Sinopsis K-Drama : Itaewon Class Episode 08-1


Sinopsis K-Drama : Itaewon Class Episode 08-1
Images by : JTBC
SELURUH KARAKTER, TEMPAT, ORGANISASI, DAN KEJADIAN DALAM DRAMA INI ADALAH FIKSI

Sae Ro Yi menelpon pemilik gedung baru DanBam, dan ternyata orang yang membeli gedung itu adalah Jang Da Hee (Presdir Jang). Mengetahui hal itu, ekspresi Sae Ro Yi berubah menjadi tegang.
“Apakah ini pukulan yang kau bicarakan waktu itu?” tanya Sae Ro Yi, dengan nada dingin.
Presdir Jang sok beralasan kalau dia membeli gedung itu karena gedung itu terletak di lokasi yang strategis dan memiliki nilai yang bisa naik pesat. Jadi, dia menganggap itu sebagai investasi yang baik dengan membeli gedung tersebut. Dan juga, dia mengejek bahwa serangan yang Sae Ro Yi katakan pada akhirnya menguntungkan Jangga.
“Datang ke Jangga besok,” perintah Presdir Jang dan menyudahi telepon.

Melihat ekspresi Sae Ro Yi, Yi Seo bisa menebak kalau yang membeli gedung ini adalah Jangga. Sae Ro Yi membenarkan. Seung Kwon jelas heran, untuk apa perusahaan Jangga membeli gedung ini?

Yi Seo sangat kesal dan marah. Dia melampiaskannya dengan memaki Soo Ah dan Geun Soo. Dia tahu kalau Jangga membeli gedung ini untuk menyingkirkan mereka! Dan dia sama sekali tidak mengerti, kenapa Soo Ah begitu muka tebal dan meminta es kemari. Dan juga, kenapa Jang Geun Soo bekerja di sini!
“HENTIKAN!” teriak Park Sae Ro Yi. “Hei. Aku akan marah bila kau bicara lagi,” peringati Sae Ro Yi pada Yi Seo.
Yi Seo benar-benar kesal di teriaki dan di marahi Yi Seo. Dia merebut baskom berisi es yang ada di tangan Soo Ah dan membuangnya keluar. Yi Seo bahkan membanting baskom itu dan menginjak-injak es tersebut dengan kesal. Dan kemudian, Yi Seo memilih pergi.

Suasana jelas jadi terasa canggung. Geun Soo memilih untuk mengejar Yi Seo. Sementara, Hyun Yi hendak mengambilkan es untuk Soo Ah lagi, tapi Soo Ah menolak. Sae Ro Yi merasa bersalah padanya dan meminta maaf. Soo Ah tidak marah hanya saja dia tidak menyangka kalau Sae Ro Yi dan Yi Seo begitu emosional dan dekat. Dan juga apa yang Yi Seo katakan tadi memang masuk akal. Dia tidak akan meminta es lagi kemari.
--
Soo Ah kembali ke Jangga dengan membawa sekantong es yang sudah di belinya di tempat lain. Geun Won ternyata ada di Jangga cabang Itaewon. Begitu melihat Soo Ah, dia langsung membantu membawakan kantong belanjaannya itu sambil berujar kalau harusnya Soo Ah menyuruh pekerja paruh waktu yang berbelanja.
Geun Won tampak jelas ingin mendekati Soo Ah, tapi Soo Ah menanggapinya dengan dingin. Geun Won tidak menyerah dan masih berusaha mengajak Soo Ah untuk menonton musikal akhir minggu ini karena dia punya satu tiket lebih.
“Kau suka padaku?” tanya Soo Ah, blak-blakan.
“Benar.”
“Aku benci padamu,” tegas Soo Ah.
“Kenapa? Apa karena Park Sae Ro Yi?” tanya Geun Won dengan nada kesal.
“Karena ahjussi (Pak Park –ayah Sae Ro Yi - ). Orang yang kau tabrak sampai mati. Ahjussi. Dia seperti ayah bagiku. Karena itu aku mohon, tak sudah mendekatiku.”
Geun Won terdiam. Raut wajahnya tampak sangat bersalah. Dia tidak menyangka kalau itu alasan Soo Ah begitu membencinya.
--
Esok hari,
Sae Ro Yi akhirnya pergi ke Jangga untuk menemui Presdir Jang. Begitu melihat Sae Ro Yi, Presdir Jang langsung menantang Sae Ro Yi untuk berdebat dengannya.

