Sinopsis K- Drama : Memorist Episode 9 part 1

Original Network : tvN
"Semua karakter, organisasi, tempat, dan peristiwa adalah fiktif”

"29 tahun lalu"
Jae Gyu di kurung di dalam sebuah sel kecil. Dan dari sel di sebelah nya, dia mendengar suara- suara bisikan aneh yang membuatnya merasa tidak nyaman. Jadi dia pun menutup telinganya.

Orang yang berada di sel sebelah, dia mendorong batu bata di dinding untuk membuat lubang. Dan lubang itu mengarah ke sel Jae Gyu. Melihat lubang tersebut, dengan rasa penasaran, Jae Gyu mengintip. Dan dari lubang tersebut, Jae Gyu melihat seorang pria menatap nya sambil menggumam kan sesuatu yang tidak jelas.

Kemudian tiba- tiba si Pria aneh dari sel sebelah, dia menjulurkan tangan nya dan menangkap tangan Jae Gyu. Dengan ketakutan, Jae Gyu merontak, lalu menjauhkan diri dari lubang tersebut. Dan dengan gembira, si Pria aneh tertawa.

Jae Gyu terbangun dari mimpi buruknya. Dia berkeringat sangat banyak dan tampak sangat ketakutan.

Ibu Sang Ah datang dari arah dapur. “Sang Ah,” panggil nya. “Ucapkan selamat tidur pada ayahmu dan tidurlah,” jelas nya. Dan dengan patuh, Sang Ah mengucapkan selamat malam kepada Jae Gyu. Namun Jae Gyu sama sekali tidak ada bereaksi.
Setelah Sang Ah masuk ke dalam kamar, Ibu Sang Ah mengeluh kesal. Dan Jae Gyu mengiyakan dengan pelan. Melihat reaksi tersebut, Ibu Sang Ah berusaha untuk menahan rasa kesal nya. Dia berlutut di dekat Jae Gyu dan memegang tangan nya.

“Maafkan aku,” kata Ibu Sang Ah dengan nada lembut. “Belakangan ini aku sensitif,” jelas nya.
“Tidak, aku hanya terlalu lemah,” balas Jae Gyu, mengerti.
“Kamu akan segera pulih. Aku berjanji akan membantumu pulih apa pun yang terjadi,” janji Ibu Sang Ah dengan sikap tulus.
“Terima kasih. Aku berterima kasih kepadamu dan Sang Ah,” balas Jae Gyu dengan perasaan terharu dan bersyukur.


Dong Baek masuk ke dalam ingatan Jae Gyu dan melihat kenangan tersebut.
Dong Baek ingin melihat lebih jauh ke dalam ingatan Jae Gyu, tapi dia kesulitan. Dia mulai berkeringat sangat banyak dan tampak pucat.
Tangan Jae Gyu bergerak sedikit. Tapi tidak ada yang menyadari nya.

Sun Mi memperhatikan seluruh proses tersebut dari ruangan monitor. Tangannya yang terluka sudah di perban dengan baik.

“Kamu yakin dia bukan pembunuhnya?” tanya Kyung Tan.
“Jin Jae Gyu bukan si Penghapus,” jawab Dong Baek dengan yakin. “Pelaku yang membunuh enam orang termasuk Park Ki Dan. Pembunuh yang mampu menghapus ingatan orang.”
“Siapa orang itu?” tanya Se Hoong, penasaran.

“Semuanya sudah dihapus. Dia menghapus semua hal tentang identitasnya,” jawab Dong Baek dengan lemah. “Aku harus mencari petunjuk. Jin Jae Gyu bukan pilihan sembarang bagi si Penghapus. Aku yakin dia punya alasan tersendiri. Aku yakin si Penghapus selalu berada di dekat kita. Aku akan mencari nya,” jelas nya dengan penuh tekad.
Dong Baek berniat untuk mulai pergi menyelidiki, dan Kyung Tan membujuknya untuk tetap tinggal, sebab jika Dong Baek terlalu memaksakan diri, maka Dong Baek akan letih. Dan tepat disaat itu, Jae Gyu membuka matanya, dia terbangun.
“Sang Ah…” panggil Jae Gyu, lemah.

Dong Baek segera meletakkan tangannya kembali di tubuh Jae Gyu untuk melihat. Dan Jae Gyu menutup matanya seperti pasrah.

Ibu Sang Ah mencium pipi Jae Gyu, dan merasakan itu Jae Gyu pun terbangun dari tidur nya. “Jangan lupa makanan dan obatmu,” katanya dengan perhatian. “Aku akan terlambat lagi,” pamitnya.  Lalu dia pun pergi. 
Jae Gyu menatap ke pergiaan Ibu Sang Ah dalam diam.

