Sinopsis K-Drama : Hi Bye, Mama Episode 06-2
Images by : TvN
Seo Woo sudah pulang TK dan sedang menunggu jemputannya. Ayah yang melihatnya menyapa dengan riang dan pamit pulang. Dia masih mau lebih lama, tapi tidak bisa. Yu Ri yang melihat itu, jelas sedih.
Eh, rasa sedih berubah rasa
marah saat melihat arwah keluarga Pil Seung datang ke TK dan menunjuk-nunjuk ke
arah Seo Woo. Yu Ri panik karena ingat ancaman mereka tempo hari (episode 05).
Yu Ri segera keluar untuk menghalangi mereka mengganggu Seo Woo.
Arwah keluarga Pil Seung sedang
berdiskusi sambil menatap ke Seo Woo. Bagi mereka, ini satu-satunya kesempatan
untuk membuat Yu Ri mau menuruti mereka. Dan ini bukan waktunya untuk measa
bersalah.
Satu dua tiga. Mereka berjalan
mendekat ke Seo Woo. Yu Ri berlari keluar dan berteriak agar mereka berhenti.
Syaat! Ternyata… mereka menangkap arwah yang menempeli Seo Woo dan mengusirnya. Hahahaha, Yu Ri sudah salah paham.
--
“Kau pikir kami akan menyakiti
anakmu? Walau sedang terdesak, kami bukan arwah seperti itu,” protes mereka
sambil berjalan menuju rumah duka.
“Tidak, tapi tadi terlihat
seperti itu. Kalian juga pernah mengancamku. Wajar aku curiga.”
“Untuk apa kita tinggal bersama
selama lima tahun? Masih saja tak percaya kami.”
“Benar. Maafkan aku,” ujar Yu
Ri.
Yu Ri tiba di rumah duka. Dia
terkejut melihat semua lemari abu di tempeli jimat. Ternyata, Midongdaek
menyeramkan juga kalau lagi marah.
--
Walau marah, Midongdaek sangat
peduli pada para arwah. Di rumahnya, Midongdaek berdoa agar para dewa memaafkan
para arwah yang sudah mengumpat tadi.
--
Semua arwah sudah di bebaskan
oleh Yu Ri dan mereka berkumpul bersama untuk bicara. Yu Ri menjelaskan pada
mereka kalau dia ini di hukum dan akan segera meninggalkan dunia ini. Tapi,
para arwah yakin Yu Ri bisa jadi manusia karna Yu Ri kan tinggal menemukan
tempatnya. Yu Ri bilang kalau dia tidak bisa menemukan tempatnya dan para Dewa
tahu hal itu.
Arwah Geum Jae akhirnya meminta
agar Yu Ri menuruti permintaan mereka. Satu persatu mulai memberitahu
permintaannya. Ada yang minta foto di lemari abunya di ganti dengan foto baru
karna yang di pajang foto saat menikah. Ada yang minta lagu di rumah duka, di
ganti. Geum Jae minta buku kas nya di beritahu ke ibunya. Ada yang minta ayam.
Alkohol. Banyak sekali.
“Hentikan! Jika menuruti
kalian, 49 hariku sia-sia. Gila! Tak akan kulakukan!” tolak Yu Ri.
“Tolonglah kami! Orang lain
mungkin bisa seperti itu, tapi kau tidak boleh! Kau yang paling mengerti
perasaan kami! Jika bukan kau, siapa yang bisa membantu kami? Kau paling tahu
keadaan kami.”
Yu Ri jadi tidak tega mendengar itu. Dia tahu perasaan mereka karena selama ini mereka selalu bersama.
“Lupakan saja. Tidak ada arwah yang
tak memiliki penyesalan, tapi kau pasti sudah melupakannya dengan cepat. Kau
keterlaluan. Aku sakit hati.”
“Aku tidak lupa. Aku mengerti
kalian. Baiklah. Masing-masing hanya boleh satu permintaan,” setuju Yu Ri pada
akhirnya, karena tidak tega.
Karena itu Yu Ri akan
mengabulkan permintaan yang sudah mereka sebut tadi. Semua langsung menolak untuk
di kabulkan permintaan yang di sebutkan tadi. Mereka ingin di beri waktu untuk
memikirkan permintaan mereka ulang.
