Original Network : tvN
"Semua karakter, organisasi, tempat, dan
peristiwa adalah fiktif”
"29 tahun lalu"
Jae Gyu di
kurung di dalam sebuah sel kecil. Dan dari sel di sebelah nya, dia mendengar
suara- suara bisikan aneh yang membuatnya merasa tidak nyaman. Jadi dia pun
menutup telinganya.
Orang yang
berada di sel sebelah, dia mendorong batu bata di dinding untuk membuat lubang.
Dan lubang itu mengarah ke sel Jae Gyu. Melihat lubang tersebut, dengan rasa
penasaran, Jae Gyu mengintip. Dan dari lubang tersebut, Jae Gyu melihat seorang
pria menatap nya sambil menggumam kan sesuatu yang tidak jelas.
Kemudian
tiba- tiba si Pria aneh dari sel sebelah, dia menjulurkan tangan nya dan
menangkap tangan Jae Gyu. Dengan ketakutan, Jae Gyu merontak, lalu menjauhkan
diri dari lubang tersebut. Dan dengan gembira, si Pria aneh tertawa.
Jae Gyu
terbangun dari mimpi buruknya. Dia berkeringat sangat banyak dan tampak sangat
ketakutan.
Ibu Sang Ah
datang dari arah dapur. “Sang Ah,” panggil nya. “Ucapkan selamat tidur pada
ayahmu dan tidurlah,” jelas nya. Dan dengan patuh, Sang Ah mengucapkan selamat
malam kepada Jae Gyu. Namun Jae Gyu sama sekali tidak ada bereaksi.
Setelah Sang
Ah masuk ke dalam kamar, Ibu Sang Ah mengeluh kesal. Dan Jae Gyu mengiyakan
dengan pelan. Melihat reaksi tersebut, Ibu Sang Ah berusaha untuk menahan rasa
kesal nya. Dia berlutut di dekat Jae Gyu dan memegang tangan nya.
“Maafkan
aku,” kata Ibu Sang Ah dengan nada lembut. “Belakangan ini aku sensitif,” jelas
nya.
“Tidak, aku
hanya terlalu lemah,” balas Jae Gyu, mengerti.
“Kamu akan
segera pulih. Aku berjanji akan membantumu pulih apa pun yang terjadi,” janji
Ibu Sang Ah dengan sikap tulus.
“Terima
kasih. Aku berterima kasih kepadamu dan Sang Ah,” balas Jae Gyu dengan perasaan
terharu dan bersyukur.
Dong Baek
masuk ke dalam ingatan Jae Gyu dan melihat kenangan tersebut.
Dong Baek
ingin melihat lebih jauh ke dalam ingatan Jae Gyu, tapi dia kesulitan. Dia
mulai berkeringat sangat banyak dan tampak pucat.
Tangan Jae
Gyu bergerak sedikit. Tapi tidak ada yang menyadari nya.
Sun Mi
memperhatikan seluruh proses tersebut dari ruangan monitor. Tangannya yang
terluka sudah di perban dengan baik.
“Kamu yakin
dia bukan pembunuhnya?” tanya Kyung Tan.
“Jin Jae Gyu
bukan si Penghapus,” jawab Dong Baek dengan yakin. “Pelaku yang membunuh enam
orang termasuk Park Ki Dan. Pembunuh yang mampu menghapus ingatan orang.”
“Siapa orang
itu?” tanya Se Hoong, penasaran.
“Semuanya
sudah dihapus. Dia menghapus semua hal tentang identitasnya,” jawab Dong Baek
dengan lemah. “Aku harus mencari petunjuk. Jin Jae Gyu bukan pilihan sembarang
bagi si Penghapus. Aku yakin dia punya alasan tersendiri. Aku yakin si
Penghapus selalu berada di dekat kita. Aku akan mencari nya,” jelas nya dengan
penuh tekad.
