Sinopsis Lakorn : Sapai Import Episode 05 - 1


ATTENTION :
Menurut saya pribadi, drama ini tidak sesuai untuk usia di bawah 19 tahun. Jadi, jika ada yang di bawah 19 tahun, harap tidak lanjut membaca. Pemirsa di harap bijak. Terimakasih.
Subtitle : thanks to penerjemah (the link you can see in images)
=====


Sinopsis Lakorn : Sapai Import Episode 05 - 1
Images by : Channel 7


Lisa segera kembali ke tenda untuk memberitahukan 3 orang pria mencurigakan yang membawa senapan kepada Don. Don menduga kalau ketiga orang itu mungkin adalah pemburu ilegal dan karena itu Don ingin pergi memeriksanya. Dia ingin mengambil bukti video dan melaporkannya kepada polisi. Lisa menghalangi karena hal itu sangat berbahaya. Don malah berpendapat kalau semua orang takut pada orang jahat, bagaimana orang jahat bisa tertangkap nantinya. Don menyuruh Lisa untuk tidak mengikutinya dan menunggu saja di tenda.

Don tiba dimana ketiga pria itu berada. Terdengar kalau ketiga orang itu menelpon seseorang yang bernama ‘Sia.’ Eh, ternyata Lisa malah mengikuti Don dan ikut mengintai. Don segera mengeluarkan ponselnya dan merekam ketiga orang itu. Lagi asyik merekam, malah ada pesan Line masuk dari Orn yang menulis : good night.

Mereka panik karena bunyi ponsel Line masuk bisa terdengar oleh ketiga pria tersebut. Don segera bergegas mematikan ponselnya, tapi belum juga di matikan, Orn sudah mengirim banyak pesan. Akhirnya, mereka ketahuan oleh ketiga pria tersebut.
Dengan panik dan ketakutan, Don segera menarik Lisa untuk kabur. Beruntungnya, hari sudah gelap sehingga mereka bisa dengan mudah bersembunyi. Setelah memastikan keadaan cukup aman, Don segera membimbing Lisa keluar. Sial! Salah seorang pria melihat mereka.

Terjadi pertarungan sengit dari Don. Dia berhasil menjatuhkan senapan pria tersebut. Tapi, pria itu masih memiliki senjata pisau dan menggunakannya untuk menyerang Don. Don berhasil menghindar walaupun lengannya terkena sabetan pisau. Merasa kalau keadaan tidak menguntungkan bagi Don, Lisa nekat mengambil senapan yang ada di tanah dan menembakannya ke langit. Pria itu ketakutan dan langsung kabur. Sementara Lisa jatuh ke tanah karena pengaruh dorongan (karena nembak peluru).

Don dan Lisa juga tidak bisa kembali ke tenda mereka lagi karena takut pada pria itu menemukan tenda itu. Dan karena itu, mereka terus berjalan menelusuri hutan. Lisa khawatir melihat darah di lengan Don yang tidak berhenti juga. Jadi, Lisa meminta Don melepas jaketnya dan dengan scarf yang di gunakannya, Lisa membalut luka itu untuk menghentikan pendarahannya.

