Sinopsis K-Drama : Itaewon Class Episode 08-2


Sinopsis K-Drama : Itaewon Class Episode 08-2
Images by : JTBC
SELURUH KARAKTER, TEMPAT, ORGANISASI, DAN KEJADIAN DALAM DRAMA INI ADALAH FIKSI

Esok hari,
Sae Ro Yi menemui dir. Kang. Dia memberitahu kalau Presdir Jang sudah membeli gedung mereka. Dir. Kang memberitahu kalau dia sudah tahu hal itu dari Ho Jin, jadi apa Sae Ro Yi ingin bertemu dengannya untuk meminjam uang?
“Bukan itu. Aku ingin menarik satu miliar won sahamku dari Jangga,” beritahu Sae Ro Yi.
“Maka kau takkan punya pengaruh di sana.”
“Maafkan aku.”
“Kau punya rencana berbeda dengan Ho-jin. Kukira kau akan relakan kedai itu dan menolongku. Kedaimu bukan waralaba dan bermerek, ia malah merugi. Buat apa kau sampai seperti ini?” tanya dir. Kang, heran.
“Karena kedai itu penting bagiku.”
“Dan kedai kecil itu sekarang diambil oleh Presdir Jang, 'kan?”
“Kedai itu menyangkut manusia yang bekerja denganku,” jawab Sae Ro Yi.
--

Yi Seo dan yang lain kembali bekerja. Seung Kwon merasa sedih karena Tony benar-benar tidak datang dan juga tidak mengangkat telepon. Seung Kwon merasa kalau Yi Seo seharusnya meminta maaf pada Tony. Tapi, Yi Seo malah bertanya, untuk apa? Seung Kwon kesal dan memilih untuk tidak bicara dengan Yi Seo.
Tidak lama, Soo Ah datang dengan membawa keranjang bir (dan berisi bir juga). Melihat kedatangan Soo Ah, Yi Seo langsung memasang wajah masam dan bersikap ketus. Dia kesal karena Soo Ah tetap datang walaupun dia sudah menunjukkan ketidaksukaannya waktu itu.
Kebetulan sekali, Sae Ro Yi tiba. Soo Ah langsung menyambutnya dan memberitahu kalau dia datang untuk mengembalikan bir.
Sae Ro Yi melihat sekitar dan kaget karena tidak ada pelanggan sama sekali. Seung Kwon memberitahu kalau tadi ada beberapa pelanggan, tapi sudah pergi. Yi Seo langsung memberitahu kalau Geun Soo ingin mengatakan sesuatu. Geun Soo sebenarnya belum siap.
--
Saat kedai sudah tutup, semua mulai berkumpul untuk mendengarkan apa yang Geun Soo ingin katakan. Soo Ah juga masih ada di sana. Geun Soo tampak sangat gugup dan ragu. Tapi, saat dia menatap Yi Seo, dia memberanikan diri dan memberitahu kalau dia ingin berhenti dari DanBam.

Mendengar itu, Seung Kwon langsung marah dan mau tahu alasan Geun Soo berhenti. Begitu juga dengan Sae Ro Yi. Geun Soo menjawab kalau mungkin itu yang terbaik bagi semuanya.
“Jika alasanmu untuk keluar adalah karena ayahmu atau kakakmu, apakah kau tak bisa tinggal? Aku menyukaimu. Kau seperti adikku,” pinta Sae Ro Yi.

Yi Seo langsung memotong begitu melihat Geun Soo menjadi ragu. Dia memberitahu kalau Geun Soo bilang akan bicara pada ayahnya jika berhenti dari sini. Semua langsung menatap ke arah Yi Seo. Yi Seo menjelaskan kalau itu di lakukan agar mereka tetap bisa berjualan di sini. Karena jika mereka sampai pindah, mereka tetap harus mengeluarkan lebih banyak biaya untuk membeli properti dll. Jadi, yang terbaik adalah tetap berjualan di sini. Dan masalah selesai jika Geun Soo keluar.

Sae Ro Yi bangkit dari kursinya dan menatap Yi Seo dengan tajam. Dia menanyakan pendapat Yi Seo. Yi Seo menjawab kalau dia tentu saja setuju.

