Sinopsis Lakorn : Sapai Import Episode 08 - 2


ATTENTION :
Menurut saya pribadi, drama ini tidak sesuai untuk usia di bawah 19 tahun. Jadi, jika ada yang di bawah 19 tahun, harap tidak lanjut membaca. Pemirsa di harap bijak. Terimakasih.
Subtitle : thanks to penerjemah (the link you can see in images)
=====


Sinopsis Lakorn : Sapai Import Episode 08 - 2
Images by : Channel 7
Suasana menjadi tegang karna ayah menuntut jawaban dari Don. Lisa semakin panik.
“Sawadee kha. Khun Por, Khun Mae. Namaku… Donlee. Aku teman Liz,” jawab Don dengan suara mendayu. Dia memilih berpura-pura jadi banci agar tidak di curigai orang tua Lisa.
Anehnya, ayah dan Ibu percaya pada Don…lee!

Kemudian, mereka membawa ayah dan ibu ke dalam condo Don. Diam-diam, Lisa sempat mengejek Don yang berubah menjadi Donlee. Jadi, Donlee memberitahu kalau ini adalah condonya dan dia meminta Lisa untuk tinggal bersamanya sebagai teman. Jadi, jangan khawatir.
Ayah tidak khawatir karena dia percaya penuh bahwa Donlee adalah banci. Dia malah lega karna Lisa punya teman baik seperti Donlee. Sebenarnya, Lisa hendak membuat alasan agar ayah dan Ibu segera pergi, tapi belum dia mengatakannya, orangtuanya sudah bilang akan menginap malam ini. Ibu bahkan ingin memasak makan malam untuk Donlee sebagai tanda terimakasih karena sudah bersikap baik pada Lisa.
--
Don diam-diam menelpon Orn memberitahu situasinya sekarang. Orn memperingati Don agar jangan sampai identitas aslinya ketahuan oleh orangtua Lisa karena dia takut orang tua Lisa akan membawa Lisa kembali. Dia berharap Don bisa sukses dengan penyamarannya.

Usai teleponan dengan Don, Orn bercerita pada Rin mengenai yang terjadi. Termasuk Don yang berpura-pura menjadi gay di depan orang tua Lisa. Rin tertawa ngakak mendengarnya. Orn dan Rin malah jadi membayangkan Don yang mengenakan wig dan make-up.
--

Dan benar saja, Lisa memakaikan pita di rambut Don dan mendandaninya agar lebih menyakinkan kalau dia banci. Tidak lupa, Lisa berterimakasih karena Don sudah mau membantunya hingga berpura-pura menjadi Donlee.
Lisa pergi ke dapur untuk membantu Ibu memasak, sementara Donlee menemani ayah. Awalnya, Donlee takut bicara pada ayah, tapi ayah sangat ramah dan baik padanya. Ayah kemudian menginterogasi Donlee, apa ada pria yang mendekati Lisa? Soalnya, tadi saat dia menelpon ke ponsel Lisa, ada pria yang mengangkat telepon dan mengaku sebagai suami Lisa. Walau Lisa bilang ponselnya hilang, aku tidak percaya.

“Khun Por, percaya padanya. Aku selalu dengan Liz. Dan tidak ada pria yang berani mendekati Liz. Karna aku akan menangkap dan menghabisi semua pria single yang mendekat,” jawab Donlee.
Ayah tertawa senang mendengar jawaban Donlee dan semakin menyukainya. Ayah juga menegaskan kalau dia tidak ingin Lisa mempunyai pacar.
“Khun Por. Bagaimana kalau Liz beneran mempunyai pacar, apa yang akan Anda lakukan?” tanya Donlee, ragu.
“Aku akan membuat mereka putus! Pria tidak bisa di percayai. Aku selalu mengajarkan pada Lisa kalau hanya aku pria yang bisa di percayainya,” ujar ayah menggebu-gebu. “Donlee, jika ada orang yang mendekati Lisa, kau harus memberitahuku. Mengerti?”
Donlee terpaksa mengangguk.
--

