Sinopsis K-Drama : Mystic Pop-up Bar Episode 05-1
Images by : JTBC
SEMUA KARAKTER, TEMPAT, ORGANISASI, DAN
KEJADIAN DALAM DRAMA INI ADALAH FIKTIF
Kang Bae tersadar dari pingsannya karena mendengar suara orang memasak. Yup! Weol Ju memasak bubur untuk Kang Bae yang sedang sakit. Weol Ju bahkan sudah membelikan obat juga. Tapi, Kang Bae malah hanya diam menatap bubur di hadapanya. Pas di tanya sama Weol Ju, dia bilang kalau dia tidak mau makan.
Weol Ju jelas marah. Tapi,
belum sempat dia meluapkan emosinya, Kang Bae sudah memotong memberitahu kalau
ini pertama kalinya seseorang memasak untuknya dan dia merasa sayang jika harus
memakannya. Dia tersentuh.
Mendengar jawaban Kang Bae, Weol Ju jadi kasihan. Dia memasang wajah marah tapi tidak bisa menyembuyikan kekhawatirannya. Kang Bae akhirnya mau makan. Baru sesuap, Kang Bae sudah memuji rasanya yang sangat enak. Weol Ju senang mendengarnya. Dan tiba-tiba, dia menanyakan makanan kesukaan Kang Bae.
“Makanan yang ku suka?” tanya
Kang Bae, ulang. “Pangsit. Aku suka pangsit. Kita bisa makan daging dan sayur
sekaligus. Selain itu, mudah di buat.”
Weol Ju mulai mengomel lagi mendengar Kang Bae bilang kalau pangsit mudah di buat. Padahal, pangsit sangat sulit dan ribet dalam proses pembuatannya. Kang Bae tidak tahu hal itu karena dia hanya memakan pangsit beku selama ini. Mendengar itu, Weol Ju tambah kasihan.
Episode 05
Pagi-pagi, Kang Bae sudah mendapat berita buruk. Berita apa? Manager Ma Seung Ho dan Jin Dong menyuruh Kang Bae mengikuti lomba tari pasangan mewakili departemen mereka. Mereka beralasan kalau Kang Bae adalah yang termuda dan terkuat di antara mereka semua. Kang Bae berusaha menolak, tapi Jin Dong tidak memberikannya kesempatan sama sekali untuk beralasan. Jin Dong bahkan menekankan kalau hadiah utama yang akan mereka menangkan adalah 2juta won untuk makan malam tim.
“Tidak. Aku tidak bisa. Aku tak
bisa menjadi pusat perhatian. Aku pun tak cocok bekerja dengan orang lain,”
tolak Kang Bae.
“Mana ada orang yang cocok mengerjakan
hal itu di sini? Kang-bae, di setiap acara kantor sebelumnya, kau selalu
berusaha tidak ikut. Aku ingat itu. Anggap semua acara yang tak kau ikuti
sebelumnya lunas dengan ini,” balas Manager Ma dan di dukung oleh Jin Dong.
Eng-ing-eng.
Yeo Rin ternyata juga ada
di aula. Dia ragu untuk mengikuti acara ini, tapi kemudian menyakinkan dirinya
sendiri kalau dia harus ikut demi membuat posisinya aman. Dan karena dia masih
baru, Yeo Rin kebingungan hendak berpasangan dengan siapa.
Syeet! Matanya tanpa sengaja bertabrakan dengan Kang Bae yang juga sedang bingung mau berpasangan dengan siapa. Dan tentu saja, melihat Yeo Rin, membuat secercah harapan pada Kang Bae.
--
Tidak seperti biasanya, Weol Ju
melakukan gerak jalan di taman dengan di temani Gwi. Gwi aja heran, karena
tidak biasanya Weol Ju olahraga. Weol Ju beralasan kalau dia harus menjaga
stamina apalagi setelah melihat Kang Bae pingsan. Akhir-akhir ini, dia mudah
merasa lelah dan akhirnya membuatnya sering emosi dan kesal.
“Itu karena karakter
pemarahmu,” gumam Gwi, dan untungnya tidak terdengar oleh Weol Ju.
