Original Network : tvN
"Semua karakter, organisasi, tempat, dan
peristiwa adalah fiktif”
Setelah
memeriksa ingatan Tae Gu, Dong Baek menemukan kalau Tae Gu bersih dan tidak
bersalah. Jadi dia mengajak Kyung Tan untuk menjalankan rencana B, yaitu
mencari tahu kapan kemunculan pertama Si Penghapus.
“Maksudmu…”
kata Kyung Tan, tidak yakin.
“Ya. Kekerasan
massal yang terjadi 20 tahun lalu,” tegas Dong Baek, membenarkan.
“Tapi tidak
ada catatan tentang itu. Aneh tidak ada yang meninggalkan catatan mengingat kerusakannya,”
jelas Se Hoong. “Mereka tidak bisa menemukan apa pun. Tidak ada apa pun
mengenai kematian atau kekerasan.”
“Kamu pikir
mereka berdamai lalu meninggalkan TKP?” tanya Kyung Tan, kesal.
“Tidak, aku
yakin mereka terluka parah. Mereka mencoba membunuh satu sama lain,” jelas Dong
Baek dengan yakin. Dia ada melihat ingatan Jae Gyu, dan dia yakin itu adalah
kemunculan pertama Si Penghapus memamerkan kekuatannya.
Sun Mi
menghubungi Dong Baek dan memberitahu kalau tidak ada catatan untuk insiden
tersebut. Serta dia ingin Dong Baek untuk jangan terlalu mempercayai ingatan
Jae Gyu, sebab dia cemas, jika Jae Gyu benar adalah Si Penghapus dan
memperdayai Dong Baek menggunakan ilusi lain lagi.
“Aku juga
sudah memikirkan itu,” kata Dong Baek, mengerti.
“Kukira kamu
sudah lupa bahwa dia mengalahkanmu,” balas Sun Mi.
“Aku tidak
bisa melupakan kekalahan.”
“Kalau
begitu, aku senang.”
Dong Baek
merasa kesal, sebab Sun Mi terkadang lebih menyebalkan daripada Jae Gyu. Dan
Sun Mi membenarkan dengan santai. Dia kemudian mengingatkan Dong Baek sekali
lagi, jangan mempercayai semua perkataan Jae Gyu. Karena bisa jadi Jae Gyu
dalah Si Penghapus. Dan Dong Baek mengerti.
“Kecepatan
adalah faktor penting di sini,” jelas Sun Mi.
“Aku setuju.
Sampai jumpa.”
“Cari
insiden sebelum tahun 2000. Terus perluas pencarian sampai kalian menemukan
petunjuk,” perintah Sun Mi.
“Baik, Bu.”
Didalam
perjalanan. Se Hoong bertanya- tanya, bagaimana jika sejak awal perkelahian
tersebut tidak ada. Dan dengan yakin, Dong Baek menjelaskan bahwa itu pasti
ada, tapi catatan nya telah dihapus.
“Jadi, ke
mana tujuan kita?” tanya Se Hoong.
“Untuk
menemukan sisa catatannya,” jawab Dong Baek.
Jae Gyu : “Aku bermimpi buruk. Mimpi yang
mengerikan. Namun, itu bukan hanya di benakku.”
Jae Gyu
terbangun dengan raut wajah ketakutan. Lalu saat dia akan turun dari tempat
tidur, dia menemukan foto dirinya yang sedang tertidur di atas meja.
“Lalu?”
tanya Sun Mi.
“Apa yang
akan kamu lakukan jika kamu pembunuh yang menghadapi situasi itu?” balas Jae
Gyu.
“Aku pasti
berniat membunuhnya.”
Jae Gyu
memasang banyak kamera CCTV di setiap sudut rumah nya. Lalu dia menyembunyikan
senjata di dekat tempat tidur nya.
Jae Gyu : “Itu melanggar peraturan si Algojo,
tapi aku tidak bisa mematuhinya.”
Sun Mi : “Karena kamu takut?”
Jae Gyu : “Lebih karena tidak mau kalah.”