“Kau ingin kelola tempat itu langsung?” tanya Sae Ro Yi.
“Sebaiknya kau menjualnya segera untuk dapatnya preminya,” saran Presdir Jang.
“Apa kau begini karena preminya?”
“Premi itu... tidak buruk. Walau kau bicarakan Pasal Perlindungan Sewa, aku bisa lakukan apa pun yang aku mau dalam situasi ini. Menurutmu siapa yang menang di pengadilan? Lalu, bagaimana kedaimu selama sidang? Aku dengar kau ubah dinding yang ada sebelumnya. Apa aku bisa minta itu dikembalikan seperti semula? Namun, hal-hal itu... Aku tak tertarik,” tekan Presdir Jang.
“Jadi, apa yang kau mau?”
“Putraku, Geun-soo. Kenapa kau pekerjakan dia di sana?”
“Kami kekurangan pekerja.”
“Lepaskan dia,” perintah Presdir Jang.
Sae Ro Yi menolak karena semua adalah keputusan Geun Soo sendiri untuk pekerja dengannya. Mereka mulai saling sindir menyindir. Presdir Jang kemudian membahas mengenai Sae Ro Yi yang katanya adalah orang yang kuat. Dan karena itu, sambil mendidik putranya, dia juga akan mendidik Sae Ro Yi agar tahu arti menjadi kuat yang sebenarnya.
“Kau beli gedung untuk ajarkan aku tentang menjadi kuat?”
“Tidak hanya itu. Aku tahu kau keras kepala. Kau akan tetap buka kedaimu di tempat lain walau diusir. Bukankah begitu? Aku akan beli gedung itu juga. Aku akan beli semua gedung yang kau sewa untuk kedai,” peringati Presdir Jang.
“Apa itu kekuatan yang kau maksud?”
“Aku bisa buat semua hasil kerja kerasmu selama ini goyah seperti sekarang. Bukankah itu kekuatan?” balas Presdir Jang.
Dan karena itu, Presdir Jang jadi membahas pertemuan pertama mereka dulu. Saat itu, Sae Ro Yi begitu keras kepala dan tidak mau berlutut hingga di keluarkan dari sekolah. Bukankah hal itu sudah cukup? Apa untungnya dia merusak hidup Sae Ro Yi? Dan karena itu, dia menyuruh Sae Ro Yi untuk kembali ke saat itu dan memulai semuanya dari awal. Berlutut dan meminta maaf padanya! Jika Sae Ro Yi melakukannya, dia akan melupakan masa lalu dan tidak akan merebut apapun dari Sae Ro Yi.
“Kau kira uang yang aku mau? Bila kau berpikir picik seperti itu, hubungan kita ini lebih buruk. Yang aku mau bukanlah uang. Karena... akulah... musuhmu, Presdir Jang. Pada hari aku tak berlutut dan dikeluarkan sekolah, ayahku berkata bahwa dia bangga pada putranya. Dikeluarkan? Diusir? Kau… tak merebut apa pun dariku. Kekuatan yang aku pikirkan datang dari manusia. Kepercayaan dari orang-orang itu yang membuatku kuat. Geun-soo sepertinya berkata bahwa aku orang yang kuat. Aku senang mendengarnya. Kalau begitu, aku akan jadi lebih kuat lagi,” balas Sae Ro Yi, tanpa rasa takut sedikitpun
“Bila kau tak bisa berjualan, bukankah mereka juga akan hilang?”
“Mereka alasanku bisa terus berjualan.”
“Baiklah. Haruskah kita coba?” tantang Presdir Jang.
“Ayo kita lakukan,” setuju Sae Ro Yi. Dia menundukan kepala dengan sopan dan berbalik pergi.
“Ini kesempatan terakhirmu. Kau akan menyesal nanti,” peringati Presdir Jang, untuk terakhir kalinya.
“Kau ingin mengakhiri hubungan buruk ini? Ada satu cara untuk itu. Haruskah kuberi tahu padamu? Kau bisa tebus semua dosamu dan berlutut di hadapanku,” ujar Sae Ro Yi dan pergi kelaur dari ruangan Presdir Jang.
Sae Ro Yi berjalan begitu percaya diri meninggalkan gedung Jangga. Tapi, saat di pintu keluar, dia berpas-pasan dengan Soo Ah. Soo Ah jelas heran melihat kedatangannya. Dengan tersenyum, Sae Ro Yi memberitahu kalau dia datang menemui Presdir Jang dan juga, mereka harus segera pindah gedung. Soo Ah jelas merasa bersalah dan menanyakan apakah Sae Ro Yi baik-baik saja?
“Aku hanya kesal karena rencanaku menjadikanmu pengangguran butuh waktu lebih lama,” ujar Sae Ro Yi.
Perbincangan mereka terhenti karna salah satu kolega Soo Ah memanggilnya untuk membicarakan pekerjaan.
--