Sae Ro Yi sangat marah. Dia langsung mencabut tag name Yi Seo dan membantingnya. Semua terdiam terkejut. Yi Seo lebih terkejut lagi. Matanya menjadi berkaca-kaca.
“Kau... tak berhak jadi manajer di sini,” ujar Sae Ro Yi marah dan juga terdengar sangat dingin.
Soo Ah terkejut, tapi Sae Ro Yi langsung berkata kalau ini adalah masalah mereka. Yang artinya, Soo Ah tidak perlu ikut campur.
“Simpati. Simpati lagi. Hanya karena... Hanya karena simpati! Sampai kapan kau bergerak karena itu?” marah Yi Seo, berteriak dan juga dengan mata berkaca-kaca. “Kau sibuk menolong semua orang di sekitar. Waralaba? Menjadi nomor satu di bisnis makanan? Bagaimana kau akan dapatkan itu? Bagaimana kau bisa melawan Jangga? Apa kau bisa melawan Jangga bila seperti ini? Kau tak ingin kehilangan siapa pun karena DanBam seperti sebuah keluarga? Coba lihat kenyataan yang ada! Kau hanya perlu memecat satu pekerja paruh waktu. Berapa ratus juta lagi kau harus rugi agar bisa sadar akan semua ini? Bisnis selalu soal profit...”
“Aku... Aku tak mau berbisnis seperti itu,” teriak Sae Ro Yi.
“Tolonglah, Bos...”
“Bila aku akan menjadi seperti dirinya, aku tak akan memulai ini,” teriak Sae Ro Yi lagi, mengingatkan visinya.
“Lihatlah yang kita hadapi saat ini. Kita akan diusir, 'kan?” ingati Yi Seo. “Aku hanya... tidak mau melihatmu rugi.”
“Memang kenapa jika kita terusir dan merugi ratusan juta? Perusahaan Jangga adalah musuhku. Wajar bila musuh menyerangku. Itu pasti terjadi. Tak masalah. Yang membuatku marah adalah kau yang kupikir ada di pihakku.”
“Aku melakukan semua karenamu. Aku memikirkanmu...”
“Kenapa? Kenapa kau melakukan sesuatu untukku dengan memecat orang yang kupedulikan?” teriak Sae Ro Yi lagi. Teriakan kecewa. “Maaf. Maaf bila aku berteriak. Kuhirup udara segar dahulu,” sadar Sae Ro Yi.
“Aku paham maksudmu, tapi aku adalah manajer kedai ini,” ujar Yi Seo, menghentikan Sae Ro Yi untuk keluar. “Seidealis apa pun dirimu, pada akhirnya kita terusir dari sini. Kau juga tak bisa pastikan bahwa ini tak akan terjadi lagi. Aku mempertaruhkan hidupku untukmu. Kau harus bertanggung jawab. Berikan solusi yang realistis sekarang.”
Ucapan Yi Seo membuat Sae Ro Yi teringat pembicaraannya dengan dir. Kang tadi.
Flashback
Dir. Kang menyebut Sae Ro Yi sebagai orang yang idealis. Dia memperingati kalau Presdir Jang adalah orang yang selalu menepati ucapannya. Jadi, mau Sae Ro Yi pindah kemanapun, Presdir Jang pasti akan selalu membeli gedung kedai Sae Ro Yi. Ini akan terus terjadi, kecuali Sae Ro Yi punya solusi realistis.
“Itulah alasanku menarik investasiku. Karena aku ingin lindungi orang-orangku. Agar aku tidak goyah kembali karena Presdir Jang,” jawab Sae Ro Yi.
End
“Tidak ada solusinya, 'kan?” ujar Yi Seo, kesal.
“Aku akan membeli gedung,” beritahu Sae Ro Yi, membuat semuanya terkejut.
“Apa maksudmu?”
“Solusi realistis,” jawab Sae Ro Yi dan pergi keluar.

