Sinopsis K- Drama : Memorist Episode 8 part 1


Original Network : tvN
"Semua karakter, organisasi, tempat, dan peristiwa adalah fiktif”

Dorr…!!

Dong Baek dan Sun Mi sampai di rumah Sung Dong. Mereka masuk ke dalam rumah Sung Dong secara diam- diam dan berjalan ke arah yang berbeda untuk mencari.


Dong Baek menemukan Kyung Tan dan mayat Sung Dong. Namun kondisi Kyung Tan sangat aneh, dia sama sekali tidak bergerak.
“Aku tidak ingat apa pun sekeras apa pun aku berusaha,” gumam Kyung Tan.


Sun Mi menemukan Se Hoong diruangan CCTV. Dan kondisi Se Hoong juga sangat aneh, dia sama sekali tidak bergerak.
“Aku merasa melihat seseorang. Kamera pengawas juga tidak berfungsi. Dia memotong kabelnya sebelum masuk,” gumam Se Hoong.

Sun Mi meninggalkan Se Hoong sendirian didalam ruangan. Dia menghubungi rekan timnya dan menginstruksi kan mereka yang berada di sekitar tempat kejadian untuk menangkap Pelaku. Karena Jung Dong telah dibunuh.

Dong Baek menyentuh tubuh Kyung Tan, tapi dia tidak bisa melihat apapun, seolah-olah ingatan Kyung Tan telah dihapus. Dan dia merasa menyesal, sebab seharusnya dia sadar setelah apa yang menimpa Ki Dan.
“Aku tidak percaya ini. Aku tidak ingat apa yang kulihat,” kata Kyung Tan yang sudah tersadar kembali.

“Dia membunuhnya dengan pena. Dia menghukumnya atas kejahatan yang dia lakukan melalui artikelnya,” kata Dong Baek sambil melihat mayat Sung Dong.
“Dia sudah tamat,” tambah Sun Mi.
"Ep 8: Ikan Haring Merah"


Sun Mi menghubungi rekannya. Dia meminta mereka untuk mengawasi jalan rahasia milik Jae Gyu. Serta dia mengingatkan mereka kalau Jae Gyu memiliki kemampuan untuk menghapus ingatan seseorang. Jadi karena itu, jangan ada kontak fisik dengan nya. Mendengar itu, para rekan dan tim Sun Mi merasa terkejut, tapi mereka mengerti dan mengiyakan perintah Sun Mi.

Setiap orang bersembunyi dan bersiap- siap di dekat jalan rahasia milik Jae Gyu.


Bong Kook berhasil menemukan motor yang mereka cari dari kamera CCTV dijalan. “Jaraknya lima kilometer dari rumah Jin Jae Gyu. Tapi itu 50 menit yang lalu,” katanya, memberitahu.
“50 menit yang lalu? Ke arah mana?” tanya Rekan A (Lee).
“Rumah Jin Jae Gyu.”


Jaa Gyu berjalan- jalan di kebunnya. Melihat itu, Detektif A dan B merasa heran.

Dong Baek merasa ada yang aneh, perbedaan waktunya terlalu lama. Pelaku menghapus ingatan Kyung Tan dan Se Hoong dari 80 menit yang lalu. Jadi itu berarti, saat mereka meninggalkan jalan rahasia, saat itulah Jae Gyu pulang setelah membunuh Sung Dong.
“Kita seharusnya tetap di sana,” kata Sun Mi, menyesal.
Dong Baek dan Sun Mi sampai dirumah Jae Gyu. Sun Mi mengingatkan Dong Baek untuk berhati- hati, jangan sampai Jae Gyu tahu kalau mereka sudah mengetahui tentang jalan rahasianya. Dan Dong Baek mengerti.

