Sinopsis K-Drama : Mystic Pop-up Bar Episode 09-1


Sinopsis K-Drama : Mystic Pop-up Bar Episode 09-1
Images by : JTBC
SEMUA KARAKTER, TEMPAT, ORGANISASI, DAN KEJADIAN DALAM DRAMA INI ADALAH FIKTIF

Yeom membawa Won Hyung ke sebuah gedung kosong. Dia meminta Won Hyung untuk berhenti melakukan apa yang ingin di lakukannya, jika tidak semua hukuman yang sudah di jalani Won Hyung selama ini akan jadi sia-sia. Selama 500 tahun, Won Hyung bertahan dari siksa neraka dan sebentar lagi hukuman itu akan selesai.


“Minggir, Ayah,” mohon Won Hyung. “Aku masih ada urusan dengan Putra Mahkota dan Weol Ju.”
“Apa yang sedang kau pikirkan?” teriak Yeom, penuh amarah.
“Putra Mahkota telah  menghilangkan nyawaku. Dia membunuhku bersamaan dengan ambisi untuk pekerjaan lebih besar. Maka, adil jika aku datang untuk menghentikan ambisi itu. Ambisi untuk kembali ke sisi gadis itu meski setelah wafat. Bila misi Weol-ju gagal dan dilempar ke Neraka Kepunahan, Putra Mahkota pasti akan kembali hancur dan menangis darah karena itu.”
“Kau sudah menimbulkan banyak penderitaan pada mereka,” ingati Yeom, tampak sedih.
“Sebanyak apa pun penderitaan mereka,” teriak Won Hyung, “apa sebanding dengan di neraka selama 500 tahun? Ini baru permulaan. Mereka akan terima apa yang kudapat. Semuanya,” tekadnya, tampak penuh dendam.
“Kau masih saja... membuatku kecewa.”
Tanpa ba-bi-bu, Yeom menggunakan kekuatannya untuk menyerang Won Hyung, membuat Won Hyung jatuh berlutut dan tidak mampu berdiri. Yeom memperingatinya untuk tidak melawan karna apapun yang di lakukan, Won Hyung tidak akan bisa menandingi kekuatannya.
Won Hyung mulai menangis, “Kau selalu memihak Putra Mahkota, Ayah. Bahkan pada saat aku meregang nyawa. Kenapa Ayah tak pernah sekali pun memihakku? Apa Ayah pernah melihatku sebagai putramu? Walau aku membuat onar, apa kau tak mengerti perasaanku yang ingin disayang olehmu? Apa Ayah sungguh tak mengerti?”
Tangisan dan ucapan pilu Won Hyung, membuat Yeom menjadi ragu. Dia menghentikan serangannya pada Won Hyung. Sambil menangis, Won Hyung memegang tangan Yeom. Yeom juga menangis.
Mystic Pop-up Bar
Episode 09
Kondisi Kang Bae sudah lebih baik hari ini. Dia siap berangkat kerja dengan memakai kacamata hitam pemberian Gwi dan membawa sekantong kecil garam pemberian Weol Ju. Tapi, dia tiba-tiba teringat dengan Yeo Rin. Dengan memakai kacamata itu, dia tidak akan bertatapan mata dengan hantu, tapi dia jadi tidak bisa melihat wajah Yeo Rin dengan jelas.
--
Dan karena itu, Kang Bae tidak mengenakan kacamatanya.  Baru juga masuk kantor, manager Ma dan Jin Dong sudah menggodanya yang tidak masuk kerja kemarin karena patah hati. Walau begitu, mereka merasa aneh karena kalau semua tidak berjalan lancar, kenapa Yeo Rin sangat khawatir karna Kang Bae tidak masuk? Yeo Rin sampai bolak balik di sini.
Manager Ma dan Jin Dong masih belum menyerah membantu Kang Bae agar bisa dekat dengan Yeo Rin, karena itu mereka menyusun rencana.
--
Kang Bae pergi ke basement parkir karna Manager Ma tiba-tiba saja menyuruhnya membereskan troli. Walau heran, Kang Bae tetap menuruti perintah Manager Ma. Tapi, pas mau balik ke dalam gedung, dia malah melihat hantu nenek yang sedang duduk di sebuah troli, di samping sebuah mobil.
Langkah Kang Bae langsung terhenti. Dia teringat nasehat Gwi agar dia tidak bertatapan dengan hantu. Jika bertatapan, jangan bereaksi kaget tapi segera menoleh ke arah lain seolah tidak melihat apapun! Kang Bae berusaha mengikuti nasehat tersebut, dia segera mengeluarkan kacamata dari dalam sakunya.
Dan begitu di pakai, hantu nenek sudah tidak ada di tempat tadi. Kang Bae bukannya langsung pergi, malah menoleh ke sekeliling, mencari sosok hantu nenek. Sssttt, hantu itu tiba-tiba muncul di hadapan Kang Bae. Dia menge-test­ apakah Kang Bae melihatnya atau tidak. Kang Bae begitu ketakutan hingga tidak bisa bereaksi apapun.
“Kenapa kau di sini?” terdengar sebuah suara.
Dan itu langsung membuat Kang Bae ketakutan setengah mati hingga menjerit keras dan jongkok sembari menutup telinga. Yang bertanya adalah Yeo Rin. Yeo Rin tentu heran dengan sikap aneh Kang Bae, dan kenapa Kang Bae mengenakan kacamata?
“Ini? Kacamata ini ku pakai karena silau…,” alasan Kang Bae, yang tidak masuk akal karna mereka kan di basement, “Kenapa kau di sini?” alihkan Kang Bae.
Yeo Rin tersenyum tipis melihat sikap canggung Kang Bae. Dia juga menjawab pertanyaan Kang Bae kalau dia di sini untuk mengumpulkan troli sampai patroli. Kang Bae langsung mau membantu, dan membuat tangan mereka tanpa sengaja bersentuhan. Kedua insan itu langsung sama-sama canggung.