Gwi tiba-tiba saja membahas mengenai Weol Ju yang memasak bubur untuk Kang Bae, tapi tidak pernah sekalipun merawatnya padahal dia selalu melakukan semua tugas berat. Bahkan saat pinggangnya terkilir, Weol Ju tidak peduli. Walau Gwi protes, Weol Ju tetap tidak peduli dan malah menyebut Gwi yang mudah sakit karena kurang olahraga, jadi ikut saja olahraga dengannya.
Mereka beneran capek usai jalan
cepat. Weol Ju yang capek malah merengek meminta Gwi menggendongnya karena dia
terlalu capek. Gwi juga capek. Dan kebetulan sekali, mereka melihat pasangan
yang mengendari sepeda couple.
Akhirnya, mereka menyewa sepeda tersebut. Gwi mengayuh sepeda dengan keras, tapi kereta sulit berjalan dan terasa berat. Dan itu karena Weol Ju hanya duduk santai, menikmati angin, tanpa membantu mengayuh sama sekali. Gwi sudah mau marah, tapi begitu melihat wajah Weol Ju yang tampak bahagia, Gwi ikut tersenyum senang dan membiarkan Weol Ju menikmati pemandangan.
Akan tetapi, pas Weol Ju bicara
padanya, Gwi malah menyembunyikan perasaannya dengan mengeluh Weol Ju yang
sangat berat dan harusnya diet. Weol Ju nggak mau diet karena toh dia akan
kembali ke akhirat, jadi harus menikmati semua makanan yang ada.
--
Mereka kembali beristirahat di
kursi taman sambil memakan cemilan. Weol Ju membeli hotdog sementara Gwi membeli sate adonan daging gurita (?). Weol Ju
sudah mengigit sesuap hotdog-nya,
tapi pas melihat makanan Gwi, dia malah meminta sesuap. Gwi tidak mau karena
dia belum memakannya dan Weol Ju terus meminta makanannya. Bukannya mendengar
penolakan Gwi, Weol Ju langsung memakan paksa makanan Gwi.
Dia sangat menyukai makanan Gwi dan tanpa malu meminta tukaran dengan punyanya. Gwi mengomelinya karena kalau gitu seharusnya dari awal Weol Ju membeli yang sama sepertinya. Weol Ju beralasan kalau dia tidak tahu kalau adonan itu memakai gurita. Benar-benar nggak tahu malu, Weol Ju malah bersikap imut. Gwi jadi nggak tega dan akhirnya mau tukaran.
Baru juga Gwi makan sesuap, sudah muncul Yeom. Weol Ju langsung menyindir Yeom yang terus mengikuti mereka bahkan saat sedang olahraga. Eh, Yeom malah menggoda mereka yang seperti orang sedang berkencan. Weol Ju malah emosi.
“Tunggu, kenapa kau di sini?”
tanya Gwi, mengalihkan topik.
“Benar. Aku butuh bantuan. Ada
roh gentayangan yang hingga kini belum bisa tertangkap. Kini aku harus pergi ke
Lokakarya Kematian Divisi Asia, jadi, tak ada waktu untuk menangkap roh itu. Apa
duo bodoh... Maksudku, kalian bisa membantuku menangkapnya?”
“Apa aku ada waktu menolongmu?!
Aku masih butuh waktu untuk targetku. Waktu menipis dan Kang-bae sakit. Aku
sedang kesulitan,” marah Weol Ju.
“Kalau begitu, aku...” ujar
Gwi.
“Kau juga,” potong Weol Ju,
masih dengan nada tinggi. “Kau selalu ingin menangkap roh. Pulang saja ke
kepolisian. Aku ingin sekali melaporkanmu karena mengabaikan pekerjaan.”
“Kenapa kau selalu penuh emosi?”
omel Yeom. “Coba dengarkan aku dulu. Apa aku minta bantuan dengan gratis? Ini
yang kudengar tentang roh itu. Roh itu belum pamit pada keluarganya, sehingga
dia kabur saat diajak ke Alam Baka. Kalian bisa tangkap roh itu dan bawa
padaku...”
“Aku juga bisa bawa roh itu pada
keluarganya untuk berpamitan. Satu kasus aku terselesaikan. Begitu?” potong
Weol Ju, menyimpulkan. Nada suaranya juga sudah merendah.