Ketika melihat Dong Baek dan Sun Mi datang, Jae Gyu langsung mengatakan kalau korban kedua sudah muncul. Dan dengan ketus, Dong Baek langsung menanyai, bagaimana cara Jae Gyu memerintahkan si Komplotan untuk membunuh. Mendengar itu, Jae Gyu tampak seperti tidak mengerti.
“Entah itu atau kamu bawahan yang menerima perintah dari dalangnya. Seperti badut tua payah yang hanya menjadi pengalihan,” komentar Sun Mi dengan sinis.


“Kulihat kamu marah seperti biasanya,” balas Jae Gyu sambil tersenyum geli. “Aku mengerti kenapa Detektif Dong marah karena orang-orang yang dia sentuhlah yang mati. Tapi kenapa kamu?” tanyanya. Dan Sun Mi diam.
“Hentikan omong kosong ini,” perintah Dong Baek.

“Ini tidak adil. Semua orang tahu ayahmu merusak kepercayaan mereka,” kata Jae Gyu, mulai bercerita. “Dia mengkhianati rekan-rekannya. Dia mewakili 2.000 rekan kerja yang dipecat secara tidak adil, tapi dia memberikan kesaksian palsu yang merugikan serikat pekerja. Ribuan ayah kalah di persidangan dan disingkirkan. Namun, ayahmu menerima banyak uang. Dia juga ditawari pekerjaan di anak perusahaan. Banyak keluarga lumpuh dan mereka menjadi korban penyakit dan depresi. Saat korban ke-17 bunuh diri, ayahmu juga dihukum dengan ditikam 17 kali,” jelas nya sambil menatap tajam Sun Mi.
Sun Mi terkejut, bagaimana bisa Jae Gyu tahu berapa jumlah tikaman yang Ayahnya terima, kepadahal itu tidak pernah diungkapkan.

“Pernahkah kamu memikirkan ini? Menurutmu kenapa ayahmu mengkhianati rekan-rekannya?” tanya Jae Gyu sambil menatap Sun Mi. “Karena kamu. Dia harus menafkahi putrinya yang genius. Buku bagus, sekolah bagus, janjinya kepada istrinya…” jelas Jae Gyu. “Kamu tahu keadaannya. Para ayah memilih melakukan kejahatan demi keluarga mereka.”
“Bagaimana kamu tahu bagaimana perasaan ayahku? Kecuali kamu pembunuhnya…” geram Sun Mi, merasa marah.

“Karena aku bertemu dengannya. Aku bertemu hantu ayahmu,” jawab Jae Gyu.
Dong Baek dan Sun Mi tidak percaya dengan perkataan Jae Gyu, sebab menurut mereka itu tidak terdengar masuk akal. Namun Jae Gyu tidak peduli dengan komentar mereka, malahan dia melanjut kan perkataannya. Algojo paling menikmati membunuh Ayah So Mi.
“Jin Jae Gyu, kamu ditangkap sebagai komplotan dalam kasus pembunuhan Jo Sung Dong. Kamu berhak tetap…” kata Sun Mi sambil menekan rasa amarahnya.


“Bagaimana dengan cara yang mudah?” sela Jae Gyu sambil menatap Dong Baek. “Pindai ingatan.”
Dong Baek merasa terkejut dengan keberanian Jae Gyu. Sedangkan Sun Mi merasa tidak mengerti, kenapa Jae Gyu tiba- tiba  berubah pikiran. Sambil merentangkan tangannya, Jae Gyu menatap ke arah langit, dia menjelaskan bahwa yang akan mati sudah terpilih. Yaitu korban ketiga. Dan yang akan mati adalah orang yang melakukan kontak fisik dengan Dong Baek.

Mendengar itu, Dong Baek menyerahkan selembar surat untuk Jae Gyu tanda tanganin, surat yang menyatakan kalau Jae Gyu bersedia untuk di pindai ingatan nya. Dan tanpa ragu, Jae Gyu menanda tangani surat tersebut.