Dong Baek
berniat untuk mulai pergi menyelidiki, dan Kyung Tan membujuknya untuk tetap
tinggal, sebab jika Dong Baek terlalu memaksakan diri, maka Dong Baek akan
letih. Dan tepat disaat itu, Jae Gyu membuka matanya, dia terbangun.
“Sang Ah…”
panggil Jae Gyu, lemah.
Dong Baek
segera meletakkan tangannya kembali di tubuh Jae Gyu untuk melihat. Dan Jae Gyu
menutup matanya seperti pasrah.
Ibu Sang Ah
mencium pipi Jae Gyu, dan merasakan itu Jae Gyu pun terbangun dari tidur nya. “Jangan
lupa makanan dan obatmu,” katanya dengan perhatian. “Aku akan terlambat lagi,”
pamitnya. Lalu dia pun pergi.
Jae Gyu
menatap ke pergiaan Ibu Sang Ah dalam diam.
Ketika
keluar dari dalam kamar, Jae Gyu melihat anjing peliharaannya sedang memakan
makanan nya. Dan melihat itu, dia tidak marah sama sekali, melainkan dia tersenyum
kecil.
Jae Gyu
pergi ke toko perhiasaan. Dan dia merasa tertarik kepada sebuah kalung.
Jae Gyu di
hubungin oleh pengacara nya. Si Pengacara menjelaskan kepada Jae Gyu bahwa akta
pernikahan akan mengurangi pajak warisan. Dan Jae Gyu tidak peduli, sebab dia
juga tidak akan hidup lebih lama lagi. Serta itu hanya akan menyulitkan
Istrinya, karena keluarga nya.
“Begitu
rupanya. Dokumennya akan kusiapkan untuk disahkan notaris,” kata si Pengacara,
mengerti. Dan setelah itu, telpon dimatikan.
Pegawai toko
datang membawakan cincin pesanan Jae Gyu. Cincin tersebut Jae Gyu beli untuk
diberikan kepada Calon Istrinya, yaitu Ibu Sang Ah. Dan juga dia membeli kalung
yang berada di pajangan, dia membeli itu untuk Putrinya.
Ketika Jae
Gyu pulang ke rumah, dia melihat Sang Ah sedang menangis. Dan dia merasa heran.
Jae Gyu
membawa anjing peliharaan nya ke rumah sakit hewan. Disana Dokter menjelaskan
bahwa si Anjing keracunan racun tikus dan kondisi nya tidak baik. Mendengar
itu, Jae Gyu menatap ke arah Sang Ah
yang masih menangis. Dan dia merasa tidak tega.
Jae Gyu
memutuskan untuk membawa si Anjing ke rumah sakit besar. Dan Dokter mengiyakan.
Malam hari.
Jae Gyu menatap bubur yang di siapkan untuknya dengan ragu. Dia mengajak Ibu
Sang Ah untuk makan bersama. Tapi Ibu Sang Ah menolak dengan alasan dia sudah
makan di luar.
“Kalau
dipikir-pikir, kita sudah lama tidak makan bersama,” kata Jae Gyu, pelan.
“Apa?” kata
Ibu Sang Ah, tampak gugup dan panik. “Aku pergi sebelum sarapan dan makan malam
sebelum pulang,” jelas nya, beralasan.
Jae Gyu mengocok
buburnya dengan ragu. Tapi kemudian dia pun memakan nya. Namun dia hanya
memakan satu sendok kecil saja.
Pagi hari.
Ketika Ibu Sang Ah telah berangkat bekerja, Jae Gyu memasukkan semua makanan
yang telah di siapkan untuknya ke dalam kantong plastik. Lalu dia keluar dari
rumah. “Aku tidak boleh mencurigainya.
Dia menyelamatkan nyawamu,” pikirnya untuk menyakinkan diri sendiri. “Untuk apa dia meracuni makananmu?”
Jae Gyu
memberikan makanan yang dia bawa kepada tetangga nya si Kakek Tua. “Ada sisa makanan yang
harus kusingkirkan,” jelas nya.