Ketika keluar dari dalam kamar, Jae Gyu melihat anjing peliharaannya sedang memakan makanan nya. Dan melihat itu, dia tidak marah sama sekali, melainkan dia tersenyum kecil.

Jae Gyu pergi ke toko perhiasaan. Dan dia merasa tertarik kepada sebuah kalung.

Jae Gyu di hubungin oleh pengacara nya. Si Pengacara menjelaskan kepada Jae Gyu bahwa akta pernikahan akan mengurangi pajak warisan. Dan Jae Gyu tidak peduli, sebab dia juga tidak akan hidup lebih lama lagi. Serta itu hanya akan menyulitkan Istrinya, karena keluarga nya.
“Begitu rupanya. Dokumennya akan kusiapkan untuk disahkan notaris,” kata si Pengacara, mengerti. Dan setelah itu, telpon dimatikan.

Pegawai toko datang membawakan cincin pesanan Jae Gyu. Cincin tersebut Jae Gyu beli untuk diberikan kepada Calon Istrinya, yaitu Ibu Sang Ah. Dan juga dia membeli kalung yang berada di pajangan, dia membeli itu untuk Putrinya.

Ketika Jae Gyu pulang ke rumah, dia melihat Sang Ah sedang menangis. Dan dia merasa heran.


Jae Gyu membawa anjing peliharaan nya ke rumah sakit hewan. Disana Dokter menjelaskan bahwa si Anjing keracunan racun tikus dan kondisi nya tidak baik. Mendengar itu, Jae Gyu menatap ke arah Sang  Ah yang masih menangis. Dan dia merasa tidak tega.
Jae Gyu memutuskan untuk membawa si Anjing ke rumah sakit besar. Dan Dokter mengiyakan.

Malam hari. Jae Gyu menatap bubur yang di siapkan untuknya dengan ragu. Dia mengajak Ibu Sang Ah untuk makan bersama. Tapi Ibu Sang Ah menolak dengan alasan dia sudah makan di luar.
“Kalau dipikir-pikir, kita sudah lama tidak makan bersama,” kata Jae Gyu, pelan.
“Apa?” kata Ibu Sang Ah, tampak gugup dan panik. “Aku pergi sebelum sarapan dan makan malam sebelum pulang,” jelas nya, beralasan.
Jae Gyu mengocok buburnya dengan ragu. Tapi kemudian dia pun memakan nya. Namun dia hanya memakan satu sendok kecil saja.

Pagi hari. Ketika Ibu Sang Ah telah berangkat bekerja, Jae Gyu memasukkan semua makanan yang telah di siapkan untuknya ke dalam kantong plastik. Lalu dia keluar dari rumah. “Aku tidak boleh mencurigainya. Dia menyelamatkan nyawamu,” pikirnya untuk menyakinkan diri sendiri. “Untuk apa dia meracuni makananmu?”


Jae Gyu memberikan makanan yang dia bawa kepada tetangga nya si Kakek Tua. “Ada sisa makanan yang harus kusingkirkan,” jelas nya.
“Astaga, seharusnya Anda meneleponku,” balas tetangga dengan ramah.

Makanan sisa tersebut di berikan kepada ayam untuk dimakan. Dan Jae Gyu memperhatikan ayam- ayam tersebut.

Keesokan harinya. Jae Gyu kembali membuang makanan yang di siapkan untuknya. Dan dia berniat untuk mengetes makanan tersebut lagi. Lalu tiba- tiba sebuah suara muncul di dalam pikirannya. Dan suara tersebut membuat perasaan nya menjadi kacau.

Suara : “Kamu gila. Dasar pengecut.”
Jae Gyu : “Aku sudah melakukan ini selama sepekan.”
Suara : “Dia membencimu.”
Jae Gyu : “Tidak, dia mengabdikan dirinya untukku.”
Suara : “Dia mengejar uangmu! 30 juta dolar yang kamu warisi. Dia mencoba membunuhmu untuk mengambil semuanya.”
Jae Gyu : “Tidak!”

Jae Gyu memperhatikan para ayam yang diberi nya makan. Dan dia merasa sangat terkejut, beberapa ayam meninggal karena makanan nya.
Pria aneh muncul di dekat Jae Gyu dan memperhatikannya dari jauh.