“Benar. Kau mengerti maksudku. Bagaimana?
Satu targetmu terpenuhi dan masalahku beres. Kita sama-sama untung.”
Weol Ju langsung bersikap baik.
Dia sangatttt bersedia membantu. Dan dimana roh itu sekarang berada?
--
tn. Oh Sang Gun sedang berada
di depan sebuah tempat abu. Wajahnya tampak sedih dan bergumam kalau ibunya
sudah lama tiada. Di sampingnya, ada istrinya, Jin Suk, yang menimpali kalau
ibu tn. Oh pasti sudah tenang. tn. Oh sedikit menyesal karena terlalu sibuk bekerja
hingga tidak bisa berada di sisi ibunya pada saat terakhir.
Dalam perjalanan pulang, tn. Oh
membahas mengenai Jin Suk yang akan bertemu dengan kakak (kakak Jin Suk). Jin
Suk bercerita riang kalau kakaknya pasti membuat banyak makanan untuk menyambutnya
dan pasti akan ada banyak oleh-oleh yang di bawanya. Mereka terus berbincang
dengan wajah bahagia dan tampak saling mencintai. tn. Oh bahkan memberikan
mobilnya agar di pakai Jin Suk, sementara dia akan pulang dengan naik bis saja.
--
Di dalam bus, terlihat kalau Gwi sudah mulai terus menguntit tn. Oh. Saat tn. Oh berbelanja di supermarket, Gwi sempat bertanya pada ahjumma kasir, apakah dia mengenal tn. Oh?
--
Weol Ju sedang sibuk membuat
pangsit. Jelas, itu khusus untuk Kang Bae. Dan benar saja, waktu Kang Bae
masuk, Weol Ju tertawa kecil dan menyuruh Kang Bae untuk tidak perlu merasa
tersentuh karena dia membuat pangsit karena sedang ingin makan itu.
Krik! Jangankan tersentuh, peduli pun tidak. Kang Bae hanya memasang muka datar, memakai celemek dan siap kerja. Weol Ju kecewa karena Kang Bae tidak menunjukkan reaksi apapun. Bukankah Kang Bae suka pangsit? Ada masalah apa?
“Sebenarnya aku akan mengikuti lomba
tari pasangan di swalayan,” beritahu Kang Bae, mulai bercerita.
“Lomba tari?”
“Bukan hanya tari, ini lomba
berpasangan. Aku tak bisa bersentuhan dengan orang lain. Acara ini bisa
membuatku ketahuan oleh semua orang.”
“Apa yang kau lakukan hingga
bisa mengikuti lomba itu? Bukankah sudah kusuruh diam dan tak bersikap
menonjol? Kau harusnya simpan tenagamu di swalayan dan memakainya saat bekerja
di sini,” omel Weol Ju.
“Saat bekerja di kantor, ada
hal yang tak bisa kutolak. Semua orang mengaku sakit dan aku yang muda harus
ikut Apa karena itu Yeo-rin ikut?”
“Yeo-rin? Gadis yang tak bereaksi
saat kau sentuh? Kalau begitu bisa dengannya,” saran Weol Ju, bersemangat.
“Tak mungkin dia mau. Dia
bahkan tak menyapaku.”
“Kau tak bisa menolak ikut,
'kan? Kalau begitu lakukan saja.”
Tapi, Weol Ju tidak mau
membahas masalah Kang Bae lagi karna mereka punya tugas yang sangat penting
hari ini. Lokasi kedai Mistis sengaja pindah ke depan apartemen karna ada roh gentayangan
yang dulu tinggal di sini. Jadi, mereka harus menunggu, jadi saat roh itu
datang menemui keluarganya, mereka akan segera menangkapnya.
Secara kebetulan, tn. Oh melihat kedai mistis yang memajang tanda bahwa menu hari ini adalah pangsit. Dan karena itu, tn. Oh datang ke sana untuk menikmati pangsit buatan Weol Ju. Dia memuji rasanya yang sangat enak.
