ATTENTION :
Menurut saya pribadi,
drama ini tidak sesuai untuk usia di bawah 19 tahun. Jadi, jika ada yang di
bawah 19 tahun, harap tidak lanjut membaca. Pemirsa di harap bijak.
Terimakasih.
Subtitle : thanks to penerjemah (the link you can see in images)
=====
Sinopsis Lakorn : Sapai Import Episode 07 - 2
Images by : Channel 7
Don membawa Lisa liburan ke sebuah desa, tempat perternakan Praituksa melakukan program CSR-nya. Kepala Desa menyambut kedatangan mereka dengan ramah dan juga berterimakasih karena Don mau datang untuk membantu mengajari anak-anak. Don tersenyum sembari memperkenalkan Lisa sebagai pekerja perternakan yang datang untuk membantu. Lisa otomatis langsung melotot pada Don, apalagi saat Don bilang bahwa dia kuat seperti gajah.
Saat Kepala Desa udah pergi,
Lisa protes di perkenalkan sebagai pekerja. Don beralasan kalau dia tidak mau
menerima banyak pertanyaan jika memperkenalkan Lisa sebagai istri. Lisa tidak
setuju dan ingin memberitahu semuanya kalau dia adalah istri Don. Dan juga, Don
bilang mau membawanya honeymoon kenapa
malah datang bekerja ke sini? Don tidak menjawab dan malah berkeliling menyapa
para kenalannya.
Lisa mengikutinya dan tanpa basa-basi langsung memperkenalkan diri sebagai istri Don. Kenalan Don sampai kaget, sejak kapan Don menikah? Woah, pasti banyak hati – hati perempuan yang patah sekarang!
Don dan Lisa kaget mendapat
pertanyaan tiba-tiba seperti itu. Lisa tidak mau menjawab dan mengalihkan
dengan menanyakan apa yang sedang mereka kerjakan? Mereka sedang membangun
kelas untuk anak-anak yang sudah cukup umur untuk bersekolah. Jadi, anak-anak itu
bisa datang kemari dan belajar. Itu adalah program CSR perternakan Praituksa
untuk membantu anak-anak kurang mampu. Dan juga rumah-rumah di sekitar sini
adalah rumah yang di dirikan bagi mereka yang yatim piatu atau berkekurangan
secara finansial.
“Khun Don, tidak ku sangka kau
tau untuk berbuat kebajikan,” puji Lisa.
Karena sudah cukup basa-basi,
Don menyuruh Lisa untuk segera bekerja. Diam-diam, Don tampak tersenyum melihat
Lisa yang sudah mulai ceria kembali.
Lisa bekerja sangat keras tanpa di suruh. Dia bahkan membantu mengangkat papan tulis dan memasang paku. Benar-benar telaten dan tidak manja. Don yang melihat hal itu semakin menyukai pesona Lisa. Pekerja juga memuji Lisa pada Don kalau Lisa begitu rajin dan tidak berhenti bekerja sejak datang tadi.
--
Akhirnya, kelas sederhana untuk anak-anak siap di bangun. Lisa tampak puas melihat anak-anak yang tertawa bahagia. Dan tambah senang, saat Don tiba-tiba saja membantu mengelap keringatnya. Sepertinya, Lisa juga semakin menyukai pesona Don.
Setelah itu, Don lanjut mengajak anak-anak untuk bermain sepak bola dengan bola baru yang di berikan ke setiap anak. Lisa juga ikut bermain bersama mereka. Keduanya tampak bahagia.
--
Usai bermain, Lisa dan Don
bersiap untuk mandi. Tapi, kamar mandi hanya ada satu. Masing-masing di antara
mereka tidak ada yang mau menyerah. Jadinya, Lisa mengajak untuk balapan, siapa
yang sampai duluan ke kamar mandi boleh masuk duluan. Tanpa ba-bi-bu, Don
langsung lari, tapi Lisa malah menahan Don dengan menarik sarung yang Don kenakan.
Don panik dan menyuruh jangan narik sarung. Lisa setuju asal Don nggak lari.
Mereka membuat kesepakatan untuk jalan cepat ke kamar mandi. Hahahaha, lucu.