Akhirnya Yu Ri pulang dan memberikan mereka waktu untuk memikirkan permintaan mereka. Midongdaek ternyata ada di depan rumah duka. Dia sudah menduga kalau hati Yu Ri begitu lemah dan baik. Tapi, dia berterimakasih karena ada Yu Ri yang bisa membantu mengambulkan permohonan mereka. Dia ingin melakukannya, tapi dia adalah dukun dan tidak boleh ikut campur dalam arwah atau manusia.
Yu Ri tersenyum. Midongdaek sama
baiknya sepertinya.
--
Para arwah bingung harus
meminta pertanyaan apa. Arwah Ny. Sung ingin menyampaikan pesan pada anaknya,
tapi anaknya sudah melupakan kesedihannya. Dia takut, jika dia meminta hal itu,
anaknya akan sedih lagi.
Arwah Nn. Park heran melihat
arwah Geum Jae yang galau. Bukankah Geum Jae hanya ingin ibunya tahu dimana
buku kas-nya? Geum Jae memang ingin tahu hal itu. Masalahnya, ibunya mengira
dia adalah seorang PNS. Jika dia memberitahu buku kas itu, ibunya akan tahu dia
seorang rentenir.
Midongdaek tahu bahwa
arwah-arwah itu mempunyai permintaan bukan untuk diri mereka sendiri. Para arwah
tidak bisa pergi karna memikirkan anak dan orang tuanya.
Arwah Nn. Park yang mati bunuh
diri juga tidak bisa pergi. Walau bunuh diri, bukan berarti dia tidak punya
penyesalan.
Arwah Gang Bin terlihat sedih. Kenapa?
karena saat kematiannya, media tidak meliput mengenainya akan tetapi lebih
fokus meliput siapa saja artis atau pesohor yang datang ke pemakamannya.
Dan setelah mereka mati, mereka
baru sadar apa yang berharga di dalam hidup mereka.
--
Gang Hwa akhirnya menjalani sidang komite disiplin dengan di dampingi dr. Jang. Sidang ini membahas mengenai Gang Hwa yang sudah 4 tahun tidak melakukan operasi dan juga mempunyai trauma.
“Istrimu meninggal di rumah
sakit ini? Sepertinya karena itu, kau menyerahkan dokumen ini. Tapi karena itu
penyebab kau tak bisa melakukan operasi? Padahal kau adalah dokter. Benar?”
“Ya.”
“Baiklah.”
“Sepertinya kau tidak ada
pembelaan. Silakan keluar.”
Dan tanpa mengatakan apapun,
Gang Hwa langsung keluar begitu saja. dr. Jang yang tidak bisa membiarkannya.
“Bukankah dokter juga manusia? Di
ruang operasi, kita melaporkan kematian untuk banyak pasien. Setelah sejenak,
itu menjadi tak berarti. Dengan pemikiran, sayang sekali satu orang lagi pergi
meninggalkan kita.”
“Benar. Itulah pekerjaan kita.”
“Tapi, satu orang yang
meninggal di atas meja operasi itu, coba bayangkan orang yang meninggal itu adalah
istri-istri kalian. Ibu kalian. Ayah kalian. Anak-anak kalian. Pernahkah kalian
bayangkan? "Padahal kau adalah
dokter." Bukankah dokter juga manusia?” tanya dr. Jang.
Dr.
Jang pergi menemui Gang Hwa yang sudah mabuk di kedai pinggir jalan. Gang Hwa
benar-benar mabuk. Dia malah mengajak dr. Jang untuk duduk dan minum bersama. Dia
benar-benar merasa bersalah karena dialah yang sudah membunuh Yu Ri. Gang Hwa
terus memukuli dirinya sendiri sambil menangis. Menampar dirinya sendiri. Menyalahkan
dirinya.
End
--
Hyeon Jeong sedang bersama Ha Jun, membeli segelas americano di café. Saat itulah, dia mendengar obrolan ibu-ibu penggosip. Ibu Mi So menyebarkan rumor kalau Min Jeong akan bercerai karena firma hukum yang Min Jeong datangi adalah firma hukum kakak iparnya. Mereka jadi semakin yakin kalau Min Jeong menikahi Gang Hwa karena mengincar uang.
