ATTENTION :
Menurut saya pribadi,
drama ini tidak sesuai untuk usia di bawah 19 tahun. Jadi, jika ada yang di
bawah 19 tahun, harap tidak lanjut membaca. Pemirsa di harap bijak.
Terimakasih.
Subtitle : thanks to penerjemah (the link you can see in images)
=====
Sinopsis Lakorn : Sapai Import Episode 03 - 2
Images by : Channel 7
Lisa pulang ke rumah untuk
mandi dan bertukar baju. Tampaknya, dia benar-benar tersinggung dengan teriakan
Don padanya tadi.
--
Ratree sudah berganti baju. Dia menemui Nenek sambil berlinang air mata dan terus bilang kalau dia tidak salah. Dia tidak menyakiti Lisa, sebaliknya dia yang di pukuli. Nenek sebenarnya sedikit ragu karena Lisa tadi bicara begitu yakin kalau yang memulai masalah adalah Ratree. Karena itu, Nenek meminta Ratree untuk jujur padanya, bukan Ratree yang memukuli Lisa duluan kan?
Ratree malah menangis semakin
keras dan menuduh Nenek lebih memihak pada Lisa. Dia merasa tidak ada yang
berada di pihaknya dan percuma saja dia tinggal di perternakan. Dia
berterimakasih pada semua kebaikan Nenek padanya selama ini, tapi dia akan
pergi saja.
Nenek jadi merasa bersalah apalagi melihat Ratree yang tidak berhenti menangis dan beranjak pergi. Ratree bukannya langsung pergi, malah tiba-tiba berhenti di depan pintu sambil berlutut dan mengeluhkan mengenai kehidupannya yang penuh kesialan. Ratree bicara dengan suara keras hingga Nenek bisa mendengarnya. Dia mengingatkan Nenek mengenai orangtuanya yang meninggal saat dia masih kecil dan tidak lama setelah itu, neneknya pun meninggal dunia. Dia sendirian di dunia ini. Tidak ada yang mencintainya.
Nenek jadi kasihan. Dia jadinya
meminta maaf pada Ratree. Dia memilih percaya kalau Ratree bukan orang yang
akan menyerang orang lebih dahulu. Tidak hanya itu, Nenek meminta agar Ratree
tidak marah padanya.
“Ratree tidak marah pada Nenek.
Ratree sudah menganggap Nenek seperti nenek kandung Ratree. Satu-satunya
keluarga Ratree. Ratree senang selama Nenek percaya pada Ratree,” ujar Ratree,
penuh kepalsuan.
Nenek senang dan meminta Ratree
untuk tinggal di tempatnya. Anggap saja rumahnya sebagai rumah sendiri. Ratree
senang karena Nenek jatuh ke dalam tipu muslihatnya.
--
Supervisor perternakan, Jade, merasa kasihan pada Lisa. Gigi tidak merasa demikian dan merasa kalau Lisa yang sudah salah karena memilih Ratree sebagai lawan. Paula tidak suka mendengarnya. Gigi malah marah dan mengatakan Paula memihak Lisa. Dia tidak suka dengan Lisa dan menyuruh Lisa untuk tidak mendekatinya karena mereka berbeda kubu.
Jade menyuruh mereka bubar dan
lanjut bekerja daripada bertengkar.
Setelah semua bubar, Waen
datang ke sana. Ko dan Paula segera menghampirinya dan membahas mengenai
perkelahian Lisa dan Ratree. Mereka masih ingin tahu apa yang terjadi. Waen
memberitahu kalau Lisa tadi berada di pihak yang tidak menguntungkan.
--
Nenek memanggil Lisa ke kediamannya. Tujuannya adalah memberikan selembar cek yang belum di tulis nominal. Dia menyuruh Lisa menulis sendiri isi uang yang di inginkannya. Lisa mengerti maksud Nenek melakukan itu adalah agar dia menceraikan Don, bukan? Nenek membenarkan dan menyebut Lisa pintar. Karna Lisa sudah tahu, maka isi cek itu.