Sebenarnya, Don lebih cepat, tapi Lisa berbuat curang dengan mencegat kaki Don hingga Don terjerembab jatuh. Dan Lisa memanfaatkan moment itu untuk masuk ke kamar mandi. Don tentu kesal.
Lisa masuk ke kamar mandi dengan hati senang. Dia bersiap untuk mandi, tapi malah ada cicak besar di dinding kamar mandi. Arrrgggggg!!!!! Lisa langsung kabur keluar sambil berteriak histeris ke arah Don. Dia memberitahu kalau ada cicak di kamar mandi.
Don sok berani pergi untuk memeriksa ke kamar mandi. Tapi, pas masuk, tidak ada apapun. Lisa jadi panik karena hilang dan Don mengiranya hanya salah lihat. Wusssh!! Saat Don berbalik, terlihat kalau cicak-nya sekarang ada di punggung Don.
“Dimana?”
“Cicak!! Itu….”
“Dimana?!”
“Di punggungmu,” beritahu Lisa.
Don langsung panik. Dia meminta
tolong Lisa untuk melepaskan cicak itu dari punggungnya, tapi Lisa juga takut
dan langsung kabur keluar kamar mandi. Don semakin panik karena di tinggal
sendirian. dia mulai menyeka punggungnya ke dinding, tapi cicaknya nggak mau
lepas. Jadinya, Do menguyur badan-nya dengan air kuat-kuat agar cicaknya mau
lepas.
Dari luar, Lisa melihat dari
jauh. Dia masih takut dan tidak berani mendekat. Dia juga mendengar suara
ribut-ribut Don.
Don akhirnya keluar dari kamar
mandi dengan tubuh basah kuyup. Mukanya beneran pucat. Tapi, dia masih sok
berani bilang sudah mengusir cicak itu jadi tidak usah takut lagi.
“Kau baik-baik saja?” tanya
Lisa, khawatir.
“Tentu. Ini kan hanya cicak,”
jawab Don, sok keren.
Argghh. Teriak Lisa lagi. Don
jadi panik lagi. Dan beneran aja, cicaknya ada di sarungnya, di bagian depat
dekat ‘itu’ nya. Don sampai jatuh ke tanah dan dengan suara ketakutan menyuruh
Lisa untuk menolongnya. Cepat! cepat! Lepaskan!!!
Lisa semakin panik. Tanpa pikir
panjang, Lisa langsung menggunakan setengah kekuatannya, menginjak cicak itu agar
pergi (di bagian itu-nya Don). Don udah berteriak kesakitan, tapi Lisa masih
belum sadar.
“Sudah pergi! sudah pergi!
sudah pergi!” ujar Don berulang kali, tapi Lisa nggak dengar. “udah pergi…
udah… pergi,” suara Don melemah.
Lisa baru mendengar suaranya.
Tapi, udah telat. Don udah pingsan. Lisa makin panik, mengira Don mati.
(nonton lah bagian ini. Lucu.
Hahahhaha).
--
Don pergi ke lapangan untuk
makan bersama. Tapi, saat melihat orang yang memecahkan telur, muka Don menjadi
kaku. Keingat kejadian siang saat Lisa menginjak ‘itu’ nya. Dia beneran trauma.
“Ya, sangat sakit.”
“Jika kau tidak menyuruhku, aku
pasti tidak akan melakukannya. Dan satu lagi, kau menyuruhku membunuhnya.”
“Terimakasih,” ujar Don dengan
nada kesal.
Mereka akhirya mulai mengambil
makanan. Tiba-tiba saja Kepala Desa menyuruh Don untuk makan lebih banyak dan
tidak usah khawatir karna dia jamin tidak ada cicak lagi. Dan di iyakan sama
warga lain.
“Aku tidak mengatakan apapun.
Cuma, waktu kau pingsan, kan aku tidak bisa menggendongmu. Kau begitu besar.
Jadi, tentu saja aku harus minta bantuan warga. Ketika mereka datang, mereka
nanya kenapa kau pingsan. Aku nggak ada bilang kalau aku menginjak ‘itu’ mu. Aku
takut kau malu. Jadi, aku bilang kau tahu sama cicak dan pingsan,” jelas Lisa.
