Sinopsis Lakorn : Girl Next Room – Midnight Fantasy Episode 01 - 2


Sinopsis Lakorn : Girl Next Room – Midnight Fantasy Episode 01 - 2
Images by : GMM Tv
==Midnight Fantasy==
Nyawa Mimi selamat karena di selamatkan Tan. Tan memarahi Mimi yang mau coba bunuh diri apa? Kenapa nggak memperhatikan jalan?! Jalan itu lihat, jangan malah main hape!
Mimi malah kesal karena terus di teriaki Tan. Dia minta maaf, tapi kan tidak perlu teriak begitu. Dan juga, walau di di tabrak mobil, kan tidak ada hubungannya dengan Tan.
“Memang benar. Tapi, seseorang harus melakukan tugas mengumpulkan badanmu yang tercerai berai! Dan petugas pembersih harus menyapu organ-mu yang berserakan di jalan! Pikirkan itu!” marah Tan. Tan kemudian melihat jam tangannya, “Sial! Aku terlambat karena kau!”
Mimi sangat marah. Tan tidak peduli dan jalan menuju kelas. Mimi teriak –teriak karena Tan bicara hal menyeramkan begitu padanya.
--

Mimi tiba di kelas dan ingin duduk di samping temannya. Eh, pacar temannya, sudah ada di sana dan menghalangi Mimi duduk di dekat mereka. Jadinya, mau tidak mau, Mimi duduk di kursi paling belakang yang kosong. Begitu duduk, Mimi langsung tidur.


Yang duduk di sebelah Mimi ternyata adalah Tan. Tan terbangun ketika merasakan ada seseorang di sebelahnya. Dia melihat Mimi yang tertidur masih mengenakan kacamata. Dengan lembut, dia melepaskan kacamata Mimi dan meletakkannya di meja, kemudian lanjut tidur.
--
Brakkkk!!!
Dosen menggebrak meja dengan marah karena Mimi dan Tan tidur di saat dia mengajar! Dia menyuruh mereka bangun dan cuci muka kalau ngantuk. Jika mereka tidur di kelasnya lagi, dia mereka akan terkena masalah!
Mimi dan Tan ketakutan. Mereka segera keluar dan menuju kamar mandi.
Tapi, pas udah keluar, Mimi malah marah-marah karena bertemu Tan lagi. Dia bahkan merasa ini adalah hari yang sial! Dia menyalahkan Tan yang membuatnya kena marah dosen. Tan tidak terima di salahkan. Udah hampir di tabrak karena tidak lihat jalan, datang ke kelas terlambat dan di marahi dan menyalahkan semua itu padanya?!
“Jika kau tidak tidur di sebelahku, dosen pasti nggak akan sadar.”
“Tunggu sebentar. Kau suka menyalahkan orang lain daripada instropeksi, hah? Bukankah ini terjadi karena kesalahanmu juga? Huh, mata empat? Mungkin saja, kau mendengkur terlalu keras. Lihat itu, masih ada bekas iler di mulutmu.”
Mimi refleks memeriksa mulutnya, “Aku nggak ngiler.”
“Aku emang bercanda,” jawab Tan, santai.

Lagi bertengkar, Mimi mendapat telepon dari ayahnya, jadi dia menyudahi sejenak pertengkarannya dan mengangkat telepon ayahnya. Ayah nelpon nanya keadaan Mimi? Mimi curhat kalau tidak bisa tidur, AC nggak dingin dan makanan di asrama nggak enak. Mendengar itu, Ayah bilang akan membuatkan babi goreng dan mengirimkannya sendiri ke asrama Mimi. Mimi sangat senang mendengarnya dan memintanya ayahnya berjanji.
Usai bicara dengan ayahnya, Mimi hendak melanjutkan pertengkaran dengan Tan, tapi Tan sudah hilang. Mimi malah menganggap Tan memanfaatkan kesempatan untuk kabur.
--

Mimi kembali ke asrama. Pas di depan pintu, dia melihat Duchess yang baru keluar dengan penampilan mencolok. Mimi ternyata mengenali Duchess dengan nama Danglek! Dia segera menyapanya dengan riang.