“Astaga,
seharusnya Anda meneleponku,” balas tetangga dengan ramah.
Makanan sisa
tersebut di berikan kepada ayam untuk dimakan. Dan Jae Gyu memperhatikan ayam-
ayam tersebut.
Keesokan
harinya. Jae Gyu kembali membuang makanan yang di siapkan untuknya. Dan dia
berniat untuk mengetes makanan tersebut lagi. Lalu tiba- tiba sebuah suara
muncul di dalam pikirannya. Dan suara tersebut membuat perasaan nya menjadi
kacau.
Suara : “Kamu gila. Dasar pengecut.”
Jae Gyu : “Aku sudah melakukan ini selama
sepekan.”
Suara : “Dia membencimu.”
Jae Gyu : “Tidak, dia mengabdikan dirinya
untukku.”
Suara : “Dia mengejar uangmu! 30 juta dolar
yang kamu warisi. Dia mencoba membunuhmu untuk mengambil semuanya.”
Jae Gyu : “Tidak!”
Jae Gyu
memperhatikan para ayam yang diberi nya makan. Dan dia merasa sangat terkejut,
beberapa ayam meninggal karena makanan nya.
Pria aneh
muncul di dekat Jae Gyu dan memperhatikannya dari jauh.
Dong Baek
memberitahukan apa yang dilihatnya, tapi dia masih ingin memastikan nanti. Jae
Gyu pernah di rawat di rumah sakit jiwa, dan Pria aneh, yaitu pasien diruangan
sebelah, dia berada di rumah sakit jiwa yang sama dengan Jae Gyu. Pasien aneh
tersebut melukai punggung tangannya sendiri dan mengelilingi Jae Gyu, bahkan
setelah dia di pulangkan. Di punggung tangan si Pasien aneh ada empat bekas
luka gores dan dia memegang palu cakar.
Mendengar
itu, Kyung Tan serta Se Hoong merasa terkejut.
"Murid yang Menghalangi"
Pagi hari.
Ketika Jae Gyu bangun, Sun Mi langsung menanyai nya sambil merekam pembicaraan
mereka sebagai bukti. “Pak Jin, ceritakan tentang pelaku sebenarnya.”
“Detektif
Dong tidak memberitahumu?” balas Jae Gyu, bertanya.
“Aku ingin
mendengarnya darimu.”
Detektif A
dan B memperhatikan wawancara Sun Mi kepada Jae Gyu di ruangan monitor.
Malam hari.
Jae Gyu bangun, saat Ibu Sang Ah masih tidur. Dia mengambil pager milik Ibu
Sang Ah dan memasukkan alat penyadap ke sana.
Pagi hari.
Ketika akan berangkat kerja, Ibu Sang Ah membawa pager tersebut. Dan disaat itu, Jae Gyu langsung bangun.
Jae Gyu
mengikuti Ibu Sang Ah dan mendengarkan pembicaraannya.
Jae Gyu parkir di depan hotel.
Jae Gyu
mencoba untuk menahan emosinya, rasa kesal, kecewa, dan sedih. Ketika dia harus
mendengarkan perselingkuhan Ibu Sang Ah. Serta rencana Ibu Sang Ah dan selingkuhannya
untuk membunuh dirinya secara perlahan supaya tidak mencurigakan. Dan rencana
mereka untuk mendapatkan harta warisan nya. Bahkan mereka membawa Sang Ah ke
dalam rencana jahat mereka berdua.
“Persiapkan
Sang Ah juga. Lahan pemakaman,” kata Ibu Sang Ah.
“Apa kamu
gila?”
“Lagi pula,
jantungnya lemah. Itu yang terbaik.”
“Dia putri
kita!” kata si Selingkuhan, marah.
Mendengar
pembicaraan mereka berdua, Jae Gyu merasa sangat marah. Tangannya bergetar
untuk menahan rasa amarah, dan dia menangis.