Pagi hari
saat Jae Gyu terbangun, dia menemukan noda merah di sisi tempat tidurnya. Tapi
tubuhnya sama sekali tidak bernoda. Lalu senjata yang di sembunyikannya di
bawah bantal telah berubah menjadi tulang.
Jae Gyu masuk
ke dalam ruangan atap dan memeriksa. Disana, diatas lantai dia menemukan angka-
angka yang ditulis dengan warna merah. Itu adalah tanggal dia menjalani
hukuman. Melihat itu, Jae Gyu merasa sangat terkejut dan ketakutan. Lalu yang
lebih menakutkan, dia menemukan tulisan yang di tulis di dinding. "Jangan
menentangku"
Jae Gyu : “Saat itulah aku sadar itu bukan
kali pertama. Upayaku untuk membunuhnya. Hal yang sama terus berulang. Dia akan
memenangkan pertarungan dan selalu menghapus ingatanku. Sama seperti seseorang
menghapus rekaman kamera pengawas, ingatanku pun sirna.”
Jae Gyu
memeriksa kamera CCTV nya, tapi tidak ada rekaman malam itu. Dia bisa sangat
yakin, walaupun dia tidak bisa ingat, itu adalah karena Si penghapus bisa menghapus ingatannya, tapi
tidak dengan perasaan yang hadir.
Jae Gyu
membawa paspor nya dan pergi.
“Perasaan?”
“Ketakutan.”
“Seorang
psikopat hidup dalam ketakutan?” tanya Sun Mi, mendengus.
Jae Gyu
tertawa kecil. “Aku mungkin tidak menyetujui istilah yang kamu pakai, tapi aku
tahu apa itu ketakutan. Aku takut kehilangan,” jelas nya.
“Hilang? Kamu
takut kehilangan apa?”
“Sang Ah.”
Jae Gyu
menghabiskan waktunya selama 20 tahun di luar negeri. Karena dia takut Si
Penghapus akan menyakiti Sang Ah. Dan selama dia di luar negeri, Si Penghapus
tidak pernah muncul. Tapi itu berubah tiga bulan yang lalu. Dia mendapatkan
kiriman foto Sang Ah dengan keluarga nya, dan difoto tersebut di tulis "Kembalilah".
Ketika Jae
Gyu telah membungkam Burung Beo, disaat itu, Si Penghapus datang. Dia mengenakan
pakaian serba hitam dan topeng.
Dong Baek
: “Dia kembali ke Korea sesuai perintah si Penghapus, tapi dia tidak
bisa memberi tahu Yoon In Tae rencananya. Dia tidak tahu kapan atau di mana
ingatannya akan dibaca. Waktunya tidak banyak.”
Sesampainya
di bandara, In Tae mendapatkan telpon dari Jae Gyu.
Dong Baek : “Dia menelepon segera setelah
berhubungan dengan si Penghapus. Dia menyuruh Yoon In Tae melarikan diri dengan
keluarganya.”
Jae Gyu
memberikan Hyeon Su kepada In Tae. “Kalau aku tewas, ikuti protokolnya,” jelas
nya sambil memberikan amplop juga kepada In Tae.
In Tae
mengerti dan membawa Hyeon Su bersamanya.
Dong Baek : “Jin Jae Gyu meminta agar dia
menyelamatkan keluarganya Tapi pada saat terakhir, Yoon In Tae menyimpang dari
rencana. Dia memutuskan untuk membunuh si pembunuh dengan kekuatan supernatural.”
Menurut Dong
Baek, Jae Gyu mungkin memanglah pembunuh, tapi Jae Gyu bukan psikopat. Dan
Kyung Tan serta Se Hoong tidak mengerti. Tapi Dong Baek tidak menjelaskan lebih
lanjut.
“Apa lagi
yang kamu lihat dalam ingatan Jin Jae Gyu?” tanya Se Hoong , ingin tahu.
“Penderitaan
dari masa kecilnya,” jawab Dong Baek.