Duchess langsung menutupi wajahnya dan berpura-pura tidak mengenali Mimi dan menyebut Mimi salah orang. Namanya adalah Duchess. Nama aslinya adalah Darin Apimaha-ngeonthong. Dia baru pindah ke asrama ini dari rumahnya yang ada di Thonglor, sebuah komplek mewah condo. Dan rumah utamanya ada di Kaset-Nawamin seharga 120 juta baht. Jadi, jangan mengira kita pernah menjadi tetangga.
“Itu, aku nggak ada bilang dari tadi mengenai kita tetangga-an,” ujar Mimi.
Duchess sadar udah keceplosan. Dia segera mengeluarkan ponselnya dan pura-pura di telepon, membicarakan saham. Dia bahkan langsung kabur. Mimi heran melihatnya, karena jelas Duchess ngangkat handphone-nya terbalik dan tidak ada telepon dari siapapun.
Jamjan yang baru balik dari mengangkat jemuran mengomentari cara berpakaian Duchess yang terlalu mencolok. Mimi antusias nanya Jamjan nomor kamar Duchess. Nomor kamarnya adalah 303. Mimi senang karena kamar mereka berdekatan. Dia merasa lebih tenang karena Duchess adalah orang yang di kenalnya. Jamjan menasehatinya untuk tidak sampai ngikut cara berpakaian Duchess.
--

Sudah tengah malam, dan Mimi masih menunggu ayahnya mengantarkan babi goreng. Sambil nunggu, Mimi melihat siaran live di fb Middl Radio. Di jam tengah malam, DJ yang membawakan radio adalah DJ Peemai. Dia akan membawakan siaran sampai pukul 2 pagi.
Mimi heran dan langsung menelpon ke Middle Radio. Dia mencari Graph untuk menanyakan sesuatu. Dia penasaran kenapa P’Titan selalu menjauhkan web camera dari wajahnya? Kemarin malam, dia menonton Live Streaming P’Titan dan wajahnya tidak kelihatan. Awalnya, dia kira memang seperti itu peraturan dari Middle Radio, tapi dia barusan melihat siaran DJ Peemai dan wajahnya di perlihatkan. Jadi, dia penasaran.
“Uh… itu… hmmm… Titan mempunyai style unik dalam melakukan live streaming. Ya, itu style-nya,” alasan Graph.
“Style nya? Kenapa aku merasa dia ingin menutupi identitasnya? Aku melihat di fp Middle radio dan tidak bisa menemukan fotonya. Di DJ Profile page juga tidak ada fotonya. Kenapa dia harus begitu penuh rahasia?”
Graph tidak bisa menjawab pertanyaan tersebut, dan berpura-pura tidak bisa mendengar suara Mimi dan akan mengangkat telepon lain yang masuk.
--

Peemai selesai siaran dan sudah banyak fans menunggu dan memberikan banyak makanan padanya. Titan yang baru sampai, melihat kerumunan itu. Dia mengambil makanan yang Peemai terima dan terang-terangan bilang kalau Peemai juga akan membuang makanan itu akhirnya, jadi lebih baik dia saja yang makan. Dia ngomong gitu karna sering lihat Peemai membuang makanan itu.
Para fans Peemai kesal karena Titan bersikap kasar pada Peemai.

Begitu masuk ruang siaran, Titan protes pada Graph karena Peemai masih ada di stasiun radio. Bukankah siaran Peemai selesainya tengah malam? Graph menjelaskan kalau DJ Micky tidak bisa datang, jadi Peemai menggantikan siaran Micky yang berakhir jam 2 pagi.
--

Sambil menunggu siaran DJ Titan, Mimi membuat pertanyaan di forum : “Adakah orang yang mengenal DJ Titan yang membawakan siaran Midnight Fantasy di Middle Radio?”
Tapi yang menjawab semua tidak ada yang tahu. Bahkan ada yang menilai kalau Titan itu tidak tampan hingga menyembunyikan wajahnya.
Lagi asyik mencari informasi, Mimi mendapat telepon dari ayahnya. Mimi sudah semangat mau turun ke bawah, tapi ayah menelpon untuk memberitahu kalau dia tidak jadi datang. Dia terlalu sibuk dengan kerjaan sampai lupa membuat babi goreng.
“Apa? Tapi ayah sudah janji padaku,” protes Mimi.
“Mimi, kau sudah dewasa sekarang. Jangan bertingkah seperti anak-anak. Ayah tidak suka ya!” marah ayah dan langsung mematikan telepon.