Weol Ju pantang di puji. Dia langsung sombong kalau pangsit buatannya memang sangat enak. tn. Oh tersenyum tipis dan menyebut Weol Ju yang pantas sombong karna rasanya memang enak. Dia sangat suka pangsit karena itu, istrinya sering membuat pangsit untuknya. Dia paling menyukai pangsit udang. Ibunya pun suka pangsit udang. Saat di rumah sakit, ibunya bisa menghabiskan satu piring pangsit buatan istrinya. Dan itu juga makanan terakhir yang di santap ibunya sebelum meninggal.
“Pasti berat bagimu,” gumam
Kang Bae, merasa kasihan.
“Namun, apa kau tak mengalami
sesuatu yang aneh beberapa hari ini? Entah di rumah atau di kantormu,” tanya
Weol Ju, memancing.
“Sesuatu yang aneh?”
“Apa maksudmu?” tanya tn. Oh,
tidak mengerti.
Weol Ju juga batal tanya. Dia
berbisik menyuruh Kang Bae untuk mulai bekerja, memegang tubuh tn. Oh. Kang Bae
tanpa protes, mulai melakukan pekerjaannya. Dia memegang tubuh tn. Oh saat
memberikan danmuji. Tidak ada reaksi
sama sekali. Merasa aneh, Kang Bae kembali menyentuh tubuh tn. Oh dan beneran
nggak ada reaksi apapun. tn. Oh tetap asyik makan.
Dan setelah tn. Oh pergi, Gwi juga tiba sembari melaporkan kalau dia sudah berkeliling tapi tidak menemukan roh itu. Dan dia dapat info dari ahjumma kasir dekat sini yang bilang kalau tn. Oh selalu pulang larut dari kantor, tapi setelah pemakaman ibunya, tn. Oh pulang lebih cepat.
Gwi menyamar menggunakan baju security datang ke apartemen tn. Oh. Dia membuat alasan kalau penghuni di bawah rumah tn. Oh melapor ada air bocor. Jadi, dia datang untuk melakukan pengecekan. Untunglah tn. Oh tidak curiga dan memberikan izin memeriksa.
Gwi sudah menyelesaikan penyamarannya dan beneran nggak ada roh di rumah tn. Oh. Gwi sampia heran. Dan terlihat kalau roh yang di cari Gwi ada di luar rumah, di balkon. Dan sedang menatap tn. Oh yang menonton tv.
Weol Ju tampaknya sedikit kaget dengan perhatian kecil Gwi. Hm, seperti terpesona. Tapi, rasa itu tidak berlangsung lama karena Gwi menyuruhnya untuk fokus memperhatikan tn. Oh. Jangan terjatuh dan menarik perhatian yang tidak berguna.
Mereka tiba di halte depan kantor tn. Oh, tapi tn. Oh malah tidak turun. Gwi dan Weol Ju beneran heran. Tapi, rasa heran Gwi hilang karena matanya bertatapan dengan seorang pria yang baru naik ke dalam bus. Melihat ekspresi Gwi, Weol Ju jadi ingin melihat pria itu, tapi Gwi melarangnya dan berbisik kalau dia melihat roh-nya. Sepertinya, roh itu merasuki manusia.
Gwi tampak sangat panik. Dia mengeluarkan senjata pedangnya dan melemparkannya ke arah pria itu, tepat mengenai jantungnya. Tepat saat pria itu berada di depan Weol Ju. Dan… blarr! Dalam sekejap, tubuh pria itu berubah menjadi abu hitam dan menjadi bola kristal yang berguling di lantai. Weol Ju menahan bola itu dengan kakinya agar tidak menggelinding. Tampaknya, Weol Ju sedikit terkejut dengan kejadian tadi.
Gwi mendekat dan mengambil bola kristal itu. Dan saat itulah, Weol Ju melihat luka bekas kuku roh tadi di tangan Gwi. Dia tampak khawatir. Gwi bersikap santai karna itu bukan luka yang membahayakan.
“Aku begini bukan karena aku tak mengerti dirimu. Aku juga... meninggalkan seseorang yang kusayangi saat aku mati. Namun, itu tak membuat perbedaan. Ini hanya akan membuatmu lebih berat di Alam Baka. Lihat dirimu. Kau tak bisa bicara dengannya. Apa lagi yang bisa kau lakukan selain berada di sekitarnya? Jadi, lebih baik kita melakukan sesuatu yang menguntungkan kita bersama. Aku akan membantu kau mewujudkan keinginan terakhirmu. Jangan kabur dan datang padaku,” bujuk Weol Ju.
