Sinopsis Lakorn : Girl Next Room – Richy Rich Episode 03 - 1


Sinopsis Lakorn : Girl Next Room – Richy Rich Episode 03 - 1
Images by : GMM Tv
==Richy Rich==
“P’King, tolong bebaskan dia,” ujar Krathing, tiba-tiba muncul, menyelamatkan Duchess.
Polisi yang di panggil Krathing dengan nama : King, langsung melepaskan pegangannya pada Duchess dan memanggil nama Krathing dengan sopan : Khun Krathing. Duchess sampai heran. Tapi, Krathing tiba-tiba merubah cara bicaranya yang serius menjadi cara bicaranya yang biasa. Pokoknya, King dan Krathing sangat akrab.
Karena itu, Duchess memohon pada Krathing untuk memberitahu King kalau dia bukan wanita yang tidak benar. Krathing mau membantu menjelaskan pada King kalau Duchess adalah junior-nya di kampus dan bukan pekerja seperti itu. Dia berani menjaminnya.
“Kalau gitu, aku minta maaf,” ujar King pada Duchess.
“Udah? Gitu aja?” tanya Duchess kaget karna King begitu mudah percaya pada Krathing dan membebaskannya. Padahal, sedari tadi dia sudah berusaha keras menjelaskan identitasnya tapi King tidak mendengarkan sama sekali.
Krathing menegur Duchess yang udah di bebaskan tapi malah masih ngomel dan bukannya keluar. Duchess belum mau langsung keluar karena dia penasaran bagaimana Krathing bisa mengenal King? Dan kenapa King bicara sangat sopan pada Krathing?
“Jangan bilang kalau kau…”
Krathing cemas.
“Kau sudah sering keluar masuk penjara hingga polisi memanggilmu ‘khun’,” tebak Duchess.
Sepertinya, tebakan Duchess salah, tapi Krahing tetap mengakui tebakan tersebut agar Duchess tidak banyak tanya. King juga membantu berbohong kalau Krathing memang adalah pengunjung di penjara ini dengan berbagai kejahatan seperti mencuri dan mesum. Berlebihan. Krathing sampai harus menyuruh King berhenti bicara karna dia bukan seperti orang yang King bicarakan.
Tapi, Duchess percaya penuh pada ucapan King dan menganggap Krathing adalah orang mesum.
--
Duchess sudah bertukar baju dan keluar dari penjara dengan langkah ringan. Dia sangat bahagia bisa menghirup udara bebas. Tingkahnya sangat berlebihan hingga Krathing menyindirnya seperti baru keluar penjara saja.
“Kau nggak lihat tadi kalau kakiku hampir menyentuh sel penjara,” protes Duchess. “Tapi, gimana kau bisa tahu aku di sini?”
Krathing bisa tahu karna Khaimook yang menelpon dan meminta bantuan. Krathing kemudian mengejek Duchess yang pergi ke tempat pijat plus plus, padahal kalau lain kali Duchess mau, Duchess bisa memanggilnya saja. Duchess makin kesal dengan Krathing dan menegaskan kalau dia tidak tahu tempat SPA itu seperti itu. Duchess juga malah memaki Krathing.

Krathing langsung ngancam mau masukkan Duchess ke penjara saja. Dia langsung teriak manggil nama King. Duchesss langsung berubah sikap dan ingin mentraktir Krathing sebagai ucapan terimakasih karena sudah menolongnya.
“Apa kau keberatan kalau aku yang memilih restorannya?”
“Tidak sama sekali,” jawab Duchess dengan manis.
--
Jreeng! Krathing mengajak Duchess makan di kedai pinggir jalan. Duchess malah protes dan menyuruh Krathing memilih restoran lain karena dia yang akan mentraktir. Dia menyarankan Krathing untuk makan di Omakase, restoran fine dining, atau restoran chef table. Walau apapun yang Duchess katakan, Krathing tetap mau makan di restoran tersebut.

Ngomongnya aja sok elite, tapi melihat makanan sederhana yang terhidang di depan mata, Duchess tetap ngiler. Saking ngiler-nya, air liurnya mau netes. Pas di tegur Krathing, Duchess langsung akting sedang memperbaiki lipstick. Krathing menyuruh Duchess untuk ikut makan, tapi Duchess sok jual mahal tidak mau makan.
“Aku tidak ‘apichet’ makanan seperti ini,” komentar Duchess, sombong. “Bau.”
“Maksudmu appreciate?” koreksi Krathing.
“Ya. Aku hanya menyingkatnya saja,” alasan Duchess, tidak mau ngaku salah. “Sudahlah, cepat habiskan semuanya. Aku nggak tahan sama baunya.”

Karna Duchess tetap keras kepala sok kaya, maka Krathing tidak memaksa lagi. Pemilik kedai juga menghampiri mereka dan menagih biaya makanan sebesar 320 baht. Duchess langsung nanya, apa mereka menerima pembayaran melalui QR Code atau Promtpay payment? Eit, walau di pinggir jalan, ternyata mereka bisa menerima pembayaran cashless.
Duchess membayar dengan metode QR Code, tapi terus menerus gagal. Dan dia malah mengira hp pemilik kedai yang rusak. Nah, si Duchess manggil pemiliknya dengan panggilan ‘paman’ dan langsung di amuk karena pemilik maunya di panggil ‘mama’.

