Sinopsis K-Drama : Mystic Pop-up Bar Episode 05-2


Sinopsis K-Drama : Mystic Pop-up Bar Episode 05-2
Images by : JTBC
SEMUA KARAKTER, TEMPAT, ORGANISASI, DAN KEJADIAN DALAM DRAMA INI ADALAH FIKTIF

tn. Oh pulang ke rumahnya. Tapi, dia tidak bisa mengingat password apartemennya. Berulan kali dia mencobanya, selalu gagal. Dan untung ada Jin Suk di dalam rumah yang membukakan pintu.

“Kenapa kau sudah kembali? Nikmati saja waktumu.”
“Bersosialisasi itu melelahkan. Aku lebih senang berada di rumah. Bila aku tak ada, kau bisa tidur di depan pintu hari ini.”
“Benar juga. Astaga, terima kasih. Aku juga sepertinya sudah tua. Aku menjadi sering lupa. Pagi ini aku turun di halte yang salah saat memikirkan sesuatu.”
“Benarkah? Kau seharusnya tak boleh seperti itu. Apa karena tubuhmu sedang lemah? Mau kubuatkan ramuan obat?”
“Tak usah. Kau ada di sampingku saja sudah menjadi obat bagiku,” ujar tn. Oh, tersenyum.
Jin Suk pun tersenyum lebar padanya dan menyuruh tn. Oh untuk mandi sementara dia menyiapkan makanan.
Dan terlihat kalau roh yang mengikuti tn. Oh ada di ruang tamu, memperhatikannya.
--

Weol Ju dan Gwi makan di restoran BBQ. Weol Ju memberitahu kalau roh tadi sudah mau ikut dengannya karna dia mengerti dan memahami rasa sakit roh itu, tapi malah lepas. Gwi tidak percaya dan menuduh Weol Ju yang pasti berteriak, memaki atau menakuti roh itu. Weol Ju tidak terima dan menekankan kalau dia tadi sudah seperti Oprah Winfrey yang bicara dengan penuh pengertian.
“Kau pasti bicara panjang lebar dengannya. Karena itu, akhirnya dia kabur. Kau harusnya menungguku saja. Kau malah ikut campur dan menjadi begini,” komentar Gwi.
“Aku hanya merasa kasihan padanya. Roh itu menyedihkan. Dia pasti takut pergi ke Alam Baka. Lebih dahulu meninggalkan dunia ini daripada seseorang yang dicintai pasti sangat menyiksanya,” ujar Weol Ju, sedih.
“Dibandingkan yang pergi, aku lebih kasihan pada Oh Sang-gun. "Pada saat ibuku meninggal, apa yang kulakukan? Apa aku sedang makan? Atau aku sedang bekerja di kantor?" Dia pasti terus memikirkan hal tersebut tanpa henti. Itu pasti sangat menakutkan. "Namun, pada saat terakhirnya, aku tetap tak tahu apa-apa." Rasa bersalah dan rasa terpojok itu...,” ujar Gwi, tampak sangat sedih.
“Apa yang ditinggalkan saja yang merasakan itu? Kau tahu wafat bukan berarti semua berakhir. Saat meninggal, kau dapat melihat dan merasakan semua. Kau tetap merasakan semua rasa sakit yang ada. Kau tahu, 'kan?” balas Weol Ju.

Mereka berdua tampak sangat sedih. Mereka tidak sempat berlarut dengan perasaan mereka karena Kang Bae tiba. Sama seperti mereka, Kang Bae juga sedih karna Yeo Rin menolaknya saat dia meminta menjadi pasangan tarinya. Karena sedih, Kang Bae mulai minum soju.

