Sinopsis K- Drama : Memorist Episode 9 part 2


Original Network : tvN
"Semua karakter, organisasi, tempat, dan peristiwa adalah fiktif”

Setelah memeriksa ingatan Tae Gu, Dong Baek menemukan kalau Tae Gu bersih dan tidak bersalah. Jadi dia mengajak Kyung Tan untuk menjalankan rencana B, yaitu mencari tahu kapan kemunculan pertama Si Penghapus.
“Maksudmu…” kata Kyung Tan, tidak yakin.
“Ya. Kekerasan massal yang terjadi 20 tahun lalu,” tegas Dong Baek, membenarkan.

“Tapi tidak ada catatan tentang itu. Aneh tidak ada yang meninggalkan catatan mengingat kerusakannya,” jelas Se Hoong. “Mereka tidak bisa menemukan apa pun. Tidak ada apa pun mengenai kematian atau kekerasan.”
“Kamu pikir mereka berdamai lalu meninggalkan TKP?” tanya Kyung Tan, kesal.
“Tidak, aku yakin mereka terluka parah. Mereka mencoba membunuh satu sama lain,” jelas Dong Baek dengan yakin. Dia ada melihat ingatan Jae Gyu, dan dia yakin itu adalah kemunculan pertama Si Penghapus memamerkan kekuatannya.

Sun Mi menghubungi Dong Baek dan memberitahu kalau tidak ada catatan untuk insiden tersebut. Serta dia ingin Dong Baek untuk jangan terlalu mempercayai ingatan Jae Gyu, sebab dia cemas, jika Jae Gyu benar adalah Si Penghapus dan memperdayai Dong Baek menggunakan ilusi lain lagi.
“Aku juga sudah memikirkan itu,” kata Dong Baek, mengerti.
“Kukira kamu sudah lupa bahwa dia mengalahkanmu,” balas Sun Mi.
“Aku tidak bisa melupakan kekalahan.”
“Kalau begitu, aku senang.”

Dong Baek merasa kesal, sebab Sun Mi terkadang lebih menyebalkan daripada Jae Gyu. Dan Sun Mi membenarkan dengan santai. Dia kemudian mengingatkan Dong Baek sekali lagi, jangan mempercayai semua perkataan Jae Gyu. Karena bisa jadi Jae Gyu dalah Si Penghapus. Dan Dong Baek mengerti.
“Kecepatan adalah faktor penting di sini,” jelas Sun Mi.
“Aku setuju. Sampai jumpa.”


“Cari insiden sebelum tahun 2000. Terus perluas pencarian sampai kalian menemukan petunjuk,” perintah Sun Mi.
“Baik, Bu.”

Didalam perjalanan. Se Hoong bertanya- tanya, bagaimana jika sejak awal perkelahian tersebut tidak ada. Dan dengan yakin, Dong Baek menjelaskan bahwa itu pasti ada, tapi catatan nya telah dihapus.
“Jadi, ke mana tujuan kita?” tanya Se Hoong.
“Untuk menemukan sisa catatannya,” jawab Dong Baek.


Jae Gyu : “Aku bermimpi buruk. Mimpi yang mengerikan. Namun, itu bukan hanya di benakku.”
Jae Gyu terbangun dengan raut wajah ketakutan. Lalu saat dia akan turun dari tempat tidur, dia menemukan foto dirinya yang sedang tertidur di atas meja.
“Lalu?” tanya Sun Mi.
“Apa yang akan kamu lakukan jika kamu pembunuh yang menghadapi situasi itu?” balas Jae Gyu.
“Aku pasti berniat membunuhnya.”


Jae Gyu memasang banyak kamera CCTV di setiap sudut rumah nya. Lalu dia menyembunyikan senjata di dekat tempat tidur nya.
Jae Gyu : “Itu melanggar peraturan si Algojo, tapi aku tidak bisa mematuhinya.”
Sun Mi : “Karena kamu takut?”
Jae Gyu : “Lebih karena tidak mau kalah.”

