Sinopsis C-Drama : Forget You, Remember Love Episode 05 - 1


Sinopsis C-Drama : Forget You, Remember Love Episode 05 - 1
Images by : Tencent TV

Tong Hao berhasil membawa pulang Qianyu dan Tai Chu dengan selamat. Dan Jinzhi juga mengundang Tai Chu untuk makan malam bersama. Jinzhi tampak sangat perhatian pada Tai Chu dan memberikannya teripang dengan alasan kalau anak lelaki harus banyak makan teripang.
Qianyu sampai keselek melihat tingkah Jinzhi yang sangat menjilat Tai Chu. Tong Hao ingin mencoba teripang itu, tapi nggak di kasih. Shengzhe juga mau, tapi juga nggak di kasih.
Qianyu nanya sama Tonghao, gimana caranya bisa menemukan mereka tadi? Tonghao cerita kalau ibu Jinzhi tadi bilang kalau Pulau Lumba-Lumba sangat berbahaya dan kebetulan dia melihat catatan yang Qianyu buat, jadi dia mengikuti hal itu dan menemukan mereka. Tai Chu berterimakasih karena Tonghao sudah menyelamatkan mereka.
“Lain kali, jangan bawa Qianyu ke tempat yang begitu berbahaya lagi,” peringati Tonghao, perhatian.

Qianyu langsung memarahinya untuk tidak ikut campur. Tai Chu beralasan kalau dia merasa Pulau Lumba-Lumba menarik dan tidak begitu menakutkan seperti legenda. Qianyu tersenyum mendengarnya. Tiba-tiba, Qianyu membahas mengenai perusahaan Senwell yang ingin mengubah Pulau Lumba-Lumba menjadi villa resort. Dan kalau sudah seperti itu, Pulau Lumba-Lumba tidak akan menarik lagi. Qianyu memuji Tai Chu yang berbeda karena Tai Chu datang ke desa mereka bukan hanya untuk berswafoto tapi juga belajar memahami sejarah Desa Nelayan Guanmei.
Jinzhi nimbrung berkomentar kalau Tai Chu mungkin adalah pangeran yang sedang menyamar untuk perjalanan bisnis. Tai Chu tersenyum dan berkata kalau dia hanya terbiasa mempelajari setiap tempat yang di kunjunginya. Jinzhi semakin kagum.
“Jadi, setelah beberapa hari di sini, apa yang sudah kau pahami?” tanya Qianyu.
Tai Chu memuji desa Guanmei adalah desa nelayan kecil yang sangat bagus. Tapi, bisa menjadi lebih bagus lagi. Qianyu nanya lagi, kalau begitu apa Taichu sependapat dengan Senwell menjadikan desa Guanmei menjadi taman belakang bagi para orang kaya? Taichu meluruskan bukan itu maksudnya. Maksudnya, desa Guanmei seharusnya bisa menggunakan sikap lebih terbuka menerima perubahan. Jinzhi setuju dengan Taichu karena menurutnya desa Guanmei adalah desa kecil dan tidak ada gunanya mereka berdiam di tempat kecil seperti ini. Dan juga uang yang di tawarkan Senwell lumayan banyak. Qianyu kesal mendengarnya dan mengingatkan Jinzhi kalau rumah mereka di desa Guanmei.
“Orang dimana, disitulah rumah mereka. Rumah bukan hanya bangunan. Kalau punya uang, dimanapun bisa ada rumah.”
Tonghao yang mendengarkan sedari tadi, akhirnya nanya sama Qianyu, Senwell itu apa?
“Senwell adalah sebuah perusahaan kotor yang tidak tahu malu. Aku ingin sekali mengambil dan melihat isi hati Bos-nya, apakah warnanya hitam!” jawab Qianyu dengan marah.
Tonghao tidak bertanya lagi dan hanya fokus makan. Karena nasinya sudah habis, dia nambah lagi. Tapi, malah di marahin Jinzhi karena makan terlalu banyak. Jinzhi mengomeli Tonghao yang sudah makan tiga piring sementara Taichu saja baru makan 1 piring dan itupun belum selesai. Karena omelan Jinzhi, Tonghao tidak jadi nambah.
--
Selesai makan, Tai Chu hendak membantu Tonghao membereskan piring kotor, tapi Jinzhi melarang dan menyuruh Tai Chu untuk pulang saja. Taichu pun akhirnya pamit pulang.
Setelah itu, Jinzhi memerintahkan Qianyu untuk nyuci piring. Qianyu protes karna sudah sebulan dia yang nyuci piring dan kalau seperti ini terus, tangannya yang lembut ini bisa jadi kasar dan tidak akan bisa menikah dengan orang kaya. Jinzhi tidak peduli karena ini sudah hukuman Qianyu karena menyembunyikan uang diam-diam.