“Nenek kira aku bisa di beli
dengan uang?”
“Aku sudah lama hidup. Aku tahu
banyak orang sepertimu. Hanya dengan sekali lihat, aku sudah tahu orang seperti
apa kau ini. Jika kau tidak di bayar oleh Mae Orn, bagaimana mungkin orang
sepertimu mau menikahi pria yang tidak kau kenali? Mari akhiri semua ini dengan
baik, jadi tidak ada satupun yang akan terluka. Aku akan mengatakannya di sini
sekarang, walaupun aku mati, aku tidak akan pernah menerimamu. Ratree
satu-satunya cucu menantu ku. Aku harap kau bisa mengerti.”
“Ya, aku mengerti semua yang
Nenek katakan.”
“Kalau gitu, isi angkanya.”
Lisa tersenyum. Dia mengambil
cek itu dan menulisinya. Nenek tampak bahagia karena sudah berhasil
menyingkirkan Lisa.
--
Don pergi menemui Orn, tapi Rin memberitahu kalau Orn tidak mau melihat Don. Don menghela nafas panjang dan masih tidak mengerti kenapa Orn marah. Rin jadi kesal karena Don masih belum ngerti juga. Don benar-benar tidak tahu letak kesalahannya sama sekali.
“P’Don, berpikirlah. Berpikir
sedikit,” ujar Rin, menahan kesal.
“Sudah. Aku sudah berpikir tapi
tetap tidak tahu. Jelaskan saja padaku.”
“P’ menghina P’Lisa di depan
semua orang. Dan tidak memberikan keadilan padanya, walaupun P’Ratree yang
memulainya duluan. Jika aku di posisi P’Lisa tadi, aku pasti akan melakukan hal
lebih daripada pergi begitu saja,” jelas Rin.
“Kapan aku menghinanya?” tanya
Don, balik.
“P’Don, perhatikan aku. BAHKAN
ANAK TK SAJA BISA MENGERTI! TAPI KAU--- okay, itu bukan menghina. Kau beneran
nggak tahu?”
“Tidak,” Don menggelengkan
kepala.
“P’ tidak tahu? Itu karna P’
sudah terlalu sering melakukannya dan menjadi kebiasaan. Dan P’ jadi tidak bisa
membedakan mana yang sopan dan tidak. Bagiku, ucapan yang P’ katakan sangat
kasar. Sama saja seperti P’ menyebutku bodoh!” jelas Rin dengan kesal. “Aku
rasa P’ harus minta maaf pada P’Lisa.”
--
Paula menyetir mobil. Don duduk
di sampingnya dan di kursi belakang ada Orn dan Rin. Mereka hendak mencari Lisa
setelah mendengar laporan Paula kalau Lisa di panggil Nenek dan kemudian Lisa
pergi dari perternakan. Sambil mencari Lisa yang mungkin belum pergi terlalu
jauh, Orn mengomeli Don. Jika Lisa sampai di usir, maka Don yang harus
bertanggung jawab karena Don tidak melindungi Lisa.
Mereka menemukan Lisa yang
sedang tegak di pinggir jalan. Orn segera turun dari mobil dan menanyakan
keadaannya. Orn bahkan memberitahu kalau mereka sudah hampir mau pergi ke rumah
orang tua Lisa untuk mencarinya. Nenek tidak melakukan apapun kan?
“Dan apa yang kau katakan?”
tanya Don.
“Aku tidak bodoh seperti yang
kau hinakan padaku. Jadi aku…
--
Waen menemui Nenek dan terkejut
melihat wajah Nenek yang tampak sangat marah. Dia jadi kepo mau tahu Lisa
menulis nilai berada pada cek-nya? Apa nilainya sangat besar? Nenek tidak
memberitahu dan menyuruh Waen melihat sendiri cek yang ada di atas meja.