Krathing merasa ada yang tidak beres karena itu dia menawarkan Duchess untuk meminjam uangnya saja. Duchess dengan sangat tegas menolak karena dia kan sudah bilang mau traktir. Dan juga, 320 baht itu sangat kecil baginya.
Duchess meminta izin mama untuk menunggu sebentar karena dia mau nelepon CS Bank dulu. Duchess bicara dengan sangat bangga kepada CS, menyebut namanya adalah Darin Apimaha-ngoenthong, yang adalah klien super VIP luxury. Pas udah di periksa, CS memberitahu kalau akun bank Duchess sudah di bekukan. DI BEKUKAN!
Ha!!!! Bukan hanya satu bank, semua bank! Mati sudah!
“Hey, apa semuanya baik-baik saja?” tanya Krathing, khawatir melihat wajah Duchess yang menegang.
Duchess sangat mempertahankan harga dirinya di depan Krathing. Dia tidak mau Krathing tahu kalau dia tidak sanggup membayar 320 baht, jadinya dia menyuruh Krathing untuk segera pergi karena sudah selesai makan. Segera tambahkan followers untuk IG-nya. Jangan buang waktu.
Krathing sebenarnya belum mau pergi, tapi karna dia mendapat telepon dari ayahnya, maka Krathing pamit pergi.
Setelah Krathing pergi, Duchess baru memberitahu masalahnya pada mama kalau semua kartu kreditnya sudah di bekukan dan juga tabungannya. Tapi, dia tinggal di asrama yang dekat di sini, asrama Jamjan. Jadi, apa tidak masalah jika dia membayar nanti? Dia bisa bayar tapi uang cash-nya ada di dalam kamar asrama. tolong!
“Sis, wanita ini mau kabur tanpa bayar!!” teriak mama, emosi.
Dan akhirnya, Duchess harus mencuci semua piring untuk membayar uang makanannya. Sambil mencuci piring, Duchess terus berusaha menelpon ayahnya. Dia protes karena semua kartu kredit dan tabungannya di bekukan. Kenapa?
“Kau juga tahu alasannya. Kau menghabiskan uangku terlalu banyak. Kau terlalu manja. Menghabiskan uang seperti air. Jika aku terus membiarkannya, kita bisa kehabisan uang!”
“Dengarkan aku dulu, pa.”
“Mulai dari sekarang, kau hanya akan mendapat 1000 baht per minggu!” ujar ayah, tidak mau mendengarkan.
Arrrgggh!! Ini mimpi buruk bagi Duchess.
--

Krathing pergi menemui ayahnya yang ternyata adalah petinggi kepolisian. Ayah menanyakan tujuan Krathing datang ke kantor polisi tadi.
“Aku tidak melakukan apapun. Temanku yang di panggil ke kantor polisi. Kenapa, ayah? Apa ayah mengira putramu ini adalah pembuat masalah?”
“Karena kau selalu mencari masalah! Kau selalu suka bergaul dengan orang yang salah. Kau pasti mengira kalau ayahmu yang polisi, makanya kau bisa jadi preman, kan? Apa kau nggak malu ketika orang berpikir aku tidak bisa mendisiplinkan anakku sendiri?!” teriak ayah.
Krathing malah tidak takut dan malah berkata kalau semua orang berbicara di belakang ayahnya. Ayah Krathing sangat marah hingga mencengkeram kerah baju Krathing dan memperingatinya untuk bersikap serius sekali saja, apalagi tahun depan Krathing sudah akan lulus kuliah! Dan Krathing adalah abang seharusnya bisa memberikan contoh!

Krathing entah takut atau apa, akhirnya mengiyakan ucapan ayahnya. Dan kemudian meminta ayah melepaskan cengkeraman di kerah bajunya.
“Udah selesai kan? Lain kali, Ayah bisa membicarakan masalah ini di telepon, tidak perlu menyuruhku kemari. Itu bisa menghemat waktu kita berdua. Aku lebih baik menghabiskan waktu menjadi preman motor,” ujar Krathing dan langsung keluar dari ruangan ayahnya.
(Woohhooo. Aku ada feeling kalau Krathing adalah abang dari Kratae. Karena Kratae kan ayahnya adalah petinggi kepolisian. Jadi, Krathing ini sebenarnya bukan orang kere).
--
Esok hari,
Phaprae dan Khaimook ada di tempat Duchess. Mereka berteriak heboh saat melihat followers Duchess telah mencapai 1juta. Khaimook sangat bahagia karena itu artinya Duchess berhasil mengalahkan Honey. Phaprae langsung menyindir kalau 1juta followers yang di miliki Duchee hanya 3 yang merupakan followers asli. Apa mereka harus bangga?
“Kebanggan tidak akan membantumu untu masuk ke The Rich Club,” balas Khaimook.
Tapi, saat duanya asyik berdebat, Duchess malah menangis keras. Dia memberitahu kedua temannya itu kalau dia sudah menjadi miskin sekarang. Ayahnya sudah membekukan semua kartu kreditnya dan bahkan tabungannya dalam status on hold. Ayahnya hanya memberikan 1000 baht perminggu sebagai uang jajan, yang artinya dalam sebulan dia hanya bunya uang 4000 baht.
Eh, Phaprae malah pamer kalau uang jajannya lebih banyak dari Duchess karena dia mendapat 300 baht perhari. Khaimook tertawa senang memberitahu kalau uang jajannya sebulan adalah 15.000 baht termasuk uang sewa kamar. Artinya, dia orang terkaya di antara mereka! Woohoo!
Khaimook menyarankan Duchess untuk menjual beberapa barangnya karena itu kan dari brand terkenal, jadi pasti mahal dan cepat terjual. Dengan sangat tegas, Duchess menolak ide itu karna dia tidak bisa hidup tanpa barang-barangnya. Dan juga, jika dewan the Rich Club sampai tahu masalah ini, mereka akan mengira dia adalah putri yang bangkrut dan semua usahanya selama ini akan sia-sia.