Melihat mereka yang berdebat, Tonghao menawarkan diri untuk mencuci piring. Qianyu jelas senang dan langsung mengizinkannya untuk menyuci piring. Setelah Tonghao ke dapur, Jinzhi mulai bercerita pada Qianyu dan Shengzhe mengenai tujuan aslinya menyuruh Tonghao mencari Qianyu dan Tai Chu tadi. Itu, karena dia mengira Tonghao tidak akan bisa menemukan mereka dan dengan begitu mereka bisa menyingkirkan Tonghao secara langsung. Dia tidak nyangka kalau Tonghao malah berhasil menemukan mereka.

Qianyu tidak suka mendengarnya. Mereka sudah menabrak Tonghao hingga dia mengalami hilang ingatan, dan bukankah terlalu kejam jika mereka meninggalkannya? Jinzhi tidak merasa demikian. Dia melakukan itu karena mereka tidak sanggup menafkahi Tonghao yang makannya saja sama banyaknya seperti Qianyu.
Qianyu berpikir dan merasa kalau Tonghao bisa menjadi pekerja gratis untuk toko mereka. Mereka tidak perlu membayar Tonghao dan hanya harus memberinya makan. Bukankah itu hal yang cukup baik? Shengzhe setuju karena Tonghao akan bisa mengajarinya rubik kubus juga. Jinzhi tetap tidak setuju dan memarahi mereka yang berpikiran pendek. Dia harus segera menyingkirkan Tonghao sebelum tindakan mereka (yang menabraknya) ketahuan.
Lagi marah, Jinzhi malah melihat Tonghao yang masih mencuci piring dan terus memompa sabun ke sabuk cuci. Dia langsung lari ke dapur dan memarahinya karena begitu boros. Tonghao belum mulai nyuci, tapi sudah buka keran air. Itu namanya pemborosan dan harga air juga sangat mahal. Dan sabun cuci piring juga hampir habis di pakai Tonghao. Astaga!! Tonghao hanya bisa pasrah di marahin karena dia memang belum pernah mencuci piring sebelumnya. Capek memarahi Tonghao, Jinzhi akhirnya menyuruhnya pergi saja, biar dia yang mencuci piring.
--

Ayah Junhao masih belum sadarkan diri. Ibu, Yunyi dan Ziqian masih ada di rumah sakit menemani ayah. Ziqian menyuruh ibu dan Yunyi untuk pulang ke rumah sementara dia yang menjaga tn. Shan. Ibu Junhao sangat berterimakasih pada Ziqian yang sudah mau membantu. Ziqian berkata kalau dia di besarkan selama lebih dari 20 tahun oleh ayah dan ibu Junhao, dan baginya, mereka berdua sudah seperti orang tuanya. Jadi, sebagai putra, ini kewajibannya menjaga mereka.

Ibu dan Yunyi akhirnya mau pulang. Ziqian meminta Yunyi untuk menjaga ibu dengan baik dan bujuk ibu untuk makan juga. Yunyi mengiyakan.
--
tn. Tang sedang melihat surat kompensasi yang di berikan Ziqian tempo hari. Dan kebetulannya, berita di TV menyiarkan mengenai GM Senwell, Shan Junhao, sedang mengunjungi luar negeri untuk inspeksi rahasia. Dan karna kunjungan ini, tn. Shan Junhao sementara membatalkan acara pertunangannya.
Melihat berita itu, tn. Tang sedikit bingung dan jadi bimbang. Dia awalnya sudah memegang pena, hendak menandatangi dokumen kompensasi tersebut. Namun, setelah mendengar berita, tn. Tang mengurungkan niatnya.
--