Ho Jin menemui dir. Kang untuk memberitahu mengenai presdir Jang yang membeli gedung DanBam. Dir. Kang benar-benar tidak menyangka akan hal itu. Dan bagaimana kalau Sae Ro Yi tidak bisa berjualan lagi?
“Pilihan terbaik adalah menerima premi sebelum kontrak selesai. Dengan karakter Saeroyi, aku yakin dia akan segera dapat tempat lain.”
“Bagaimana bila memintanya fokus dengan bisnisku? Bisnis kecil butuh waktu lama untuk tumbuh,” tanya Dir. Kang.
“Aku memang berencana bicarakan itu dengannya.”
“Apa dia baik-baik saja? Dia pasti sedih karena hal ini.”
“Dia bertarung melawan Presdir Jang. Walau hatinya merasa marah, tak usah khawatir. Aku kenal Saeroyi sepuluh tahun. Berbagai hal telah terjadi. Dia tak pernah terlihat sedih,” beritahu Ho Jin.
--
Geun Soo dalam perjalanan ke DanBam dan secara kebetulan, dia berpas-pasan dengan Yi Seo. Seperti biasa, dengan riang, Geun Soo memanggil namanya. Tapi, Yi Seo menanggapinya dengan dingin dan terang-terangan berkata kalau dia tidak ingin bicara dengan anggota keluarga Jang sementara ini.
Geun Soo tidak tahan lagi. Dia meminta Yi Seo memberitahunya, apa yang telah keluarganya lakukan pada Sae Ro Yi? Yi Seo bersedia memberitahu apa yang sudah keluarga Geun Soo lakukan pada Sae Ro Yi.
--

Yi Seo dan Geun Soo tiba bersama ke DanBam. Suasana sudah tidak secanggung kemarin. Yi Seo ingin tahu bagaimana mereka sekarang? Tapi, Sae Ro Yi mengajak untuk makan dulu.
--

Soo Ah menemui Presdir Jang. Dia membahas mengenai Presdir Jang yang membeli gedung DanBam dan ingin tahu alasannya. Presdir Jang kali ini bersikap dingin pada Soo Ah dan menekankan kalau perasaannya tidak terlalu baik sekarang, jadi bicaralah dengan hati-hati.
Soo Ah jujur memberitahu pendapatnya kalau Presdir Jang tidak seperti diri Presdir Jang biasanya. Dia sudah mengikuti Presdir Jang selama lebih dari 10 tahun, dan terkadang Presdir Jang mengambil keputusan yang melawan norma.
“Aku sudah bilang bahwa perasaanku tak enak. Apa kau sedang memarahiku karena mengusir mereka? Orang sepertimu?”
“Tapi sekalipun itu terlihat salah, semua keputusanmu sampai saat ini telah menguntungkan Jangga. Aku melihat pembelian gedung ini sangat emosional dan ini tidak...”
“Cukup,” teriak Presdir Jang. “Sudah cukup. Keluar,” perintahnya.
Soo Ah sedikit terkejut. Dia tidak membantah dan pergi keluar dari dalam ruangan presdir Jang.
Tapi, begitu sudah di luar, kaki Soo Ah menjadi lemas hingga dia bersandar pada dinding. Dia tampaknya takut melihat Presdir Jang yang berbeda dari biasanya.
Presdir Jang masih memikirkan pertemuannya dengan Sae Ro Yi. Dia sampai bertanya-tanya pada dirinya sendiri, apakah dia menganggap Sae Ro Yi sebagai musuh?
--
Sae Ro Yi membawa semua anggotanya makan bersama di sebuah restoran di Itaewon. Seung Kwon sibuk menceritakan mengenai pertemuan pertamanya dengan Sae Ro Yi dan merasa Sae Ro Yi begitu keren saat itu. Semua tampak santai.
Tapi, Sae Ro Yi bisa melihat ekpresi canggung Yi Seo dan Geun Soo. Apakah mereka berdua bertengkar? Yi Seo segera membantah hal tersebut.
Seung Kwon begitu santai dan tidak bisa membaca keadaan. Dia malah mengajak semuanya untuk lanjut berpesta di kelab. Tony sangat bersemangat mendengarnya. Hyun Yi tertawa mengejek Seung Kwon yang begitu senang ke kelab setelah pertama kali ke sana. Sae Ro Yi jujur memberitahu kalau dia belum pernah ke sana sekalipun.
Seung Kwon langsung bersemangat mengajari mengenai kelab. Wkwkwkw. Padahal yang di lakukan Seung Kwon hanyalah mengulang penjelesan Yi Seo mengenai kelab padanya saat itu.
--
Sae Ro Yi and the gang dalam perjalanan ke kelab. Sepanjang jalan, Seung Kwon begitu bersemangat mengajari Tony mengenai kelab.