Lisa menulis di cek itu : Tidak peduli sebanyak apapun yang Nenek
tawarkan, aku tidak akan bercerai. 😊
Nenek sangat marah dan merasa
salah sudah meremehkan Lisa. Dia tidak menyangka kalau Lisa begitu berani!
--
Orn sangat senang dan memuji Lisa.
Dia sangat bangga padanya. Don yang tidak terima ibunya bangga pada Lisa, karna
menurut Don, apa yang Lisa lakukan sama saja seperti menyatakan perang pada
Nenek.
Lisa membela diri kalau Nenek
yang sudah menghinanya duluan. Jadi, dia harus melakukan hal itu demi
menyelamatkan harga dirinya. Karena tidak ada seorangpun yang akan melindungi
harga dirinya! (menyindir Don).
“Okay na? Bagaimana kau
bisa bicara seolah aku yang memaksamu untuk mengatakannya! Jika kau bicara
seperti itu, lebih baik nggak usah bicara sama sekali!” marah Lisa dengan
permintaan maaf Don yang tidak tulus.
Orn memihak Lisa. Dia
terang-terangan menyatakan ada di pihak Lisa apapun yang terjadi. Lisa sangat
senang mendengarnya. Dengan senang, Orn mengajak Lisa untuk masuk mobil dan
pulang bersamanya. Don yang kesal melihat ibunya dan Lisa memojokkannya seperti
itu.
“Congratulation, P’Don,” ujar
Rin tersenyum pada Don.
“Untuk apa?”
“Kau mendapatkan predikat ‘anak
durhaka’ sekarang,” jelas Rin, menambah luka. “P’ pantas mendapatkannya.”
Don benar-benar jengkel. Tambah
kesal saat Orn bertanya apa Don mau maksud mobil atau jalan kaki pulang?
Terserah Don saja. Don menahan kesalnya dan segera bergegas naik mobil.
--
Nenek cerita pada Ratree
mengenai Lisa yang menolak bercerai dari Don. Nenek bahkan menyebut Lisa sangat
licik lebih daripada perkiraannya. Dia menuduh Lisa yang pasti ingin
mendapatkan harta Don. Ratree berpura-pura sedih karena tidak ada harapan lagi.
Nenek menyakinkan kalau mereka pasti bisa menggunakan cara lain.
--
Paula memberitahu Orn kalau
Lisa tidak mau makan siang bersama karena tidak lapar. Don yang sedang asyik
makan tidak peduli. Tapi, Orn peduli dan mengambil piring Don. Dia menyalahkan
Don sebagai penyebab Lisa tidak mau turun dan makan. Itu pasti karna Lisa tidak
mau melihat wajah Don. Jadi, jika Lisa tidak makan, dia juga tidak akan makan.
Rin juga ikutan.
“Paula, bereskan semua
makanannya,” perintah Orn. “Dan jangan sampai aku tahu kau memberikan makanan
pada seseorang (Don).”
Don protes karna dia masih lapar. Orn memarahinya lebih lagi yang bukan manusia karena masih berselera makan walau sudah berbuat salah. Dia tidak mau mendengarkan apapun yang Don katakan dan masuk ke kamarnya.
Rin mendekati Don dengan
mengendus-endus, “Bau apa ini? Oi, sangat kuat. Ini bau dari anak durhaka,”
ujarnya dengan tajam pada Don dan langsung bergegas pergi.
Don jelas kesal. Eh, Paula ikutan ngendus dan mau ngatain Don anak durhaka, tapi saat melihat tatapan tajam Don, Paula langsung diam.
--
Ratda cerita pada Pit mengenai perkelahian Lisa dan Ratree. Dia sangat puas dan merasa Pit sangat rugi tidak ada di sana tadi. Perkelahiannya sangat seru. Dan juga, dia merasa mereka tidak perlu berusaha keras membuat Don menceraikan Lisa karena ada Ratree. Ratree akan menjadi kunci penting untuk membuat Lisa menjauh.