“Maafkan aku,” ujar Kang Bae cepat dan langsung menjauh.
“Jangan begitu padaku,” balas Yeo Rin. “Kau tak perlu berhati-hati begitu. Kenapa kau selalu minta maaf? Aku yang harusnya lakukan itu. Aku yang bersalah padamu.”
“Apa? Memangnya apa kesalahanmu?”
“Waktu itu aku menciummu...”
“Ternyata itu. Itu adalah ciuman pertamaku, jadi, aku sedih saat kau harus minta maaf,” beritahu Kang Bae.
“Itu juga kali pertamaku. Itu adalah ciuman pertamaku, dan aku melakukannya dengan main-main. Jadi, kuharap kau tak menganggap serius urusan ini,” beritahu Yeo Rin, malu.
“Kau juga? Kita ciuman pertama masing-masing...” ujar Kang Bae dengan ekspresi senang.
“Lupakan!” potong Yeo Rin sebelum Kang Bae mengatakan apapun. “Mari kita bekerja saja. Kau tak bereskan troli itu?” alihkannya.
Mereka berdua jadinya bekerja sama merapikan troli. Dan Kang Bae tampak jauh lebih bersemangat daripada tadi.  
--
Weol Ju membawa Gwi ke sebuah resto. Itu karna Weol Ju mendengar di area sana ada dukun hebat, jadi Weol Ju mau minta di ramal. Gwi tidak habis pikir dengan Weol Ju yang padahal berteman dengan Samsin dan juga bisa langsung bicara dengan Yeomradaewang, kenapa malah mencari peramal? Weol Ju beralasan kalau dia hanya mau tahu kesuksesan misinya dan apa yang perlu di waspadainya demi mencapai target 100.000 orang.  Dengan santai, Gwi menjawab kalau yang perlu Weol Ju waspadai hanyalah alkohol.
Udah nunggu dengan antusias, dukun yang di bicarakan ternyata adalah dukun penipu yang waktu itu mereka nampak di kamar ‘Penyihir Es’.
Dukun itu sekarang sedang menipu seorang wanita muda. Wanita itu hendak mencari tahu alasan kenapa dia belum juga menikah. Dan dukun itu berbohong kalau ada roh pria lajang yang menempel erat yang membuat wanita itu tidak bisa pacaran. Tenang saja, masalah ini bisa di selesaikan dengan jimat seharga 50.000 won.
“Roh pria lajang? Omong kosong,” ujar Weol Ju, menghampiri mereka. “Nenekmu baru saja  meninggal, 'kan?”
“Benar.”
“Nenekmu ada di sampingmu dan berkata berhenti bertanya alasanmu tak bisa menemukan pria dan pergilah berkencan buta atau ke tempat pria sering berkumpul. Cepat sadarlah.”
Wanita itu terkejut karna yang Weol Ju katakan memang adalah apa yang sering neneknya katakan padanya. Karena itu, dia jadi lebih percaya pada Weol Ju dan segera pergi dari sana, batal membeli jimat. Dukun jelas marah pada Weol Ju (dia mengenal Weol Ju dengan nama Weol Hwa – episode 08) karna sudah mengganggu usahanya.
“Itu karena kau menipu! Bila kau asal bicara kepada orang, kau bisa merusak hidup orang tersebut selama-lamanya.  Mengerti?” omel Weol Ju.
“Nona Weol-hwa, kita harus segera pergi,” tarik Gwi, sebelum Weol Ju membuat keonaran.
“Aku mengatakan ini sebagai nasihat untuk junior sepertimu!” teriak Weol Ju, walau di tarik Gwi.
--
Weol Ju dan Gwi akhirnya kembali ke kedai mistis untuk menyiapkan bahan makanan. Dan Weol Ju masih tidak menyerah mau di ramal. Dia mengajak Gwi untuk lain kali mencoba ramalan tarot di Hongdae. Gwi beneran bingung dengan sikap aneh Weol Ju yang tiba-tiba mau di ramal.
Dan alasannya karena Weol Ju beberapa hari ini bermimpi aneh. Dimana di dalam mimpinya, setiap kali dia pergi kemanapun, semua pintu pasti tertutup. Gwi lebih heran dan nanya lagi, apa Weol Ju tidak bisa mengatur mimpi sendiri? Weol Ju membalas dengan sindiri kalau penata rambut juga tidak bisa memotong rambut sendiri.
Lagi asyik berbincang, dukun penipu tadi tiba-tiba datang ke kedai. Dia meminta tolong Weol Ju untuk membantunya. Jadi, dulunya dukun itu adalah salah satu dukun terkenal. Tapi, tiba-tiba dia kehilangan kemampuannya dan tidak bisa melihat arwah apapun lagi. Dan itu bisa membuatnya kehilangan pekerjaan dan mati kelaparan. Jadi, dia memohon Weol Ju untuk membantunya agar dia bisa bekerja dengan jujur kembali tanpa menipu orang lain!
Weol Ju jelas mau membantu, karena ini bisa di hitung sebagai 1 kasus. Apalagi untuk membuat dukun itu mendapat kembali kemampuan spritual-nya, hanyalah dengan masuk ke alam mimpi dan membuka pintu spiritual dukun yang tiba-tiba tertutup. Open the door!
Weol Ju mengajak Gwi ikut bersamanya untuk membuka pintu spiritual dukun itu yang berada di alam mimpi. Gwi baru pertama kali ke sana dan baru pertama kali juga melihat pintu itu. Weol Ju menyombong kalau pekerjaan ini mudah, hanya perlu membuka pintu. Dan juga, jika Kang Bae mau sembuh, mereka hanya tinggal ke tempat ini dan menutup pintunya.
Cekrek! Cekrek! Pintu tidak mau terbuka sama sekali. Terkunci mat. Walau sekuat apapun mereka berusaha membukanya, tetap tidak bisa. Weol Ju merasa ada yang aneh dan mulai memperhatikan seksama sekitar pintu.