Ibu dan Lisa sudah selesai memasak makan siang. Semua berkumpul di meja untuk makan bersama. Sembari makan, ayah kembali mengajak Donlee berkumpul. Ayah ingin tahu apa pekerjaan orang tua Donlee karena mereka begitu kaya. Donlee hanya menjawab kalau orangtuanya melakukan bisnis biasa. Ibu juga ikutan tanya gimana Donlee dan Lisa bertemu? Lisa yang menjawab kalau Donlee adalah teman kerjanya. Ibu tahu itu tapi dia ingin tahu lebih lengkap gimana mereka berdua bisa dekat.
Donlee yang menjawab. Dia punya masalah di pekerjaan dan Lisa yang membantunya. Donlee memuji Lisa sebagai pekerja keras, tidak pernah komplain, tidak mudah menyerah dan kuat. Semua orang memuji Lisa karena Lisa cantik, manis dan punya kepribadian yang baik. Dan yang paling penting, Lisa tidak pernah takut pada siapapun. Semua orang yang bisa mendapatkan Lisa sebagai istri, adalah orang yang sangat beruntung.
Lisa terpesona dan tidak menyangka kalau Don memujinya. Dia bisa melihat ketulusan tatapan Don dan menyadari semua yang di katakan Don, tulus memujinya.
“Untungnya, aku bukan pria itu. Jika tidak, aku pasti sudah meminta Liz menikahiku. Tapi, kalian pasti tidak akan setuju,” lanjut Donlee, agar ayah dan ibu Lisa tetap percaya kalau dia banci.
“Jika itu kau, aku akan memberikan persetujuanku,” ujar Ayah bersemangat.
Don beneran senang dan tidak menyangka. Ayah juga memuji Lisa. Mereka bangga bisa mempunyai Lisa sebagai anak mereka. Ayah juga berkata pada Donlee kalau Lisa tidak pernah mengecewakan mereka dan merupakan anak yang sangat baik. Lisa beneran menangis terharu mendengar ucapan ayah.
Suasana menjadi mengharu biru. Ibu sampai menyuruh untuk lanjut makan agar suasana tidak menjadi sentimental seperti ini.
--
Malam hari,
Ayah dan Donlee sudah sangat mabuk. Mereka terus minum sementara Lisa membantu Ibu membersihkan meja makan. Ayah begitu senang minum dengan Donlee yang kuat minum dan tampak seperti pria. Don sudah mabuk dan malah mengatakan pada ayah kalau dirinya adalah 100% pria. Lisa panik dan langsung menghampiri mereka dan mengajak Don ke kamar untuk istirahat.
“Siapa Donlee? Siapa? Ini aku! Don Prai…”
Sebelum Don menyelesaikan ucapannya, Lisa sudah membekap mulutnya. Dia langsung bohong pada orangtuanya kalau Donlee selalu bertingkah seperti pria ketika mabuk. Ayah malah memuji Donlee yang jantan ketika mabuk dan dia menyukai hal itu.
Ayah beneran mabuk sampai berbisik pada Don. Entah apa yang ayah bisikan, tapi Don menjadi sangat bersemangat. Saking semangat dan senangnya, dia menyuruh ayah melakukan sterilisasi jika ayah sampai mengingkari perkataannya. Dan ayah setuju! Dia akan melakukan sesuai yang sudah di katakan!
Lisa jadi kepo mau tahu apa yang ayah bisikan pada Don. Ibu juga penasaran, tapi lebih daripada itu, mereka harus mengatasi ayah dan Donlee yang sudah mabuk. Ibu yang akan mengurus ayah sementara Lisa yang akan mengurus Donlee.