Esok hari,
Di rapat dengan para eksekutif Senwell, Ziqian melaporkan kalau dia sudah bertemu dengan Zhiwen Capital kemarin. Dan Zhiwen Capital masih sangat tertarik dengan proyek pembangunan Desa Nelayan Guanmei. Dan mereka sedang menunggu hasil penilaian dari Asosiasi Pariwisata International. Dawei menambahkan kalau mereka sedang berusaha menghubungi pemilik akun Weibo ‘Daodao’ yang merupakan perwakilan dari Asosiasi Perjalanan International kali ini. Ziqian menegaskan kalau semua rencana berjalan dengan sesuai dan karena itu proyek tetap akan berjalan.
Sayangnya, wakil GM Zhang Minghan tidak berpendapat sama. Dia memberitahu kabar yang di dengarnya, kalau Direktur Wang dari Zhiwen Capital tidak senang dengan pergantian pengurus dadakan. Karena, Dir. Wang merasa Ziqian yang hanya berstatus direktur berhadapan dengannya, tidak terlalu cocok.
Yunyi mengingatkan kalau Ziqian adalah orang yang di tunjuk Presdir (ayah Junhao) untuk mengurus masalah ini. Dan juga, Presdir dengan ayah dari dir. Wang sudah berteman baik selama beberapa tahun. Dan Direktur Wang adalah orang yang sangat menghargai hubungan ini.
“Bukankah Presdir di ruang ICU? Masih bisa bekerja?” bahas Minghan.
“Terimakasih atas perhatian Wakil Manager Zhang. Kesehatan ayah sudah mulai membaik. Direktur Xu (Ziqian) dan Presdir dekat seperti ayah dan anak. Mematuhi perintah dari Presdir juga sudah seharusnya. Apakah masih ada pertanyaan wakil GM Zhang?” balas Yunyi.
Minghan tidak bertanya lagi. Sebaliknya, dia malah mengalihkan topik mengenai posisi GM yang kosong. Menurutnya, posisi GM tidak boleh kosong dalam jangka lama. Ziqian langsung membalas kalau Junhao melakukan perjalanan bisnis, itu minimal adalah seminggu dan maksimal adalah sebulan. Sementara ini, baru 5-6 hari. Jadi, bagaimana bisa di bilang lama kosong?
“Aku tidak tahu apa yang kalian berdua sembunyikan. Tapi, aku ini orang yang sangat sabar. Karena kebenaran pada akhirnya tidak akan tertutupi. Senin akan ada rapat Direksi. Posisi GM ini, biarkanlah Direksi yang menentukan,” ujar Minghan. “Rapat selesai.”
Sebelum keluar dari ruang rapat, Minghan menegaskan kalau Ziqian tidak punya hak untuk ikut serta dalam rapat Direksi senin nanti, termasuk Yunyi yang hanyalah Manager.
Yunyi tampak stress. Melihatnya, Ziqian menyuruhnya untuk istirahat beberapa hari dan tidak usah memaksakan diri bekerja. Yunyi tidak mau beristirahat karena dia sudah bertekad akan mengerjakan proyek yang Junhao tinggalkan ini dengan baik.
--


Tonghao sedang bersama dengan Qianyu, membuat semacam hiasan untuk di letakkan di depan pintu. Tapi, selama bekerja, Tonghao hanya terus menatap cincin Qianyu. Dia memuji cincin yang di pakai Qianyu, sangat bagus. Qianyu langsung refleks menutup jarinya yang memakai cincin dan betanya, “Apakah kamu mengingat sesuatu?”
“Hanya merasa cinicn ini sangat familiar,” jawab Tonghao. “Seperti pernah melihatnya. Dan juga, apakah kau sangat tidak ingin aku melihatnya?”
Qianyu menyembunyikan tangannya di bawah meja. Dia berusaha tenang. Setelah menghilangkan rasa gugupnya, Qianyu menunjukkan cincin di jarinya dan menegaskan kalau itu adalah miliknya. Dan dulu, Tonghao hampir merebut cincin itu darinya.
“Kau dulunya tidak hanya suka menipu, juga suka terang-terangan merebut barangku. Alasan kenapa aku tidak membiarkanmu melihat cincin ini karena takut kau merebutnya.”
“Aku begitu jahat dan kau masih mau menampungku. Terimakasih,” tulus Tonghao.
Qianyu tampak tidak enak menerima ucapan terimakasih itu. Dia akhirnya beralasan kalau hanya ingin membalas kejahatan dengan kebaikan. Dan jika Tonghao berterimakasih dengannya, makan bekerjalah dengan rajin. Dan setelah hutang nya lunas, Tonghao boleh pergi.  
Tonghao meminta tolong pada Qianyu untuk membawanya ke tempat-tempat yang pernah di kunjunginya yang Qianyu tahu, mungkin dengan begitu, bisa saja ingatannya pulih. Qianyu setuju saja, tapi waktunya sangah mahal.
Jinzhi keluar dari kedai dan menyuruh Qianyu untuk berangkat mengantarkan barang untuk nenek Huazi. Qianyu hendak pergi, tapi Tonghao juga ingin ikut menemani Qianyu. Tonghao membuat alasan kalau dia ingin bisa menguasai semua pekerjaan dan ke depannya bisa lebih membantu Qianyu sehingga Qianyu tidak perlu begitu susah lagi. Dan Qianyu setuju untuk membawanya.
--
Qianyu yang menyetir mobil dan Tonghao duduk di sebelahnya. Rumah nenek Huazi cukup jauh dan berada di luar desa Guanmei. Tonghao khawatir kalau Qianyu akan kelelahan menyetir dan menawarkan diri agar dia yang menyetir. Qianyu ragu mengizinkan karena mobilnya adalah mobil manual, takut Tonghao tidak bisa. Tonghao tersenyum dan berkata ingin mencobanya.
Karna itu, Qianyu memberhentikan mobil dan bertukar posisis dengan Tonghao. Qianyu duduk di kursi penumpang dan Tonghao di kursi pengemudi.
Di saat yang sama, Ziqian juga sedang mengantar pulang Yunyi.
Qianyu memuji Tonghao yang hebat karena bisa melakukan apapun. Tonghao tersenyum mendengar pujian Qianyu dan berujar kalau dia bisa menjadi supir Qianyu.