Auw, ada stiker bertuliskan : ‘Pintu di tutup permanen.’
--
Alam Baka,
Weol Ju dan Gwi segera pergi ke kantor administrasi Alam Baka, menanyakan alasan kenapa pintu di tutup permanen. Petugas di sana menjelaskan kalau terjadi insiden yang tidak di inginkan, sehingga di lakukan revisi hukum.
“Untuk kali pertama dalam 1.000 tahun, Kaisar Giok putuskan mengirim biksu kuat ke Dunia Nyata untuk menyelamatkan manusia. Namun tahun lalu, tiba-tiba seseorang menutup Pintu Penglihatan Spiritual-nya,” cerita petugas itu.
Cerita itu membuat Weol Ju teringat dengan sebuah kasus yang pernah di selesaikannya.
Flashback
Seorang ibu muda mampir ke kedai Mistis dan curhat mengenai putranya yang baru berusia 6 tahun tapi sudah mau menjadi biksu. Ibu itu tentu sedih dengan keinginan tersebut. Dan untuk membantunya, Weol Ju membiarkannya meminum ssangapju.
End

Gwi tidak tahu kalau itu perbuatan Weol Ju, berkomentar kalau orang yang berani menutup pintu tersebut sangat konyol.
“Dia tak menutup biasa, tapi menutupnya secara permanen,” lanjut petugas.