Roh itu mulai terbujuk dan mengulurkan tangan, menggapai tangan Weol Ju. Tapi, tiba-tiba, pintu darurat terbuka. Roh itu terkejut dan akhirnya menghilang. Weol Ju jelas kesal dan berteriak marah pada orang yang membuka pintu. Tapi, teriakannya berhenti karna yang membuka pintu adalah penjual minuman yang asli dan memarahi Weol Ju karena berani memasuki wilayahnya. Dia juga memperingati Weol Ju untuk tidak kembali.
Kang Bae curhat pada Jin Dong dan Manager Ma mengenai penolakan Yeo Rin menjadi pasangan lomba tari. Kang Bae mau menyerah, tapi manager Ma melarang. Dia menyuruh Kang Bae untuk menyelesaikan masalah dan bukannya kabur. Jin Dong malah sok memberi nasihat kalau Kang Bae terlalu bersikap pasif pada Yeo Rin. Wanita lebih suka pria jahat daripada pria lemah seperti Kang Bae. Manager Ma setuju dengan Jin Dong dan berujar menggebu-gebu kalau percaya diri adalah kekuatan seorang pria.
Jin Dong dan Manager Ma mulai memberikan contoh. Manager Ma berpura-pura jadi cewek dan Jin Dong yang cowok. Jadi, Jin Dong memojokkan manager Ma ke dinding kemudian mengajaknya menjadi pasangan. Manager Ma menolak dengan suara sok manis. Jin Dong tidak menyerah dan berkata dalam tiga detik, manager Ma akan mau dengannya. 1 … 2... 3. Dia berpura-pura mencium dan Manager Ma langsung mau.
Kang Bae pergi makan siang di luar dan kebetulan sekali, restoran yang di kunjunginya sama seperti Yeo Rin. Tanpa ragu, Kang Bae duduk di depan Yeo Rin walaupun sudah di sindir Yeo Rin kalau masih ada kursi lain.
Saat itu, seorang pelanggan buta datang ke restoran dengan membawa anjing pemandu-nya. Salah satu pelanggan yang sedang makan, ahjumma, malah terang-terangan mengomel karena ada anjing masuk dan tidak mau makan lagi.
--
Dan setelah tn. Oh pergi, Gwi juga tiba sembari melaporkan kalau dia sudah berkeliling tapi tidak menemukan roh itu. Dan dia dapat info dari ahjumma kasir dekat sini yang bilang kalau tn. Oh selalu pulang larut dari kantor, tapi setelah pemakaman ibunya, tn. Oh pulang lebih cepat.
“Kalau begitu, mungkin roh itu tidak
mengikutinya, tapi menunggunya di rumah?” pendapat Kang Bae.
“Kini dia sudah menjadi hantu
penjaga rumah?” komentar Weol Ju.
“Sepertinya kita harus mencoba
memeriksa ke dalam rumahnya,” saran Gwi.
--
Gwi menyamar menggunakan baju security datang ke apartemen tn. Oh. Dia membuat alasan kalau penghuni di bawah rumah tn. Oh melapor ada air bocor. Jadi, dia datang untuk melakukan pengecekan. Untunglah tn. Oh tidak curiga dan memberikan izin memeriksa.
Gwi mulai berkeliling dapur dan
kamar mandi mencari roh yang kabur di dalam rumah tn. Oh, tapi tidak ada. Dia
membuat alasan kalau tidak ada kebocoran pipa di dapur dan kamar mandi, jadi
meminta izin untuk memeriksa kamar tidur utama. tn. Oh mengizinkan.
--
Gwi sudah menyelesaikan penyamarannya dan beneran nggak ada roh di rumah tn. Oh. Gwi sampia heran. Dan terlihat kalau roh yang di cari Gwi ada di luar rumah, di balkon. Dan sedang menatap tn. Oh yang menonton tv.
--
Gwi sudah melaporkan hasil
pengecekannya. Weol Ju jadi bingung, gimana mereka bisa menangkap roh itu
sekarang?
Sementara mereka bingung
mengenai roh, Kang Bae lebih bingung karna kekuatannya tidak berfungsi pada tn.