Rumah sakit
menelpon, anjing peliharaan Jae Gyu meninggal.
Jae Gyu
membawa mayat anjing peliharaannya ke dalam hutan dan melakukan ritual disana.
Itu adalah persembahan untuk menyelamatkan nyawa seseorang.
Jae Gyu : “Aku akan menjadi pembunuh. Orang
yang menyelamatkan hal-hal yang lebih penting dari dosa-dosa dunia.”
Sang Ah tidak
sengaja melihat kejadian tersebut.
Sun Mi tidak
mengerti, kenapa Jae Gyu berusaha untuk melindungi Sang Ah. Kepadahal Sang Ah
bukanlah putri kandungnya. Dan mendengar itu, Jae Gyu malah mengalihkan
pembicaraan, dia menanyakan, apakah Sun Mi suka olahraga. Dan Sun Mi tidak
mengerti.
“Manusia itu
sangat menarik. Mereka emosional tentang apa saja. Menganggap anjing sebagai
keluarga sudah biasa. Tapi tim
bisbol, tim sepak bola, dan terkadang bahkan terhadap konsep yang tidak
berwujud. Seperti patriotisme,” kata Jae Gyu, tidak jelas.
“Seperti apa
dirimu yang sebenarnya?” tanya Sun Mi, tidak paham. “Sebesar apakah dirimu
sebagai pembunuh, sebesar apa sebagai ayah tiri…”
“Diriku yang
sebenarnya? Semua orang meyakini sosok sebenarnya di dalam diri mereka, tapi
hal itu tidak ada. Hanya tindakan merekalah yang menggambarkan siapa mereka. Tindakan
apa yang akan kamu ambil, jika kamu bertemu pembunuh yang membunuh ayahmu?”
balas Jae Gyu, bertanya balik.
Se Hoong
mencoba menganalisis apa yang telah dilihat oleh Dong Baek. Lalu dia bertanya-
tanya. “Jika dia punya palu cakar, benarkah itu si Penghapus?”
“Dia terus
mengatakan hal-hal aneh di rumah sakit jiwa,” kata Dong Baek, menjelaskan. “Semuanya
busuk. Ini dunia yang menjijikkan. Balaskan dendam di hari terakhir bulan ini.”
Se Hoong
menelpon seseorang untuk mencari informasi tentang Pria aneh. Tapi sayang nya,
dia tidak mendapatkan informasi apapun. “Apa yang harus kita lakukan?”
tanyanya, bingung.
“Melacaknya
adalah hal mudah bagi Pak Tua kita,” kata Dong Baek.
“Tentu saja.
Tidak ada yang kulewatkan,” kata Kyung Tan dengan bangga.
"Balai Kota Hakbaek-1"
“Ya. Ini
dia. Choi Kyung Man,” kata Kakek pengurus. Dia menemukan orang yang Dong Baek
dan lainnya cari di daftar list.
“Dia tinggal
di mana sekarang?” tanya Se Hoong, bersemangat.
“Aku tidak
tahu. Dia pergi lebih dari 20 tahun lalu,” jawab Kakek pengurus. “Dia ayah
tunggal. Dia punya satu anak.”
“Seorang
putra?” tanya Dong Baek, terkejut.
“Ya, seorang
putra.”
Sun Mi
menyuruh Jae Gyu untuk menceritakan tentang ‘Si Penghapus’, siapa yang
menamainya ‘Si Penghapus’. Dan Jae Gyu menjawab tidak tahu. Sun Mi tidak
percaya, karena Jae Gyu bilang sudah beberapa kali bertemu dengan ‘Si
Penghapus’, jadi bagaimana bisa Jae Gyu tidak tahu. Dan Jae Gyu menjawab bahwa
‘Si Penghapus’ selalu menghapus ingatannya.