Flashback
Weol Ju pergi ke Pintu Spiritual anak ibu tersebut. Dia menutup pintu itu, kemudian menge-las-nya, untuk memastikan agar pintu itu tidak pernah terbuka lagi. Dan usai melakukan itu, Weol Ju sangat bahagia karna satu kasus berhasil di selesaikan.
End

Gwi kaget dan berkomentar kalau orang yang melakukannya pasti sudah sangat gila. Weol Ju sampai cegukan karna dia adalah orang gila yang melakukan hal konyol itu.
Petugas menjelaskan kalau biksu itu bisa menyelamatkan banyak jiwa jika saja pintunya tidak di las.
“Lalu, bagaimana bila manusia ingin membuka pintu penglihatan spiritualnya kembali?” tanya Weol Ju, masih mencari cara.

“Kalian tak bisa membukanya. Kalian juga tak bisa menutupnya. Tanpa campur tangan Tuhan atau hukum alam yang ada, tak ada yang bisa membuka dan menutup pintu itu. Itu isi hukum yang direvisi.”
Weol Ju tampak cemas dan panik. Dia memohon dengan sangat agar mereka di beri satu kesempatan untuk membuka/ menutup pintu. Petugas tidak bisa membantu sama sekali karna Hukum Alam Baka tidak bisa di langgar. Gwi juga menyuruh Weol Ju untuk menyerah dan pulang saja.
Weol Ju berbisik kalau dia meminta itu karna memikirkan Kang Bae. Gwi baru tersadar kalau hukum terbaru, akan membuat mereka tidak bisa menutup Pintu Spiritual Kang Bae. Dan karna itu, mereka berdua, memohon dengan sangat agar di berikan kesempatan sekali saja!!!
--
Gwi dan Weol Ju kembali ke Dunia Nyata dengan wajah sedih. Mereka gagal memohon. Di hadapan mereka juga ada Yeom. Saking kesalnya, Gwi memarahi WeolJu karena sudah mengelas pintu itu. Weol Ju tidak mau di salahi karna dia kan hanya membantu ibu tersebut. Dan juga, ngapain sih pakai revisi hukum seperti itu! Mereka berdua jadi berdebat.
Gwi menanyakan pendapat Yeom, apa tidak ada cara lain? Dan anehnya, bukannya menjawab pertanyaan Gwi, Yeom malah meminta untuk melihat isi kontrak mereka dengan Kang Bae.

Tanpa curiga, mereka menunjukkan kontrak itu. Dia tampak kaget karna Kang Bae punya kemampuan membuat orang bercerita hanya dengan sentuhan. Gwi tidak curiga dan menjelaskan lengkap kalau alasan mereka merekrut Kang Bae agar bisa memenuhi target  Weol Ju. Jadi, bisa di bilang Kang Bae adalah striker di team mereka.  

Yeom tidak mengerti istilah striker dan setelah di jelaskan sama Gwi, dia baru bisa menyimpulkan kalau Kang Bae adalah tokoh penting bagi kesuksesan Weol Ju mencapai target.

“Kau bilang begitu seperti tak tahu dia sangat cakap,” komentar Weol Ju, merasa aneh tapi tidak curiga.” Apa kau tak bisa gunakan koneksimu untuk ini? Bukankah kau punya kekuasaan hebat di Alam Baka?” tanya Weol Ju dengan suara manis.
“Itu harapanku, tapi aku tak punya koneksi.”

Jawaban Yeom membuat Weol Ju kembali bicara dengan ketus. Hmm, apa dia harus meminta bantuannya?
--

Alam Baka,
Weol Ju menemui Samsin untuk mendapat bantuannya. Sebagai sogokan, dia membawakan kopi Jeo-seung. Samsin sudah mendengar cerita Weol Ju, dan mulai menyimpulkan.
“Manusia yang bisa keluar dan masuk Dunia Mimpi, juga melihat hantu? Itu berarti dia diliputi energi yin. Bila dia dipasangkan dengan orang yang penuh energi yang, energinya akan netral. Tambah, kurang, sama dengan nol. Energi rohnya akan menjadi seimbang dan normal.”