Oh. Gwi jadi ikutan heran. Weol Ju juga jadi khawatir karna kekuatan Kang Bae
juga tidak berguna pada Yeo Rin. Ini adalah kedua kalinya.
Kang Bae juga tidak mengerti
dan hanya bisa meminta maaf tidak bisa membantu sama sekali. Dia juga tidak
bisa melihat hantu, pula.
“Kang-bae, dengar. Bila kau
bisa membuat orang bicara dengan sentuhanmu, juga bisa melihat hantu, seharusnya
kau menjadi dukun, bukan bekerja di sini. Kau pasti akan kaya raya,” komentar
Gwi. Dan Kang Bae malah tertarik mendengar ‘kaya raya.’
“Kau memang pengaruh buruk. Kau
pikir menjadi dukun mudah? Jika terjadi sesuatu, dukun dicaci dan diserang
pisau,” ujar Weol Ju, sedih.
“Bagaimana kau bisa tahu itu?”
tanya Kang Bae, lagi, penasaran.
“Itu karena...” Weol Ju terdiam
sesaat, “tak ada yang tak kuketahui. Aku sudah hidup selama 500 tahun di dunia
ini.”
Dan Kang Bae percaya pada
alasan Weol Ju tersebut. Weol Ju kembali mengalihkan topik mengenai roh itu.
Weol Ju dan Gwi berencana untuk mengikuti tn. Oh seharian besok.
--
tn. Oh pergi ke kantor dengan
naik bus. Weol Ju dan Gwi beneran mengikutinya. Weol Ju tampak kesal karena bus
sangat ramai dan sesak. Weol Ju bahkan tidak bisa berpegangan dan hampir saja
terjatuh ke belakang saat supir bus berbelok, jika Gwi tidak menahan tubuhnya
dengan tangannya.
Weol Ju tampaknya sedikit kaget dengan perhatian kecil Gwi. Hm, seperti terpesona. Tapi, rasa itu tidak berlangsung lama karena Gwi menyuruhnya untuk fokus memperhatikan tn. Oh. Jangan terjatuh dan menarik perhatian yang tidak berguna.
Mereka tiba di halte depan kantor tn. Oh, tapi tn. Oh malah tidak turun. Gwi dan Weol Ju beneran heran. Tapi, rasa heran Gwi hilang karena matanya bertatapan dengan seorang pria yang baru naik ke dalam bus. Melihat ekspresi Gwi, Weol Ju jadi ingin melihat pria itu, tapi Gwi melarangnya dan berbisik kalau dia melihat roh-nya. Sepertinya, roh itu merasuki manusia.
Pria tadi sepertinya tahu kalau
Gwi menyadari dia adalah roh yang merasuki manusia, jadi dia segera menekan bel
untuk turun. Gwi dan Weol Ju refleks ikutan turun. Mereka berlari mengejar pria
tersebut. Weol Ju yang tertinggal paling belakang karena dia tidak kuat berlari
dan tidak cukup atletis untuk manjat-manjat dan lompat-lompat.
Pria itu lari ke basement
parkiran. Gwi berhasil mengejar. Perkelahian tidak terelakan. Gwi cukup kuat
untuk memojokkan pria tersebut. Dia mencekik dan memerintahkan agar roh jahat
yang ada di dalam tubuh pria itu untuk keluar!
Weol Ju yang baru tiba,
terkejut! Yang di tangkap oleh Gwi bukanlah roh getayangan yang sedang mereka
cari.
Roh yang merasuki pria itu tidak
mau keluar dan malah menunjukkan bentuk aslinya. Kukunya menghitam dan menjadi
sangat tajam. Dia melukai tangan Gwi dengan kukunya hingga Gwi melepaskan
cekikan-nya para pria itu. Kemudian, roh itu mulai berlari ke arah Weol Ju.
Gwi tampak sangat panik. Dia mengeluarkan senjata pedangnya dan melemparkannya ke arah pria itu, tepat mengenai jantungnya. Tepat saat pria itu berada di depan Weol Ju. Dan… blarr! Dalam sekejap, tubuh pria itu berubah menjadi abu hitam dan menjadi bola kristal yang berguling di lantai. Weol Ju menahan bola itu dengan kakinya agar tidak menggelinding. Tampaknya, Weol Ju sedikit terkejut dengan kejadian tadi.