Lisa menyarankan agar mereka segera pergi keluar dari hutan, tapi Don tidak bisa mengiyakan. Karena sekarang sudah sangat malam dan gelap. Jika mereka berjalan tanpa arah, mereka bisa tersesat dan bisa tertangkap. Jadi, lebih baik mereka bermalam di dalam hutan dan pergi ketiga pagi. Kebetulan, Don tahu ada tempat untuk bermalam. Di dalam hutan, Don dulu pernah membangun tempat istirahat bersama kakeknya (dari kayu, aku lupa namanya apa. Ini aku biasa lihat ada di tengah-tengah sawah dan di gunakan para petani untuk beristirahat). Dan di sela tiang, bahkan ada pematik. Dengan pematik itu, Don menyalakan api unggun. Karena posisinya cukup jauh dari jalan utama, Don yakin kalau para pemburu liar tadi tidak akan menemukan mereka.
Para pemburu liar itu juga sebenarnya sudah pergi. Mereka mengira Don dan Lisa hanyalah penjelajah, jadi mereka tidak mengejar lebih lanjut dan memilih pergi.
Don sibuk menyalakan api unggun. Lisa tampak ketakutan dan terus memperhatikan sekeliling. Saat terdengar suara burung, Lisa langsung teriak sangat keras dan berlari ke sisi Don serta memeluknya dengan erat. Don sampai kaget dan menertertawakannya yang selalu bersikap tangguh tapi takut dengan suara burung.
Walau Don mengejeknya, Lisa tetap tidak mau melepaskan pegangannya dari Don karena dia beneran takut. Don terus memandanginya seolah memberi tanda agar menjauh, jadinya Lisa menjauh.
Don malah iseng teriak ada sesuatu di sana. Lisa langsung lari ke samping Don balik dengan ketakutan. Don tertawa keras melihatnya. Lisa beneran kesal, tapi dia jadinya terus mengikuti Don. Don mundur, dia ikutan mundur. Don maju, Lisa ikutan maju. Don mau kabur, Lisa langsung menangkapnya.
Don malah semakin senang menggoda Lisa. Dia menyebut Lisa bukannya takut pada suara-suara tapi hanya ingin dekat dengannya. Ya, bisa di maklumi. Ketampanan dan kegagahannya sulit di tolak.
Lisa geli mendengar ucapan Don dan akhirnya memilih beristirahat dan menjaga jarak dari Don. Walau begitu, dia masih tampak sangat takut.

Dan benar saja, saat mendengar suara burung lagi, Lisa langsung dengan cepat pergi ke sisi Don dan meringkuk. Don tersenyum lebar dan memeluk Lisa erat. Dia tidak lagi menggoda Lisa dan bahkan menyuruh Lisa untuk tidak takut karna dia akan menjaganya.
--
Esok hari,
Lisa terbangun dengan berada di pelukan Don. Don ternyata menepati perkataannya, menjaga Lisa sepanjang malam dan membuatnya merasa aman. Begitu bangun, Lisa memandang wajah Don yang masih tidur dan tersenyum.
“Jika kita bertemu tidak dalam keadaan seperti ini, aku mungkin sudah akan jatuh cinta padamu. Kau sangat tampan, tahu? Sayangnya, mulutmu terlalu kasar. Sangat kasar. Jika enggak, aku sudah pasti jatuh cinta,” ujar Lisa dengan suara kecil.
Saat melihat Don mulai terbangun, Lisa langsung berpura-pura tidur lagi di dekapan Don.
Don tersenyum kecil, “Khun Lisa. Sebenarnya, kau wanita yang sangat cantik. Tapi… mulutmu kasar. Jadi itu mengurangi kecantikanmu.”
Lisa langsung bangun. Dia marah karena Don mengatainya. Don membalas kalau Lisa duluan yang memulai dan dia mengulang semua ucapan Lisa tadi. Lisa sangat malu dan kesal karena Don ternyata sudah bangun dari tadi dan pura-pura tidur.  
Mereka akhirnya bergegas untuk pulang. Sebelum pulang, Don meminta Lisa untuk berbohong jika ibunya menanyakan luka di tangannya. Lisa setuju dan berkata akan bilang kalau Don tidak berhati-hati saat jalan dan akhirnya terkena cabang pohon yang mencuat.
--
Don dan Lisa sampai di rumah. Orn dan Rin menyambut mereka dengan semangat dan menanyakan gimana semalam? Tidur nyenyak? Dan apa….
“Oh, MA!! Cukup! Tidak ada yang terjadi. Tidak ada hal seperti yang kau bayangkan,” ujar Don cepat dengan panik.
“Dan kau tahu apa yang Ibu pikirkan?” balas Orn.