Khaimook malah menghitung uang jajan perhari Duchess dengan 1000 baht perminggu adalah sekitar 142,85 baht. OMG! Duchess makin sedih. Satu mangkok mie saja harganya 40 baht. 3 kali makan berarti 120 baht. Dia nggak akan bisa beli minum!
Lagi stress, malah terdengar suara ketukan pintu. Sky datang untuk mengantarkan paket Duchess. Dan setelah membayar paket itu, uang Duchess hanya tersisa 1 baht untuk seminggu. Dan apa paket yang Duchess beli?
OMG! Astaganaga!

Duchess menggunakan uang jajan seminggu hanya untuk membeli kain sash (kain selempang) dengan tulisan : “Miss The Rich.” Dia langsung memakainya dengan mahkota dan berakting seperti memberikan pidato kemenangan. Pokoknya, Duchess sangat bangga.
“Bahkan setelah dia menggunakan semua uang jajan-nya minggu ini, dia tetap terlihat cantik dan gorgeous,” ujar Pharprae.
“Terimakasih, Pharparae,” balas Duchess, tersenyum bahagia.
“Aku lagi sarcastic!” teriak Pharprae agar Duchess sadar.
Mereka beneran tidak mengerti kenapa Duchess membeli kain sash. Duchess juga tidak ada tujuan membelinya. Dia tidak berpikir jauh ketika membeli kain itu karna merasa kain itu cantik dan cocok untuknya. Ckckckc, tapi kain nggak bisa di makan euy!

Suasana hati Duchess membaik karena dia mendapat SMS dari The Rich Club yang memberitahu kalau dia di terima masuk ke The Rich Club. Tapi, sebelum itu, Duchess harus menunjukkan semua record transaksi finansialnya dan melaporkannya kepada anggota dewa dan juri dalam waktu 24 jam setelah menerima pesan ini. Untuk membuktikan kekayaannya, Duchess harus menunjukkan : surat tanah, real estate, bisnis, saham dan reksadana, harta warisan (jika ada), dan uang di tabungan.
Semua yang lain mudah di lakukan, tapi masalahnya, hanya tersisa 1 baht di akun bank-nya!!!
Khaimook menenangkan Duchess kalau harusnya juri tidak mempermasalah uang 1 baht di tabungan karena Duchess kan bisa menunjukkan syarat lain sebagai pertimbangan. Tapi, Duchess tetap ragu.
--

Esok hari,
Duchess pergi ke The Rich Club dengan di dampingi oleh Khaimook dan Pharprae. Mereka berpas-pasan dengan Richy Angels yang juga datang sebagai juri perwakilan para kontestan yang sudah gugur. Honey memperingati Duchess untuk tidak senang dulu karena dia tidak akan membiarkan Duchess masuk ke The Rich Club. Untung ada Khaimook dan Pharprae yang mendukung dan membela Duchess dari Richy Angels.
--


Penilaian kekayaan Duchess di mulai. Duchess beneran gugup. Tapi, ada masalah lain, Honey terus saja mengangkat tangan menyatakan keberatan terhadap hal-hal yang tidak penting. Menjengkelkan. Anggota Dewan juga sampai kesal dengan sifat Honey yang mengganggu.
Setelah di beri peringatan berulang kali dan Honey terus mengganggu, anggota Dewan memperingatinya untuk diam atau dia akan memanggil security untuk mengusir Honye keluar.

Dan setelah perjuangan panjang menjelaskan mengenai kekayaan-nya karena di ganggu Honey, Duchesss akhirnya selesai. Tapi, para Dewan mengingatkan kalau ada satu hal terakhir yang harus Duchess tunjukkan, nominal tabungan. Duchess beralasan kalau dia belum menyiapkannya karena tidak cukup waktu, tapi para dewan menyuruhnya untuk menunjukkan saja melalui m-banking karena kan tidak susah dan tidak lama. Honey juga semakin mendesak dan memperkeruh suasana.
Duchess tidak berani menunjukan uangnya. Jadi, dia memilih cara lain. Pura-pura pingsan.
  

Post a Comment

Previous Post Next Post