Hyeon Jeong tidak bisa diam
saja. Dia menghampiri mereka dan menegur mereka yang bergosip seperti itu
sambil membawa anak mereka.
“Jika membicarakan orang di
tempat umum, kalian bisa digugat. Sepertinya kakak iparmu tak memberi tahu, ya?”
“Ini hanya obrolan ringan di
antara kami.”
“Kau pikir anak kecil tak
mengerti? Mereka mengerti semuanya. Di TK, mereka juga membicarakannya. Kalian
sebutkan nama lengkap depan anak-anak, apa perlu kugugat?”
“Aku tak mengarang. Ini semua
fakta. Ibu Seo-woo sudah mengisi formulir cerai. Sebagai orang tua murid, kami
hanya membicarakan apa yang harus kami lakukan untuk menghibur Seo-woo.”
Hyeon Jeong tidak mau bicara
lagi dengan mereka dan pergi.
--
Hyeon Jeong kepikiran mengenai gosip Min Jeong yang hendak cerai. Karena itu, saat Yu Ri datang, dia tampak bimbang.
“Yu-ri. Kau... Apa cukup bagimu
melihat Seo-woo di TK saja? Kau tidak ingin merawatnya sendiri?”
“Tidak. Lebih baik begini. Kau
terus menanyakan itu. Sudah kujawab.”
“Kau menjaga jarak dengan
Gang-hwa karena Min-jeong, bukan? Kau tak bisa berkutik karena Min-jeong
bersama Gang-hwa.”
“Hyeon-jeong. Tempat itu bukan
tempatku lagi. Oh Min-jeong yang harus menempatinya.”
--
Min Jeong membawa Seo Woo ke
psikiater lagi. Dia memuji Seo Woo yang sudah lebih baik dan hanya perlu datang
beberapa kali lagi. Saat itu, Seo Woo meniup plester yang ada di dahi Min
Jeong. Min Jeong tersenyum padanya.
--
--
Yu Ri dalam perjalanan kembali ke hotel. Dan secara kebetulan, di seberang jalan, dia melihat Seo Woo bersama Hyeon Jeong.
Dan itu membuatnya teringat
ucapan Hyeon Jeong : “Min-jeong berniat
untuk bercerai. Dia mau bercerai dengan Cho Gang-hwa. Kau yakin tidak ingin
kembali ke tempatmu? Coba pikirkan sekali lagi.”
Dan karena ucapan itu, saat Seo Woo melihatnya dan berlari ke arahnya, Yu Ri juga berlari ke arahnya dan langsung memeluk serta menggendongnya. Min Jeong memperhatikan dengan ekspresi yang sulit di jelaskan.
Min Jeong mengambil Seo Woo
dari pelukan Yu Ri.
Min
Jeong sangat mabuk malam itu hingga dia mengira daun adalah uang. Yu Ri dan
Hyeon Jeong yang khawatir padanya, mengikutinya dan berusaha menghentikannya
mengambil daun. Mereka juga berusaha membawanya pulang.
Yu
Ri dan Hyeon Jeong sampai kelelahan karena Min Jeong terus saja berlari ke sana
ke mari sampai terjatuh terguling-guling.
Dan Min Jeong mengantukan dahinya ke dahi Yu Ri dengan sangat keras hingga Yu Ri terjatuh. Hyeon Jeong panik, tapi dia malah tanpa sengaja menabrak Min Jeong. Itulah yang membuat mereka terluka.
End
Yu Ri menatap Min Jeong,
teringat ucapannya kalau dia bisa menjadi ibu Seo Woo. Yu Ri menundukkan kepala
sedikit dan beranjak, membawa Seo Woo pergi.
Arwah
para wanita berkumpul di kedai pinggir jalan melihat para manusia yang mabuk
dan menggerutu terus menerus mengenai keluarga mereka.
“Konon
saat manusia akan melalui kematian, mereka melihat kilasan seluruh hidup
mereka, benarkah? Omong kosong. Aku hanya terpikir satu kalimat. "Astaga, bagaimana nasib Pil-seung sekarang?"” cerita arwah ibu Pil Seung.
Bahkan
saat sedang sekarat, keluarga kita tetap yang utama.
Tags:
Hi Bye Mama