Weol Ju berkomentar kalau Yeo Rin terlalu dingin. Kang Bae tidak setuju dan memuji Yeo Rin orang yang sangat keren. Yeo Rin terlihat kasar dan dingin karna memisahkan urusan kerja dan pribadi. Dan Yeo Ri membantu orang yang tak di kenal dengan hebat. Woah, Kang Bae beneran mengagumi Yeo Rin.
“Lalu kenapa dia membencimu? Kau yang paling butuh bantuan saat ini,” tanya Weol Ju.
“Kau berkata apa saat meminta dia menjadi pasanganmu?” tanya Gwi.
“Aku berkata bahwa Yeo-rin adalah orang yang spesial untukku. Dan aku senang dia tak bereaksi apa pun saat menyentuhku.”
Mendengar jawaban Kang Bae, Weol Ju dan Gwi kompak menghela nafas panjang.
“Kau memang tak tertolong. Apa kau mencari keributan?”
“Aku harus apa?”

“Kang-bae, dengar ini. Bila menginginkan seseorang, kau tak boleh berkata kau membutuhkan orang itu. Katakan, "Aku ingin menjadi orang yang kau butuhkan." Kau harus bilang itu. Paham?” nasehat Gwi.
Nasehat yang membuat Weol Ju teringat suatu kejadian di masa lalunya.

Flashback
Weol Ju bertemu dengan Putra Mahkota di malam hari, di sudut istana. Saat itu, Putra Mahkota menatap Weol Ju dengan mata penuh cinta.
“Aku merasa paling nyaman saat berada di sampingmu. Jika aku bisa bersamamu selamanya, aku tak butuh hal lain.”
“Jangan berbicara seperti itu,” ujar Weol Ju.
“Ini bukan omong kosong. Aku benar-benar serius,” ujar Putra Mahkota dan mengenggam tangan Weol Ju.
Weol Ju melepaskan tangannya dari genggaman Putra Mahkota. “Orang yang harus bersamamu seumur hidup adalah orang berkedudukan tinggi dan pendidikan baik, Yang Mulia. Bersama wanita rendahan sepertiku adalah hal yang tak mungkin. Karena sudah kembali sehat, kau tak perlu lagi menahanku tetap di sampingmu.”
“Aku menahanmu di sisiku bukan karena membutuhkanmu. Mulai sekarang, aku ingin menjadi orang yang kau butuhkan.”
“Kau pikir ini adalah bentuk balas budi, Yang Mulia? Kalau ya, jangan berpikir begitu. Aku hanya melakukan tugasku saja.”
“Apa ini... hanya pekerjaan bagimu?” tanya Putra Mahkota, terlihat sedih. “Namun, aku jatuh cinta padamu. Bukan karena aku ingin balas budi. Aku hanya ingin mencintaimu. Sejak hari... aku mendengar suaramu dalam mimpiku, kau menjadi pemilik hatiku. Karena itu... terimalah perasaanku,” ujar Putra Mahkota serius dan meraih tangan Weol Ju.
End

Ingatan itu membuat Gwi dan Weol Ju sama-sama melamun, seolah mereka memikirkan hal yang sama. Kang Bae sampai harus menyadarkan mereka berdua dari lamunan tersebut. Dan begitu tersadar, Weol Ju menyudahi makannya dan pergi dari restoran.
--

Esok hari,
Atasan tn. Oh mengamuk karena tn. Oh melupakan janji penting dengan klien Tiongkok. Klien itu sudah menunggu selama 3 jam dan sekarang sangat marah dan ingn membatalkan semua kontrak. tn. Oh beneran bingung karna seingatnya janji rapat dengan klien itu adalah besok. Atasan itu semakin marah karena klien itu sudah merubah jadwal lewat email dan tn. Oh bahkan setuju dan membalas email itu. tn. Oh beneran bingung karena tidak ingat hal itu sama sekali.
tn. Oh memeriksa emailnya dan memang benar, dia sudah membalas. Karena itu, atasan tn. Oh menyuruh anggota tn. Oh pergi menemui klien itu, sementara tn. Oh di suruh ke ruangannya.