“Penderitaan
apa?” tanya Kyung Tan, penasaran. Tapi Dong Baek diam, tidak menjawab. “Dasar
kamu ini. Bisakah kamu berhenti bersikap dramatis? Jika sikapmu seperti ini,
jangan bicara denganku mulai sekarang.
Aku sudah muak denganmu,” keluhnya, kesal.
Dengan
perhatian, Se Hoong menepuk bahu Kyung Tan untuk menenangkannya.
Dipusat
Layanan Darurat. Dong Baek menjelaskan bila kejadian itu dilaporkan sebagai
kecelakaan, alih- alih penyerangan, maka mungkin saja catatan itu ada di tempat
ini.
“Aku juga
tidak menduga kamu akan datang,” kata Penjaga.
“Juga? Ada
orang lain yang datang?” tanya Dong Baek, terkejut.
Saat Dong
Baek, Kyung Tan, dan Se Hoong masuk ke dalam ruangan data. Mereka bertemu
dengan Lim, Woon Jang, Lee, dan Bong Kook. Mereka berempat sedang mencari hal
yang sama juga seperti dengan Dong Baek.
“Mari kita
bagi pekerjaannya,” kata Dong Baek, ingin ikut mencari.
“Kami tidak
membutuhkanmu,” tolak Bong Kook dengan sinis. “Aku menemukannya. Aku berbakat
dalam hal ini,” jelasnya dengan bangga.
Dong Baek
langsung merebut catatan tersebut dan melihatnya. Kecelakaan sesak napas di
Kota Shimbae. Kematian karena keracunan karbon monoksida. Semuanya berusia 20
tahun.
“Aku
melihatnya,” gumam Dong Baek. Dan Se Hoong tidak mengerti. “Penyintas.”
“Penyintas?”
tanya Lim, tidak paham.
“Satu
penyintas,” jawab Se Hoong, berhasil melihat apa yang ditemukan Dong Baek.
Dicatatan
tertulis nama. "Shim Sang Ah, 17 tahun". Melihat itu, semua merasa
terkejut.
Dong Baek,
Sun Mi, Kyung Tan, dan Se Hoong. Mereka datang menemui Sang Ah. Mereka
memberitahu tentang kejadian 20 tahun lalu. Tapi Sang Ah tidak mengingat
apapun. Dan Dong Baek pun meminta izin untuk boleh melihat ingatan Sang Ah.
“Akankah itu
membantumu menemukan suamiku?” tanya Sang Ah, ragu.
“Mungkin
saja,” jawab Dong Baek. Dan Sang Ah pun mengangguk.
Dong Baek
menyentuh Sang Ah dan melihat ke dalam ingatannya. Setiap orang menunggu dengan
cemas hingga Dong Baek selesai.
“Tidak ada
dalam ingatannya,” kata Dong Baek. Dan semuanya merasa kecewa. “Itu tidak
dihapus. Dia dibawa ke lokasi kecelakaan saat tidak sadarkan diri.”
“Benar. Aku
pernah dirawat di rumah sakit karena keracunan karbon monoksida,” kata Sang Ah,
membenarkan.
“Kamu ingat
hal lain?” tanya Se Hoong sambil mencatat nya.
“Aku tidak
tahu orang-orang tewas. Aku sakit selama beberapa waktu setelah itu.”
Dong Baek
memerintahkan Kyung Tan dan Se Hoong untuk menyelidiki orang- orang yang tewas.
Dan Kyung Tan mengeluh lagi, tapi kemudian dia pun tetap pergi dengan Se Hoong.
Sun Mi
meminta izin kepada Sang Ah untuk meminjam kamar nya. Lalu diapun membawa Dong
Baek ke dalam kamar untuk berbicara berdua. Dia menanyai, apalagi yang Dong
Baek curigai. Dan Dong Baek menjelaskan dengan kesal bahwa dia telah memeriksa
semuanya, termaksud alibi terbarunya. Tapi saat Dong Baek menjelaskan itu, Sun
Mi tidak fokus mendengarkan, sebab sesuatu menarik perhatiannya.
“Ada apa?”
tanya Dong Baek, heran.