Ketika Dong Baek akan memulai pekerjaannya, tiba- tiba Hyeon Su (si Anak TK) datang dan menyentuh kaki nya. Dan itu membuat nya terkejut.
Ibu Hyeon Su kemudian datang dan membawa Hyeon Su pergi dengan cemas. Sebelum pergi, dia memberitahu Jae Gyu bahwa dia tidak bisa mengelola rumah kaca lagi.

“Reputasiku hancur karena kamu,” keluh Jae Gyu.
“Seakan-akan kamu memilikinya,” balas Dong Baek, mendengus. Dan Jae Gyu tertawa.

Dong Baek melakukan pekerjaannya. Dia menyentuh tubuh Jae Gyu dan memindai ingatannya.

Jae Gyu beribadah kepada berhala miliknya.

Jae Gyu pergi ke ruangan rahasia. Dia memakai pakaian serba hitam. Dia mengambil kunci motor diatas meja dan berjalan dengan terburu- buru.


Dong Baek mengikuti Jae Gyu. Namun kemudian dia berhenti seperti dia merasakan sesuatu.


Dong Baek memegang tubuh Jae Gyu dengan lebih erat. Dan Sun Mi merasa cemas melihat sikap aneh Dong Baek tersebut.
Dong Baek melihat ke sekitarnya. Segalanya kosong, tidak ada jalan keluar, dan Jae Gyu menghilang.

Jae Gyu menyadari sikap aneh Dong Baek. Jadi diapun memegang tangan Dong Baek untuk memperlihatkan lebih jelas kepadanya.

Diujung jalan, Dong Baek melihat mayat seorang wanita. Dia terkejut melihat mayat tersebut. Lalu tiba-tiba terdengar sebuah suara. Dan Dong Baek pun menatap ke sumber suara.



“Itu kutukan,” kata Jae Gyu, memberitahu. “Semua yang melakukan kontak denganmu akan mati,” jelasnya sambil tersenyum.
Dong Baek mengepalkan tangannya dengan marah. Namun kemudian dia mulai berkeringat banyak seperti ketakutan. Tepat dibelakang Jae Gyu, dia melihat ada seseorang misterius yang mengenakan pakaian serba hitam dan menggunakan topeng hitam serta memiliki mata merah.
Melihat sosok misterius tersebut, Dong Baek merasa panik. Dia menutup matanya.
Jae Gyu tertawa melihat kondisi Dong Baek. Sun Mi yang tidak tahu apapun hanya bisa diam saja.

Dong Baek memberanikan diri dan membuka matanya. Dan tepat disaat dia membuka matanya, sosok misterius itu berdiri tepat di hadapannya.


Dong Baek pingsan dengan mata terbuka. Melihat itu, dengan panik, Sun Mi memanggil- manggil nama Dong Baek untuk bangun.
Jae Gyu tersenyum.

Dong Baek dirawat di rumah sakit. Seorang wanita yang menjaga Dong Baek melaporkan perkembangan nya kepada seseorang. Dan saat Dong Baek tersadar, dia memperkenalkan dirinya.
“Aku Kim, seorang manajer.”
“Kenapa agen BIN ada di sini,” balas Dong Baek dengan sikap lelah. “Agen BIN adalah orang bodoh yang pintar. Orang yang hanya menyebutkan pangkatnya entah penipu atau agen BIN, tapi hanya mereka yang tidak tahu itu.”

“Maaf atas perkenalan yang terlambat. Aku sudah cukup lama menjadi penanganmu,” kata Kim dengan ramah. “Ini kali ketiga kamu kehilangan kesadaran. Jika sekali, itu bisa dibilang karena dipukul, tapi dua kali lainnya saat membaca ingatan.”
Kim telah melakukan pemeriksaan menyeluruh pada Dong Baek, saat Dong Baek tidak sadarkan diri. Hasil pemeriksaan tidak ada yang salah, tapi itu berarti pertanda buruk. Dia menyimpulkan kalau ini akan menjadi semakin buruk jika Dong Baek terus memindai orang. Dan Dong Baek tidak peduli, karena dia merasa dia bisa merawat tubuhnya dengan baik.