“Penuh energi yang? Maksudmu, orang yang terlahir begitu?” tanya Weol Ju, antusias. “Atau mereka yang lahir di bagian Selatan?”

“Itu tak akan banyak membantu masalahmu. Maksudku, orang dengan jiwa yang dipenuhi energi yang. Setidaknya dia reinkarnasi sinabar.”
“Sinabar?”


Flashback
Semasa hidup, Weol Ju pernah di bawa ibunya untuk berdoa di depan sebuah batu yang ada di dalam gua. Ibunya memberitahu kalau batu di hadapan mereka adalah ‘sinabar’. Weol Ju baru pertama kali melihat batu itu dan memuji batu itu yang sangat indah.

Ibu menunjukkan sedikit serpihan dari sinabar pada Weol Ju dan menjelaskan bahwa batu itu bisa mengusir hantu. Jika seseorang di ikuti arwah gentayangan, hanya dengan cukup membawa batu itu tanpa jimat apapun, sudah cukup. Karena batu itu mengandung energi yang yang kuat sehingga roh-roh tak akan tahan berada di dekatnya. Sinabar juga bisa menjauhkan roh jahat, mengusir hama dan obat manjur untuk segala penyakit.
Mendengar penjelasan ibu, dengan polos Weol Ju menyuruh agar mereka lebih banyak mengambil sinabar.


“Batu juga punya roh di dalamnya. Roh batu sebesar ini sama saja dengan roh manusia. Walau manusia bisa pulih perlahan dari penyakit yang ringan, tapi bila tangan kalian dipotong? Objek spiritual tak bisa bertahan jika langsung diambil banyak. Kita harus hati-hati dan hanya menggunakannya saat perlu,” jelas Ibu.
End

 Dan objek spiritual dalam sinabar, sudah reinkarnasi menjadi manusia. Samsin bahkan keceplosan memberitahu kalau sinabar reinkarnasi menjadi wanita. Weol Ju langsung berusaha menjodohkan Kang Bae dengan reinkarnasi sinabar itu, karna itu dia ingin tahu mengenai reinkarnasi sinabar.

 “Hanya dekat seperti teman biasa tak cukup untuk menghubungkan energi yin dan yang,” jelas Samsin.
“Lalu?”
“Ciuman cinta sejati. Cinta sejati.”
“Ciuman cinta sejati? Jadi, Kang-bae seperti putri negeri dongeng yang dikutuk?”

 “Ya, mirip seperti itu.”
“Ini masalah yang benar-benar rumit. Ini artinya mereka harus saling menyukai. Berapa umur sinabar sekarang? Tinggal di mana? Siapa namanya?”
“Tunggu sebentar. Saat ini dia berumur...,” Samsin mulai menghitung, “Astaga, aku hampir memberi tahu semua kepadamu,” ujar Samsin, tersadar. “Tidak bisa. Reinkarnasi objek spiritual takkan pernah bisa dibeberkan.”

Weol Ju tidak mau menyerah begitu saja. Dia berusaha menyuap Samsin dengan memberikan kupon gratis untuk kopi Jeo-seung. Mau di suap gimanapun, Samsin tetap tidak mau memberitahu. Dia tidak akan tertipu dengan Weol Ju lagi. jika sampai tertipu, akan dia ubah namanya menjadi Jipsin!


Weol Ju tidak mau menyerah dan berusaha membujuk Samsin. Mau di bujuk gimanapun, Samsin tetap tidak mau memberitahu. Dia juga langsung menyeret Weol Ju keluar dari rumahnya.
--


Kang Bae dalam perjalanan ke kedai mistis. Di dekat kedai, ada seorang ahjumma yang sedang membagikan selebaran informasi anak hilang. Di selebaran tersebut di tulis kalau anak itu sudah hilang selama 15 tahun. Kang Bae jadi sedih, karna itu hampir seperti dirinya yang di buang ke panti asuhan. Karna merasa kasihan dan empati, Kang Bae menawarkan diri membantu ahjumma membagikan selebaran.