Sae Ro Yi bisa melihat raut wajah Geun Soo yang berbeda dari biasa. Dia tahu kalau Geun Soo memiliki masalah walaupun Geun Soo berkata tidak. Karena itu, dia mengajak Geun Soo untuk bicara berdua dengannya sementara yang lain silahkan pergi duluan ke kelab. Yi Seo tampak ingin ikut dengan Sae Ro Yi, tapi Hyun Yi memberi tanda agar ikut dengan mereka saja.
--

Sae Ro Yi membawa Geun Soo ke taman untuk berbincang. Geun Soo jujur memberitahu kalau dia sudah mendengar mengenai apa yang keluarganya lakukan pada Sae Ro Yi. Dan kenapa Sae Ro Yi tidak memberitahunya?
“Itu masalahku dengan kakakmu dan ayahmu. Tak berhubungan denganmu,” jawab Sae Ro Yi.
“Aku sudah duga kau akan berpikir seperti itu. Karena itu mungkin prinsip hidupmu.”
“Apa alasanmu bekerja di DanBam?”
“Sudah kukatakan, 'kan? Aku ingin dapat uang jajan,” jawab Geun Soo.
“Sejujurnya, pada saat itu aku merasa kau ingin bersandar pada seseorang. Ini mungkin terdengar kelewatan dan mungkin terdengar lucu, tapi aku pikir DanBam dan diriku bisa menjadi tempat untukmu bersandar,” ujar Sae Ro Yi.
“Aku berterima kasih akan itu, tapi rasa simpati itu...” Geun Soo tampak berusaha menahan tangisnya.
“Bukan rasa simpati,” potong Sae Ro Yi. “Aku melihat diriku... dalam dirimu. Aku percaya kita bisa akur. Tapi aku tak memikirkan perasaanmu setelah kau tahu semuanya. Maafkan aku.”
“Tidak. Jangan begitu terhadapku. Jangan... meminta maaf kepadaku.  Aku memohon maaf sebesar-besarnya atas perlakuan keluargaku. Mereka pasti... akan dihukum,” ujarnya, benar-benar merasa bersalah atas apa yang telah keluarganya lakukan.


Geun Soo membungkukan kepalanya begitu dalam. Matanya merah karena berusaha keras untuk tidak menangis. Sae Ro Yi memeluk Geun Soo dengan lembut. Dan Geun Soo tidak bisa menahan tangisnya lagi.
--

Hyun Yi, Yi Seo, Seung Kwon dan Tony tiba di kelab. Sebelum masuk, mereka harus menjalani pemeriksaan security terlebih dahulu. Hyun Yi, Yi Seo dan Seung Kwon bisa masuk dengan mudah, tapi Tony tidak.
Security menggunakan bahasa Inggris menanyakan asal Tony. Tony sedikit bingung karena tidak mengerti bahasa Inggris. Untungnya, Yi Seo langsung bertanya, kenapa mereka menanyakan hal itu? Security menjelaskan kalau orang Afrika dan Timur Tengah dilarang masuk ke dalam kelab. Hyun Yi langsung ikut campur dengan kesal karena kelab itu bersikap rasis.
Tony ngotot kalau dia adalah orang Korea. Security tidak percaya dan meminta Tony menunjukkan passportnya. Tony tidak menunjukkannya dan tetap ngotot kalau dia adalah orang Korea karena ayahnya orang Korea. Security tidak mau ambil pusing segera menghubungi anggota lainnya kalau ada pengacau dan bawa dia keluar.
Seung Kwon kesal karena Tony di perlaukan seperti itu. Hyun Yi memperingati Seung Kwon untuk tidak emosi. Yi Seo juga langsung mengajak mereka keluar karena kelab ini tidak menerima orang Afrika. Tony tersinggung mendengarnya karena dia adalah orang Korea.
“Dari mana kau terlihat orang Korea? Kau berkulit hitam,” ujar Yi Seo, terlalu blak-blakan.
“Kau... Kau jahat!” marah Tony dan langsung lari keluar klub.

