk. Perselingkuhan apanya.
Jika hatinya dibawa pria itu, aku akan mendukungnya,” kata Myeong Eun dengan
yakin.
“Sejujurnya,
siapa peduli, selama Alberto bukan pencuri atau penipu,” balas Myeong Eun.
Seung Jun
duduk dengan lemas di tempat tidur. Ketika hp nya berbunyi, dia pun langsung
bangkit dan mengangkatnya. “Halo? … kamu sudah datang?” tanya nya sambil buru-
buru ke beranda.
“Ya. Aku akan
turun. Beri aku waktu sepuluh menit. Tidak, lima menit,” jawab Seung Jun dengan
gugup sambil tersenyum kecil.
“Kamu dapat
tiga menit.”
Tags:
Crash Landing On You