Sinopsis Lakorn : Sapai Import Episode 08 - 1


ATTENTION :
Menurut saya pribadi, drama ini tidak sesuai untuk usia di bawah 19 tahun. Jadi, jika ada yang di bawah 19 tahun, harap tidak lanjut membaca. Pemirsa di harap bijak. Terimakasih.
Subtitle : thanks to penerjemah (the link you can see in images)
=====


Sinopsis Lakorn : Sapai Import Episode 08 - 1
Images by : Channel 7

Karena terbawa suasana, Don dan Lisa akhirnya berciuman. Tapi, di tengah ciuman, Don tiba-tiba teringat akan kecelakaan Nat. Ingatan itu membuat Don ketakutan sehingga dia mendorong Lisa. Lisa menjerit kesakitan. Don beneran linglung dan hanya meminta maaf kemudian pergi begitu saja.
--

Hanya dengan mengenakan piyama mandi, Don pergi ke kamar asrama Mor. Dia juga tidak menjelaskan apapun pada Mor dan hanya menumpang tidur. Mor tidak bertanya lebih lanjut karna melihat raut wajah Don yang tampak seperti orang bingung.
--
Don sudah berganti baju dan mengeringkan rambutnya. Dan dia masih terus terbayang ciumannya dengan Lisa tadi. Dia sudah menyukai Lisa, dia sadar akan hal itu, tapi entah kenapa wajahnya menunjukan keraguan. Mungkin karena takut kejadian Nat terulang kembali.
--
Orn dan Rin memulai hari dengan bahagia memikirkan bahwa rencana mereka berhasil. Apalagi saat melihat Lisa turun dari kamar dengan wajah lemas. Mereka ingin tahu apa yang terjadi. Lisa memberitahu kalau dia lelah karna tidak bisa tidur semalamam. Tubuhnya terlalu gatal. Mendengar itu, Orn dan Rin mulai yang berpikiran yang tidak-tidak.
Tapi, mereka jadi bingung saat Lisa bilang tubuhnya masih gatal. Apalagi Lisa terus menggaruk leher dan tangannya. Lisa menjelaskan kalau dia kemarin jatuh ke dalam bathub yang mengandung essential oil lavender. Dia itu alergi lavender dan karena itu seluruh tubuhnya jadi gatal. Melihat ekspresi Orn dan Rin yang aneh, Lisa bisa menduga kalau mereka pasti berpikiran aneh.
“Itu… kami mengira P’ dan P’Don tidak bersama kemarin malam,” jujur Rin.
“EHH?! Jadi tebakanku dengan Khun Don benar. Ini rencana mae untuk membuat kami dekat,” ujar Lisa, kesal.
Orn tidak bisa membantah lagi dan mengakui perbuatannya. Itu karna dia ingin cucu. Lisa kan juga tahu kalau waktunya tidak banyak lagi. Lisa menghela nafas. Dia tahu akan hal itu. Tapi, dia dan Don kan menikah hanya secara akte, dan Orn juga tahu hal tersebut.
“Aku tahu. Tapi aku ingin kau menjadi menantuku.”
“Itu tidak mungkin. Karena Khun Don tidak pernah menyukai ku. Dia bahkan pergi kemarin malam dan belum pulang hingga sekarang.”
Orn dan Rin kaget. Mereka tidak tahu kalau Don pergi kemarin malam.