Di dalam ruangan, atasan tn. Oh sudah agak tenang. Dia meminta maaf karena sudah memarahi tn. Oh di hadapan para bawahan. tn. Oh tidak mempermasalahkan hal tersebut karena sadar sudah memnbuat masalah besar.
Dan tujuan atasan memanggil tn. Oh untuk memberitahu bahwa proses PHK karyawan kali ini, nama tn. Oh akan berada di dalam daftar tersebut. Jadi, sebelum daftar itu keluar, atasan meminta tn. Oh mengundurkan diri saja. Bukankah lebih baik mendapat gaji setengah tahun?
tn. Oh tampak berat menerima keputusan itu. Atasan menjelaskan kalau keputusan itu di buat bukan hanya karena masalah hari ini, tapi belakangan ini ada rumor tak enak mengenai tn. Oh. Dan juga, bila melihat laporan serta proposal yang di buat tn. Oh selama ini, semua tampak kacau. tn. Oh membuat terlalu banyak kesalahan.
tn. Oh tidak menyerah meminta di berikan kesempatan. Dan juga, dia baru saja mengirim istrinya liburan dan masih banyak hal yang ingin di lakukannya.
“Pak Oh, kenapa kau seperti ini? Kami kira kau hanya syok setelah kehilangan istrimu, jadi, kami membiarkan kesalahanmu dan mencoba mengerti. Sadarlah.”
“Apa yang kau bicarakan, Pak? Istriku tidak meninggal.”
“Jangan bilang kau juga lupa apa yang terjadi padanya.”

tn. Oh pergi dari kantor dengan langkah lunglai. Dia shock teringat semuanya. Yang meninggal bukan ibunya, tapi istrinya. Dia ada di rumah duka karena istrinya. Semua kepingan ingatan itu mulai terbentuh. Termasuk diagnosa dokter kalau dia menderita demensia vaskular dan harus segera di obati.
tn. Oh tampak terpukul teringat kalau istrinya sudah meninggal. Dan dari jauh, Gwi memperhatikannya.
--

Malam hari,
tn. Oh pulang ke rumahnya. Ada Jin Suk yang sudah menunggunya dan bahkan membuatkan pangsit untuknya. tn. Oh memakan pangsit udang tersebut dan tampak berusaha keras untuk tidak menangis.

Dan terlihat kalau di hadapannya tidak ada siapapun. Dia hanya terus membayangkan Jin Suk bersamanya. tn. Oh menangis penuh kepedihan menyadari kalau istrinya tidak ada.
Dan roh yang mengikuti tn. Oh selama ini, terlihat jelas. Dia adalah arwah Jin Suk. Jin Suk ikut menangis melihat kepedihan hati tn. Oh.
Diluar apartemen, sudah ada Gwi yang menunggu arwah Jin Suk.
--

Jin Suk sudah ada di kedai Mistis. Dia terus menangis, merasa kasihan pada suaminya. Gwi dan Weol Ju menasehati kalau Jin Suk tidak bisa terus kabur karna akan mendapatkan hukuman di alam baka.
“Maafkan aku. Aku tidak bisa pergi meninggalkan suamiku sendirian. Saat bulan madu, kami berjanji untuk hidup bersama sampai rambut kami memutih. Namun sekarang, aku hanya ingin berpamitan dengannya untuk kali terakhir.”
--
Kang Bae tiba di kedai, bersamaan dengan Gwi dan Weol Ju yang mau pergi. Dan mereka langsung mengajak Kang Bae untuk ikut.


 Mereka pergi ke Alam Mimpi tn. Oh. Dan dari cuplikan kehidupan (ingatan) tn. Oh semuanya terlihat kacau. Karna penyakitnya, memori tn. Oh menjadi terputus, menyambung dan tidak sinkron seperti ini. Dan itu juga yang menjelaskan kenapa sentuhan Kang Bae tidak berfungsi.
“Dia pasti merasa sangat sedih selama ini,” gumam Weol Ju, sedih.
Dan akhirnya, mereka menemukan ingatan bulan madu tn. Oh.
Jin Suk masuk ke kenangan tersebut melalui Alam Mimpi. Dia berjalan bersama tn. Oh dan keduanya tampak bahagia. Penuh cinta.
“Aku sangat suka kau tinggal bersamaku sampai saat ini,” ujar Jin Suk, mulai mengucapkan salah perpisahan.
“Apa maksudmu? Aku selalu menyusahkanmu.”
“Dasar. Kau ternyata tahu kau selalu menyusahkanku. Aku padahal selalu memintamu untuk berhenti merokok dan minum alkohol.”
“Kau masih saja memarahiku di sini.”
“Benar. Hari ini benar-benar hari terakhir kita bertemu. Kau tahu itu, 'kan?”
“Aku seharusnya... tak mengirimmu berlibur ke sana,” tangis tn. Oh. “Karena aku...”
“Apa maksudmu? Ini bukan kesalahanmu. Aku mohon padamu. Terimalah penyakitmu sekarang dan cepatlah berobat. Kau mengerti? Kau tak boleh menyerah atau menjadi lemah.”
“Baiklah.”
“Suamiku baik sekali. Kita padahal berjanji untuk bersama sampai rambut memutih. Maaf aku tak bisa menepati janji itu.”

