Sinopsis K-Drama : Mystic Pop-up Bar Episode 12-2 END
Images by : JTBC
SEMUA KARAKTER, TEMPAT, ORGANISASI, DAN
KEJADIAN DALAM DRAMA INI ADALAH FIKTIF
“Orang tuaku dari 500 tahun
lalu,” ujar Kang Bae, tahu kebenarannya. “Lalu takdir menyedihkan dalam hidupku
bukan karena mereka, tapi dimulai darimu, Kim Won-hyung. Aku ingat kenangan
kehidupan sebelumnya setelah pingsan di kedai. Bahkan Pohon Keramat itu. Hasutanmu
tak akan berguna. Mereka berdua menghabiskan 500 tahun mencoba menyelamatkanku
sambil menahan rasa sakit.”
“Sayang sekali. Andai mereka
berdua tahu perasaanmu pada mereka. Dengan begitu, rasa kehilangan mereka akan
lebih besar. Kau akan segera kuantar ke Tangga Putar,” ujar Won Hyung,
menakutkan.
Kang Bae ketakutan. Tapi, dia
tidak bisa melawan karena dalam kondisi terikat. Won Hyung juga langsung
menyiramkan sangapju ke dalam mulut
Kang Bae yang di paksanya membuka. Setelah semua isi sangapju masuk ke dalam mulut Kang Bae, Won Hyung membuang botolnya
hingga pecah berkeping-keping.
“Aku yang membunuhmu, jadi,
balaslah dendammu padaku. Jangan jadi pengecut dengan memanfaatkan orang lain
begini.”
Selama Gwi mengurus Won Hyung, Weol
Ju berusaha membangunkan Kang Bae, setelah melepaskan ikatan talinya.
Tombak itu melesat kencang dan
Gwi segera berlari melindungi mereka!
Weol Ju menangis terisak-isak,
memohon agar Gwi tidak mati.
Dan kemudian, dia menghembuskan
nafas terakhirnya. Tubuhnya perlahan berubah menjadi asap dan menghilang ke
atas.
Weol Ju menangis terisak-isak.
--
“Aku jelas tahu
siapa kau. Kau pendosa yang menghancurkan... Pohon Keramat dan membunuh
putranya sendiri.”
“Benar. Aku tak
pernah tak menyesal setiap hari. Aku bertahan selama 500 tahun untuk menebus
dosaku itu. Tapi, kau? Kau tak menyadari kesalahanmu dan melukai orang lain karena
rasa balas dendammu.”
“Tidak, itu adalah
jalanmu ke neraka. Itulah jalan yang kau tuju sekarang. Bila aku mendorong dan
membunuhmu, apakah amarah ini bisa sedikit terobati? Selama 500 tahun di Dunia
Nyata, ada sesuatu yang aku lihat, dengar, dan sadari. Apa pun yang kukatakan
dan kulakukan suatu hari nanti pasti akan berbalik kepadaku. Aku... takkan
berbuat kesalahan yang sama. Kau tak akan menghilang karenaku, tapi karena
Tuhan menghukummu. Ini satu-satunya cara menghentikan takdir jahat dan
menyelamatkan orang-orang yang kusayangi. Kematian akan menjemputmu nanti. Selama
menunggu, coba introspeksi diri akan kesalahan yang kau buat.”
“Kang-bae, buka
matamu. Buka matamu dan lihat aku. Hiduplah seperti sekarang. Menjadi orang
baik dan tulus. Jangan lepaskan orang yang kau cintai. Mengerti? Lakukan itu
saja. Dengan melakukan itu, kau sudah menjalani hidup sepenuhnya. Aku yang
melepas tanganmu. Bukan kau yang melepaskanku, jadi, jangan salahkan dirimu.”
“Tidak, jangan
seperti ini.”
Kata yang sangat
ingin Weol Ju dengar. Dia tersenyum mendengar Kang Bae memanggilnya ‘ibu.’
Senyuman yang di iringi dengan air mata. Dan dengan perlahan, Weol Ju
melepaskan tangannya dari Kang Bae. Dia terjatuh ke dalam tangga putar.
--
--
Dan rutinitas Kang Bae setiap
harinya selalu berulang sama. Dia bangun dengan mimpi buruk di saat dia tidak
bisa meraih tangan Weol Ju.
Setelah hari itu, tiap hari aku memimpikan hal yang sama. Tangan
yang terlepas ke kegelapan. Lalu aku tak sekali pun bisa meraih tangan itu. Aku
berpisah dengan makhluk bukan dewa maupun manusia setiap hari.