Umur panjang, baru di bicarakan, Don sudah pulang. Dia berpas-pasan dengan Lisa tapi Lisa memasang wajah jutek dan langsung pergi. Orn langsung mengiterogasinya mengenai apa yang sudah di lakukannya kemarin malam pada Lisa? Don lebih kesal pada ibunya karena sudah melakukan hal aneh kemarin.
“Dengarkan aku, mae. Aku tidak akan pernah menjadi suami asli Lisa. Aku hanya setuju menikah karna mae.
“Lalu, bisa kau punya anak dengan Lisa demi aku? Sekali saja.”
Don semakin kesal. Dan sama seperti taktik yang di gunakannya pada Lisa tadi, Orn kembali membahas mengenai umurnya yang tidak panjang. Untuk lebih menyakinkan, Orn mulai menangis. Don juga sedih tapi masalah seperti itu tidak bisa di paksakan.
“Dan kapan kau akan mulai membuka hatimu? Kau harus mulai melupakan masa lalu sekarang ini.”
“Aku tidak bisa melupakannya. Aku yang membuat Nat meninggal.”
“Jika kau terus menyalahkan dirimu sendiri, kapan kau bisa bahagia?”
“Seseorang sepertiku, tidak layak untuk bahagia,” ujar Don dan langsung pergi ke kamarnya.
Ucapan Don membuat Orn langsung terdiam dan sedih.
--
Lisa melampiaskan kekesalannya pada Don dengan memaki sapi saat sedang memandikan mereka. Dia menggerutu kalau Don adalah orang terburuk yang pernah di temuinya sejak lahir. Semua makiannya tersebut terdengar oleh Mor yang sedang lewat. Pas tahu, Lisa jadi malu.
Mor tahu ada yang terjadi antara Don dan Lisa kemarin malam, tapi karena Lisa tidak mau bercerita, Mor tidak memaksa juga. Mor hanya meminta Lisa untuk memahami Don karena Lisa juga tau sifat Don seperti apa. Lisa tahu, tapi dia merasa kesal karena kemarin Don mendorong kepalanya dan kemudian pergi begitu saja. Tingkah Don kemarin seperti tidak tertarik padanya dan itu memalukan.
Mor masih membela Don. Lisa kemudian mulai membandingkan Mor yang sangat berbeda dengan Don. Mor sangat baik, tapi kenapa Don tidak bisa seperti itu? Dan hampir saja Lisa membongkar rahasia Rin yang menyukai Mor. Untung mulutnya sempat nge-rem.
Lagi asyik berbincang dengan Mor, muncullah Don. Lisa kehilangan selera memandikan sapi dan langsung pamit pergi sama Mor. Don jelas bingung dan nanya kenapa Lisa pergi begitu melihatnya?

“Bukan hanya Lisa yang pergi setelah melihatmu. Tapi aku juga,” ujar Mor dan ikutan pergi.
Don makin bingung. Ada apa dengan mereka berdua padanya? Eh, bukan hanya Lisa dan Mor, sapi yang ada di hadapan Don juga berjalan pergi. Don makin kesal.
--

Lisa lagi di kantor menjelaskan pada karyawan mengenai apa yang harus di lakukan. Dan pas Don datang, Lisa langsung memalingkan muka. Don jadi benar-benar penasaran dan memaksa Mor untuk memberitahu apa yang Mor dan Lisa bicarakan mengenainya tadi? Mor dengan tegas tidak mau memberitahu.
“Ada apa sih?! Jika Lisa tidak bilang apapun dan kau juga tidak memberitahuku, gimana aku bisa tahu?”
“Ayolah. Pikirkan sendiri apa yang sudah kau lakukan pada Khun Lisa.”
“Apa yang ku lakukan? Aku tidak tahu!”
“Dasar bodoh!” maki Mor kesal. Don tersinggung dan memukul kepala Mor. “Khun Lisa bilang padaku kalau kau mendorongnya dan memperlakukannya seolah-orah dia sesuatu yang harus di hindari. Itu sangat jahat, Don! Dia tidak pernah bertemu pria seperti kau. Kau satu-satunya. Benar-benar sial!”
Don terdiam, baru sadar kalau perbuatannya kemarin menyakiti hati Lisa.
--
Setelah sadar kalau dia sudah menyakiti Lisa, Don pergi menemui Rin untuk meminta saran caranya meminta maaf pada wanita. Tidak perlu di jelaskan, Rin sudah tahu kalau Don hendak meminta maaf pada Lisa. Rin jelas, dengan senang hati, mau membantu.
Rin membawa Don ke dapur dan mengajarkan-nya cara membuat cup cake. Awalnya, Don menolak karena dia tidak pandai membuat cup cake dan tidak pernah membuat kue apapun sebelumnya. Tapi, karena Rin terus membujuknya untuk mencoba dan dia akan ikut membantu, Don akhirnya bersedia. Don membuat cup cake dengan serius dan tekun. Dan akhirnya, cup cake-nya jadi.
Langkah selanjutnya, adalah menghias cup cake tersebut.
--