Yi Seo masih terperangah. Dia masih tidak percaya dan bergumam kalau Sae Ro Yi berbohong. Soo Ah masih ada di sana dan langsung berujar kalau Sae Ro Yi tidak pernah berbohong. Yi Seo sendiripun sadar akan hal tersebut.
Soo Ah mengajak Yi Seo untuk bicara dengannya.
Yang lain juga masih shock dengan yang terjadi, pertengkaran Yi Seo dan Sae Ro Yi.
--
Soo Ah membawa Yi Seo ke café untuk berbincang. Dia ingin membantu Yi Seo. Mengenai Sae Ro Yi. Dia tahu Yi Seo bekerja di DanBam karna menyukai Sae Ro Yi. dan Yi Seo juga sudah tahu masa lalu Sae Ro Yi. Sae Ro Yi berusaha keras dalam hidup untuk menjadi berbeda dengan Presdir Jang. Seperti yang Yi Seo ketahui, jalan itu sulit. Untuk dirinya serta untuk orang yang melihatnya. Tapi, Sae Ro Yi tidak berubah. Tidak ada yang bisa mengubahnya karena dia begitu kuat. Jadi, jika Yi Seo ingin di sisi Sae Ro Yi, jangan menyuruhnya untuk berubah dan harus berjalan bersamanya. Yi Seo harus memahaminya.
“Sepertinya kau sangat memahaminya,” sinis Yi Seo.
“Karena aku tak bisa melakukan itu, aku sekarang tidak berada di pihaknya. Aku pergi dahulu,” sudahi Soo Ah.
“Apa alasanmu mengatakan ini kepadaku?” tanya Yi Seo sebelum Soo Ah beranjak.
“Aku... Entahlah. Karena aku tak mau bekerja?”
“Apa kau menyerah dengan Bos?”
“Tidak. Karena aku percaya diri. Sudah kukatakan, 'kan? Saeroyi menyukaiku.”
“Aku... sangat membenci dirimu,” ujar Yi Seo.
“Ya. Aku juga tahu itu. Bersemangatlah, Gadis Manis,” balas Soo Ah.
Hubungan mereka cukup unik. Saling tidak menyukai, tapi juga mendukung.
--
Dalam perjalanan pulang, Yi Seo memikirkan perkataan Soo Ah. Dia mulai memikirkan kembali saat dia mulai menyukai Sae Ro Yi adalah benar seperti yang Soo Ah katakan. Karena Sae Ro Yi berbeda. Sae Ro Yi mempedulikan sekitarnya. Sangat aneh.
“Dia sangat aneh. Aneh, tapi aku menyukainya,” ujar Yi Seo, pada dirinya sendiri.
Dan kini, Yi Seo kembali berlari. Kencang. Dia sudah tahu harus bagaimana.
--

Yi Seo pergi menemui Geun Soo. Dia meminta maaf dan bersikap manis. Membuat Geun Soo tertawa. Geun Soo memberitahu kalau dia tidak marah.
“Tidak mungkin. Wajar kalau kau marah. Aku kejam. Padahal kita sudah lama berteman,,” sadar Yi Seo.
“Kau selalu kejam. Kau juga tak punya belas kasihan dan egois.”
“Kau sepertinya sangat tersinggung denganku.”
“Tapi aku menyukaimu yang seperti itu,” akui Geun Soo dan menatap Yi Seo, serius.
Yi Seo balas menatapnya, “Aku sepertinya ambigu waktu itu. Jadi, aku harus katakan lebih jelas lagi. Aku sangat mencintai Bos. Aku berusaha untuk berbaikan denganmu yang bermasalah pun karena aku ingin tetap di sisinya. Karena itu, aku mohon jangan ganggu kami,” jujur Yi Seo.
Usai mengatakan itu semua, Yi Seo langsung pergi. Perasaan Geun Soo jelas menjadi campur aduk. Dia menyukai Yi Seo tapi juga menyukai Sae Ro Yi yang seperti seorang abang baginya.
--