“Bila aku tahu ini akan terjadi, hari itu seharusnya... aku memintamu mengantarku ke kantor. Seharusnya dahulu aku meminta itu. Aku seharusnya sekali lagi melihat matamu saat itu. Seharusnya kulakukan. Orang sebaik ini bisa menjadi istriku... dan aku takut kelak akan melupakan dirimu. Aku sangat takut,” tangis tn. Oh, penuh kepiluan. Ketakutan akan melupakan istri yang sangat di cintainya.
“Aku akan tetap mengingatnya. Setelah kau menua, dan kita bertemu setelah kau meninggal, akan kuceritakan lagi padamu. Dari awal hingga akhir. Kau tak perlu khawatir. Astaga. Ternyata suamiku sekarang cengeng,” ujar Jin Suk, ikut menangis.
“Maafkan aku. Aku mencintaimu, Jin-suk.”
Mereka berpelukan untuk yang terakhir kalinya. Kedua pasangan yang saling mencintai itu, kini harus berpisah.

Dan terlihat kalau tn. Oh, tidur sambil memeluk foto Jin Suk.
--
Esok hari, di Swalayan Kapeul,
Yeo Rin menangkap basah seorang pria yang mencuri botol minuman. Tapi, saat pria itu di bawa ke ruang pelayanan untuk di periksa, tasnya kosong. Tidak ada botol sama sekali. Pria itu mulai berteriak-teriak karena di tuduh dan memerintahkan Yeo Rin untuk berlutut memohon maaf padanya atau dia akan menulis kejadian ini di internet!

Yeo Rin mau tidak mau, harus berlutut. Tapi, sebelum dia sempat melakukannya, Kang Bae menghentikan. Kang Bae menggunakan kekuatannya, menyentuh tangan pria tersebut.
Tring! Seketika pria itu mulai jujur.
“Di tas ini memang tidak ditemukan apa-apa,” pancing Kang Bae.
“Tentu saja tidak ada. Bila kumasukkan tas, pasti akan ada suara alarm, dan aku tertangkap. Dengar. Saat melakukan ini, biasanya kami berpasangan. Aku mencuri sesuatu, bertukar tas dengan rekanku, lalu membiarkan dia bersembunyi, melepas labelnya, dan diam-diam pergi,” ceritanya, lengkap.
“Kalau begitu, di mana temanmu sekarang?”
“Di sana. Kau bawa botol minumannya?” tunjuknya pada pria berkacamata yang berdiri di pojok.
Pria itu ketakutan dan kabur, tapi di tangkap sama Yeo Rin. Isi tasnya langsung di periksa dan memang ada botol minuman yang di curi itu. Yeo Rin tersenyum.
--