Dan setelah cup cake jadi, Don membawanya ke Lisa yang sedang berada di kantor. Lisa masih malas melihatnya dan terus menghindari Don, tapi Don tidak menyerah dan terus mengikutinya sambil menyodorkan cup cake buatannya. Don menghias cup cake tersebut dengan tulisan S-O-R-R-Y.


Lisa jadi senang dan bersedia memaafkan jika cup cake tersebut terasa enak. Don dengan manis, menyodorkan satu cup cake untuk Lisa cobain. Rasanya enak, tapi Lisa terus berkata kalau dia masih belum bisa memutuskan rasanya enak atau tidak. Tapi, melihat Lisa bisa menghabiskan satu buah cup cake, Don tersenyum lebar karna itu artinya cup cake buatannya enak dan Lisa memaafkannya.
Lisa kemudian penasaran, siapa yang membuat cup cake itu? Don atau Rin?
“Aku yang membuatnya.”
“Hoy, beneran?”
“Beneran.”

Lisa tambah kagum karena tidak menyangka kalau Don bisa membuat kue juga. Mereka akhirnya berbaikan. Lisa juga sudah tidak marah lagi dan malah mengganggu Don dengan meletakkan krim cup cake ke wajahnya. Mereka akhirnya malah jadi main krim.
--
Sementara Lisa dan Don sedang berbahagia, Pit sedang dalam suasana hati buruk. Itu karena Jade melapor bahwa 3 orang pekerja yang mereka susupkan ke perternakan, telah membuat kekacauan dengan menculik Khun Lisa. Pit jelas emosi karena baru sehari rencana mereka berhasil, tapi sekarang semua menjadi kacau balau. Jade memberitahu pendapatnya kalau ada seseorang di belakang mereka yang diam-diam membayar para pekerja ilegal mereka untuk menculik Lisa.
“Siapa pelakunya?”
“Aku sedang mencari tahu.”
“Jika aku sampai tahu siapa orang nya, akan ku bunuh dia,” marah Pit. “Dan kemana ketiga orang itu pergi?”
“Aku tidak tahu. Aku tidak bisa melacak mereka.”
Pit sangat marah mendengar jawaban itu dan mencengkeram kerah baju Jade. Jika sampai mereka tidak menemukan ketiga orang itu dan ketiga orang itu malah kembali dan melapor pada Don atau Don menemukan mereka, riwayat nya bisa tamat. Semua rencana yang sudah di susunnya akan hancur berantakan!
“Jangan khawatir. Aku tidak akan menyusahkanmu,” ujar Jade, menahan kemarahannya.
“Lakukan sesuai yang kau katakan itu. Jika aku sampai hancur, kau juga akan ku bawa! Cepat cari mereka sekarang!” teriak Pit.
Jade tampak sangat marah dan beranjak pergi. Tapi, baru beberapa langkah, dia berpas-pasan dengan Pat. Setelah Jade pergi, Pat menemui Pit sambil menyindir kalau dia tidak pernah tahu kalau Pit ternyata dekat dengan Jade.
“Kami hanya bicara. Bukan berarti kami dekat!”
“Jadi, apa yang kalian bicarakan?”
“Bukan urusanmu.”
Jawaban tersebut, membuat Pat semakin curiga.
--

Malam hari,
Anak buah Sia melaporkan mengenai identitas Lisa. Dia juga memberikan dokumen berisi semua informasi mengenai Lisa. Lisa baru saja lulus dari Inggris dan baru kembali ke Thailand beberapa bulan yang lalu. Kemudian, secara tiba-tiba, dia menikah dengan Don tidak lama setelah kembali ke Thailand. Dan sebelum pernikahan itu, Don dan Lisa belum pernah bertemu satu kalipun. Dan semakin dia menyelidiki mengenai Lisa, dia mengetahui bahwa Lisa adalah putri dari pemilik pabrik yang Sia rebut.