Ahjumma cukup terkejut karena Kang Bae membantunya.
--

Usai membagikan selebaran, Kang Bae membawa ahjumma ke kedai mistis. Dia memberitahu ahjumma kalau Gwi dan Weol Ju bisa membantu mencari orang hilang. Di dalam kedai juga ada Yeom.


Kang Bae berbisik pada Gwi dan Weol Ju, menjelaskan mengenai permasalahan ahjumma. Ahjumma sedang mencari putranya yang hilang dan harusnya, dengan koneksi Gwi ke Kepolisian Alam Baka, anak itu bisa di temukan dengan mudah bukan? Gwi mengiyakan.
Anak yang hilang itu bernama : Park Jun U. Hilang saat usia 7 tahun. Tahun ini sudah berusia 22 tahun.
Gwi langsung memotret foto Jun U di selebaran dan mengirimkannya ke Kepolisian Alam Baka.





Weol Ju juga merasa iba, segera memasakan telur gulung  dan makanan lainnya untuk ahjumma. Mereka bertiga bersikap sangat ramah dan baik pada ahjumma. Ahjumma terharu dengan kebaikan mereka. Tapi, melihat telur gulung, membuat ahjumma semakin sedih, karna telur gulung adalah makanan kesukaan Jun U.


 Flashback
Saat Jun U berusia 5 tahun, suaminya meninggal dunia karna penyakit kanker ginjal. Walau takut membesarkan Jun U seorang diri, ahjumma tidak menyerah karna teringat akan Jun Un. Karena dia adalah ibu Jun U.


Makanan kesukaan Jun U adalah dadar telur gulung. Jun U sangat perhatian padanya walaupun baru berusia 7 tahun. Mereka hidup dengan saling menguatkan satu sama lain.
--

Ahjumma (namanya : Hyeon Ok) kerja di sebuah rumah makan. Ada satu orang pria, pengantar makanan, Sang Cheol, yang berusaha mendekati Hyeon Ok. Dia memberikan uang dan mengajaknya keluar. Hyeon Ok selalu menolak dengan tegas pendekatannya dan berkata kalau dia lebih memilih menghabiskan waktu dengan putranya, Jun U.  Sang Cheol tampak emosi dan marah.


Hyeon Ok tidak peduli dan semakin menegaskan kalau Sang Cheol hanyalah teman SD-nya. Dia tidak pernah menyukainya. Dan juga, dia sekarang ini sibuk memikirkan cara membesarkan Jun U, jadi janggan membuang waktunya.
--


Malam hari,
Ketika Hyeon Ok pulang ke rumah, rumah dalam keadaan kosong. Jun U belum pulang dan makanan di atas meja juga belum tersentuh. Hyeon Ok sangat panik dan berlari keluar mencari Jun U.
End


Dan sejak hari itu sampai dengan sekarang, Jun U tidak pernah di ketemukan. Mendengar cerita Hyeon Ok, mereka menduga pasti ada seseorang yang Hyeon Ok curigaikan? Hyeon Ok menjawab kalau dia mencurigai Sang Cheol. Dia sudah melaporkan itu ke polisi, tapi saat Jun U hilang, Sang Cheol punya alibi yang sangat kuat, sehingga akhirnya di bebaskan dari polisi. Namun, yang mencurigakan adalah Sang Cheol tidak pernah menghubunginya lagi dan hilang begitu saja sejak hari itu.


Karna Hyeon Ok tidak punya foto Sang Cheol, maka Gwi menanyakan umur dan sekolah SD Sang Cheol. Hyeon Ok memberitahu kalau Sang Cheol kelahiran tahun 1976 dan bersekolah di SD Mido. (yang lebih aneh, selama Hyeon Ok memberitahu informasi Sang Cheol, Yeom terus memperhatikan dengan tatapan aneh). Hyeon Ok merasa sedikit heran karena Gwi mau tahu informasi Sang Cheol.


Gwi mendapat telepon, jadi dia keluar untuk mengangkat telepon. Sementara itu, Hyeon Ok masih menyalahkan dirinya sendiri kalau seharusnya dia tidak meninggalkan Jun U di rumah sendirian. Jika saja begitu, hal ini tidak akan terjadi. Semua adalah kesalahannya.