“Tapi, aku merasa Ratree akan
membuat lebih banyak masalah untuk kita lebih dari sebelumnya,” ragu Pit.
“Bagaimana?”
“Coba ibu pikirkan. Jika Lisa
menceraikan Don, maka Nenek akan memaksanya menikahi Ratree. Dan orang seperti
Ratree tidak akan dengan mudah melepaskan Don jika sudah menikahinya.”
“Benar juga. Dia akan berusaha
keras untuk mempunyai anak,” sadar Ratda.
“Dan kalau itu terjadi, semua
rencana kita akan hancur. Aku tidak akan mendapatkan perternakan ini.”
Ratda baru bisa berpikir benar.
Kalau gini sama saja sekarang mereka harus menyingkirkan Lisa dan Ratree.
Bagaimana mereka bisa menang?! Pit meminta Ratda memberikannya waktu untuk
mencari solusi. Yang jelas, dia tidak akan Don mengalahkannya.
--
Don masuk ke kamar dan melihat
Lisa yang sudah tidur lelap.
“Kau bisa tidur dengan nyaman?”
ujar Don kesal dan masuk ke kamar mandi.
Sebenarnya, Lisa belum tidur
dan mendengar ucapan Don. Perutnya berbunyi keras karena dia sangat lapar.
Karna itu, Lisa diam-diam turun ke bawah dan memasak mie instan.
Lisa mau makan mie di luar teras sambil melihat bintang. Tapi, karena angin cukup kuat, Lisa memutuskan pergi mengambil cardigannya dulu.
And…
Pas balik, sudah ada Don yang
duduk di meja itu dan menikmati mie buatannya. Dengan santai, Don nanya apa
Lisa ke bawah mau makan juga? Mau mie?
“Mie siapa itu?”
Lisa sangat marah karena Don
makan mie tanpa tahu punya siapa. Itu mie-nya!
Don shock. Dia hanya makan mie
Lisa tapi kenapa Lisa harus nangis? Lisa juga tidak tahu tapi dia sekarang
sangat lapar. Don jadi merasa bersalah. Dia mengelus bahu Lisa dengan lembut
dan memintanya untuk tidak menangis.
Akhirnya, Don memasakkan mie untuk Lisa. Lisa makan dengan sangat lahap. Don tampak sedikit lega karena Lisa sudah tidak menangis lagi.
“Aku minta maaf,” ujar Don
tiba-tiba, tulus. “Aku benar-benar minta maaf. Aku minta maaf karna sudah
bermulut kasar. Lain kali, aku akan berpikir sebelum bicara,” ujar Don dan
menampar mulutnya sendiri dengan keras agar Lisa tidak marah lagi.
Lisa memaafkannya karena Don
sudah minta maaf dengan tulus.
“Bukan. Hari ini, aku mengalami
banyak masalah. Dan saat kau mencuri mie-ku, aku hanya tidak bisa menahan
perasaanku saja,” jelas Lisa.
Karena mood-nya sudah membaik, Lisa menawarkan setengah mie-nya untuk Don. Dia tahu kalau Don pasti belum kenyang. Don sangat senang dan menikmati mie di mangkuk yang sama dengan Lisa.
Saat makan, Lisa tidak melihat ke arah mangkuk dan fokus melihat kunang-kunang yang berterbangan. Dan tidak terasa, mie-nya nyatu dengan yang di makan Don. Suasana jadi canggung karena wajah mereka jadi sangat dekat.
Lisa langsung memotong mie
dengan giginya dan mengambil mangkuk dari Don. Mereka benar-benar canggung.
Selesai makan, Lisa yang
kekenyangan tanpa sadar malah bersendawa dengan sangat keras. Lisa benar-benar
malu karena ada Don dan meminta maaf. Agar Lisa tidak malu, Don ikutan sendawa.