“Kamu
berharap aku memercayainya?” tanya Sun Mi. “Pendapatku berbeda. Kemungkinan
besar kamu adalah si Penghapus.”
“Kamu punya
bukti?” balas Jae Gyu, bertanya.
“Kamu bahkan
memanipulasi kekuatan telepati Detektif Dong.”
Dengan
tenang, Jae Gyu menjelaskan bahwa dia tidak punya kemampuan seperti itu. Dan
Sun Mi sama sekali tidak bisa percaya, karena dia melihat nya juga.
“Kamu tahu
kenapa si Penghapus begitu menakutkan?” tanya Jae Gyu. “Karena aku tidak tahu
bagaimana dia merebut kesadaranku atau bagaimana dia menghapus ingatanku. Semua
yang tersisa di benakku adalah ingatan yang dia inginkan di sana,” jelas nya
dengan ekspresi serius.
“Maksudmu,
dia melakukannya tanpa kontak fisik.”
“Atau
mungkin itu alasan yang sangat berbeda.”
“Alasan apa?”
tanya Sun Mi, tidak mengerti.
Dong Baek,
Kyung Tan, dan Se Hoong. Mereka bertiga mengunjungi seseorang bernama Tae Gu.
Saat Kyung Tan masuk ke dalam gedung, tiba- tiba seseorang datang dan
mendorongnya dari belakang. Sehingga dia pun segera mengeluarkan pistol nya.
Dan Dong Baek menahan Kyung Tan untuk jangan menembak.
Orang yang
mendorong Kyung Tan barusan adalah Tae Gu. Dan Kakek Tua (Choi Kyung Man) yang menjaga nya, dia
melindungi Tae Gu.
Jae Gyu
mengakui perbuatannya. Dahulu dialah si Algojo, dialah yang membunuh semua
orang di tahun 1999. Tapi kejadian yang terjadi di tahun ini bukanlah
perbuatannya. Dari Park Ki Dan hingga Jo Sung Dong. Mendengar itu, Sun Mi
terkejut dan merasa sangat marah, tapi dia mengepal kan tangannya dan menahan
rasa amarah nya.
“Pak Jin Jae
Gyu. Kamu juga membunuh ketua serikat Sungpan Automobile 20 tahun lalu?”
“Ayahmu?”
tanya Jae Gyu dengan santai. “Batas waktu penuntutan masih berlaku khusus untuk
kasus itu.”
“Kamu hanya
akan mengakui yang sudah kedaluwarsa?”
“Kamu ingin
tahu yang sebenarnya?” tanya Jae Gyu dengan sikap antusias. “Bagaimana jika
kita membuat kesepakatan? Akan kuberi tahu yang sebenarnya termasuk apa yang
menimpa ayahmu,” katanya, bernegosiasi.
“Apa
syaratnya?”
“Kirim Sang
Ah dan keluarganya ke luar negeri.”
Se Hoong
memperhatikan tanda luka gores empat yang ada di punggung tangan Tae Gu. Kakek
Tua dengan sedih menjelaskan bahwa Tae Gu menjadi seperti itu saat wajib
militer, Tae Gu dihajar habis-habisan oleh seniornya. Dan tanda itu, Pria yang
melakukan itu kepadanya adalah seorang seorang korporal.
“Anda
menerima kompensasi?” tanya Kyung Tan.
“Tidak ada
yang bisa kulakukan untuk menerima apa pun,” jawab Kakek Tua dengan tidak
perdaya.
Kakek Tua
kemudian menceritakan kenapa dia bisa bekerja untuk mengelola rumah Jae Gyu.
Jae Gyu mengasihani putranya, jadi Jae Gyu membantunya. Jae Gyu memberikannya
tempat tinggal dan membayar kan biaya rumah sakit Tae Gu.
“Kenapa Anda
tidak tinggal di sana?” tanya Kyung Tan.
“Pak Jin
tiba-tiba menghilang. Kurasa dia berubah pikiran.”