Dong Baek memberitahukan apa yang dilihatnya, tapi dia masih ingin memastikan nanti. Jae Gyu pernah di rawat di rumah sakit jiwa, dan Pria aneh, yaitu pasien diruangan sebelah, dia berada di rumah sakit jiwa yang sama dengan Jae Gyu. Pasien aneh tersebut melukai punggung tangannya sendiri dan mengelilingi Jae Gyu, bahkan setelah dia di pulangkan. Di punggung tangan si Pasien aneh ada empat bekas luka gores dan dia memegang palu cakar.
Mendengar itu, Kyung Tan serta Se Hoong merasa terkejut.

"Murid yang Menghalangi"
Pagi hari. Ketika Jae Gyu bangun, Sun Mi langsung menanyai nya sambil merekam pembicaraan mereka sebagai bukti. “Pak Jin, ceritakan tentang pelaku sebenarnya.”
“Detektif Dong tidak memberitahumu?” balas Jae Gyu, bertanya.
“Aku ingin mendengarnya darimu.”
Detektif A dan B memperhatikan wawancara Sun Mi kepada Jae Gyu di ruangan monitor.

Malam hari. Jae Gyu bangun, saat Ibu Sang Ah masih tidur. Dia mengambil pager milik Ibu Sang Ah dan memasukkan alat penyadap ke sana.

Pagi hari. Ketika akan berangkat kerja, Ibu Sang Ah membawa pager tersebut. Dan disaat itu, Jae Gyu langsung bangun.
Jae Gyu mengikuti Ibu Sang Ah dan mendengarkan pembicaraannya.

Jae Gyu parkir di depan hotel.
Jae Gyu mencoba untuk menahan emosinya, rasa kesal, kecewa, dan sedih. Ketika dia harus mendengarkan perselingkuhan Ibu Sang Ah. Serta rencana Ibu Sang Ah dan selingkuhannya untuk membunuh dirinya secara perlahan supaya tidak mencurigakan. Dan rencana mereka untuk mendapatkan harta warisan nya. Bahkan mereka membawa Sang Ah ke dalam rencana jahat mereka berdua.

“Persiapkan Sang Ah juga. Lahan pemakaman,” kata Ibu Sang Ah.
“Apa kamu gila?”
“Lagi pula, jantungnya lemah. Itu yang terbaik.”
“Dia putri kita!” kata si Selingkuhan, marah.
Mendengar pembicaraan mereka berdua, Jae Gyu merasa sangat marah. Tangannya bergetar untuk menahan rasa amarah, dan dia menangis.
Rumah sakit menelpon, anjing peliharaan Jae Gyu meninggal.
Jae Gyu membawa mayat anjing peliharaannya ke dalam hutan dan melakukan ritual disana. Itu adalah persembahan untuk menyelamatkan nyawa seseorang.

Jae Gyu : “Aku akan menjadi pembunuh. Orang yang menyelamatkan hal-hal yang lebih penting dari dosa-dosa dunia.”
Sang Ah tidak sengaja melihat kejadian tersebut.

Sun Mi tidak mengerti, kenapa Jae Gyu berusaha untuk melindungi Sang Ah. Kepadahal Sang Ah bukanlah putri kandungnya. Dan mendengar itu, Jae Gyu malah mengalihkan pembicaraan, dia menanyakan, apakah Sun Mi suka olahraga. Dan Sun Mi tidak mengerti.
“Manusia itu sangat menarik. Mereka emosional tentang apa saja. Menganggap anjing sebagai keluarga sudah biasa. Tapi tim bisbol, tim sepak bola, dan terkadang bahkan terhadap konsep yang tidak berwujud. Seperti patriotisme,” kata Jae Gyu, tidak jelas.

“Seperti apa dirimu yang sebenarnya?” tanya Sun Mi, tidak paham. “Sebesar apakah dirimu sebagai pembunuh, sebesar apa sebagai ayah tiri…”
“Diriku yang sebenarnya? Semua orang meyakini sosok sebenarnya di dalam diri mereka, tapi hal itu tidak ada. Hanya tindakan merekalah yang menggambarkan siapa mereka. Tindakan apa yang akan kamu ambil, jika kamu bertemu pembunuh yang membunuh ayahmu?” balas Jae Gyu, bertanya balik.

Se Hoong mencoba menganalisis apa yang telah dilihat oleh Dong Baek. Lalu dia bertanya- tanya. “Jika dia punya palu cakar, benarkah itu si Penghapus?”
“Dia terus mengatakan hal-hal aneh di rumah sakit jiwa,” kata Dong Baek, menjelaskan. “Semuanya busuk. Ini dunia yang menjijikkan. Balaskan dendam di hari terakhir bulan ini.”