Mobil mereka berselisih jalan dengan mobil Ziqian, namun, mereka tidak saling menyadari satu sama lain. Kontras. Tonghao dan Qianyu tersenyum di dalam mobil. Sementara, Ziqian dan Yunyi berwajah sedih.
--

Qianyu menyuruh Tonghao berhenti di depan hutan monster. Mobil tidak bisa masuk ke dalam, jadi mereka harus mengangkat barang dari sana hingga ke rumah nenek Huazi yang ada di dalam hutan. Sepanjang jalan, Tonghao yang menawarkan diri untuk membawa barang.

Mereka akhirnya tiba di rumah nenek Huazi yang tampak indah. Nenek Huazi sudah menanti mereka dan menyapanya dengan ramah. Qianyu memperkenalkan Tonghao pada nenek Huazi. Qianyu bilang kalau dia memungut Tonghao. Nenek Huazi melihat Tonghao dan memuji Qianyu yang telah memungut barang bagus. Qianyu memberitahu kalau Tonghao tidak ingat apapun. Nenek Huazi menilai Tonghao yang pintar.
Setelah berbincang sejenak, Qianyu meminta nenek untuk meramalnya. Nenek Huazi ternyata bisa meramal orang.

Alat yang di gunakan nenek untuk meramal adalah kerang. Jadi, Qianyu mengocok kerang dengan tangannya dan kemudian melemparnya ke atas meja.
“Apakah kamu akhir-akhir ini bertemu seseorang?”
“Ya, ada,” jawab Qianyu semangat.
“Dialah orang yang di takdirkan bertemu denganmu. Tapi, kalian akan melewati banyak rintangan.”
Qianyu sangat senang mendengarnya. Dia sudah memikirkan satu orang di kepalanya. Tonghao kepo mau tahu orang yang Qianyu pikirkan, tapi Qianyu berkata itu bukan urusan Tonghao.
Nenek Huazi menyuruh Tonghao untuk mengambil tiga cangkang kerang juga. Dia akan meramal Tonghao juga. Saat mengambil cangkang, pikirkan tentang masalah di hati. Baca di dalam hati hal yang ingin di tanyakan. Lalu, taruhlan di atas meja.
Tonghao melakukan seperti yang nenek Huazi arahkan.
“Kamu benar-benar tidak ingat apapun?”
“Benar-benar tidak ingat.”
“Kau tidak punya ingatan sebelumnya. Kehidupanmu seperti terulang kembali. Saat ini, kamu pasti sangat bahagia. Mungkin, ini adalah rencana Tuhan agar langkahmu berhenti. Agar kamu bisa mendengarkan suara dari sekitarmu dan merasakan sukacita di dekatmu. Yang paling penting adalah agar kamu bisa lebih mengenali isi dalam hatimu. Kamu harus tahu, tidak semua orang memiliki kesempatan seperti ini. Orang-orang selalu ingin pergi ke tempat yang jauh, malah mengabaikan hati yang paling dekat dengannya. Kamu itu sangat beruntung,” ujar nenek Huazi.
Dan Tonghao tersenyum mendengarnya. Dia memang merasa bahagia.
--
Tonghao dan Qianyu dalam perjalanan keluar hutan. Tonghao tiba-tiba membahas, apakah Qianyu menyukai Tai Chu? Qianyu memuji Taichu yang sangat baik dan sesuai dengan menantu idaman Jinzhi. Dan tentu saja, dia juga menyukainya. Bahkan nenek Huazi bilang kalau Taichu adalah orang yang di takdirkan untuknya.
Tonghao mengingatkan dan memperjelas kalau nenek Huazi hanya bilang, orang yang di takdirkan untuk Qianyu sudah muncul. Tapi, tidak bilang orangnya adalah Taichu. Qianyu bersikap ketus, kalau bukan Taichu, apa Tonghao? Jangan merasa spesial. Mari bergegas pulang. Sebentar lagi langit akan gelap.