Esok hari,
Tony berada di kantor polisi untuk mencari informasi mengenai ayahnya. Tapi, polisi tidak bisa memberikan informasi apapun karena Tony tidak bisa menunjukan kartu keluarga atau akta kelahiran yang membuktikan kalau itu ayahnya. Tony hanya menunjukkan foto saat dia kecil berfoto dengan ayahnya. Dan foto itu tidak bisa menjadi bukti hubungan ayah dan anak.
--
Sae Ro Yi, Seung Kwon dan Hyun Yi melihat postingan SNS Yi Seo. Yi Seo memposting foto kelab malam waktu itu dengan caption : “Aku pergi ke kelab di Itaewon dengan karyawan DanBam tadi malam, tapi kami dilarang masuk karena salah satu karyawan kami, Toni, berasal dari Afrika. Kenapa masih ada rasisme di zaman sekarang?”
Dan postingan tersebut menjadi viral.
Yi Seo datang ke DanBam. Dia tampak baik-baik saja setelah pertengkaran kemarin. Saat Seung Kwon menanyakan apakah postingan itu di tulis oleh Yi Seo, Yi Seo membenarkan.
“Kau bilang bahwa mengganggu karyawanmu sama saja dengan mengganggumu sendiri. Aku sudah putuskan. Aku akan bunuh semua yang mengganggumu,” ujar Yi Seo pada Sae Ro Yi.
Seung Kwon sampai kagum dan memuji Yi Seo yang keren. Yi Seo melihat kalau Tony belum datang juga, jadi dia ingin menghubungi. Umur panjang, Tony datang. Itu karena dia melihat postingan Yi Seo.
Tony menegaskan kalau dia adalah orang Korea. Yi Seo menghela nafas dan kembali berkata kalau Tony tidak terlihat seperti orang Korea. Kenapa menyebut diri sendiri orang Korea?
“Ayahku orang Korea. Ayah datang ke Korea untuk bertemu Nenek dan aku ke Korea untuk mencari Ayah. Kalau aku menemukannya, aku bisa dapat kewarganegaraan di sini,” jelas Tony. “Aku adalah orang Korea.”
“Namun, kenyataannya kau masih belum menjadi warga negara Korea. Itu berarti kau bukan orang Korea,” balas Yi Seo. “Aku... akan bantu kau mencari ayahmu. Aku akan bantu dengan cara apa pun. Maaf... karena aku tak memihakmu.”
Semua terkejut dengan ucapan Yi Seo. Tony merasa sangat terharu hingga ingin menangis. Untuk menyembunyikan tangisannya, Tony pergi ke kamar mandi.
Yi Seo kemudian mengejek Sae Ro Yi yang kekanak-kanakan dengan mencoret-coret pintu kelab dengan cat piloks. Sae Ro Yi tampak malu karena mereka semua tahu hal itu.

Sae Ro Yi bangga dengan Yi Seo dan hendak mengelus kepalanya. Tapi, Yi Seo menghentikannya. Dia ingin tag name manager-nya di kembalikan. Dan ternyata, Sae Ro Yi menyimpan tag name tersebut di dalam kantongnya. Yi Seo senang dan tersentuh. Dia meminta Sae Ro Yi memasangkannya. Dan Sae Ro Yi melakukan sesuai keinginannya.
“Sulit menghadapi orang sepertimu, tapi aku akan berusaha untuk mengerti,” ujar Yi Seo.

“Terima kasih,” puji Sae Ro Yi dan mengelus kepala Yi Seo.
Dari jauh, Geun Soo memperhatikan hal tersebut dan tampak sedih.
--

Sekretaris Kim memberikan laporan-laporan kepada Presdir Jang. Saat itu, Geun Won juga ada di ruangan presdir. Sek. Kim memberitahu kalau sudah ada penyewa baru untuk DanBam. Geun Won senang mendengarnya karena sekarang DanBam sudah tidak punya pilihan selain keluar. Dia sangat bersemangat menyuruh ayahnya untuk menghancurkan saja mereka semua sekalian.
“Apa kau tahu mereka ke mana?” tanya Presdir Jang pada sek. Kim.
“Aku dengar... dia membeli gedung di Jalan Gyunglidan.”
Presdir Jang dan Geun Won terkejut mendengar itu.
--


DanBam pindah ke gedung baru. Kedai mereka menjadi lebih bagus dari sebelumnya. Mereka tampak senang dengan kedai mereka.

