Sinopsis K-Drama : Itaewon Class Episode 12-1
Images by : JTBC
SELURUH KARAKTER, TEMPAT, ORGANISASI, DAN
KEJADIAN DALAM DRAMA INI ADALAH FIKSI
Yi Seo yang patah hati, menenangkan diri dengan minum-minum di kedai DanBam. Hyun Yi bisa menebak kalau Yi Seo akan ke sana, jadi dia ke sana untuk menghiburnya. Yi Seo benar-benar sedih dan meminta waktu sendirian. Hyun Yi tidak pergi malah menatap Yi Seo dengan lekat karena ini pertama kalinya dia melihat Yi Seo menangis. Dia kagum karena Yi Seo tahu caranya menangis.
Hyun Yi bisa menebak kalau Yi
Seo pasti di tolak. Dan alasannya pasti mengenai banyak pekerjaan, Geun Soo
hingga perbedaan umur. Yi Seo kaget dan mengira Hyun Yi menguping tadi. Hyun Yi
menjawab dengan santai kalau semua itu bisa di tebak. Dia meminta Yi Seo untuk
bisa mengerti Sae Ro Yi, karena Sae Ro Yi kan memang seperti orang tua.
“Soal apa?”
“Soal Saeroyi. Apa kau akan
menyerah?”
Yi Seo hanya diam saja.
--
Presdir Jang marah karena
Jangga gagal dua kali berturut-turut. Dia meminta penjelasan dari Soo Ah. Soo
Ah tidak bias menjelaskan apapun dan hanya bisa meminta maaf. Presdir Jang
benar-benar marah. Babak selanjutnya adalah babak terakhir. Jika mereka kalah
lagi, maka koki Park Jun Gi harus di pecat. Dan juga, untuk Geun Soo, jangan
bicara lagi mengenai pewaris Jangga. Karena hal itu tidak akan terjadi jika
koki Park di pecat.
Geun Soo tidak takut. Sebaliknya,
dia meminta Presdir Jang memberikannya otoritas. Biarkan dia yang mengurus
program TV ini.
“Aku hanya sebatas karyawan di
Perencanaan saat ini. Apa yang bisa kulakukan saat ini?” ujar Geun Soo.
“Maksudmu, kau bisa mengubah sesuatu
yang Manajer Oh tak bisa lakukan?” tanya Presdir Jang, tertarik.
“Kalau begitu, urus program TV
itu. Manajer Oh, bantu dia,” setuju Presdir Jang.
Soo Ah mengerti.
--
Kedai DanBam menjadi sangat
ramai. Para pengunjung bahkan harus mengantri hanya untuk bisa masuk ke dalam
kedai dan makan. Semua ini karena program acara itu.
Di saat kedai ramai, Yi Seo
malah tidak ada.
Pagi
tadi, Yi Seo mengajak Sae Ro Yi bicara. Dia ingin minta cuti. Sae Ro Yi jadi
tidak enak, mengira alasan Yi Seo minta cuti karena hal kemarin. Yi Seo berkata
bukan itu. Lagipula, sahamnya sudah banyak di DanBam. Dia harus tetap
profesional. Dia minta cuti karena merasa tidak ada hari istirahat karena
setiap hari bekerja. Dia akan segera kembali begitu merasa sudah lebih baik.
Sae
Ro Yi mengerti dan mengizinkan Yi Seo berlibur sebanyak yang Yi Seo inginkan. Karena,
Yi Seo juga sudah bekerja keras selama ini.
End
Dan tanpa ada Yi Seo, kedai
cukup kelabakan juga.
--
Yi Seo yang liburan, malah
merasa bosan. Dia juga memarahi dirinya sendiri yang bodoh karena merindukan
Sae Ro Yi.
Yi Seo minta cuti karna nasehat
Hyun Yi kemarin.
“Bagaimana
bila pergi sebentar? Rasa terbiasa dapat menipu perasaan kita. Sepertinya
kalian butuh waktu untuk membereskan hati masing-masing,” nasehat Hyun Yi,
kemarin.
Yi Seo mendengarkan nasehat
itu. Tapi, rasa rindunya lebih besar. Karena itu, dia ingin segera kembali
bekerja.
--
Presdir Jang yang sedang
sendirian di ruangan, mendapatkan telepon dari nomor tidak di kenal. Yang menelpon
adalah Geun Won.