“Kamu aset nasional,” tegas Kim.
“Tidak. Kalian hanya ingin menjadikanku senjata.”
Kim memberikan sebuah penawaran yang menarik bagi Dong Baek. Meskipun nantinya Dong Baek akan dinyatakan bersalah, tapi mereka akan memastikan kalau Dong Baek tetap bisa menjadi polisi. Sebab mereka ahli dalam mengubah sentimen publik. Sebagai imbalannya, mereka ingin Dong Baek untuk sesekali membantu penelitian mereka, atau memberikan bantuan penting saat negara menghadapi masalah.


“Aku akan membayar kejahatanku,” kata Dong Baek, memutuskan pilihannya. “Aku tidak akan menjadi pengecut.”
“Bukankah menangkap penjahat adalah sukacita dalam hidupmu?” tanya Kim, memancing.
“Aku tidak mau bertemu denganmu lagi,” balas Dong Baek, malas. “Tidak ada agen BIN yang tidak berdosa. Menjauhlah sebelum aku mengekspos ingatanmu dan mempermalukanmu,” ancamnya.
Kyung Tan dan Se Hoong datang menjenguk. Dan karena itu, Kim pun pamit dan pergi.

“Kamu tidak baik-baik saja. Kamu tertidur selama tiga hari,” kata Kyung Tan, memberitahu. Dia duduk di sebelah Dong Baek.
“Tiga hari? Bagaimana dengan Jin Jae Gyu?” tanya Dong Baek, terkejut.
“Dia ditangkap dan diinterogasi selama 48 jam, tapi surat perintahnya ditolak, jadi, dia dibebaskan,” jawab Se Hoong.
“Pengacaranya tidak lain adalah bedebah itu, Im Joong Yeon,” tambah Kyung Tan.


Setelah Joong Yeon membantunya untuk bebas dan pergi. Jae Gyu menatap kepergian nya sambil tersenyum kecil.

Kyung Tan menebak kalau Jae Gyu pasti kaya, sebab Jae Gyu bisa membayar orang seperti Joong Yeon. Kemudian saat Jae Gyu ditahan, jalan rahasia yang ada di bawah rumah kaca milik nya, telah di periksa oleh tim forensik. Tapi sama sekali tidak di temukan darah Sung Dong. Jadi karena itu, sekarang pihak metro sedang putus asa.
“Di mana Inspektur Han?” tanya Dong Baek, merasa lelah.


“Entahlah. Kami belum bertemu sejak dia keluar dari tim khusus. Ah… Aku sedih sekali karena sudah lama tidak melihatnya,” gumam Kyung Tan.
“Dia bisa menjadi putrimu,” komentar Se Hoong.
“Benar! Dia seperti putri! Karena itu aku mengkhawatirkannya. Kenapa kamu membuatnya terdengar menjijikkan?” balas Kyung Tan, mengeluh.
Dong Baek melepaskan infus yang terpasang di tangannya dan berniat untuk pergi. Dengan perhatian, Kyung Tan menasehati Dong Baek untuk jangan pergi dulu. Tapi Dong Baek tidak mau mendengarkan. Dong Baek merasa sangat marah kepada Jae Gyu, menurutnya Jae Gyu adalah pembunuh telepati, sebab Jae Gyu hanya menunjukkan apa yang dia ingin tunjukkan. Jae Gyu menghalangi akses nya untuk memindai.

Didalam bus. Para Detektif menyamar dan mengawasi Jae Gyu secara diam- diam.
Mobil "Green Moving" bergerak mengikuti bus Jae Gyu. Mereka mengawasi dari rekaman yang direkam oleh para anggota di dalam bus.
“Sudah kuduga. Aku ditakdirkan berada di lapangan,” kata Bong Kook dengan bersemangat. Ini adalah pertama kalinya dia ikut di dalam mobil “Green Moving”.