Tapi, kesenangan itu sedikit redup saat seorang nenek lewat dan memberitahu kalau setiap bisnis di jalan itu selalu tutup setiap tahunnya. Nenek itu bahkan memberikan kartu namanya, mana tahu Sae Ro Yi akan butuh setiap saat. Tertulis di kartu namanya kalau tersedia : Pinjaman harian.
--
Dir. Kang tidak fokus kerja karena mengingat ucapan Sae Ro Yi mengenai kedainya menyangkut orang yang bekerja dengannya. Sama seperti yang pernah manager Park (ayah Sae Ro Yi) ujarkan padanya dulu kalau perusahaan adalah mengenai manusia (episode 01).
“Putranya sama saja dengan ayahnya,” gumam Dir. Kang, tersenyum.
--
Presdir Jang juga tidak bisa tenang. Dia tidak menyangka kalau Sae Ro Yi akan menarik uang investasi dan membeli gedung. Dia tampaknya mulai was-was pada Sae Ro Yi.
--
Dir. Kang kembali menemui Sae Ro Yi. Sae Ro Yi meminta maaf karna sudah menarik uang investasi dan menganggu rencana dir. Kang.
“Sudah kukatakan, 'kan? Satu persen. Dua miliar won. Itu hanya angka. Misiku untukmu adalah membuat dia datang dan makan di kedaimu. Bukan uangnya. Apa kau masih ingin aku di sisimu?” tanya dir. Kang.
“Tentu saja.”
“Presdir Jang dan Jang Geun-won. Tujuanmu adalah membalas dendam kepada mereka, 'kan? Kita harus menyamakan tujuan untuk merencanakan sesuatu. Apa tujuanmu hanya membalas dendam?”
“Balas dendam. Ada apa setelah itu? Yang aku inginkan hanyalah kebebasan.”
“Kebebasan?”
“Agar tidak ada orang yang berani menggangguku dan orang-orangku, ucapan dan perbuatanku harus memiliki kekuatan. Aku tak mau goyah oleh siapa pun atau situasi apa pun. Aku ingin bisa membuat keputusan sendiri dalam hidup dan tak perlu membayar atas prinsipku.”
“Astaga. Seorang idealis sedang bermain kata,” ejek dir. Kang. “Aku suka itu. Mari kita dapatkan bersama kebebasan yang hebat itu.”
Sae Ro Yi sudah mendapatkan satu orang lagi yang berada di pihaknya.
--


Esok hari,
Geun Won ada di ruangan Presdir Jang. Dia juga merasa gelisah setelah tahu Sae Ro Yi membeli gedung. Presdir Jang tampaknya sudah mempunyai rencana lain, sampai dia berkata kalau semakin tua, dia menjadi semakin picik.
--
Soo Ah bertemu dengan Sae Ro Yi.
“Pemilik gedung? Pada akhirnya, kau tetap maju. Aku bahkan tak terkejut lagi,” ujar Soo Ah.
“Tunggu dan lihat saja hasilnya. Kabarnya bisnis di tempat itu selalu gagal.”
“Kau tak terlihat khawatir.”
“Itu... Karena ada mereka. Aku terus percaya mereka.”
“Aku sangat iri,” gumam Soo Ah.
“Apa? Kenapa kau iri?”
“Sepertinya kau sangat menyayangi mereka,” jawab Soo Ah. “Kau butuh dia, 'kan? Yi-seo, anak itu. Dalam perjalananmu menjadikanku pengangguran. Kau perlu dia, 'kan?”
Sae Ro Yi diam.
--


Sekr. Kim membawa seseorang ke ruangan Presdir Jang. Presdir sudah menunggunya dengan senyum puas. Geun Won tidak tahu siapa yang di tunggu, terkejut melihat siapa yang di bawa oleh sek. Kim.
--
“Aku tak bisa bayangkan DanBam tanpa Yi Seo,” jawab Sae Ro Yi, tersenyum.
--
Orang yang di bawa oleh sek. Kim adalah Jo Yi Seo!



4 Comments

Previous Post Next Post