Tapi, sebelum mengurusi mereka, ibu tampak kagum melihat ayah yang sangat akrab dengan Don padahal biasanya ayah tidak seramah itu.
Mae rasa ada sesuatu spesial pada diri Khun Don,” ujar Ibu.
Mae, kau memangil Donlee apa barusan?” kaget Lisa.
Dan ibu ternyata tidak bodoh dan tidak tertipu. Dia tahu kalau Donlee adalah pria sejati karna daritadi dia sudah memperhatikan kalau Don memanggil diri sendiri ‘Don’ bukan ‘Donlee’ ketika mabuk.
Melihat ayah yang sudah semakin mabuk, ibu menariknya untuk segera ke kamar tamu. Sementara Lisa memarahi Don karna sudah sangat mabuk malah mau minum. Lisa jadi kesal melihat sikap Don yang mabuk dan jadi ngawur.
Lisa membawa Don ke kamar dan membersihkan make up Don. Setelah itu, Lisa akhirnya nanya, apa yang ayahnya bisikan tadi pada Don? Don tampaknya sudah agak sadar dari mabuknya.
Po bilang padaku, jika aku adalah pria, dia akan menikahkan mu padaku,” beritahu Don.
Lisa malu mendengarnya. Don membela ayah yang sangat mencintai Lisa hingga ingin Lisa menikah dengan pria baik sepertinya. Dan tiba-tiba saja, Don memeluk Lisa dari belakang saat Lisa mau pergi keluar. Lisa sangat terkejut dengan pelukan tersebut.
“Jika kau mau tahu hal baik yang ada diriku, apa kau mau pacaran beneran denganku?” ujar Don.
Lisa terkejut dengan ucapan tersebut,” Khun Don. Kau sangat mabuk hingga bicara sembarangan.”
“Ya, aku mabuk. Tapi aku masih sadar. Aku tahu jelas apa yang ku katakan sekarang ini.”

Lisa masih mengira Don bicara ngawur. Tapi, Don bicara dengan sangat tegas kalau dia serius. Dan dia ingin mendengar jawaban Lisa besok. Lisa terperangah mendengarnya, tapi Don malah pingsan. Karena itu, Lisa jadi ragu entah Don serius atau tidak.
--

Ibu lanjut membersihkan condo dengan di bantu Lisa. Dan tiba-tiba saja, ibu mengonfirmasi kalau Don adalah pria tulen kan? Melihat ekspresi terkejut Lisa, Ibu semakin yakin kalau dugaannya sedari awal benar. Nama aslinya Don dan adalah orang spesial bagi Lisa. Dan pasti Don orang yang mengangkat telepon Lisa tadi pagi kan? Lisa tidak bisa berbohong lagi dan membenarkan. Tapi, ada satu hal yang Ibu salah, Don bukanlah orang spesial baginya.
Akhirnya, Lisa memberitahu semua yang terjadi termasuk pernikahannya dengan Don. Ibu merasa bersalah karena Lisa pasti sudah kesulitan selama ini karena hutang mereka dan mereka malah tidak tahu apapun. Lisa meminta ibu untuk tidak merasa bersalah karena dia tidak kesulitan sama sekali. Don dan Orn selama ini menjaganya dengan sangat baik.
Dan walaupun Lisa membantah keras kalau dia tidak menyukai Don dan bahkan menyebut semua keburukan Don, Ibu tidak percaya pada Lisa. Dari yang di lihat Ibu, tidak demikian. Dan juga, Ibu merasa Don adalah orang yang baik dan tidak mengambil keuntungan apapun dari Lisa.
Lisa tidak ingin membahas masalah itu lagi. Dia hanya meminta tolong pada Ibu untuk menutupi semuanya dari ayah karna dia takut kalau ayah akan membuat keributan jika tahu yang sebenarnya. Dan Ibu bersedia.
--

Esok hari,
Don akhirnya sadar dari mabuknya saat Lisa membuka jendela kamar. Lisa juga memberitahu kalau orang tuanya sudah pulang. Dan juga, Ibunya sudah tahu yang sebenarnya mengenai rahasia mereka. Ibunya bisa mengerti dan bahkan memintanya menyampaikan rasa terimakasih pada Don karena sudah menjaganya selama ini. Don lega mendengarnya.