Ketika bus berhenti di halte. Jae Gyu yang awalnya tampak tertidur nyenyak, dia tiba- tiba bangun dan kabur dari dalam bus sebelum pintu bus tertutup. Dan hanya satu orang yang berhasil mengikutinya. Kode nama : Burung Beo. Anggota yang lain nya tidak berhasil mengikuti Jae Gyu, sebab mereka tertahan oleh ramainya penumpang bus yang berdiri.
“Hanya burung beo yang membuntutinya, Hanya burung beo, itu saja,” kata Detektif B, memberitahu. Dia berada di dalam bus.

“Bantuan. Bantu burung beo!” kata Detektif A, menyampaikan pesan tersebut kepada yang lainnya. Dia berada di dalam mobil "Green Moving".

“Menuju ke sana. Putar balik mobilnya,” perintah Lim kepada Woon Jang.

Young Soo mengawasi semua pergerakan mereka di ruang Media.
“Dia menuju utara dari halte,” kata Burung Beo, menginfokan.
“Jaga jarak,” kata Young Soo, mengingatkan.

Jae Gyu masuk ke dalam sebuah gedung dan naik lift. Burung Beo yang mengikutinya, dia berhenti bergerak dan memeriksa nomor lantai lift yang Jae Gyu tuju. Setelah memastikan, dia mengabarkan kepada Lim.

Setelah mengabarkan kepada Lim, Burung Beo segera menaiki tangga darurat. Sambil berlari dia mengganti pakaiannya. Awalnya dia menyamar menjadi siswi sekolah, tapi kemudian dia menyamar menjadi orang biasa.


Sesampainya di lantai 8. Burung Beo sama sekali tidak bisa menemukan Jae Gyu. “Aku kehilangan dia. Dia tidak ada di pusat kebugaran di lantai delapan…” katanya, memberitahu. Tapi kemudian dia terdiam. Sebab saat dia berniat untuk pergi menaiki lift, disaat itu dia bertemu dengan Jae Gyu. Dan dia merasa sangat terkejut.
“Kamu tidak masuk?” tanya Jae Gyu, ramah.
Burung Beo terdiam, tidak menjawab. Dan dengan ragu dia masuk ke dalam lift.


Para Detektif merasa cemas, sebab Burung Beo tiba-tiba tidak ada memberikan kabar. “Burung beo, jawab. Burung beo!”

Jae Gyu merasa heran, karena Burung Beo tidak ada menekan tombol lift. “Kamu mau ke bengkel?” tanyanya.
“Apa?” tanya Burung Beo, tidak siap dengan pertanyaan mendadak itu. “Ya,” jawabnya kemudian. Setelah itu dia diam dan memperhatikan Jae Gyu.

Ketika pintu lift terbuka dan Jae Gyu keluar. Burung Beo mengikutinya. Namun Jae Gyu tiba-tiba berhenti berjalan. “Tapi... Kamu mau ke mana? Ini sedang dibangun, jadi, tidak ada mobil di sini,” katanya. Dan mendengar itu, dengan panik, Burung Beo segera mencari senjatanya.
Jae Gyu tertawa dan memperhatikan Burung Beo. Lalu sebelum Burung Beo sempat melakukan apapun, dia langsung berlari dan meloncat kepada Burung Beo.
“Arghhhh!!!!” teriak Burung Beo.
Lim, Woon Jang. serta para anggota lainnya sampai di gedung.


Dipasar. Jae Gyu memperhatikan Hyeon Su dari kejauhan. Dan melihat dia, Hyeon Su tersenyum kepadanya. Lalu dia menarik tangan Ibu nya.
“Itu Pak Jin,” kata Hyeon Su, memberitahu sambil menunjuk. Dan Ibu Hyeon pun menatap ke arah yang Hyeon Su tunjuk kan. Tapi tidak ada Jae Gyu sama sekali di sana.