Se Hoong menelpon seseorang untuk mencari informasi tentang Pria aneh. Tapi sayang nya, dia tidak mendapatkan informasi apapun. “Apa yang harus kita lakukan?” tanyanya, bingung.
“Melacaknya adalah hal mudah bagi Pak Tua kita,” kata Dong Baek.
“Tentu saja. Tidak ada yang kulewatkan,” kata Kyung Tan dengan bangga.

"Balai Kota Hakbaek-1"
“Ya. Ini dia. Choi Kyung Man,” kata Kakek pengurus. Dia menemukan orang yang Dong Baek dan lainnya cari di daftar list.
“Dia tinggal di mana sekarang?” tanya Se Hoong, bersemangat.

“Aku tidak tahu. Dia pergi lebih dari 20 tahun lalu,” jawab Kakek pengurus. “Dia ayah tunggal. Dia punya satu anak.”
“Seorang putra?” tanya Dong Baek, terkejut.
“Ya, seorang putra.”
Sun Mi menyuruh Jae Gyu untuk menceritakan tentang ‘Si Penghapus’, siapa yang menamainya ‘Si Penghapus’. Dan Jae Gyu menjawab tidak tahu. Sun Mi tidak percaya, karena Jae Gyu bilang sudah beberapa kali bertemu dengan ‘Si Penghapus’, jadi bagaimana bisa Jae Gyu tidak tahu. Dan Jae Gyu menjawab bahwa ‘Si Penghapus’ selalu menghapus ingatannya.
“Kamu berharap aku memercayainya?” tanya Sun Mi. “Pendapatku berbeda. Kemungkinan besar kamu adalah si Penghapus.”
“Kamu punya bukti?” balas Jae Gyu, bertanya.
“Kamu bahkan memanipulasi kekuatan telepati Detektif Dong.”

Dengan tenang, Jae Gyu menjelaskan bahwa dia tidak punya kemampuan seperti itu. Dan Sun Mi sama sekali tidak bisa percaya, karena dia melihat nya juga.
“Kamu tahu kenapa si Penghapus begitu menakutkan?” tanya Jae Gyu. “Karena aku tidak tahu bagaimana dia merebut kesadaranku atau bagaimana dia menghapus ingatanku. Semua yang tersisa di benakku adalah ingatan yang dia inginkan di sana,” jelas nya dengan ekspresi serius.


“Maksudmu, dia melakukannya tanpa kontak fisik.”
“Atau mungkin itu alasan yang sangat berbeda.”
“Alasan apa?” tanya Sun Mi, tidak mengerti.



Dong Baek, Kyung Tan, dan Se Hoong. Mereka bertiga mengunjungi seseorang bernama Tae Gu. Saat Kyung Tan masuk ke dalam gedung, tiba- tiba seseorang datang dan mendorongnya dari belakang. Sehingga dia pun segera mengeluarkan pistol nya. Dan Dong Baek menahan Kyung Tan untuk jangan menembak.
Orang yang mendorong Kyung Tan barusan adalah Tae Gu. Dan Kakek Tua (Choi Kyung Man) yang menjaga nya, dia melindungi Tae Gu.

Jae Gyu mengakui perbuatannya. Dahulu dialah si Algojo, dialah yang membunuh semua orang di tahun 1999. Tapi kejadian yang terjadi di tahun ini bukanlah perbuatannya. Dari Park Ki Dan hingga Jo Sung Dong. Mendengar itu, Sun Mi terkejut dan merasa sangat marah, tapi dia mengepal kan tangannya dan menahan rasa amarah nya.

“Pak Jin Jae Gyu. Kamu juga membunuh ketua serikat Sungpan Automobile 20 tahun lalu?”
“Ayahmu?” tanya Jae Gyu dengan santai. “Batas waktu penuntutan masih berlaku khusus untuk kasus itu.”
“Kamu hanya akan mengakui yang sudah kedaluwarsa?”
“Kamu ingin tahu yang sebenarnya?” tanya Jae Gyu dengan sikap antusias. “Bagaimana jika kita membuat kesepakatan? Akan kuberi tahu yang sebenarnya termasuk apa yang menimpa ayahmu,” katanya, bernegosiasi.
“Apa syaratnya?”
“Kirim Sang Ah dan keluarganya ke luar negeri.”


Se Hoong memperhatikan tanda luka gores empat yang ada di punggung tangan Tae Gu. Kakek Tua dengan sedih menjelaskan bahwa Tae Gu menjadi seperti itu saat wajib militer, Tae Gu dihajar habis-habisan oleh seniornya. Dan tanda itu, Pria yang melakukan itu kepadanya adalah seorang seorang korporal.
“Anda menerima kompensasi?” tanya Kyung Tan.
“Tidak ada yang bisa kulakukan untuk menerima apa pun,” jawab Kakek Tua dengan tidak perdaya.