Pas sekali Sae Ro Yi baru saja tiba di kelab dan melihatnya lari keluar begitu saja. Dia jelas heran. Yi Seo memberitahu kalau Tony dilarang masuk ke dalam karena kelab ini tidak menerima orang Afrika. Ini peraturan kelab. Tapi, Tony terus ngotot kalau dia orang Korea. Dan kemudian marah karena dia tidak membelanya.
Seung Kwon juga marah mendengar ucapan Yi Seo yang menurutnya keterlaluan.
“Kau benar-benar menyebalkan dua hari ini,” kesal Sae Ro Yi.
Yi Seo tidak terima dan tetap ngotot karena Tony tidak terlihat seperti orang Korea. Hyun Yi yang paling berkepala dingin, langsung menegur mereka agar berhenti dan tidak ribut.
--


di Goshiwon Bogwang,
Geun Soo melihat foto-fotonya bersama para karyawan DanBam. Dia bingung dengan apa yang harus di lakukannya untuk membantu DanBam.
--


Esok hari,
Hyun Yi, Yi Seo dan Seung Kwon lewat di depan kelab kemari malam. Dan mereka melihat kalau pintu kelab sudah di corat coret dengan cat pilox bertuliskan : “Dasar Rasis. Mempermalukan negara. Menjijikan.”
Mereka bertiga sampai tercengang.
--

Sae Ro Yi pergi menemui Ho Jin dan terlihat kalau di jaket baju Sae Ro Yi banyak bekas cat piloks yang menempel. Hahaha, jadi dia yang mencorat coret pintu kelab itu.
Ho Jin menunjukkan portofolio beberapa perusahaan bagus yang akan membuat Sae Ro Yi menghasilkan uang jika berinvestasi di sana. Sae Ro Yi langsung menolak karena dia tidak mau berinvestasi lagi.
Ho Jin dengan berat hati bertanya, kenapa Sae Ro Yi tidak menutup DanBam saja? DanBam juga tidak menghasilkan banyak jika di bandingkan dengan investasi yang Sae Ro Yi lakukan. Terlalu beresiko. Dan akan makin beresiko jika Jangga menghalangi. Ini periode yang penting karena mereka harus berusaha menerima bantuan dir. Kang, tapi kini mereka harus pindah dan bersiap lagi.
“Tidak bisa,” tegas Sae Ro Yi.
“Jika investasikan premimu, kau bisa dapat...”
“Aku tak mau,” tegas Sae Ro Yi, lagi.
“Lalu Presdir Jang? Dia akan beli semua gedung yang kau sewa. Coba berpikir rasional. Tidak ada cara lagi untuk tetap berada di bisnis makanan.”
“Ada satu cara lagi,” ujar Sae Ro Yi, setelah berpikir sesaat.
“Apa itu?”
Sae Ro Yi menunjukan ponselnya, “Aku akan mencoba bertemu Direktur Kang hari ini.”
“Apa kau akan...,” tanya Ho Jin, tidak percaya.
“Maafkan aku.”
--

Geun Soo tiba lebih awal di DanBam. Tidak lama, Yi Seo, Seung Kwon dan Hyun Yi tiba bersama. Begitu melihat Yi Seo, Geun Soo langsung mengajaknya berbincang sebentar.

Mereka berbincang bersama di atap. Geun Soo ingin membantu DanBam dan karena itu, dia akan berhenti dari DanBam. Dia akan bilang pada ayahnya kalau dia akan ke Jangga jika Sae Ro Yi tidak di ganggu. Bukankah itu lebih baik?
Yi Seo tidak menyembunyikan perasaannya sama sekali. Dia sangat senang jika Geun Soo melakukan hal itu. Dia sampai menggenggam tangan Geun Soo.
“Kau benar-benar jahat,” ujar Geun Soo padanya.
--
Geun Soo berada di halte bus seorang diri. Dia mengingat saat Yi Seo mengajarkan mengenai kelab pada Seung Kwon di sana dan mereka tampak bahagia saat itu.


Post a Comment

Previous Post Next Post