Pagi hari saat Jae Gyu terbangun, dia menemukan noda merah di sisi tempat tidurnya. Tapi tubuhnya sama sekali tidak bernoda. Lalu senjata yang di sembunyikannya di bawah bantal telah berubah menjadi tulang.


Jae Gyu masuk ke dalam ruangan atap dan memeriksa. Disana, diatas lantai dia menemukan angka- angka yang ditulis dengan warna merah. Itu adalah tanggal dia menjalani hukuman. Melihat itu, Jae Gyu merasa sangat terkejut dan ketakutan. Lalu yang lebih menakutkan, dia menemukan tulisan yang di tulis di dinding. "Jangan menentangku"

Jae Gyu : “Saat itulah aku sadar itu bukan kali pertama. Upayaku untuk membunuhnya. Hal yang sama terus berulang. Dia akan memenangkan pertarungan dan selalu menghapus ingatanku. Sama seperti seseorang menghapus rekaman kamera pengawas, ingatanku pun sirna.”
Jae Gyu memeriksa kamera CCTV nya, tapi tidak ada rekaman malam itu. Dia bisa sangat yakin, walaupun dia tidak bisa ingat, itu adalah karena  Si penghapus bisa menghapus ingatannya, tapi tidak dengan perasaan yang hadir.

Jae Gyu membawa paspor nya dan pergi.

“Perasaan?”
“Ketakutan.”
“Seorang psikopat hidup dalam ketakutan?” tanya Sun Mi, mendengus.
Jae Gyu tertawa kecil. “Aku mungkin tidak menyetujui istilah yang kamu pakai, tapi aku tahu apa itu ketakutan. Aku takut kehilangan,” jelas nya.
“Hilang? Kamu takut kehilangan apa?”
“Sang Ah.”


Jae Gyu menghabiskan waktunya selama 20 tahun di luar negeri. Karena dia takut Si Penghapus akan menyakiti Sang Ah. Dan selama dia di luar negeri, Si Penghapus tidak pernah muncul. Tapi itu berubah tiga bulan yang lalu. Dia mendapatkan kiriman foto Sang Ah dengan keluarga nya, dan difoto tersebut di tulis "Kembalilah".

Ketika Jae Gyu telah membungkam Burung Beo, disaat itu, Si Penghapus datang. Dia mengenakan pakaian serba hitam dan topeng.
Dong Baek  : “Dia kembali ke Korea sesuai perintah si Penghapus, tapi dia tidak bisa memberi tahu Yoon In Tae rencananya. Dia tidak tahu kapan atau di mana ingatannya akan dibaca. Waktunya tidak banyak.”

Sesampainya di bandara, In Tae mendapatkan telpon dari Jae Gyu.
Dong Baek : “Dia menelepon segera setelah berhubungan dengan si Penghapus. Dia menyuruh Yoon In Tae melarikan diri dengan keluarganya.”

Jae Gyu memberikan Hyeon Su kepada In Tae. “Kalau aku tewas, ikuti protokolnya,” jelas nya sambil memberikan amplop juga kepada In Tae.
In Tae mengerti dan membawa Hyeon Su bersamanya.
Dong Baek : “Jin Jae Gyu meminta agar dia menyelamatkan keluarganya Tapi pada saat terakhir, Yoon In Tae menyimpang dari rencana. Dia memutuskan untuk membunuh si pembunuh dengan kekuatan supernatural.”

Menurut Dong Baek, Jae Gyu mungkin memanglah pembunuh, tapi Jae Gyu bukan psikopat. Dan Kyung Tan serta Se Hoong tidak mengerti. Tapi Dong Baek tidak menjelaskan lebih lanjut.
“Apa lagi yang kamu lihat dalam ingatan Jin Jae Gyu?” tanya Se Hoong , ingin tahu.
“Penderitaan dari masa kecilnya,” jawab Dong Baek.
“Penderitaan apa?” tanya Kyung Tan, penasaran. Tapi Dong Baek diam, tidak menjawab. “Dasar kamu ini. Bisakah kamu berhenti bersikap dramatis? Jika sikapmu seperti ini, jangan bicara denganku mulai sekarang.  Aku sudah muak denganmu,” keluhnya, kesal.
Dengan perhatian, Se Hoong menepuk bahu Kyung Tan untuk menenangkannya.