Kakek Tua kemudian menceritakan kenapa dia bisa bekerja untuk mengelola rumah Jae Gyu. Jae Gyu mengasihani putranya, jadi Jae Gyu membantunya. Jae Gyu memberikannya tempat tinggal dan membayar kan biaya rumah sakit Tae Gu.
“Kenapa Anda tidak tinggal di sana?” tanya Kyung Tan.
“Pak Jin tiba-tiba menghilang. Kurasa dia berubah pikiran.”
“Tidak, kejadiannya tidak seperti itu. Tidak, kejadiannya tidak seperti itu,” kata Dong Baek, menenangkan.
“Astaga,” kata Kakek Tua terkejut. “Pantas saja. Aku tahu dia tidak akan mengabaikan kami seperti itu. Sulit kupercaya aku cukup bodoh untuk kesal padanya,” katanya, merasa bersalah.


Kakek Tua meminta bantuan Dong Baek untuk memegang Putranya, Tae Gu. Dia berharap Dong Baek bisa menyembuhkan Tae Gu menggunakan kekuatan super.
“Dia bisa membaca ingatan, tapi tidak bisa…” kata Se Hoong, menjelaskan dengan pelan.
Dong Baek menghentikan Se Hoong untuk berbicara. “Tidak apa-apa. Tentu, akan kulakukan,” katanya. Dan Kakek Tua berterima kasih banyak kepadanya.


Dong Baek menyentuh kepala Tae Gu dengan perasaan bersimpati.
“Bagaimana jika Detektif Dong adalah si Penghapus?” tanya Jae Gyu.
“Itu mustahil,” jawab Sun Mi. “Dia bersamaku saat Jo Sung Dong tewas.”
“Kamu yakin ingatanmu benar?” tanya Jae Gyu, membingungkan Sun Mi. “Bahkan saat ini pun, aku penasaran apakah kamu si Penghapus. Kamu bisa memberitahuku identitas aslimu dan menghapus ingatanku lagi,” katanya. “Semengerikan itulah si Penghapus.”

Shin Woong datang ke ruangan monitor untuk melihat. Tapi dia menyuruh Young Soo untuk jangan memberitahu Sun Mi kalau dia ada datang ke sini. Dan Young Soo mengerti, lalu diapun keluar dari ruangan mengikuti yang lainnya.


Jae Gyu memberikan saran yang menarik kepada Sun Mi. Siapapun di sekitar kita bisa menjadi Si Penghapus. Jadi jika Sun Mi ingin melawan Si Penghapus, maka Sun Mi harus mencurigai ingatan sendiri. Itulah saran nya.

"20 tahun lalu"
Ketika Jae Gyu terbangun, dia menemukan dirinya berada di dalam sebuah ruangan bersama dengan seseorang yang tubuh nya di ikat kursi dan kepalanya di tutupi dengan karung. Dia merasa bingung dan heran.
“Dimana aku?” gumam Jae Gyu.

Jae Gyu kemudian mendekati orang yang di ikat di kursi tersebut dan membukakan ikatannya. Tapi orang itu malah kemudian mendorong nya.
“Siapa kamu?” tanya Jae Gyu, bingung. Tapi orang tersebut diam dan terus meloncat mundur, dan disaat itu, dia tidak sengaja membuka pintu yang berada di belakang nya dan terjatuh.
Jae Gyu keluar dari dalam ruangan dan merasa terkejut dengan apa yang dilihatnya. Banyak orang yang sedang bertarung. Mereka saling membunuh satu sama lain.

“Mereka semua ketakutan. Karena semua ingatan mereka sirna,” kata Jae Gyu, bercerita. “Yang tersisa hanyalah ketakutan.”
“Apa itu si Penghapus?”
“Tentu saja.”
“Pria dengan karung di kepalanya?” tebak Sun Mi.
“Bukan. Si Penghapus berada di tempat lain,” jawab Jae Gyu. “Di suatu tempat yang dekat.”


Jae Gyu melihat seseorang berpakaian hitam berdiri tidak jauh darinya dan memandangi semua bertarungan berdarah tersebut.

Shin Woong memandangi Jae Gyu dan tersenyum sesaat. Lalu dia keluar dari ruangan.

1 Comments

  1. This comment has been removed by a blog administrator.

    ReplyDelete
Previous Post Next Post