Geun Won menelpon menggunakan
telepon penjara. Dia menyapa ayahnya dan memberitahu kalau dia banyak
mempertimbangkan sebelum menelpon. Padahal, ini hanyalah telepon seorang putra
pada ayahnya. Geun Won tampak sedih.
“Bahkan setelah Ayah membuangku
begitu, kupikir, "Dia tak punya
pilihan. Aku yakin tak ada cara lain. Putranya dikurung di penjara. Dia pasti
sedih."”
“Apa yang ingin kau katakan?”
tanya Presdir Jang.
“Kenapa... Kenapa
memperlakukanku seperti ini?”
Jawaban yang membuat Geun Won
menjadi marah. Apalagi, setelah mengatakan itu, Presdir Jang langsung mematikan
ponsel.
Presdir Jang tampak sedikit
sedih juga. Tapi, entahlah ya.
Geun Soo datang ke ruangan
Presdir Jang karena di panggil. Geun Soo membahas mengenai DanBam yang berhasil
mendapatkan investasi lebih dari 10 M. Dan uang itu di gunakan untuk mewaralabakan
DanBam. DanBam perlahan melebarkan sayap, tapi kenapa Presdir tetap tenang?
--
Para staff DanBam di gedung
kantor mereka sudah bersiap untuk merayakan di waralabakannya DanBam. Tapi,
saat itu, Ho Jin datang dengan wajah sangat panik. Kenapa?
--
Ho Jin dan Sae Ro Yi pergi ke kantor JM Holdings. Tapi, kantor itu kosong dan ada tempelan kertas di sewakan. Nomor telepon tn. Do juga tidak bisa di hubungi. Sae Ro Yi masih berusaha tetap tenang karena mereka masih mempunyai investor lainnya.
Baru juga bilang gitu, mereka
sudah mendapat SMS yang membuat wajah mereka berubah.
--
Yi Seo berada di bandara. Dia akan
pergi liburan. Untungnya, dia belum sempat check-in dan sudah menerima banyak
pesan. Semua investor mengirim pesan kalau ingin menarik investasi mereka. Yi
Seo tentu bingung, apa yang terjadi?
--
Ho Jin dan Sae Ro Yi sudah
kembali ke kantor. Seung Kwon masih tidak mengerti kenapa para investor secara
serentak menarik investasi mereka? Ho Jin menjelaskan, ketika investor utama
menarik dana, maka investor lain juga akan ikut pergi. Sederhananya, orang lain
hanya berinvestasi karena melihat berita soal JM Holdings yang berinvestasi
pada DanBam sebanyak 5M won. Namun, JM Holdings mengumumkan mereka batal
berinvestasi.
“Lalu apa yang terjadi?” tanya
Seung Kwon, mulai mengerti. “Kita sudah sewa kantor, rekrut karyawan, dan
kumpulkan pemilik cabang. Kita sudah keluarkan 500 juta bahkan sebelum
memulainya.”
“Tidak terlambat sebenarnya untuk
menunggu investasi masuk. Kenapa kalian terburu-buru?” tanya Ho Jin, balik.
“Itu karena Yi-seo...,” jawab
Seung Kwon.
Mereka menduga-duga siapa
pelakunya. Dan yang paling mungkin menjadi pelaku adalah…
--
Tn. Do datang menemui Presdir
Jang. Geun Soo jelas terkejut melihat kedatangannya. Semua adalah rencana dari
Presdir Jang.
--
Yi Seo tidak jadi pergi. Dia
bergegas kembali sambil menelpon para investor. Tapi, sia-sia. Yi Seo jelas
pusing. Dia jadi ingat saat Sae Ro Yi ingin membuka cabang satu persatu karena
hal itu lebih aman, tapi dia ngotot kalau hal itu terlalu lama. Terus, saat Sae
Ro Yi bilang sudah minta Ho Jin menyelidiki JM Holdings, saat itu, dia malah
marah karena merasa Sae Ro Yi terlalu lama. Dia bahkan dengan percaya diri,
berkata kalau dia yakin.
--
Soo Ah pergi ke gedung DanBam dengan membawa pot bunga berisi pita ucapan. Wajah Soo Ah terlihat tidak baik. Dia merasa berat harus ke sana dengan membawa pot itu.
Saat dia masuk, di dalam
gedung, para orang yang sudah tanda tangan kontrak untuk waralaba DanBam sedang
marah-marah pada staff DanBam. Mereka menyesal sudah menginvestasi uang mereka
dan meminta di kembalikan. Mereka terus saja marah dan marah bahkan membentar
dan menarik kerah baju Seung Kwon dan Tony.