Qianyu jalan duluan dengan langkah ringan. Dia tidak memperhatikan ada lubang dan terperosok jatuh ke dalamnya. Tonghao berusaha menolongnya, tapi dia malah ikut tertarik ke dalam lubang bersama Qianyu. Tonghao jatuh menimpa tubuh Qianyu. Dan sebelah kaki Qianyu juga jadi terkilir.
Tonghao langsung memeriksa dan sedikit bersyukur karena tulang kaki Qianyu tidak terluka. Tapi, yang di khawatirkan Qianyu, gimana cara mereka naik ke atas sekarang? Tonghao masih tenang karena mereka bawa ponsel. Eh, ternyata, tidak dapat sinyal sama sekali.

Qianyu ketakutan dan mulai menangis. Jarang ada orang yang datang ke hutan Monster dan mereka juga tidak membawa apapun. Ponsel juga tidak ada sinyal. Jika menunggu sampai ada orang yang datang menemukan mereka, saat itu, mereka sudah jadi mayat. Qianyu menangis memikirkan nasib Jinzhi dan Shengzhe nantinya. Hutang ayahnya masih belum lunas dan Shengzhe masih kecil.
Tonghao berusaha menenangkannya dan berkata akan memikirkan caranya keluar dari sana. Qianyu terus menangis, menyebut semua hal yang belum pernah di lakukannya, termasuk pacaran. Dan jika dia mati begitu saja, bukankah menyedihkan? Kenapa Tuhan menghukumnya seperti ini?
Karna Qianyu tidak berhenti menangis, Tonghao akhirnya memeluknya dengan erat dan terus berkata “tidak apa-apa.” Pelukan Tonghao yang tiba-tiba, membuat Qianyu terkejut hingga berhenti menangis. Dia tersentuh dengan pelukan hangat Tonghao.
Tapi, sedetik kemudian, Qianyu mendorong Tonghao menjauh darinya. Dia juga memperingati Tonghao untuk tidak memanfaatkan situasi di saat dia lemah. Dia punya lengan raksasa dan bisa mengalahkannya dengan mudah.
Tonghao sedikit senang karena Qianyu sudah tidak takut lagi.
--


Jinzhi sedang memasak daging iga kesukaan Qianyu. Shengzhe sampai kagum dan memuji ibunya yang pasti sudah kaya. Dia ingin mencoba sebuah daging iga itu, tapi Jinzhi langsung melarang. Dia membuat ini untuk Qianyu yang sudah bekerja keras akhir-akhir ini. Dan mereka baru boleh memakannya, setelah Qianyu pulang. Shengzhe langsung merengek meminta coba sepotong. Jinzhi akhirnya mengizinkannya, hanya sepotong.
--

Tonghao memeriksa kaki Qianyu dan hendak mengurutnya, untuk sedikit mengobati terkilirnya. Qianyu tidak enak pada Tonghao dan berkata bisa mengurutnya sendiri. Tonghao langsung memarahinya dan menyuruh Qianyu untuk diam saja. Kaki Qianyu harus di angak tinggi agar sirkulasi darah jalan dan jangan banyak bergerak, atau akan semakin bengkak.
Tonghao benar-benar perhatian dan perhatiannya itu membuat Qianyu merasa tersentuh.
--


Jinzhi mulai merasa cemas karena Qianyu belum pulang juga. Dia menyuruh Shengzhe untuk menelpon Qianyu. Shengzhe melakukannya malas-malasan. Dia memberitahu kalau ponsel Qianyu tidak aktif. Dan sebaiknya mereka makan iga duluan saja.
Jinzhi langsung memarahinya karena tidak khawatir sama sekali pada Qianyu.


Post a Comment

Previous Post Next Post