Don dan Lisa jadi makin salah tingkah. Lisa segera mengalihkan topik dengan meminta maaf sudah kabur dan membuat semuanya khawatir.  Orn membela Lisa kalau yang salah adalah Don yang bermulut kasar tanpa tahu waktu dan tempat.
“Aku sangat sial. Selalu saja di salahkan,” ujar Don, kesal.
Rin akhirnya sadar mengenai luka di lengan Lisa. Lisa langsung berbohong kalau tangan Rin terkena cabang pohon dan pantas mendapatkannya. Orn malah memanasi kalau Lisa boleh memukul Don.
“Beneran? Lain kali, aku akan memukul dan memberinya pelajaran!” semangat Lisa.
“Coba saja. Jika kau memukulku, aku akan mencium-mu,” ancam Don.
Orn dan Rin jadi semangat, “PUKUL! PUKUL!” teriak mereka dengan raut wajah senang.
Lisa berteriak menyuruh mereka berhenti. Dia ganti pikiran dan tidak akan memukul Don. Eh, Orn dan Rin malah menggoda mereka yang manis ketika sedang bertengkar. Don yang capek memilih kabur ke kamar. Lisa ikutan kabur.
Melihat tingkah mereka berdua, Rin yakin kalau ada sesuatu terjadi. Orn sangat senang dan bahkan berencana agar Lisa dan Don menghabiskan lebih banyak waktu di hutan.
--
Lisa sudah mandi dan berganti baju. Don juga sudah mandi, namun tidak mengenakan atasan. Badannya sangat kekar hingga membuat Lisa gugup dan menjatuhkan kotak P3K yang di pegangnya. Don menggodanya sembari mengembalikan ponsel Lisa yang kemarin jatuh di tanah.

Lisa menyuruh Don untuk duduk. Dia akan mengobati luka di lengan Don. Dengan sangat perlahan dan penuh perhatian, Lisa mengobati luka Don dan membuat Don tanpa sadar tersenyum. Lisa melihat senyum-nya dan bertanya alasannya tersenyum. Don membantah ada tersenyum.
Lisa lanjut mengobati luka Don, tapi matanya malah teralih pada dada bidang Don. Don menyadari hal itu dan dengan sengaja menggerakan dada-nya. Lisa kaget dan menjerit. Tapi jadi malu karena ketahuan dan akhirnya memarahi Don yang gila. Don tersenyum begitu lebar saat melihat Lisa pergi dengan malu.
--
Don pergi menemui supervisor Jade. Dia memberitahu mengenai penembak liar yang di lihatnya kemarin malam dan memerintahkan Jade untuk mencari tahu mengenai itu. Jika sudah tahu, dia akan melaporkannya ke polisi. Jade menyanggupi dan akan segera memeriksa.
Dan setelah Don pergi, wajah Jade menjadi panik. Dia menelpon seseorang dan menyuruh orang itu untuk tidak datang ke tempatnya dan dia yang akan pergi menemuinya dalam waktu 5 menit.
--

Dan orang yang di temui Jade adalah orang yang menyerang Don kemarin. Orang itu sebelum Jade mengatakan apapun sudah melapor kalau kemarin malam ada orang yang melihat perbuatan mereka. Jade sudah tahu karna orang itu adalah Don dan untungnya Don tidak tahu siapa mereka.
“Tapi, bos-mu sudah melihat wajahku,” beritahu pria itu.
Jade jadi kesal. Dia memerintahkan orang itu untuk menghentikan semua yang sudah mereka lakukan. Tunggu instruksi selanjutnya baru mulai mengerjakan lagi. Pria itu menyanggupi dan langsung pergi.
--