Sia terkejut mendengar laporan tersebut dan segera memeriksa dokumen informasi mengenai Lisa. Dia tertawa begitu senang saat tahu kalau Lisa ternyata adalah putri dari Jarern.
--
Sedang ada masalah pada perut Lisa. Dia sampai berdiam di kamar mandi sangat lama. Don jadi khawatir dan terus mengetuk pintu agar Lisa keluar karna sudah terlalu lama di dalam. Dan setelah beberapa saat, Lisa akhirnya keluar. Pas Lisa membuka pintu, Don langsung menutup hidungnya karena aroma busuk dari dalam kamar mandi menyeruak keluar.
Lisa tampak sangat sakit perut dan menyalahkan Don. Itu semua karena cup cake Don. Don tidak terima di salahkan karena Lisa yang salah sampai memakan semua cup cake tersebut walaupun sudah kenyang. Lisa tidak bisa berdebat dengan Don kali ini karna perutnya langsung sakit lagi.
Lisa langsung lari ke kamar mandi walau Don meminta Lisa untuk memakai kamar mandi di lantai bawah saja. Dan dari dalam kamar mandi terdengar suara Lisa yang lagi mencret. Don yang masih ada di depan kamar mandi mendengar suara itu dan semakin mengejek Lisa. Lisa semakin malu dan berteriak-teriak agar Don menutup telinganya.
--
Esok hari,
Don membiarkan Lisa tidur di atas tempat tidur karena sedang sakit. Lisa tidur sangat pulas hingga tidak mendengar ponselnya berbunyi. Karena itu, Don yang mengangkat tanpa melihat siapa penelponnya.
“Siapa kau? Kenapa kau mengangkat telepon Lisa?” tanya Ayah Lisa ketika mendengar suara pria.
“Aku suami Lisa,” jawab Don santai.
Ayah shock hingga menjatuhkan ponselnya. Dan terdengar suara ibu Lisa juga. Setelah itu, Don baru melihat siapa penelponnya dan panik saat tahu yang menelpon adalah ayah Lisa. Don segera mematikan sambungan telepon dan mengembalikan ponsel Lisa ke atas lemari.
Ayah Lisa tentu saja terus mencoba menelpon. Ibu juga menyuruh ayah untuk terus menelpon. Don beneran ketakutan dan berusaha menutup telinga, berpura-pura tidak tahu kalau ada suara telepon. Tapi tidak bsa. Hatinya tidak tenang. Dia mencoba merendam suara ponsel dengan menutupinya dengan bantal.
Tapi, Lisa sudah kebangun karena bunyi telepon terus menerus. Don segera memberikan ponsel Lisa seolah tidak tahu apapun. Lisa heran karena ayahnya menelpon terus, tapi belum juga di angkat, ponsel Lisa sudah kehabisan baterai.
Ayah Lisa semakin panik karena ponsel Lisa tidak bisa di hubungi lagi. Ayah memberitahu Ibu kalau ada yang mengangkat ponsel Lisa dan mengaku sebagai suaminya. Emang kapan Lisa menikah?! Ayah tidak tenang dan ingin pergi menemui Lisa. Ibu langsung menghalangi karena Ayah kan tidak tahu sekarang Lisa dimana. Ayah semakin panik karna tidak tahu harus mencari Lisa kemana.
“Coba saja telepon lagi. Telepon terus sampai Lisa mengangkat teleponnya,” perintah Ibu.
--
Sementara itu, Lisa menyadari sikap aneh Don yang tampak gelisah dan terus menghindari tatapannya. Ada apa? Don dengan ragu akhirnya mulai mengakui kalau dia tadi mengangkat telepon ayah Lisa dan bilang kalau dia adalah suami Lisa. Lisa jelas panik dan kesal pada Don.
Sementara Ibu memaksa ayah untuk menelpon Lisa lagi.