“Jika putramu diculik, itu semua salah penculiknya. Kenapa kau yang bersalah?” marahi Weol Ju. “Menyakiti anak kecil dianggap Tuhan sebagai dosa terbesar manusia. Saat itu terjadi, mereka akan terima hukuman bernama Siklus Hama. Dia akan hidup menjadi serangga, tapi memorinya tetap manusia, dan mengulangi siklus hidup dan mati. Jun-u pasti kembali. Walau berat, cobalah untuk bertahan,” nasehati dan semangati Weol Ju.
Hyeon Ok sedikit terhibur dengan perkataan Weol Ju.

Setelah puas memperhatikan dan mendengarkan cerita Hyeon Ok, Yeom beranjak keluar menghampiri Gwi. Dan pas sekali Gwi baru selesai teleponan. Yeom menanyakan hasil, apakah Jun U berhasil di temukan? Gwi menghela nafas dan memberitahu kalau tidak ada data mengenai Jun U. Jika Jun U sudah meninggal, harusnya ada datanya. Jadi, dia sudah meminta pemeriksaan ke kepolisian luar negeri.
“Pertama, aku akan menemui Joo Sang-cheol untuk mencari petunjuk,” beritahu Gwi.

“Benarkah? Di mana dia?” tanya Yeom.
“Di sini. Dia di dekat sini,” tunjukkan Gwi, alamatnya.
Begitu melihat alamat itu, Yeom segera menyuruh Gwi masuk untuk mengantar pulang Hyeon Ok.

Dan saat dia sudah jauh dari Gwi, ekspresi wajah Yeom berubah drastis.
--


Gwi dkk mengantar pulang Hyeon Ok ke rumah. Kang Bae benar-benar merasa berempati pada Hyeon Ok. Weol ju dan Gwi pun demikian. Karna rasa kasihan, Kang Bae ingin ikut mereka membantu mencari Jun U malam ini dan menolak di antar pulang sama mereka.

“Kalau begitu, jangan lakukan apa pun dan diam saja di samping kami. Ya?” peringati Weol Ju.
Kang Bae menganggukan kepala dengan semangat.
--


Gila! Crazy!
Yeom ternyata pergi menemui Sang Cheol dan menghajarnya habis-habisan. Sang Cheol begitu ketakutan dan mengira kalau Yeom adalah orang kiriman Hyeon Ok. Dan ternyata Sang Cheol telah meninggalkan Jun U di panti asuhan. Dia memohon agar di ampuni dan berjanji akan memberitahu tempat panti asuhan tersebut.


“Tidak. Aku tak perlu informasi itu.  Aku tak tertarik dengan Jun-u. Aku kemari agar kau tak berkata pada siapa pun,” ujar Sang Cheol. “Kenapa kau tak menunggu di neraka? Aku akan segera mengirim teman,” ujarnya dengan tatapan menyeramkan.
Dan kita tidak di perlihatkan apapun kecuali suara teriakan Sang Cheol.


Dan tidak lama kemudian, rombongan Gwi juga tiba. Mereka langsung masuk ke dalam rumah karna pintu-nya terbuka. Dan ketikan masuk, mereka mendapati Sang Cheol yang sudah dalam keadaan sekarat. Gwi memeriksa denyut nadi Sang Cheol. Tidak bisa di selamatkan lagi dan sisa umurnya hanya tinggal beberapa menit lagi.

“Tak bisa begini. Aku harus segera masuk dan mencari petunjuk.”
“Ini bahaya. Kau bisa tak keluar bila dia mati. Kita akan terperangkap di Dunia Mimpi selamanya,” halangi Gwi.

“Ini mungkin kesempatan terakhir menemukan putra Hyeon-ok. Aku harus melakukannya.”
“Weol-ju!” tahan Gwi.

Tatapan mata Weol Ju tidak gentar sedikitpun. Melihat tatapan itu, Gwi sadar percuma dia menghalangi. Karena itu, dia akan ikut Weol Ju masuk.

“Kang-bae, kau tetap di sini dan awasi dia. Bila kondisinya mulai memburuk, cepat panggil kami. Paham?” perintah Gwi pada Kang Bae.
“Baiklah. Hati-hati ya.”
Tanpa membuang waktu, Weol Ju segera menuangkan ssangapju ke mulut Sang Cheol.



Post a Comment

Previous Post Next Post