Sae Ro Yi hanya diam dengan tatapan kosong. Dia melihat kedatangan Soo Ah dan melihat pot bunga berisi pita ucapan yang di bawanya. Soo Ah berusaha menyembunyikan, tapi Sae Ro Yi sudah terlanjur melihatnya.
Pita ucapan di tanaman itu
bertuliskan : “Dari Jang Da Hee – Ketahui
Posisimu dan Syukuri yang Kau Punya.”
--
Geun Soo tampak masih shock kalau semua ternyata adalah rencana dari Presdir Jang. Sejak kapan presdir Jang merencanakan semuanya?
“Sejak awal. Siapa yang mau
berinvestasi lima miliar won untuk kedai kecil itu? Mereka kehilangan
kepercayaan publik. Jadi, takkan banyak yang mau berinvestasi lagi. Makin keras
dia berusaha, makin keras dia jatuh dan hancur.”
“Ini semua hanya untuk menghancurkan
Saeroyi?”
“JM Holdings punya perusahaan
desain interior. Karena kami akan bekerja sama, aku minta tolong ini padanya.”
“Semua hanya untuk menghancurkan
Saeroyi?” ulang Geun Soo.
“Sebenarnya, itu alasan yang
cukup untuk melakukan ini. Tapi tidak. JM Holdings adalah perusahaan yang kuat sehingga
sulit untuk dikontrol. Kita perlu menunjukkan bahwa aku, Jang Dae-hee, terkadang
adalah pria tua yang licik.”
“Ayah... sungguh luar biasa.”
“Kau bertanya apa ayah yakin DanBam
adalah akuarium kecil dan Saeroyi adalah orang yang kuat. Bagaimana rasanya
melihatnya dari sini?”
“Aku tahu Ayah memang hebat, tapi
entahlah. Jika semua ini untuk jatuhkan dia, kenapa Ayah terganggu olehnya? Dia
pasti hebat,” komentar Geun Soo.
Presdir Jang diam tanpa
membantah apapun.
--
Semua orang masih terus berteriak. Sae Ro Yi yang sudah pusing dan emosi, tidak bisa lagi menahan kesabarannya. Dia berteriak menyuruh semuanya untuk berhenti!
“Apa salahku?” tanya Sae Ro Yi,
dengan nada amarah.
“Semua investasi telah ditarik!”
“Apa itu salah? Apa bisnis
kalian menjadi bangkrut? Beraninya kalian melakukan kekerasan pada karyawanku!”
teriak Sae Ro Yi.
“Melakukan kekerasan? Kenapa
kami mendaftar pada waralaba ini? Kami percaya di sini akan sukses dan
kumpulkan uang kami untuk buka cabang DanBam...”
“Kalian percaya apa? Investasi?
JM Holdings? Apa yang kalian percayai? Apa kalian meneken kontrak karena berita
tak pasti? Apa itulah nilai kami? Tidak begitu! Kalian semua menekennya setelah
kemari. Setelah mencicipi makanan kami! Rasa yang menang melawan kedai lain. Kalian
datang karena suka rasa itu! Lalu apa yang berubah? Apa rasa masakan kami
berubah? Bila kau merasa ini tak benar, maka jangan. Tak usah buat onar dan
putuskan saja kontraknya!” teriak Sae Ro Yi.
Soo Ah dan staff DanBam cukup
terkejut melihat amarah Sae Ro Yi, karena belum pernah Sae Ro Yi seperti itu di
depan mereka.
“Lalu? Semua investor telah menarik
investasi mereka. Apa yang kau akan
lakukan dengan kami tanpa investasi? Apa uangmu cukup?”
“Cukup. Dasar dari berbisnis adalah
saling percaya. Dan kami tidak akan membiarkan kepercayaan dan uang kalian terbuang
begitu saja. Ada investasi ataupun tidak, semua rencana yang ada akan tetap
berjalan.”
Usai mengatakan itu, Sae Ro Yi
langsung pergi keluar gedung. Dia berjalan melewati Soo Ah begitu saja. Soo Ah
menundukkan kepalanya, merasa bersalah dan juga malu pada Sae Ro Yi.
--
Soo Ah akhirnya berlari
mengejar Sae Ro Yi. Dia khawatir. Sekarang, bagaimana cara Sae Ro Yi akan
mendapatkan uang? Apa yang akan Sae Ro Yi lakukan sekarang? Sae Ro Yi menjawab
kalau dia akan mengambil pinjaman gedung. Soo Ah tidak setuju karna gedung itu
di beli dengan hasil kerja keras Sae Ro Yi.
