Sinopsis C-Drama : Forget You, Remember Love Episode 02 - 2


Sinopsis C-Drama : Forget You, Remember Love Episode 02 - 2
Images by : Tencent TV

Esok hari,
Qianyu datang ke hotel Guanmei. Dia menutup pintu kamar Tai Chu dan juga menutup matanya. Saat pintu di buka, Qianyu nanya dulu, apa Tai Chu sudah pakai baju? Tai Chu menyuruh Qianyu membuka mata baru bisa tahu. Qianyu langsung ngintip dari sela-sela jarinya baru membuka matanya setelah memastikan Tai Chu memakai baju.
Qianyu datang untuk memberikan kopi karena Tai Chu sudah membantunya kemarin. Tai Chu menerima dan meminum kopi itu. Tapi, Qianyu bukannya langsung pergi, malah masuk dan senyum-senyum. Dia nanya, apa Tai Chu mau jalan-jalan? Dia bisa menjadi tour guide.
“Aku lebih suka jalan-jalan sendiri,” ujar Tai Chu.
“Kau boleh jalan-jalan dulu denganku. Ini gratis sebagai balasan terimakasih.”

Tai Chu senang dengar gratis dan memberitahu lebih lanjut kalau dari dulu dia tidak pernah memberikan tip untuk pemandu. Mendengar itu, Qianyu langsung mengambil kopi dari tangan Tai Chu dan berkomentar kalau Tai Chu sangat pelit.
Tai Chu tertawa kecil mendengarnya. Dia akhirnya mau di ajak jalan dengan Qianyu. Qianyu senang dan langsung mengembalikan kopi di tangan Tai Chu dan bahkan menawarkan, mau tambah gula?
Qianyu senang, karena dia mungkin bisa dapat tip dari Tai Chu karena sudah ajak keliling desa Guanmei.
--

Ziqian dan Yunyi datang ke hotel Guanmei menemui tn. Tang. Para pekerja hotel Guanmei (cuma 3 orang) jadi kepo karena mereka mengenali Ziqian dan Yunyi yang dari Senwell.

Tujuan Ziqian dan Yunyi datang untuk memberikan dokumen dan penjelasan kompensasi yang akan tn. Tang terima dari Senwell. Tn. Tang meminta maaf atas apa yang di lakukannya kemarin, akan tetapi, dia melakukan itu bukan untuk uang. Dia hanya ingin melindungi hotel Guanmei.
“Bos Tang, aku mengerti perasaanmu pada hotel ini. Tapi, kau sekarang tidak punya pilihan lain. Sesuai perjanjian, setelah pemberitahuan tertulis secara formal, Senwell boleh saja membongkar paksa. Tapi, kami tidak melakukannya,” jelas Yunyi.
“Termasuk kompensasi 2 juta yuan juga harga tertinggi yang bisa di kasih dari Senwell. Kau boleh mengambil uang ini untuk membayar seluruh gaji karyawanmu yang terhutang. Dan juga bisa membeli rumah baru lagi. Jika kau benar-benar tidak bisa melepaskan Guanmei, tunggu Senwell selesai membangun tempat tinggal, kau boleh membeli tempat tinggal di Guanmei,” jelas Ziqian.
Para karyawan hotel Guanmei yang menguping, semangat dan senang mendengar kompensasi besar yang akan di terima.
Tapi, tn. Tang tidak seperti mereka. Baginya, rumah yang akan di bangun Senwell, tidak memiliki cerita dan nyawa, hanyalah campuran baja dan semen. Yunyi membahas mengenai desa Guanmei yang tertinggal dan jika tn. Tang memang peduli pada desa ini, tn. Tang harusnya memikirkan cara membuat Guanmei lebih baik.
“Kalian beri aku waktu. Biar aku memikirkan baik-baik hal ini,” minta tn. Tang.  
Ziqian setuju memberikan waktu 1 minggu lagi. Setelah 1 minggu, walaupun tn. Tang tidak menandatangani perjanjian ini, hotel Guangmei tetap akan di bongkar.

Setelah Ziqian dan Yunyi pergi, para pegawai langsung menemui tn. Tang. Mereka senang karna tn. Tang akan menerima 2 juta yuan dan akan jadi kaya. Dan dengan begitu, mereka akan dapat pesangon yang besar bukan.
“Aku tidak akan menerima uang ini!” tegas tn. Tang.
--