Lim dan tim masuk ke basemen lantai 3, mereka memanggil dan mencari Burung Beo, tapi sama sekali tidak ada jawaban. Lalu akhirnya mereka menemukan Burung Beo, tapi dia tidak sadarkan diri. Dan dengan cemas, Lim pun membangunkannya.

“Di mana aku?” tanya Burung Beo, saat terbangun.
“Kamu tidak ingat apa pun? Kamu membuntutinya,” kata Lim, memberitahu.
“Aku pulang kerja dan tertidur,” jawab Burung Beo.
Mendengar itu, semuanya terkejut. Woon Jang lalu menanyai dimana pistol Burung Beo. Dan seperti kebingungan, Burung Beo diam.

Setelah selesai berbelanja, Ibu Hyeon baru tersadar kalau Hyeon Su menghilang. Dia memanggil- manggil nama Hyeon Su dan mencarinya.
Dari kamera CCTV di jalan, Bong Kook menemukan keberadaan Jae Gyu.


Ibu Hyeon datang menemui Jae Gyu dengan panik. Dia menanyai dimana Hyeon Su, sebab sebelum nya, saat dipasar Hyeon Su ada bilang melihat Jae Gyu. Mendengar itu, Jae Gyu hanya diam saja. Dan karena itu, Ibu Hyeon pun berniat untuk menghubungi polisi saja.
“Dia akan dihukum,” kata Jae Gyu tiba- tiba, sebelum Ibu Hyeon sempat menelpon polisi. “Dia akan dihukum atas perbuatan keluargamu.”
“Apa maksudmu?” tanya Ibu Hyeon, tidak mengerti.

“Dia akan dihukum atas perbuatan ibumu,” tegas Jae Gyu. “Kamu masih tidak tahu siapa aku?” tanyanya. Dan Hyeon sama sekali tidak mengerti. “Aku membesarkanmu saat kamu masih kecil,” katanya sambil mengulurkan tangannya untuk menyentuh.
Dengan takut, Ibu Hyeon menjerit dan melangkah mundur untuk menghindari Jae Gyu.

Saat Ibu Hyeon hampir saja terjatuh, Dong Baek datang dan menopang nya dari belakang. Dan karena sentuhan tidak sengaja tersebut, Dong Baek melihat ingatan Ibu Hyeon.
Seorang pria dengan tato dibelakang punggung nya. Tato yang sama seperti yang ada pada tulang berulang yang di sembah oleh Jae Gyu di ruangan atap.


Didalam hutan. Pria tato menusuk sesuatu berulang kali. Seorang gadis kecil berbaju merah tidak sengaja melihat itu, dan dia melangkah mundur ke belakang dengan ekspresi ketakutan.
Pria tato berbalik dan menatap gadis kecil tersebut dengan wajah berlumuran darah.

Jae Gyu tersenyum kepada Dong Baek. Lalu dia masuk ke dalam pagar rumahnya.

Dong Baek mengikuti Jae Gyu. “Di mana anak itu?” tanyanya secara langsung.
“Kurasa tangan kotormu juga menyentuh anak itu. Anak itu sekarang memenuhi syarat,” kata Jae Gyu. Suaranya tampak asing dan aneh. “Dia memenuhi syarat untuk menjadi korban ketiga.”
Dong Baek teringat saat dia pernah menyentuh kepala Hyeon Su. “Jika sesuatu terjadi padanya, aku akan membunuhmu,” geramnya, marah.


“Kenapa? Kamulah yang mengutuknya,” balas Jae Gyu. Kemudian tiba- tiba dia bereaksi seperti mendengar suara lonceng. “Tapi dia masih punya tugas. Itu akan terjadi malam ini. Kamu harus bergegas. Malam ini, korban ketiga akan dibunuh,” jelas nya.
Mendengar itu, Ibu Hyeon merasa sangat terkejut.