“Itu nggak lebih baik.
Terimakasih banyak,” kesal Don.
Akhirnya, Don dan Lisa makan sambil menikmati pertunjukan para warga desa. Saat itu, seorang warga menawarkan mereka batang bambu yang berisi arak buah. Lisa langsung tertarik dan ingin meminumnya. Tapi, Don merebutnya dan melarang Lisa untuk minum karena Lisa itu nggak kuat minum. Lisa kesal apalagi Don malah boleh minum dan pamer kalau dia peminum yang kuat.
Bukan Lisa kalau namanya
menyerah, saat Don sibuk berbincang, Lisa diam-diam mencuri minum arak buah.
Tapi, saat Don melihat ke arahnya, dia langsung sok minum air putih.
Salah seorang warga melihat
Lisa yang sudah mabuk dan segera melaporkannya pada Don. Tapi, udah telat. Lisa
udah sangat mabuk dan mulai menari-nari di tengah warga. Don beneran malu
melihatnya.
Udah sangat mabuk, Don
menggendong Lisa, membawanya kembali ke kamar. Lisa berontak karna masih ingin
menari. Don tentu tidak mengizinkan. Lisa masih saja memohon kembali menari.
Don memarahinya untuk berhenti. Lisa masih terus bicara melantur sana – sini.
Eh, tiba-tiba Lisa terdiam dan berdiri kaku. Don jadi khawatir, ada apa? Lisa tidak mau jawab. Don terus nanya. Lisa menyuruhnya untuk berbalik, tapi Don nggak mau.
Prffft! Terdengar suara kentut
yang keras. Lisa kentut. Don langsung menutup hidung dan bilang kentut Lisa bau
kali. Lisa nggak terima dan bilang kalau dia malu. Dia mau balik nari aja. Dan…
dia malah pingsan.
Don membaringkan Lisa di matras. Masih dalam keadaan tidak sadar, Lisa mengigau meminta maaf pada orang tuanya. Dia menyesal karena sudah keras kepala mau kuliah di LN. Hal itu membuat orang tua nya jadi harus berusaha keras mencari uang untuk bisa membiayai-nya selama dia kuliah di LN. Membuat orangtua-nya akhirnya tertipu. Dia benar-benar menyesal.
Mendengar ngigauan Lisa, Don
jadi bersimpati. Dia mengelus kepala Lisa untuk menenangkannya. Dan Lisa
merasakan elusan Don, menggenggam tangan Don dengan erat.
--
Rin sedang sibuk melihat-lihat
baju di online shop yang tampak sexy.
Dia ingin merubah cara berpakaiannya agar terlihat lebih sexy di mata Mor. Rin
bahkan berpose di depan cermin, mengatur gaya agar terlihat sexy. Dan apa yang
di lakukannya terlihat oleh Orn yang datang ke kamarnya. Orn sampai heran
melihat tingkah anak gadisnya.
Untung Orn tidak bertanya ini
itu tapi malah membahas hal lain. Orn sudah tahu cara agar Don dan Lisa bisa
segera mempunyai anak.
“Bagaimana caranya?” tanya Rin.
“Ini,” ujar Orn sembari
menunjukkan bungkusan obat di tangannya. “Ini obat cina mujarab dari dokter
herbal terkenal. Dokter itu di kenal sebagai Dokter Dewa. Dan ketika wanita
ingin mempunyai baby maka ketika
mereka meminum obat dari dokter itu, mereka akan hamil. Ada garansi efektif
selama 7 hari,” jelas Orn menggebu-gebu.
Rin kaget karna mengira ibunya
tidak akan memaksa Lisa untuk hamil. Tapi, ternyata Orn tetap melakukannya agar
bisa menggenapi wasiat almarhum kakek. Orn benar-benar tidak ingin Ratda dan
Pit mendapatkan perternakan ini. Jika Lisa hamil maka Ratda dan Pit tidak akan
mendapatkan perternakan. Ini sama saja seperti membunuh 2 burung dengan 1 batu.