“Tidak,
kejadiannya tidak seperti itu. Tidak, kejadiannya tidak seperti itu,” kata Dong
Baek, menenangkan.
“Astaga,”
kata Kakek Tua terkejut. “Pantas saja. Aku tahu dia tidak akan mengabaikan kami
seperti itu. Sulit kupercaya aku cukup bodoh untuk kesal padanya,” katanya,
merasa bersalah.
Kakek Tua
meminta bantuan Dong Baek untuk memegang Putranya, Tae Gu. Dia berharap Dong
Baek bisa menyembuhkan Tae Gu menggunakan kekuatan super.
“Dia bisa
membaca ingatan, tapi tidak bisa…” kata Se Hoong, menjelaskan dengan pelan.
Dong Baek
menghentikan Se Hoong untuk berbicara. “Tidak apa-apa. Tentu, akan kulakukan,”
katanya. Dan Kakek Tua berterima kasih banyak kepadanya.
Dong Baek
menyentuh kepala Tae Gu dengan perasaan bersimpati.
“Bagaimana
jika Detektif Dong adalah si Penghapus?” tanya Jae Gyu.
“Itu
mustahil,” jawab Sun Mi. “Dia bersamaku saat Jo Sung Dong tewas.”
“Kamu yakin
ingatanmu benar?” tanya Jae Gyu, membingungkan Sun Mi. “Bahkan saat ini pun, aku
penasaran apakah kamu si Penghapus. Kamu bisa memberitahuku identitas aslimu dan
menghapus ingatanku lagi,” katanya. “Semengerikan itulah si Penghapus.”
Shin Woong
datang ke ruangan monitor untuk melihat. Tapi dia menyuruh Young Soo untuk
jangan memberitahu Sun Mi kalau dia ada datang ke sini. Dan Young Soo mengerti,
lalu diapun keluar dari ruangan mengikuti yang lainnya.
Jae Gyu
memberikan saran yang menarik kepada Sun Mi. Siapapun di sekitar kita bisa
menjadi Si Penghapus. Jadi jika Sun Mi ingin melawan Si Penghapus, maka Sun Mi
harus mencurigai ingatan sendiri. Itulah saran nya.
"20 tahun lalu"
Ketika Jae
Gyu terbangun, dia menemukan dirinya berada di dalam sebuah ruangan bersama
dengan seseorang yang tubuh nya di ikat kursi dan kepalanya di tutupi dengan
karung. Dia merasa bingung dan heran.
“Dimana
aku?” gumam Jae Gyu.
Jae Gyu
kemudian mendekati orang yang di ikat di kursi tersebut dan membukakan
ikatannya. Tapi orang itu malah kemudian mendorong nya.
“Siapa
kamu?” tanya Jae Gyu, bingung. Tapi orang tersebut diam dan terus meloncat
mundur, dan disaat itu, dia tidak sengaja membuka pintu yang berada di belakang
nya dan terjatuh.
Jae Gyu
keluar dari dalam ruangan dan merasa terkejut dengan apa yang dilihatnya.
Banyak orang yang sedang bertarung. Mereka saling membunuh satu sama lain.
“Mereka
semua ketakutan. Karena semua ingatan mereka sirna,” kata Jae Gyu, bercerita. “Yang
tersisa hanyalah ketakutan.”
“Apa itu si
Penghapus?”
“Tentu saja.”
“Pria dengan
karung di kepalanya?” tebak Sun Mi.
“Bukan. Si
Penghapus berada di tempat lain,” jawab Jae Gyu. “Di suatu tempat yang dekat.”
Jae Gyu
melihat seseorang berpakaian hitam berdiri tidak jauh darinya dan memandangi
semua bertarungan berdarah tersebut.
Shin Woong
memandangi Jae Gyu dan tersenyum sesaat. Lalu dia keluar dari ruangan.
Tags:
Memorist
This comment has been removed by a blog administrator.
ReplyDelete