--
Yeom sudah sembuh
dan melakukan pekerjaannya lagi. Dan sekarang, dia sedang menikmati secangkir
kopi Jeo Seung bersama Samsin. Yeom juga sudah memutuskan untuk reinkarnasi.
“Sebelum aku pergi,
aku ingin tahu kabar terbaru Weol-ju,” ujar Yeom.
“Setelah saat itu,
aku tak dengar apa pun.”
“Kau pasti...
sangat merindukan Weol-ju.”
--
Weol Ju ada di
sebuah tempat yang gelap dan berteriak meminta tolong. Saat itu, pintu mendadak
terbuka dan seorang pria masuk sambil memeluknya.
Kang Bae bekerja dengan sangat
keras. Tapi, karena ada promo, semua pelanggan menjadi heboh dan tanpa sengaja
membuat kacamata Kang Bae terlepas. Salah seolah pelanggan yang menatap wajah
Kang Bae langsung memanggilnya dan membuat Kang Bae lari ketakutan.
Kang Bae antara percaya dan tidak
percaya. Dia memberanikan diri untuk masuk ke dalam kedai. Dan benarrr!! Di
dalam kedai ada Weol Ju dan Gwi yang seperti biasanya, berdebat.
“Imo-nim (panggilan Kang Bae untuk Weol Ju). Banjang-nim (panggilan Kang Bae untuk Gwi),” panggilnya dengan mata berkaca-kaca. “Aku sudah datang.”
Takdir setiap orang di dunia sudah ditentukan
Yang Mahakuasa. Namun, karena Yang Mahakuasa lebih mudah tersentuh daripada
yang kalian kira, hal kecil yang kau katakan atau lakukan bisa mengubah takdir
itu. Bila mengubah takdir disebut mukjizat, bukankah berarti kita melihat mukjizat
setiap hari? Mukjizat bahwa kau masih hidup. Mukjizat bahwa orang itu ada di
sisimu. Lalu... mukjizat bisa minum bersama orang itu.
Weol
Ju menyambutku dengan ramah. Dia mengundangku yang penuh kelelahan dan beban
akan hidup untuk duduk. Dia mengerti diriku dan siap mendengarkan ceritaku.
“Hei, kau sudah sampai. Ayo
duduk. Hari ini pun kau pasti sangat lelah. Kau sudah bekerja sangat keras. Ini.
Maukah kau minum denganku?”
Udah di peluk, pria
itu baru merasa heran, kenapa putrinya sudah besar? Tidak lama, seorang wanita
juga masuk sambil berteriak mencari ibunya. Pria dan wanita itu ternyata saling
mengenal.
Pria itu datang
karna mendengar putrinya kecelakaan, jadi dia sudah mengirim 30 juta won untuk
biaya rumah sakit. Wanita itu bingung dan mengingatkan kalau pria itu kan belum
menikah. Astagaa! Dia sudah tertipu.
Yang wanita datang
karna mendapat kabar ibunya di culik dan dia sudah membayar uang tebusan 50
juta won. Si pria mengingatkan kalau ibunya wanita itu kan sudah meninggal 3
tahun lalu. Astagaa! Dia juga sudah tertipu.
Kedua orang itu
sudah tertipu. Dan menipunya adalah Weol Ju! Kenapa? karna untuk memberi
pelajaran pada mereka berdua. Kedua orang itu penipu yang suka menelpon asal
dan berbohong kalau sanak saudara orang tersebut meninggal atau kecelakaan dan
menguras uang mereka. Mereka memanfaatkan rasa panik.
Keduanya tidak mau
di salahkan dan beralasan kalau sudah berulang kali gagal mencari pekerjaan
yang benar.
“Lalu? Kau boleh
mengambil uang orang yang sudah bekerja keras?” teriak Weol Ju. “Kalian tahu
berapa banyak orang yang menderita karena kalian? Kalian berdua benar-benar
sampah. Sampah!”
--
“Rindu? Aku malah
bahagia!” teriak Samsin pada Yeom. “Dia hanya mendatangiku untuk meminta
bantuan.”
“Bagaimana mereka
bisa seperti itu padamu? Bila mereka bisa buka kedai lagi di dunia, mereka
harusnya siapkan kue beras, juga...,” ujar Yeom, mendukung Samsin.
Wohohho, mereka walau
ngedumel, tapi sangat merindukan Weol Ju. Yeom bahkan membahas saat Weol Ju
terkurung di dalam kegelapan, Samsin yang setiap hari membuat petisi kepada
Yeomradaewang untuk mencari Weol Ju. Dan dia yakin, Weol Ju pasti akan datang
ke tempat Samsin saat hari raya.