Padahal kenyataannya, ayah sudah menyiapkan banyak babi goreng untuk Mimi. Dia tidak mengantar dan berbohong karna istrinya. Ibu menyuruh ayah untuk tidak khawatir karna ada banyak tempat makan di sekitar asrama Mimi. Ayah menangis karena merasa kasihan pada Mimi.
--

Tepat jam 3 pagi, Mimi menonton live streaming siaran radio. Dan sama seperti kemarin, wajah Titan tidak kelihatan. Dia langsung SMS bilang ingin bicara.
DJ Titan menyapanya dengan ramah dan nanya Mimi mau cerita apa hari ini? Sebelum cerita, Mimi meminta Titan menaikkan sudut kamera sedikit agar dia bisa melihat wajahnya. Titan tampak ragu. Dia berpura-pura menaikkan kamera dan berbohong kalau sudut kamera tidak bisa di atur. Mungkin rusak. Nanti dia minta orang perbaiki. Dan untuk sekarang, lihat saja lehernya.
“Tapi, aku mau lihat wajahmu. Aku kesepian. Dan sudah tidak bisa menahannya lagi.”
“Kenapa? Apa yang terjadi?”
“Aku harus tinggal sendirian di asrama. Dulu, waktu paling lama aku tidur di tempat lain, di luar rumah, adalah 2 malam ketika acara kamping. Tapi, sekarang, aku harus tinggal sendiri. Kehidupan universitas-ku baru dimulai. Aku menangis setiap malamnya. Aku rindu ayah dan ibu. Hari ini, ayahku janji akan datang dan membawakan babi goreng. Tapi akhirnya, dia tidak datang karna kerjaan. Aku marah, tapi dia menyebutku kekanak-kanakan. Aku tidak ingin jadi seperti itu. Aku hanya rindu padanya dan ibu. Dan kelihatannya, mereka sudah tidak mencintaiku lagi.”
“Jangan sedih. Orangtua mu seperti itu, bukan berarti mereka tidak menyanyangimu. Mereka hanya ingin kau menjadi dewasa. Percaya padaku.”
Mimi terhibur mendengarnya. Dan karena begitu senang, Mimi jadi ingin bertemu dengan Titan. Dia ingin pergi ke sana dan minta tanda tangan Titan, atau kalau boleh, mau berfoto. Titan jadi panik. Dia ngajak Mimi main game aja. Kalau Mimi bisa jawab pertanyaan-nya, dia akan kasih scarf yang biasa di gunakannya. Mimi mau main, asalkan jika menang, dia bisa melihat Titan kan?

Titan tidak mengiyakan sama sekali. Dia mulai memberikan pertanyaan, Phoebe adalah nama dari benda apa? Mimi tidak tahu. Titan hanya memberi waktu 10 detik. Titan udah senang karena yakin Mimi tidak akan bisa jawab.
Tapi… ingatlah akan kekuatan google! Mimi kan lagi nonton live streaming sambil nonton. Jadi, dia tinggal ngetik di google : Phoebe.
“Satelite Saturnus!” teriak Mimi.
Hahahha. Benar. Titan shock. Berusaha tetap tenang, memberikan selamat pada Mimi. Mimi senang dan langsung mematikan telepon untuk bergegas ke stasiun radio.

Begitu tiba, Graph sudah menunggunya. Mimi memperkenalkan diri dan memberitahu hadiah yang di menangkannya. Graph langsung memberikan scarf baru, bukan yang di gunakan Titan. Mimi kecewa tapi Graph bilang itu sama saja. Mimi ingin ketemu Titan dan langsung nerobos masuk ruang siaran.

Kosong! Tidak ada siapapun. Mimi kecewa. Apalagi Graph bilang kalau Titan langsung pulang ke rumah saat siaran selesai. Mimi tidak bisa berkata-kata dan langsung kembali pulang dengan lunglai.
Setelah memastikan Mimi meninggalkan gedung, Graph masuk ke ruang kosong yang ada di sebelah ruang siaran. Titan bersembunyi di sana. Dia heran pada Titan yang sembunyi dari Mimi, padahal Mimi adalah fans nomor satu Titan. Tanpa adanya Mimi, tidak akan ada yang menelpon.
Titan tidak mau menanggapi apapun dan memilih pergi.



Post a Comment

Previous Post Next Post