Jae Gyu tertawa gembira. Lalu dia masuk ke dalam rumahnya.
Dong Baek merasa sangat kesal dan ingin mengejar Jae Gyu untuk memukulinya. Tapi Se Hoong memeluk tubuh Dong Baek dan menahannya supaya tetap tenang.
“Berhenti! Sadarlah!” bentak Kyung Tan, mengingatkan Dong Baek yang memberontak.

Ibu Hyeon menangis putus asa.
Para Detektif menanyai Ibu Hyeon. Dengan nada penuh kebencian, Ibu Hyeon bercerita kalau Jae Gyu adalah orang jahat, dia pernah tinggal dengan Jae Gyu sampai dia berusia sembilan tahun. Saat Nenek nya masih hidup, Nenek nya selalu memberitahunya kalau Ibunya tidak meninggal bunuh diri, tapi mati di bunuh oleh Jae Gyu. Dan tampaknya itu benar, karena Jae Gyu akan membunuh mereka juga.

Diruangan media. Para rekan memberitahu Young Soo tentang data yang berhasil mereka dapatkan. Ibu dari Ibu Hyeon adalah Shim Hyo Sook, dia meninggal pada tahun 1992. Dia tinggal dengan Jae Gyu, tapi kemudian dia kabur dengan pria lain dan bunuh diri dengannya. Itu diketahui karena mereka meninggalkan surat wasiat.
“Bagaimana kamu tahu nenekmu mengatakan yang sebenarnya?” tanya Kyung Tan.
“Karena dia melihat semuanya sendiri,” kata Dong Baek, membantu Ibu Hyeon untuk menjawab.

Ibu Hyeon (Shim Sang Ha) : “Kejadiannya tepat sebelum ibuku kabur. Aku yakin kejadiannya pada saat itu. Setiap hari, ibuku ke kota untuk bekerja. Dia, ayah tiriku, satu-satunya orang yang ada di rumah.”
Shim Sang Ha mengikuti Ayah tirinya yang pergi ke dalam hutan. Dia masuk ke sana dan mencari- cari dimana Ayah tirinya.

Shim Sang Ha : “Aku mendapat anjing untuk ulang tahunku. Dan hari itu, kami membawanya kembali dari dokter hewan.”
Sang Ha mulai merasa kelelahan. Tapi kemudian dia berhasil menemukan Ayah tirinya. Awalnya dia merasa heran melihat apa yang sedang Ayah tirinya lakukan. “Ayah?” panggilnya pelan.

Si Ayah tiri melakukan ritual sesat. Dia tampak seperti kerasukan. Dia mengambil golok dan mengayungkan nya. Melihat itu, Sang Ha sangat terkejut. Apalagi saat dia melihat wajah Ayah tirinya yang penuh dengan darah.


Shim Sang Ha : “Setelah itu, ibuku kabur dari rumah.”
Saat malam hari, ketika Sang Ha tertidur. Ibu nya mengambil kalung nya dan kabur.
“Aku lebih takut karena ditinggal bersamanya bukan karena ibuku pergi,” kata Sang Ha, menceritakan kisahnya. “Aku selalu takut padanya. Dia selalu sangat dingin. Keadaannya memburuk setelah ibuku menghilang.”


Shim Sang Ha : “Dia pergi dari rumah selama beberapa hari. Dan suatu hari, aku mendengar dia pulang saat fajar.”
Ketika si Ayah tiri pulang ke rumah. Sang Ha langsung pura- pura tidur. Dan disaat itu, si Ayah tiri memakaikan kalung di leher Sang Ha. Itu adalah kalung yang di bawa Ibu saat kabur. Melihat kalung tersebut, Sang Ha merasa sangat terkejut.
Shim Sang Ha : “Aku sadar dia telah menemukan ibuku. Dia mengambil kalung itu darinya.”