Junhao pergi ke toko perhiasan untuk membeli cincin. Pegawai toko menyarankan sebuah cincin yang bernama ‘Cinta Sejati’. Konon, cincin itu akan mengikat erat jari hanya pada saat cinta sejati sungguh datang.
“Benarkah?” tanya Junhao, tidak percaya.
Pegawai itu tertawa, karena tahu Junhao tidak percaya. Walaupun tidak percaya takhayul tersebut, tapi Junhao menyukai design cincin itu. Pegawai itu berujar kalau Junhao suatu hari akan percaya apa yang di ucapkannya.
--
Ziqian membawa Yunyi berjalan-jalan di sekitar pantai. Tapi, walau begitu, Yunyi tetap saja bekerja, memotret dan mencatat di buku catatannya mengenai Guanmei. Dia ingin lebih mengerti desa nelayan Guanmei, dengan begitu akan lebih cepat mengerti mengenai proyek mereka dan bisa membantu Junhao.
Dan saat itu, Junhao muncul di hadapannya. Dia datang tanpa Dawei, sekretarisnya. Dan secara blak-blakan bilang pada Ziqian kalau dia datang untuk kencan dengan Yunyi. Yunyi terkejut baru tahu itu. Tapi, kemudian mengartikan kalau Junhao ingin memeriksa kerjaan sekalian kencan, gitu?
“Dia hanya ingin berkencan denganmu. Pria kaku, malu untuk mengatakannya,” ujar Ziqian membantu Junhao.
Dan karena itu, Ziqian pamit pergi duluan agar tidak mengganggu mereka berdua.
--

Junhao dan Yunyi berjalan di sekitar pantai. Junhao melihat ada balon udara dan Yunyi terus memandangi balon itu. Junhao tahu kalau Yunyi ingin naik balon udara, jadi dia menyewa balon tersebut. Yang menjaga adalah Shengzhe. Dan cara bayarnya canggih euy, pakai scan barcode. Harga sewa untuk dua orang, 1000 yuan.

Junhao sudah membayar, tapi Shengzhe nyuruh antri. Junhao heran karena tidak ada orang sama sekali, apa yang mau di antri? Shengzhe yang sibuk main kubus rubik, menjawab kalau harus tunggu terkumpul 4 orang baru terbang. Jika mau terbang sekarang juga boleh, tapi bayar 1000 yuan lagi.
Dengan kesal, Junhao membayar 1000 yuan lagi. Yunyi tersenyum melihatnya. Shengzhe menunjukkan balon terbang yang bisa di naiki.
--

Qianyu membawa Tai Chu melihat rumah kincir angin. Rumah itu baru di bangun baru-baru ini dan dulunya di sana ada kincir angin. 100 tahun lalu, ada seorang misionaris Spanyol yang mengunjungi desa nelayan Guanmei. Dan untuk membuat hidup lebih mudah bagi nelayan, misionaris itu mencari orang dan membangun sebuah kincir angin di sini. Semua orang sangat berterimakasih padanya. Meskipun sekarang warga tidak perlu lagi menggiling padi, tapi, semua orang sangat merindukannya. Untuk mengenangnya, mereka sengaja mendirikan rumah kincir angin di sini. Bukankan sangat spesial dan cantik?

Usai bercerita, Qianyu nanya apa Tai Chu haus? Dia menawarkan minuman pada Tai Chu dan setelah Tai Chu minum, Qianyu baru nagih uang. Wkwkwwk. Tai Chu langsung melotot padanya. Qianyu langsung meralat ucapannya kalau kali ini, minumannya gratis.
--
Yunyi berada di balon udara bersama Junhao. Dia berkomentar kalau hari ini, Junhao berbeda dan bahkan mau naik balon udara bersamanya. Junhao menjwab kalau karna Yunyi suka, dia hanya menemani.
Di saat mereka sedang asyik menikmati balon udara, terlihat salah satu tiang yang mengikat balon udara, mulai terlepas dari tanah.
Junhao mengeluarkan kotak cincin dari saku celananya. Dia menujukkan cincin bermotif ‘mahkota’ yang di siapkannya.
“Cincin ini dinamakan ‘Cinta Sejati’. Di katakan hanya jika cinta sejati yang datang baru akan mengikat erat jarinya. Yunyi, menikahlah denganku,” lamar Junhao.
Yunyi tersenyum bahagia, “Kamu harus meletakkannya di tanganku untuk membuktikannya.”


Junhao meraih tangan Yunyi dan bersiap memasangkan cincin itu pada jemarinya. Dan tepat di saat itu, salah satu tiang penahan balon udara, lepas dari tanah dan membuat balon udara menjadi hilang keseimbangan. Junhao langsung memeluk Yunyi, melindunginya dan membuat cincin terjatuh ke bawah.
Shengzhe masih belum sadar dan masih asyik memainkan kubus rubiknya. Salah satu penjual yang ada di sebelah Shengzhe yang sadar, memberitahunya. Dan balon udara itu, jatuh ke sisi lain pantai.
--

Qianyu masih bersama Tai Chu. Saat itu, dia mendapat telepon dari Shengzhe yang melapor kalau tambatan balon terbang putus, dan ada dua orang di balon itu. Qianyu panik dan bergegas ke sana. Dia meminta maaf pada Tai Chu karena dia ada urusan mendadak, jadi harus meninggalkan Tai Chu. Dan oh ya, jika sudah selesai minum, ingat kembalikan gelasnya. Rumahnya ada di Toserba Uang Datang Juga.
Tai Chu jelas bingung, di tinggal sendirian. 
--