Di dinding,
ada gambar Hyeon Su. “Entah kenapa, tapi bukankah ini terlihat tidak asing?”
kata Sun Mi sambil berpikir.
Dong Baek
dan Sun Mi mengingat. Itu adalah gambar mereka berdua saat berada di rumah Jae
Gyu. Tapi anehnya ada wajah hitam dengan mata merah di bawah mereka.
“Si Penghapus,”
kata Dong Baek dengan yakin.
Sun Mi dan
Dong Baek menanyai Hyeon Su mengenai gambar tersebut. Dan dengan sikap polos,
Hyeon Su menjawab bahwa itu gambar di rumah Jae Gyu dan yang ada dibawah mereka
adalah monster. Mendengar itu, Sun Mi meminta izin Sang Ah untuk boleh melihat
ingatan Hyeon Su. Dan dengan ragu Sang Ah berpikir, lalu dia mengizinkan.
Dong Baek
menyentuh kepala Hyeon Su dan melihat.
Ketika Dong
Baek dan Sun Mi sedang berbicara dengan Jae Gyu. Disaat itu, Hyeon Su datang
dan bermain dibawah kaki Dong Baek. Dan yang ada di bawah kaki Dong Baek adalah
sebuah paret.
Dong Baek
memeriksa paret tersebut dan melihat Si Penghapus. Si Penghapus menyentuh
kakinya dan menatapnya dengan mata merah.
“Si
Penghapus. Si Penghapus ada di bawah kita,” kata Dong Baek, terkejut.
“Monster
bawah tanah,” gumam Hyeon Su dengan polosnya.
“Selokan,” kata Sun Mi, terkejut.
Sun Mi
memanggil bantuan untuk datang ke rumah Jae Gyu.
Dong Baek
memberitahu apa yang dilihatnya, Si Penghapus menyentuh kakinya dan
memanipulasi ingatannya disaat itu.
Dong Baek
dan Sun Mi sampai dirumah Jae Gyu. Mereka membuka paret atau selokan di rumah
Jae Gyu. Dan setelah itu dibuka, tanpa ragu Sun Mi langsung turun ke bawah.
“Kamu bisa
membantuku dari belakang,” jelas Sun Mi.
“Dasar keras
kepala,” keluh Dong Baek. Lalu dia ikut turun ke bawah.
Didalam
paret ada sebuah terowongan tersembunyi. Terowongan tersebut tersambung ke
jalan rahasia milik Jae Gyu. Bahkan ada sebuah ruangan lain lagi disana. Saat
Sun Mi melihat ruangan tersebut tidak terkunci, dia merasa penasaran dan masuk
ke dalam sana untuk memeriksa.
Didalam
ruangan tersebut. Sun Mi menemukan seseorang duduk di dekat dinding. “Polisi.
Jangan bergerak. Pistol ini berpeluru. Angkat tanganmu,” perintahnya,
mengingatkan.
Si Penghapus
berdiri dan berjalan mendekati Sun Mi. Dan Sun Mi merasa panik sedikit.
Dong Baek
yang sedang berada di ruang rahasia yang lain, dia terkejut saat mendengar
suara tembakan. Dorr….!!
Epilog
Dong Baek
memberikan banyak uang kepada Kakek Tua. Dia beralasan bahwa ini adalah sesuatu
yang harus diberikannya kepada mereka yang mengizinkannya untuk membaca
ingatan. Melihat uang tersebut, Kakek Tua sangat terkejut dan ingin menolak.
“Bukan aku
yang memberi Anda ini. Ini dari yayasan penelitian internasional,” jelas Dong
Baek dengan gugup. “Bisa Anda gunakan untuk merawat putra Anda. Akan kulihat
apa kalian bisa menerima bantuan lain.”
“Tidak, aku
tidak bisa menerima ini,” tolak Kakek Tua, merasa tidak enak.
“Tidak apa-apa.
Aku harus pergi sekarang,” kata Dong Baek. Lalu diapun pergi.
“Terima
kasih. Terima kasih. Terima kasih, Pak.”
Tags:
Memorist