Ketika pulang sekolah, Sang Ha merasa bingung, saat dia melihat para polisi di rumah. Para polisi tersebut mengucapkan ‘turut berduka cita’ kepada si Ayah tiri. Dan saat Sang Ha memandangi si Ayah tiri, dia melihat si Ayah tiri tersenyum.
Melihat senyum tersebut,  Sang Ha merasa ketakutan dan segera kabur.

Shim Sang Ha : “Tapi aku baru tahu apa yang sebenarnya terjadi beberapa saat kemudian. Aku lari ke rumah nenekku hari itu.”

Si Ayah tiri, yaitu Jae Gyu. Dia membunuh Ibu Sang Ha dan Selingkuhannya.
Shim Sang Ha : “Ibuku ditemukan bergantung di samping pria lain. Tapi aku tahu yang sebenarnya. Aku tahu dia dibunuh olehnya.”


Selesai mendengar cerita itu, Se Hoong mengomentari betapa jelas nya ingatan Sang Ha. Dan itu membuat Kyung Tan merasa heran, kenapa Sang Ha tidak bisa mengenali Jae Gyu saat itu. Kepadahal rumah yang Jae Gyu tinggali masih sama seperti dulu juga.
“Usiaku baru sembilan tahun, ingat?” kata Sang Ha.
“Wajar saja melupakan kejadian tertentu,” gumam Detektif A, merasa itu masuk akal.

“Tapi beberapa ingatan terlalu jelas,” gumam Kyung Tan, heran sedikit.
Detektif A dan Kyung Tan memutuskan untuk menunggu Ayah Hyeon pulang. Sebab menurut mereka ini aneh, karena kenapa bisa Ayah Hyeon kebetulan tinggal di lingkungan yang sama dengan Jae Gyu. Ayah Hyeon menaiki penerbangan tengah hari, jadi saat malan hari mereka baru akan menghubungi nya. Dan mendengar itu, Sang Ha protes.
Dong Baek diam mendengar kan mereka. Dia memperhatikan Sang Ha dengan seksama dan berpikir. Lalu dia pun pergi.

Dong Baek menghubungi pihak pusat untuk menangkap Jae Gyu lagi, sebab nyawa seorang anak sedang terancam. Tapi Shin Woong menolak untuk melakukan itu, dia memutuskan untuk membiarkan polisi wilayah mencari anak tersebut dan mereka menunggu Jae Gyu di dekat jalan rahasianya, barulah mereka punya alasan untuk menangkap nya lagi.
“Dia sudah mengancam nyawa anak itu!” bentak Dong Baek, marah.
“Itu yang dia inginkan. Dia memanfaatkan anak itu sebagai pengalihan,” jelas Shin Woong. “Algojo hanya membunuh mereka yang layak mati di benaknya.”

“Sepertinya kamu mengenalnya dengan baik,” komentar Dong Baek dengan sinis. “Maksudku, si Algojo,” tegasnya, memperjelas.
Mendengar itu, Shin Woong mengabaikan Dong Baek. Dan menanyai Young Soo, siapa yang membiarkan Dong Baek masuk. Dan Young Soo pun memerintah kan Dong Baek untuk pergi.
Kyung Tan dan Se Hoong mengikuti Dong Baek pergi.
“Halangi semua jalan dan bukan hanya jalan raya. Periksa semua orang yang melakukan kontak dengan Detektif Dong,” perintah Shin Woong.
“Baik, Pak,” jawab Young Soo. Lalu dia memperhatikan semua orang. “Dia mungkin menghapus ingatan, tapi tidak dengan bukti kuat. Pastikan kamu merekam setiap rekaman yang kamu lihat,” perintahnya.


Kyung Tan mengomeli Dong Baek karena telah bersikap tidak sabaran dan tidak sopan. Tapi Dong Baek mengabaikan semua omelannya. Lalu tiba- tiba Sun Mi menelpon nya.

Post a Comment

Previous Post Next Post