Junhao dan Yunyi untungnya selamat dan tidak mengalami luka apapun. Hanya saja, mereka kehilangan cincin itu. Walau sudah hampir celaka, Yunyi masih bisa tertawa. Dia merasa ini petualangan teromantis dan terheboh.
“Yunyi, nyawa kita berdua hampir saja hilang, kau malah bilang romantis.”
Mereka jalan bersama di pinggir pantai. Yunyi terus tersenyum pada Junhao.
“Junhao, menurut kamu apa ini kesempatan dari Tuhan untuk membuktikan hati sebenarnya kita berdua? Saat balon terbang jatuh, aku merasa diriku sangat di lindungi olehmu,” ujar Yunyi bahagia dan memeluk Junhao dengan erat, “Junhao, aku merasa kamu mencintaiku. Aku setuju.”
“Kamu setuju apa?”
“Aku setuju menikah denganmu.”
Junhao tersenyum mendengarnya. Akan tetapi, Junhao teringat dengan cincin-nya yang sudah hilang. Yunyi tidak peduli dengan cincin itu karena baginya, cincin itu sudah ada di dalam hatinya. Dia sudah tidak ragu lagi. Dia mencintai Junhao.

Karena angin bertiup cukup kencan, Junhao khawatir kalau Yunyi akan kedinginan, jadi dia menyuruh Yunyi untuk pergi ke mobil dan menunggu. Dia akan menemui bos balon udara dulu. Yunyi mengerti dan langsung kembali ke mobil.
--

Qianyu ada di pantai, mencari korban dari balon udara yang jatuh. Dan secara kebetulan, atau mungkin takdir, Qianyu menemukan cincin mahkota milik Junhao yang jatuh tadi. Merasa kalau cincin itu mahal, tanpa ragu, Qianyu memakainya di tangannya.

Dan saat itulah, dia melihat Junhao yang sedang jalan sendirian di pantai. Junhao sudah lupa padanya, dan jalan lewat begitu saja. Qianyu langsung menahannya dan mencercanya karena sudah menulis surat hutang palsu padanya. Bayar hutangnya sekarang juga!

Junhao baru teringat dan sadar kalau dia lupa memberitahu Dawei. Dia menjelaskan pada Qianyu kalau surat hutang yang dibuatnya asli, nomornya juga asli. Hanya saja, dia lupa memberitahu pemilik telepon. Dia akan membayarnya nanti.
Qianyu tidak mau percaya lagi. Kalau bukan karna menyelamatkan Junhao, dia sudah pasti mendapatkan kembali piano ibunya! Qianyu terus menahan Junhao agar tidak kabur. Pas sekali, Qianyu mendapat telepon dari Shengzhe yang menanyakan mengenai balon udara itu.
Mendengar Qianyu membahas balon udara, Junhao langsung memasang wajah garang. Dia memberitahu kalau balon itu hampir membunuhnya. Dia yang menaiki balon tersebut. Qianyu langsung ciut dan bersikap sopan. Dia menawarkan untuk mengembalika uang Junhao.
Sedetik kemudian, Qianyu tersadar lagi. Junhao kan masih hutang 8500 yuan padanya. Junhao malah ngancam mau nelpon polisi. Qianyu langsung sopan lagi dan mengajak Junhao untuk bicara baik-baik.
“Aku tidak pernah melihat orang tak tahu malu sepertimu. Tidak punya batas hanya karena uang,” hina Junhao.
“Kau yang tidak tahu malu. Aku niat baik menolongmu dan memberi baju untuk kau pakai. Kau berbohong kepadaku dengan menulis nomor palsu. Apa hati nuranimu tidak merasa sakit?! Lagipula, balon udara kami tidak pernah ada kerusakan, kau naik malah rusak. Ehhh, pasti kau yang sengaja merusak tali pengikatnya agar bisa memerasku. Kau bilang sekarang, siapa yang demi uang jadi tidak tahu batas?!” marah Qianyu dan menunjuk-nunjuk dengan jari telunjuknya.
Dan Junhao jadi melihat cincin yang Qianyu kenakan. Dia menanyakan, darimana Qianyu mendapat cincin itu? Qianyu tegas menjawab kalau itu punyanya. Dia yang menemukannya jadi miliknya.
Junhao hendak merebut cincin itu. Qianyu tidak mau, tapi Junhao memaksa. Qianyu sampai terjatuh. Dan cincin tetap ada di jari Qianyu, tidak mau lepas.
“Jika kau suka, simpan saja. Aku paling tidak suka barang yang sudah pernah di pegang orang lain. Apalagi yang sudah di pegang olehmu,” ujar Junhao dan langsung pergi.
“Dasar pembohong! Jangan sampai aku melihatmu lagi,” teriak Qianyu, emosi.



Post a Comment

Previous Post Next Post