“Bagaimana... Bagaimana bila
kau berhenti saja?” pinta Soo Ah. “Kau akan terus terluka dan sakit karena ini.”
“Aku tak akan mundur,” tegas
Sae Ro Yi.
“Lalu aku? Kau paham perasaanku
saat harus membawa pot atas suruhan Presdir Jang? Sampai kapan aku harus... Sampai
kapan aku harus seperti ini? Kau yang bilang, 'kan? Hubungan kita... diputuskan
olehku. Balas dendam terhadap Jangga. Kebencianmu padanya. Lepaskan semua itu dan
datanglah padaku. Berhentilah. Ayo hidup bahagia,” ajak Soo Ah, memohon dan
juga menerima perasaan Sae Ro Yi padanya.
Sae Ro Yi diam menatapnya. Perasaannya
berkecamuk. Pas di saat itu, dia mendapat telepon dari yi Seo. Yi Seo sudah
kembali dan berada di DanBam. Dia menelpon karena merasa bersalah sudah membuat
keputusan itu. Semua salahnya karena begitu keras kepala.
“Aku yang memutuskan itu. Aku
pemilik kedai ini. Jangan salahkan dirimu sendiri,” ujar Sae Ro Yi (dia
mengangkat telepon dari Yi Seo. Dia bicara sambil terus menatap ke Soo Ah,
dengan tatapan penuh tekad yang tidak bisa di ubah). “Kau bilang aku pantas
dipertaruhkan. Kau juga… percayalah padaku. Hal seperti ini tak akan
menghancurkanku. Ini bukan masalah. Masalah yang benar-benar besar bagiku adalah
karena prinsipku, ayahku dipecat 20 tahun lalu. Ketika kematian ayahku karena
tabrak lari ditutupi begitu saja. Hidupku sudah pernah hancur. Alasan aku bisa
bangkit lagi adalah rasa balas dendam. Dan sebelum itu terjadi, aku tak akan
bisa bahagia.”
“Bos.”
“Aku... akan menghancurkan
Jangga,” tegas Sae Ro Yi, pada Soo Ah dan juga pada Yi Seo. “Sebelum itu
terjadi, aku takkan mundur atau berhenti.”
Soo Ah jatuh jongkok. Dia tahu
kalau tekad Sae Ro Yi tidak bisa lagi di ubahnya. Dia menangis. Sae Ro Yi
jongkok di depannya dan meminta maaf.
--
Berita mengenai JM Holdings
yang menarik investasinya dari DanBam sudah tersebar. Nenek juga melihat berita
itu di koran. Tony sedang ada menemaninya dan mengemas barangnya karena nenek
sudah boleh pulang dari rumah sakit.
Nenek khawatir karena membaca
berita itu dan menanyakannya pada Tony. Tony bilang kalau Sae Ro Yi bilang tak
masalah. Dan jka bos bilang tak ada masalah maka tentu tak ada masalah. Nenek
cukup terkejut melihat jawaban Tony yang artinya sangat percaya pada Sae Ro Yi.
--
Ho Jin dan Sae Ro Yi melakukan
diskusi. Ho Jin memberikan daftar nama para pengusaha yang tertarik pada investasi
di bidang makanan. Setidaknya, mereka bisa mencoba menghubungi pengusaha itu
dan menawarkan kerja sama investasi.
Eh, Yi Seo ternyata juga datang
ke pertemuan Ho Jin dan Sae Ro Yi. Karena dia adalah manager DanBam, dia akan
ikut dalam menyelesaikan masalah ini. Dia sebenarnya merasa malu karena masalah
ini, jadi dia meminta kesempatan dari Sae Ro Yi. Ho Jin mendukung Yi Seo dan
bahkan menyebutnya manager yang hebat.
Mereka mulai memeriksa daftar nama pengusaha itu. Satu nama menarik perhatian Sae Ro Yi. Namanya adalah : Kim Soon Rye. Umur awal 70-an. Warga Yongsan. Pemilik bisnis properti. Sudah pensiun tapi terkadang berbisnis besar. Dia sesekali berinvestasi pada perusahaan rintisan.
Siapakah ny. Kim itu?
--
Ny. Kim yang di bicarakan sekarang sedang mengunjungi Jangga. Dan ny. Kim itu adalah nenek rentenir, nenek dari Tony. Dia adalah investor pertama dari Jangga. Karena itu, Presdir Jang tampak menghormatinya juga.