Gwi mendekat dan mengambil bola kristal itu. Dan saat itulah, Weol Ju melihat luka bekas kuku roh tadi di tangan Gwi. Dia tampak khawatir. Gwi bersikap santai karna itu bukan luka yang membahayakan.
“Pekerjaan polisi ternyata
memang sangat berbahaya,” ujar Weol Ju, tampak jelas khawatir. “Hei! Kau sudah
terbiasa dengan pekerjaan berbahaya, tapi masih mengeluh soal bekerja di
kedaiku?” teriaknya tiba-tiba, sepertinya untuk menyembunyikan rasa
khawatirnya.
“Benar, 'kan? Tak mungkin kau
akan khawatir denganku. Kau hanya memikirkan itu. Aku bawa dia dulu ke Alam
Baka, jadi, istirahat saja di kedai.”
“Tidak. Aku lebih baik ke kantor
pria itu. Namun, roh gentayangan tadi belum berubah menjadi roh jahat, 'kan?”
tanya Weol Ju, cemas
Eh, Gwi malah tidak menjawab.
--
Weol Ju pergi ke kantor tn. Oh
dengan menyamar sebagai penjual minuman. Saat dia tiba, tn. Oh belum datang
juga. Umur panjang, tn. Oh tiba terlambat. Dia beralasan kepada para bawahannya
kalau dia sudah lama tidak naik bus dan lupa harus turun dimana. Dia menyuruh
semuanya untuk segera bersiap dan rapat.
Saat itulah, Weol Ju melihat
bayangan roh yang mengikuti tn. Oh. Roh itu tampaknya melihat Weol Ju hingga
dia berusaha kabur melalui tangga darurta. Weol Ju berhasil mengejarnya dan
dengan nada baik-baik, berusaha menenangkan roh itu untuk tidak kabur dan
bicara sebentar.
“Aku begini bukan karena aku tak mengerti dirimu. Aku juga... meninggalkan seseorang yang kusayangi saat aku mati. Namun, itu tak membuat perbedaan. Ini hanya akan membuatmu lebih berat di Alam Baka. Lihat dirimu. Kau tak bisa bicara dengannya. Apa lagi yang bisa kau lakukan selain berada di sekitarnya? Jadi, lebih baik kita melakukan sesuatu yang menguntungkan kita bersama. Aku akan membantu kau mewujudkan keinginan terakhirmu. Jangan kabur dan datang padaku,” bujuk Weol Ju.
Roh itu mulai terbujuk dan mengulurkan tangan, menggapai tangan Weol Ju. Tapi, tiba-tiba, pintu darurat terbuka. Roh itu terkejut dan akhirnya menghilang. Weol Ju jelas kesal dan berteriak marah pada orang yang membuka pintu. Tapi, teriakannya berhenti karna yang membuka pintu adalah penjual minuman yang asli dan memarahi Weol Ju karena berani memasuki wilayahnya. Dia juga memperingati Weol Ju untuk tidak kembali.
--
Kang Bae memberanikan diri
untuk menghampiri Yeo Rin dan menanyakan mengenai pasangan Yeon Ri untuk lomba
tari pasangan. Karna Yeo Ri belum mendapat pasangan, Kang Bae mengajaknya untuk
berpasangan. Lagipula, mereka sudah saling mengenal.
“Dengar, Han Kang-bae. Karena
aku sudah tahu rahasiamu... tentang CIA, kau mungkin merasa lebih nyaman
denganku. Namun, itu adalah beban bagiku.”
“Tidak. Aku mengajakmu bukan
karena itu. Ini alasan pribadiku. Bagaimana menjelaskannya padanya? Yeo-rin,
kau orang yang spesial untukku,” ujar Kang Bae.
“Hanya kau yang tak bereaksi
apa pun saat menyentuhku. Karena itu, aku harus menari bersamamu,” lanjut Kang
Bae.
Dan membuat Yeo Rin jadi kesal,
mengira Kang Bae hendak mempermainkannya.