--
--
Yeo Rin heran karna Kang Bae lari
karena bertatapan. Kang Bae berkata kalau dia hanya berjaga-jaga saja. Yeo Rin
heran karna Kang Bae sudah minum obat kenapa belum sembuh. Jadinya, dia ingin
memeriksa mata Kang Bae, tapi Kang Bae menghalangi karna takut Yeo Rin
tertular. Yeo Rin ngotot tetap mau melihatnya.
“Tidak ada lagi? Tadi pagi masih
ada. Apa bintitku sungguh tak ada?”
“Tidak ada. Kau bisa melepas
kacamatamu sekarang,” yakinkan Yeo Rin.
Wkwkwkw, aku udah ketipu. Ku kira
Kang Bae pakai kacamata karena kekuatannya.
Yeo Rin menatap wajah Kang Bae
lekat dan memujinya sangat tampan. Tanpa ragu dan malu ataupun sungkan, Yeo Rin
mencium bibir Kang Bae, membuat Kang Bae tersipu malu.
Hmm, apa yang sebenarnya terjadi?
Weol Ju yang sudah di selamatkan dari kegelapan tangga putar,
pergi menghadap Yeomraedaewang. Weol Ju merasa sedih karna pada akhirnya, dia
gagal menyelesaikan misi, menuntaskan 100.000 dendam.
“Kini setelah kau kembali, aku akan berikan keputusanku atas
perbuatanmu selama 500 tahun ini. "Karena membuat Pohon Keramat bernasib buruk, kau dihukum
untuk membantu 100.000 orang menuntaskan dendamnya. Karena kau telah
menuntaskan dendam 100.000 orang selama 500 tahun, roh putramu dibebaskan dari
hidup menderita yang berkelanjutan.".”
“Tidak, kau berhasil. Kau mengorbankan dirimu untuk
menyelamatkan Han Kang-bae, dengan demikian mewujudkan keinginanmu sejak lama untuk
menyelamatkan roh putramu. Lima ratus tahun tak kau lewati dengan percuma.
Selamat, Weol-ju,” jelas dan selamati Yeomraedaewang.
Weol Ju sangat bersyukur mendengar hal itu. Yeomraedaewang
memberitahu juga kalau Won Hyung yang jatuh bersama dengan Weol Ju, sekarang
sudah di kirim kembali ke Neraka. Dan karena Weol Ju sudah menyelesaikan
tugasnya, Weol Ju akan di berikan kesempatan untuk bereinkarnasi. Dia bahkan
mengizinkan Weol Ju membuat keinginannya. Apa mau jadi putri tunggal pimpinan
perusahaan? Atau penyanyi terkenal EYEU? Atau …
“Aku… tak mau reinkarnasi. Bila boleh memilih, apa aku boleh
kembali ke Dunia Nyata dan berada di antara manusia? Sepertinya aku akhirnya
dapat mendengarkan cerita mereka dengan tulus sekarang,” pinta Weol Ju.
“Apa kau tak akan menyesal? Kau bisa menjadi cucu perempuan pendiri
Hotel Hillton. Paris Hillton?” tanya Yeomraedaewang, memastikan.
“Ya, aku tak akan menyesal.”
“Baiklah. Bila itu kemauanmu, aku setujui pembukaan ulang Kedai
Mistis. Sebagai bonus, aku ingin menambah satu rekan yang kupercaya di sana,”
setujui Yeomraedaewang. “Tidak hanya mau menebus kesalahan seriusmu kemarin, dia
bahkan pergi ke kegelapan di Tangga Putar untuk menyelamatkanmu. Silakan masuk.”
--
Setelah Bibi Weol-ju pergi, kemampuan istimewaku
menghilang.Walau aku harus berusaha lebih keras untuk memahami perasaan orang
lain, berkat itu, aku belajar untuk mendekati orang terlebih dulu. Bila Nona
Weol-ju dan Guibanjang melihat diriku saat ini, mereka pasti sangatlah bahagia.
“Imo-nim (panggilan Kang Bae untuk Weol Ju). Banjang-nim (panggilan Kang Bae untuk Gwi),” panggilnya dengan mata berkaca-kaca. “Aku sudah datang.”
==========
MYSTIC POP-UP BAR
END
Tags:
Mystic Pop-up Bar
1 kata sama drama ini. Daebak!! Walau cuma 12 episode bener terbawa suasana senang, ngakak, sedih haru, pokoknya best bgt. Dari awal ini diumumin nungguin bgt ya walau baru sekarang sempet nengok. Dan makasih mba sinopsisnya. Yeah
ReplyDelete