“Aku masih ingat saat kau
bekerja keras di tahun-tahun awal bisnismu berdiri. Aku rindu masa itu. Saat
itu, aku kagum padamu.”
“Ada seorang anak yang sangat
mirip denganmu saat muda. Namanya Park Saeroyi. Kau masih saja ingin mengganggu
dia walau kau sudah setua ini?”
“Aku tahu semuanya. Putramu
hanya menebus kesalahannya,” balas Ny. Kim.
“Bu Kim. Aku bukan anak kecil
di gang itu lagi,” ujar presdir dengan nada mengancam.
“Lihat kau sekarang. Apa kau
ingin menyerangku juga?”
“Untuk apa kau memikirkan anak
kecil seperti itu?”
“Hal itu tergantung pada
dirinya sendiri.”
“Sekalipun aku marah padamu?”
“Aku tak bisa apa-apa.”
Ny. Kim tertawa mendengar
jawaban itu. “Seperti yang kau katakan, dia hanya seorang anak kecil. Kenapa
kau sangat terganggu olehnya?”
“Entahlah. Pada awalnya, aku
hanya ingin memberinya pelajaran. Tapi sekarang, aku ingin dia sekali saja
berlutut dalam hidup ini. Itu adalah tujuan terakhir dalam hidupku,” jawab
Presdir Jang.
Ny. Kim hanya bisa berujar
kalau Presdir Jang menjadi anak kecil lagi.
--
Soo Ah berada di ruang kerjanya dan tampak stress, hingga tidak fokus bekerja. Geun Soo menyadari hal itu. Dan dia menebak kalau itu pasti karena masalah investasi DanBam. Geun Soo bahkan berujar kalau semakin dia mengenal ayahnya, dia merasa ayahnya semakin hebat. Ayahnya menjadikan investor utama sebagai penyusup dan membuat investor lain menarik dana investasinya.
Soo Ah terkejut mendengar
ucapannya. Bagi Geun Soo itu hebat? Menghancurkan hidup itu hebat?
“Bila ada kesempatan, Saeroyi
juga akan begitu. Ayah atau Saeroyi, mereka berdua sama. Mereka tak peduli
perasaan orang dan hanya fokus pada tujuan. Sebenarnya menurutku, kau juga sama
dengan mereka,” jawab Geun Soo.
--
Karena masalah investasi, Sae Ro Yi memutuskan untuk menutup sementara DanBam selama seminggu. Mereka akan menggunakan minggu ini untuk fokus ke acara Kedai Terhebat dan mencari investor. Sae Ro Yi memutuskan agar Hyun Yi fokus mempersiapkan diri untuk acara dan Seung Kwon yang akan membantu. Sementara dia dan Yi Seo akan mencari investor.
Yi Seo meminta maaf pada mereka
semua. Dia tahu semua salahnya. Walau terdengar tidak tahu malu, tapi dia
berharap agar mereka semua tidak menyerah dan terus berjuang.
--
Yi Seo bicara dengan Sae Ro Yi
di atap DanBam. Sae Ro Yi berterimakasih pada Yi Seo. Untuk semuanya.
“Kau merasa lebih baik?”
“Apa maksudmu?” tanya Yi Seo,
balik.
“Bereskan apa? Perasaan sukaku
padamu? Aku sangat menyukaimu hingga sulit dijelaskan. Karena aku sangat
menyukaimu, aku tidak kuliah dan bekerja di DanBam. Alasan aku bekerja di sini adalah
kau, Bos. Walau perasaan ini tidak berbalas, aku tidak masalah. Kau katakan itu
sebelumnya, 'kan? Ini bukan sesuatu yang kau beri dan terima. Tapi aku masih
menyukaimu. Jadi, jangan suruh aku tak menyukaimu atau menyerah. Ini perasaanku
dan kau tak punya hak untuk mengurusi itu. Bila karena ini kau ingin pecat aku,
silakan saja. Aku akan terima hal itu. Apa kau akan memecatku?”
“Tidak. Aku tak bisa. Aku tak
bisa bayangkan DanBam... tanpa dirimu.”
Mereka mengakhiri malam itu
dengan memandangi bulan.
Tags:
Itaewon Class
Gambar menyusul besok malam (senin, 09.03.20) 🙏🙏🙏🙏 soalnya masalah jaringan
ReplyDeleteOkeeee
Delete