Don pergi ke kantornya dan sudah ada Ratree yang menunggu. Dia datang untuk memberikan sekotak sandwich avocado buatannya. Don menerimanya dan berterimakasih sekilas. Ratree melihat lengan Don yang terluka dan di perban dengan tidak rapi. Dia menawarkan untuk memperbaiki perban Don. Walaupun Don menolak, Ratree tetap memaksa.
Sambil mengobati, Ratree membahas mengenai Don yang pergi ke hutan dengan Lisa. Dia mendengarnya dan merasa itu hal yang bagus apalagi mereka kan belum pernah bulan madu. Ratree bicara sok peduli, baik dan sok tidak cemburu.
Tapi, begitu selesai mengobati dan Don tampak masih tidak peduli, wajah Ratree berubah. Dia langsung berakting kalau kepalanya pusing. Kemudian, dia menjatuhkan diri ke lantai. Kirain Don bakalan nangkap dia, tapi ternyata tidak sama sekali.
“Apa yang kalian lakukan?” tanya Lisa, yang baru datang.
Ratree sok panik dan meminta Lisa untuk tidak salah paham. Tujuannya hanya memberikan sandwich untuk Don. Don dengan santai memberikan kotak sandwich buatan Ratree pada Lisa. Dan dengan santai, Lisa memakan sandwich-nya. Don tersenyum begitu lebar melihatnya.


Karena makan dengan begitu buru-buru, Lisa jadi keselek. Dan dengan sengaja, dia malah batuk-batuk di depan wajah Ratree. Ratree jelas kesal tapi berusaha menahan kemarahannya di hadapan Don.
“Apa kau masih ada urusan dengan Don?” tanya Lisa.
“Tidak ada.”
“Oh, lalu kenapa kau masih diri di sini?” tanya Lisa, balik.

Dengan menahan amarah, Ratree beranjak pergi. Tapi, Lisa malah menyuruhnya menunggu. Dia membuang sisa sepotong sandwich Ratree ke tong sampah, kemudian mengembalikan kotak makannya kepada Ratree. Wajah Ratree tampak sangat marah.
Setelah Ratree pergi, Lisa langsung bersikap ketus pada Don. Don sampai heran melihat sikap Lisa yang begitu cepat berubah. Dan juga, dia tidak tahu kalau Ratree menunggunya. Dan juga, apa Lisa cemburu??
“Tidak. Aku hanya ingin Ratree tahu kalau kau adalah milikku! Dan dia tidak punya hak untuk berkeliaran di sekitarmu!” tegas Lisa dan beranjak pergi.
Tapi, jawaban Lisa untuk di sukai oleh Don.

Ratree ternyata belum benar-benar pergi dan menunggu Lisa di tempat sepi. Lisa sudah tahu kalau daritadi Ratree hanya menahan amarah agar tidak menamparnya. Ratree melempar kotak makanannya dengan marah dan menyebut Lisa begitu licik. Lisa tersenyum sinis dan mengatakan kalau dia hanya menggunakan metode Ratree.
“Walaupun tante Orn memihakmu, tapi kau tidak akan pernah bisa menang karna aku mempunyai Khun Yai (nenek).”
“Lihat saja nanti. Bicara juga percuma.”
Ratree mengancam Lisa yang sudah salah menjadikan dirinya sebagai musuh. Lisa tidak takut karna Ratree tidak akan bisa mengalahkan-nya untuk mendapatkan Don.
“Bukankah kau terlalu percaya diri?! Berhati-hatilah karna akhirnya tidak akan indah dan kau akan terluka!” peringati Ratree.
Lisa malah semakin memanasi kalau dia jauh lebih hebat, cantik dan berkemampuan di bandingkan Ratree. Jadi wajar saja jika pria normal jatuh ke dalam pesonanya. Ratree menghina Lisa, tapi Lisa bisa membalikan hinaannya.
Ratree beneran kesal karena kalah dan ingin berteriak.
“Walau kau berteriak sampai mati, kau tidak akan pernah bisa mengalahkanku,” ujar Lisa.
“Jangan sok pandai. Tunggu dan lihat saja. Suatu hari, aku akan membuatmu menjadi si antagonis pencemburu sementara aku menjadi si protagonis suci!” peringati Ratree.
Lisa tidak takut sama sekali dengan ancaman-nya tersebut.



Post a Comment

Previous Post Next Post