Lucu lihat mereka yang saling peduli tapi nggak sadar.
--
Don bangun tepat jam 6 dan Lisa
sudah tidak ada di kamar. Selimut di atas sofa juga sudah di rapikan Lisa. Don
tampak kaget juga karena Lisa bangun pagi.
Saat turun ke bawah, Lisa juga tidak ada di ruang makan. Dia mau nanya pada Paula, tapi wajah Paula udah sumringah duluan menebak Don pasti mau nanya Lisa kemana? Don mengurungkan niatnya bertanya dan bertindak sok cool.
Orn dan Rin juga turun untuk
sarapan. Lisa tidak kelihatan, jadi Orn nanya ke Don. Don menjawab santai kalau
dia tidak tahu karena dia juga bukan penjaga Lisa. Orn tidak suka sarapan itu
dan merebut roti yang sedang Don makan. Don protes karena kemarin malam dia
juga sudah tidak makan, masa hari ini juga tidak boleh?
Orn tidak peduli dan menyuruh
Don mencari Lisa untuk makan bersama. Don frustasi memberitahu kalau dia tidak
tahu Lisa kemana. Dengan santai, Rin menyuruh Don pergi mencari Lisa. Itu kan
sederhana masa nggak bisa di pikirkan? Orn memuji Rin yang sangat pintar.
Don beneran kesal. Mau protes
lagi, tapi tahu kalau dia akan kalah dari Orn dan Rin.
--
Lisa ada di tempat kemarin, memintahkan pupuk ke bak. Don melihatnya dan membawakan rantang berisi makanan untuk Lisa. Itu dari Orn yang menyuruhnya ngantar ke Lisa karena takut Lisa pingsan karena lelah bekerja.
“Tinggalkan saja di sana. Aku
masih belum lapar.”
“Kau bangun pagi untuk
mengerjakan ini?”
“Itu karna wanita kemarin aku
jadi tidak bisa menyelesaikan pekerjaanku.”
Lisa lanjut kerja dan mengabaikan Don. Tapi, pas mau nyangkul di satu bagian, cangkulnya malah nyangkut. Don menawarkan diri membantu, tapi Lisa menolak. Lisa berusaha menarik cangkul, tapi tangannya malah terlepas dari cangkul dan tubuhnya terlempar ke belakang.
Untungnya, ada Don di belakang yang menangkapnya. Masalahnya, letak tangan Don pas di dada Lisa. Lisa menjerit keras dan Don masih belum ngerti. Pas udah ngerti, Don juga panik. Dia menjelaskan kalau dia tidak tahu kalau itu dada Lisa dan ngira itu kayu rata.
Lisa jadi ngamuk! Dia bisa menerima hinaan apapun, tapi tidak terima kalau dadanya di sebuh kayu rata! Karena marah, Lisa mau memukuli Don dengan sekop. Don ketakutan dan berlarian kesana kemari. Karena nggak fokus, anu Don jadi terkena gagang cangkul yang tadi masih nyangkut. Sakit euy! Lisa mah ketawa ngakak!
--
Don ada di ruang kerjanya,
masih memegangin barangnya yang masih terasa sangat sakit. Mor tertawa melihat
keadaan Don dan bahkan menyebut Don yang dari harimau berubah jadi kucing
kecil. Mor malah ngebahas kalau sampai terluka, Don tidak akan bisa lagi
menggenapi wasiat kakek untuk punya anak. Don sangat kesal karena Mor terus
saja mengejeknya.
Mor merasa kagum pada Lisa yang
begitu kuat hingga bisa membuat Don seperti ini. Don beneran kesal karena Lisa
baru beberapa hari di sini tapi sudah membuat begitu banyak masalah. Dia tidak
bisa membayangkan bagaimana sisa hidupnya nanti.
Tags:
Sapai Import