Umur panjang, Lisa menelpon mereka, tapi dengan nomor tidak di kenal. Lisa berbohong kalau dia menggunakan telepon kantor dan ponselnya hilang. Ayah tidak percaya dan menanyakan siapa pria yang mengangkat telepon dan mengaku sebagai suami Lisa?
“Tidak mungkin. Ponsel ku kan hilang. Mungkin seseorang menemukan ponselku,” bohong Lisa.
“Dan kenapa dia bilang kalau dia suamimu?”
“Dia mungkin orang gila,” jawab Lisa dan melirik tajam pada Don.
“Kau tidak bohong pada ayah kan?”
“Tidak. Aku tidak berani, ayah.”
Untung ayah mau percaya pada Lisa, tapi dia tetap ingin bertemu dengan Lisa. Karna itu, dia meminta alamat kantor Lisa untuk berkunjung. Dia rindu dan ingin tahu dimana Lisa kerja dan tinggal. Dia ingin tahu keadaan Lisa. Ibu Lisa setuju dengan Ayah.
Lisa tidak tahu harus menjawab apa, jadi dia berakting seolah boss memanggilnya dan langsung mematikan telepon.
Setelah Lisa selesai teleponan, Don mengejek Lisa yang sangat pandai berbohong bahkan pada orang tua sendiri. Lisa langsung balik mengingatkan bahwa karena mulut Don yang terlalu jujur itu, dia sampai harus berbohong. Dan Don malah mengejeknya dan bukannya membantunya memikirkan apa yang harus di lakukan selanjutnya?!
Don diam sejenak. Dia akhirnya menyuruh Lisa mengizinkan orang tua nya datang agar mereka yakin Lisa tidak berbohong. Mereka harus membuktikan kalau Lisa tidak punya suami. Lisa merasa apa yang Don katakan ada benarnya, tapi bagaimana dia bisa mendapat alamat palsu untuk orang tuanya datang berkunjung?
“Jangan khawatir. Aku punya condo di Bangkok. Aku jarang menggunakannya tapi aku menyewa pembantu untuk terus mengurus condo itu. Kau bisa menggunakan condo itu untuk bertemu orangtuamu nanti sore,” saran Don.
--

Don membawa Lisa ke Bangkok, ke condo nya. Sangat besar. Masalahnya, mana mungkin orang tua Lisa percaya kalau Lisa bisa menyewa condo di tempat semewah ini? Bisa-bisa orang tuanya malah mengira dia mempunya sugar daddy.
Don baru terpikir hal tersebut. Tapi, Lisa jangan khawatir karna masih ada waktu sampai jam pertemuan. Jadi, Lisa telepon saja orang tuanya dan tukar tempat bertemu ke kedai kopi yang ada di sekitar sini. Dan bohong saja kalau kunci condo-nya tertinggal di kantor.

Baru juga mau menjalani rencana itu, tapi semua sudah terlambat. Orang tua Lisa sudah tiba dan melihat Lisa yang sedang bicara dengan Don. Don panik mau sembunyi, tapi percuma saja. Ayah sudah menghampiri dengan wajah garang.
“Kau orangnya kan? Yang sudah mengangkat ponsel ibu ku tadi?!”
“Ayah, Ibu. Ini bawahanku,” bohong Lisa.
“Apa temanmu itu bisu? Kenapa tidak bersuara?!” tanya ayah curiga karna Don hanya diam.
Woah. Semua menegang. Don bingung harus menjawab apa.


Post a Comment

Previous Post Next Post