Dipusat Layanan Darurat. Dong Baek menjelaskan bila kejadian itu dilaporkan sebagai kecelakaan, alih- alih penyerangan, maka mungkin saja catatan itu ada di tempat ini.
“Aku juga tidak menduga kamu akan datang,” kata Penjaga.
“Juga? Ada orang lain yang datang?” tanya Dong Baek, terkejut.
Saat Dong Baek, Kyung Tan, dan Se Hoong masuk ke dalam ruangan data. Mereka bertemu dengan Lim, Woon Jang, Lee, dan Bong Kook. Mereka berempat sedang mencari hal yang sama juga seperti dengan Dong Baek.
“Mari kita bagi pekerjaannya,” kata Dong Baek, ingin ikut mencari.
“Kami tidak membutuhkanmu,” tolak Bong Kook dengan sinis. “Aku menemukannya. Aku berbakat dalam hal ini,” jelasnya dengan bangga.

Dong Baek langsung merebut catatan tersebut dan melihatnya. Kecelakaan sesak napas di Kota Shimbae. Kematian karena keracunan karbon monoksida. Semuanya berusia 20 tahun.
“Aku melihatnya,” gumam Dong Baek. Dan Se Hoong tidak mengerti. “Penyintas.”
“Penyintas?” tanya Lim, tidak paham.
“Satu penyintas,” jawab Se Hoong, berhasil melihat apa yang ditemukan Dong Baek.
Dicatatan tertulis nama. "Shim Sang Ah, 17 tahun". Melihat itu, semua merasa terkejut.


Dong Baek, Sun Mi, Kyung Tan, dan Se Hoong. Mereka datang menemui Sang Ah. Mereka memberitahu tentang kejadian 20 tahun lalu. Tapi Sang Ah tidak mengingat apapun. Dan Dong Baek pun meminta izin untuk boleh melihat ingatan Sang Ah.
“Akankah itu membantumu menemukan suamiku?” tanya Sang Ah, ragu.
“Mungkin saja,” jawab Dong Baek. Dan Sang Ah pun mengangguk.


Dong Baek menyentuh Sang Ah dan melihat ke dalam ingatannya. Setiap orang menunggu dengan cemas hingga Dong Baek selesai.
“Tidak ada dalam ingatannya,” kata Dong Baek. Dan semuanya merasa kecewa. “Itu tidak dihapus. Dia dibawa ke lokasi kecelakaan saat tidak sadarkan diri.”
“Benar. Aku pernah dirawat di rumah sakit karena keracunan karbon monoksida,” kata Sang Ah, membenarkan.
“Kamu ingat hal lain?” tanya Se Hoong sambil mencatat nya.
“Aku tidak tahu orang-orang tewas. Aku sakit selama beberapa waktu setelah itu.”

Dong Baek memerintahkan Kyung Tan dan Se Hoong untuk menyelidiki orang- orang yang tewas. Dan Kyung Tan mengeluh lagi, tapi kemudian dia pun tetap pergi dengan Se Hoong.
Sun Mi meminta izin kepada Sang Ah untuk meminjam kamar nya. Lalu diapun membawa Dong Baek ke dalam kamar untuk berbicara berdua. Dia menanyai, apalagi yang Dong Baek curigai. Dan Dong Baek menjelaskan dengan kesal bahwa dia telah memeriksa semuanya, termaksud alibi terbarunya. Tapi saat Dong Baek menjelaskan itu, Sun Mi tidak fokus mendengarkan, sebab sesuatu menarik perhatiannya.
“Ada apa?” tanya Dong Baek, heran.