--
Kang Bae curhat pada Jin Dong dan Manager Ma mengenai penolakan Yeo Rin menjadi pasangan lomba tari. Kang Bae mau menyerah, tapi manager Ma melarang. Dia menyuruh Kang Bae untuk menyelesaikan masalah dan bukannya kabur. Jin Dong malah sok memberi nasihat kalau Kang Bae terlalu bersikap pasif pada Yeo Rin. Wanita lebih suka pria jahat daripada pria lemah seperti Kang Bae. Manager Ma setuju dengan Jin Dong dan berujar menggebu-gebu kalau percaya diri adalah kekuatan seorang pria.
“Bagaimana melakukan itu?”
tanya Kang Bae, antusias.
Jin Dong dan Manager Ma mulai memberikan contoh. Manager Ma berpura-pura jadi cewek dan Jin Dong yang cowok. Jadi, Jin Dong memojokkan manager Ma ke dinding kemudian mengajaknya menjadi pasangan. Manager Ma menolak dengan suara sok manis. Jin Dong tidak menyerah dan berkata dalam tiga detik, manager Ma akan mau dengannya. 1 … 2... 3. Dia berpura-pura mencium dan Manager Ma langsung mau.
--
Kang Bae pergi makan siang di luar dan kebetulan sekali, restoran yang di kunjunginya sama seperti Yeo Rin. Tanpa ragu, Kang Bae duduk di depan Yeo Rin walaupun sudah di sindir Yeo Rin kalau masih ada kursi lain.
Saat itu, seorang pelanggan buta datang ke restoran dengan membawa anjing pemandu-nya. Salah satu pelanggan yang sedang makan, ahjumma, malah terang-terangan mengomel karena ada anjing masuk dan tidak mau makan lagi.
Pria buta itu merasa bersalah
dan meminta maaf serta ingin pergi. Kang Bae langsung menghampirinya dan
memintanya untuk tidak pergi. Setelah itu, Kang Bae menghampiri ahjumma dan
menjelaskan kalau anjing pemandu itu secara legal di izinkan masuk ke angkutan
umum, tempat umum serta akomodasi manapun. Ahjumma itu tidak terima di tegur
dan terus menggerutu bahkan mengatakan kalau manusia yang harus di utamakan.
Yeo Rin yang mencoba sabar, jadi kesal.
“Manusia harus diutamakan? Bu,
manusia menjadi makhluk hidup tertinggi karena bisa memahami dan membantu
makhluk lain. Anjing itu saja bisa membantu seorang pria. Kenapa kau tak
bertingkah seperti manusia jika mau diperlakukan sebagai manusia?” tegur Yeo
Rin dengan tajam.
Ahjumma mau marah tapi tidak
jadi karena takut melihat tatapan Yeo Rin yang sengit. Sebaliknya, dia malah
meminta maaf kepada pria buta itu.
Dan Kang Bae jadi terpesona
melihat Yeo Rin yang keren.
“Bagaimana kau tahu soal hukum
untuk anjing pemandu?”
“Tentang itu... Aku merasa
lebih nyaman dengan hewan daripada dengan manusia. Karena itu, aku mempelajari
soal hewan dan sempat bekerja sukarela untuk hewan,” jelas Kang Bae.
Dan Yeo Rin tampaknya mulai sedikit
menganggumi Kang Bae.
--
Saat pulang ke rumah, Yeo Rin
curhat sama temannya mengenai Kang Bae, termasuk Kang Bae yang mengajaknya
menjadi pasangan lomba tari. Dan teman Yeo Rin malah menyimpulkan Kang Bae
menyukai Yeo Rin. Yeo Rin malah membantah hal itu.
--
Weol Ju mengobati luka di
tangan Gwi tadi, dengan sangat lembut dan perhatian. Dan tampaknya, Gwi
menyukai hal itu. Walau dengan cara marah-marah, tapi tampak kalau Weol Ju
tidak ingin Gwi yang tangannya terluka, bekerja. Buktinya, saat Gwi mau
mengupas bawang, Weol Ju malah mengajaknya makan daging. Dia beralasan kalau
dia mau mengisi energi. Gwi saja sampai heran melihat sikap aneh Weol Ju.
Tags:
Mystic Pop-up Bar
Gambarnya di upload besok malam / lusa ya🙏 soalnya drtd gagal terus upload pic. Sepertinya masalah jaringan😟😟
ReplyDelete