“Mae brilliant! Tapi, setahuku, P’Don dan P’Lisa tidur terpisah.”
“Tidak masalah. Tunggu sampai
mereka kembali. Aku jamin, tidak sampai sebulan aku sudah akan mempunyai cucu.”
--
Lisa akhirnya bangun setelah matahari cukup tinggi. Kepalanya masih terasa sangat sakit karena mabuk kemarin. Dia juga masih linglung kenapa bisa ada di kamar? Siapa yang membawanya? Dan begitu melihat Don, Lisa sadar kalau Don yang pasti membawanya ke kamar.
“Kau tidak melakukan apapun
padaku kemarin malam kan?” tanya Lisa, curiga.
“Ya. Kamu.”
“Kau yang melakukannya,”
beritahu Don.
“Aku melakukan apa?” tanya
Lisa, khawatir.
Tapi, Don malah tidak mau
memberitahu. Lisa terus memaksa, tapi Don terus menolak. Akhirnya, Don mau
memberitahu asal Lisa segera bersiap dan bekerja. Usai kerja, dia baru
beritahu. Lisa protes karna terus menerus di suruh kerja. Tapi, demi tahu apa
yang di lakukannya kemarin, Lisa bersedia kerja.
--
Don membawa Lisa ke dalam
hutan. Dia akan membawa Lisa melihat Khun
Yung Yuen (tn. Abadi). Lisa penasaran siapa Khun Yung Yuen? Apalagi di sana
ada 4 orang pria. Don menunjuk ke pohon besar yang ada di sana, itulah Khun
Yung Yuen. Lisa malah kesal mengira Don mempermainkannya.
Don menjelaskan serius kalau dia tidak bercanda. Dan dia membawa Lisa kemari untuk memperkenalkan Lisa pada pekerjaan yang pasti tidak Lisa ketahui. Don adalah seorang arborist (ahli bedah pohon) atau bisa di sebut dokter pohon. Lisa beneran nggak pernah mendengar hal itu dan masih mengira Don menipunya.
Untung orang-orang yang ada di
sana berani menjamin Don tidak berbohong karena mereka juga adalah dokter
pohon. Lisa malah jadi kagum mengetahui sisi lain Don.
Lisa juga melihat – lihat laporan mengenai Khun Yung Yuen dan laporan itu sama seperti laporan kesehatan pasien. Ada laporan mengenai tinggi, berat, kepadatan pohon dll. Benar-benar menakjubkan. Don menjelaskan kalau mereka harus mencatat semuanya secara mendetail agar bisa melakukan perawatan yang sesuai. Seperti pohon yang akan mereka periksa hari ini, waktu terakhir kali mereka memeriksa-nya, ada banyak sekali parasit. Jadi, mereka memberikan perawatan untuk menghilangkan semua parasit. Dan kali ini, mereka memeriksa untuk tahu apa masih ada parasit yang tersisa.
Don mulai bekerja secara
serius. Dia memanjat ke atas pohon yang tinggi dan tampak keren. Lisa terus
memandanginya dengan tersenyum, merasa kagum dan takjub dengan pekerjaan dokter
pohon.
--
Pekerjaan sudah selesai. Lisa
masih terus memandangi Don dengan tersenyum. Don bukannya pura-pura tidak tahu
malah menggoda Lisa yang memandanginya terus. Jangan bilang kalau Lisa mulai
jatuh cinta padanya? Di goda seperti itu, Lisa jelas membantah. Dia beralasan
kalau dia ingin menjadi asisten Don, apa Don bisa mengajarinya?
“Bisa.”
“Beneran?” tanya Lisa
sumringah.
“Tapi, aku akan memotong uang
gajimu karna mengajarimu.”
Lisa tentu tidak mau. Masih
kesal, tiba-tiba saja Don melepas baju. Bukan hanya Don tapi semua pria. Lisa
jelas malu dan merasa terganggu. Dia masih belum terbiasa melihat dada
telanjang Don karna mereka juga bukan suami istri beneran.
“Bagaimana kalau kita
membuatnya menjadi beneran?” tanya Don.
Tags:
Sapai Import