Di dinding, ada gambar Hyeon Su. “Entah kenapa, tapi bukankah ini terlihat tidak asing?” kata Sun Mi sambil berpikir.
Dong Baek dan Sun Mi mengingat. Itu adalah gambar mereka berdua saat berada di rumah Jae Gyu. Tapi anehnya ada wajah hitam dengan mata merah di bawah mereka.
“Si Penghapus,” kata Dong Baek dengan yakin.


Sun Mi dan Dong Baek menanyai Hyeon Su mengenai gambar tersebut. Dan dengan sikap polos, Hyeon Su menjawab bahwa itu gambar di rumah Jae Gyu dan yang ada dibawah mereka adalah monster. Mendengar itu, Sun Mi meminta izin Sang Ah untuk boleh melihat ingatan Hyeon Su. Dan dengan ragu Sang Ah berpikir, lalu dia mengizinkan.

Dong Baek menyentuh kepala Hyeon Su dan melihat.


Ketika Dong Baek dan Sun Mi sedang berbicara dengan Jae Gyu. Disaat itu, Hyeon Su datang dan bermain dibawah kaki Dong Baek. Dan yang ada di bawah kaki Dong Baek adalah sebuah paret.
Dong Baek memeriksa paret tersebut dan melihat Si Penghapus. Si Penghapus menyentuh kakinya dan menatapnya dengan mata merah.

“Si Penghapus. Si Penghapus ada di bawah kita,” kata Dong Baek, terkejut.
“Monster bawah tanah,” gumam Hyeon Su dengan polosnya.
“Selokan,” kata Sun Mi, terkejut.
Sun Mi memanggil bantuan untuk datang ke rumah Jae Gyu.
Dong Baek memberitahu apa yang dilihatnya, Si Penghapus menyentuh kakinya dan memanipulasi ingatannya disaat itu.
Dong Baek dan Sun Mi sampai dirumah Jae Gyu. Mereka membuka paret atau selokan di rumah Jae Gyu. Dan setelah itu dibuka, tanpa ragu Sun Mi langsung turun ke bawah.
“Kamu bisa membantuku dari belakang,” jelas Sun Mi.
“Dasar keras kepala,” keluh Dong Baek. Lalu dia ikut turun ke bawah.

Didalam paret ada sebuah terowongan tersembunyi. Terowongan tersebut tersambung ke jalan rahasia milik Jae Gyu. Bahkan ada sebuah ruangan lain lagi disana. Saat Sun Mi melihat ruangan tersebut tidak terkunci, dia merasa penasaran dan masuk ke dalam sana untuk memeriksa. 

Didalam ruangan tersebut. Sun Mi menemukan seseorang duduk di dekat dinding. “Polisi. Jangan bergerak. Pistol ini berpeluru. Angkat tanganmu,” perintahnya, mengingatkan.
Si Penghapus berdiri dan berjalan mendekati Sun Mi. Dan Sun Mi merasa panik sedikit.
Dong Baek yang sedang berada di ruang rahasia yang lain, dia terkejut saat mendengar suara tembakan. Dorr….!!
Epilog

Dong Baek memberikan banyak uang kepada Kakek Tua. Dia beralasan bahwa ini adalah sesuatu yang harus diberikannya kepada mereka yang mengizinkannya untuk membaca ingatan. Melihat uang tersebut, Kakek Tua sangat terkejut dan ingin menolak.

“Bukan aku yang memberi Anda ini. Ini dari yayasan penelitian internasional,” jelas Dong Baek dengan gugup. “Bisa Anda gunakan untuk merawat putra Anda. Akan kulihat apa kalian bisa menerima bantuan lain.”
“Tidak, aku tidak bisa menerima ini,” tolak Kakek Tua, merasa tidak enak.
“Tidak apa-apa. Aku harus pergi sekarang,” kata Dong Baek. Lalu diapun pergi.
“Terima kasih. Terima kasih. Terima kasih, Pak.”


Post a Comment

Previous Post Next Post