Kang Bae menemui Yeo Rin di atap dan memberikannya sekaleng minuman. Yeo Rin menerima sembari menanyakan alasan Kang Bae membantunya karena jika salah, Kang Bae bisa di pecat juga. Walau begitu, dia tetap berterimakasih.
“Karena kau membutuhkannya. Saat itu, kau butuh seseorang percaya padamu. Saat kali pertama bertemu, kau percaya padaku yang sama sekali asing. Jadi, aku berjanji pada diriku sendiri saat kita bertemu lagi. Kapan pun kau butuh orang yang percaya padamu, aku akan menjadi orang itu.”
“Begitu, ya.”
“Kalau begitu, aku pergi dulu.”
“Han Kang-bae,” panggil Yeo Rin, “Kau sudah dapat pasangan?”
“Belum.”
“Aku juga belum dapat. Kau mau menjadi pasanganku di lomba?” ajak Yeo Rin.
“Apa? Benarkah?”
Yeo Rin mengangguk dan Kang Bae tersenyum lebar.
--
tn. Oh mulai menerima penyakitnya. Dia memutuskan untuk pindah ke sanatorium. Dia mulai membereskan barang-barangnya. tn. Oh hanya membawa sebuah tas dan salah satu barang yang di bawanya adalah foto Jin Suk.
Saat perjalanan, tn. Oh melihat kedai mistis yang buka di siang hari dan menjual pangsit. Kali ini, pangsit yang di jual adalah pangsit udang.
“Kau mau pergi ke suatu tempat? Kau tampak amat senang,” pancing Weol Ju.
“Ya. Aku akan pergi bertemu temanku. Aku sepertinya juga akan tinggal di sana.”

Mereka berbincang santai. tn. Oh memberitahu kalau dia punya seorang putra yang berada di Amerika Serikat tapi akan segera kembali ke Korea. Dan istrinya, sudah pergi lebih dulu ke surga. tn. Oh mulai bisa menerima semua itu.
tn. Oh mencoba pangsit udang Weol Ju. Enak dan rasanya familier serta hangat baginya. Dari cara bicaranya, tn. Oh tidak ingat pernah makan di kedai Mistis. Dan mungkin, juga lupa rasa pangsit buatan Jin Suk.

Karena sudah selesai makan, tn. Oh pamit pergi. Gwi mengajaknya pergi bersama karena dia juga menuju arah yang sama seperti tn. Oh. tn. Oh menolak dengan sopan. Tapi, Gwi menjelaskan kalau dia merasa kesepian jika pergi sendirian jadi ingin pergi bersama tn. Oh. Dan tn. Oh bersedia.

Setelah tn. Oh pergi, Jin Suk dan Yeom yang bersembunyi keluar. Jin Suk lega karena tn. Oh sudah terlihat lebih baik. Dia benar-benar berterimakasih atas bantuan Weol Ju.
“Benar-benar sulit meninggalkan orang yang kucintai seperti ini. Namun berkatmu, aku bisa berpamitan dengannya. Terima kasih.”
“Ini pekerjaanku, kau tak perlu berterima kasih.”


“Kau juga berkata pernah meninggalkan orang yang kau cintai, 'kan? Walau kau berpura-pura kuat, aku bisa melihat rasa kesepianmu dengan mataku. Semoga hatimu yang membeku bisa kembali hangat dan bertemu dengan pria yang ditakdirkan untukmu,” harap Jin Suk, tulus.
Dan Jin Suk pun pergi. Menuju alam baka.
Sementara Weol Ju, kembali teringat masa lalunya karena ucapan Jin Suk.

Flashback
Malam itu, sebenarnya, Weol Ju sudah berjanji akan bertemu Putra Mahkota di suatu tempat. Putra Mahkota sudah tiba di sana dengan membawa cincin giok. Dia tersenyum bahagia, tidak sabar akan bertemu dengan Weol Ju.
Weol Ju sebenarnya sudah ke sana juga, tapi dia tidak bisa menghampirinya. Dia menatapnya dari jauh dan menangis karena harus pergi diam-diam tanpa berpamitan.
“Bila takdir memang ada, kelak kita pasti akan bertemu lagi,” ujar Weol Ju dan berbalik pergi.
Putra Mahkota bener-bener tidak tahu kalau Weol Ju ada di sana.
Tapi, selain mereka berdua, ada seorang pria lain berpakaian hitam yang menatap Weol Ju. Pandangannya terlihat jahat.


1 Comments

  1. Gambarnya di upload besok malam / lusa ya🙏 soalnya drtd gagal terus upload pic. Sepertinya masalah jaringan😟😟

    ReplyDelete
Previous Post Next Post