Dan tiba-tiba, Don teringat ucapannya pada Lisa kemarin malam. Dia tidak lupa dan bisa mengingat semuanya dengan jelas. Dan karena itu, Don jadi bersikap aneh. Canggung gitu.
Lisa juga sebenarnya merasa sangat canggung tapi berusaha keras untuk menyembunyikan rasa canggungnya. Dia juga berusaha menghindar jika Don hendak membahas ucapannya kemarin malam.
--

Mor numpang sarapan di rumah Orn. Rin yang baru turun jadi mengurungkan niat sarapan karena merasa canggung dengan Mor. Tapi, Orn malah memanggilnya untuk sarapan. Orn juga memberitahu kalau dia yang mengundang Mor makan bersama karna rasanya sepi jika hanya sarapan berdua saja.
Rin menolak sarapan dengan alasan tidak lapar. Orn tidak mau menerima alasan tersebut karena dia kan sudah sering bilang kalau sarapan adalah hal yang paling penting.
Akhirnya, Rin mau tidak mau sarapan bersama. Tapi, dia tidak fokus dan malah terus berkhayal memikirkan Mor. Mor duduk di depannya, tapi Rin berkhayal kalau Mor duduk di sampingnya. Dia beneran nggak bisa fokus.
Eh, baru juga duduk, Orn malah sudah selesai makan dan hendak kembali ke kamar. Rin langsung menahannya dan meminta Orn tetap menemani. Orn malah menolak dan menyuruh Rin sarapan saja dengan Mor. Dan benar saja, waktu sarapan tangan Rin tidak bisa berhenti gemetar dan pada akhirnya, Rin menyudahi sarapan dan meninggalkan Mor. Mor beneran bingung melihat sikap aneh Rin.
Tidak di sangka, Mor malah mengikuti Rin. Dia khawatir dengan sikap aneh Rin. Tapi, Rin malah menyuruh Mor tidak mendekat. Dia mau kabur, tapi malah di tangkap sama Mor karena Rin mau lari ke kolam berenang. Eh, jadinya, kaki mereka saling terinjak kemudian kepala mereka terantuk.
Mor makin khawatir dan menyuruh Rin duduk untuk di periksa. Pas posisi mereka saling berdekatan, Rin tanpa sadar malah berujar kalau tubuh Mor sangat harum. Astagaa! Rin beneran kacau.
--
Tidak hanya Rin, Don pun bersikap aneh dan canggung. Bener-bener gen saudara. Kalau udah berhadapan dengan orang yang di cintai, jadi aneh.

Don mau nanya jawaban Lisa mengenai pernyataannya kemarin, tapi ragu. Lisa juga sadar kalau Don mau nanya pertanyaan kemarin, jadi dia berharap Don nggak nanya dan membahas hal itu karna dia nggak tahu harus menjawab apa. Keduanya punya keinginan berbeda.
“Maukah kau berkencan denganku?” tanya Don akhirnya. “Kemarin malam, ketika aku bertanya, aku dalam keadaan sadar. Gimana? Apa kau mau berkencan denganku?”
Lisa kaget sambil melongo. Mulutnya sambil kebuka. Dia memilih kabur dengan mengajak pulang daripada menjawab pertanyaan Don. Masalahnya, Don tidak semudah itu membiarkannya. Dia menahan tangan Lisa dan memintanya untuk tidak terus menghindar.
“Baiklah. Aku akan menjawab pertanyaanmu. Tapi, kau harus menjawab pertanyaanku duluan. Apa kau… sudah bisa move on dari Khun Nat?”
Pertanyaan tidak terduga Lisa, membuat Don bungkam. Dia melepaskan pegangannya dari tangan lisa. Dan itu seolah menjadi jawabannya bagi Lisa.
“Aku mengerti. Terimakasih atas jawabanmu,” ujar Lisa. “Kau belum bisa melupakan Khun Nat. Dan aku mengerti itu karna dia adalah cinta pertamamu. Tapi kau harus punya keyakinan terhadap perasaanmu. Kau tidak seharusnya mempermainkan perasaanku. Jika kau tidak mengerti perasaanmu sendiri, maka kau jangan bertanya hal itu.”
Dan dari jawaban itu, kita tahu bahwa Lisa kecewa. Benar saja, saat dia membalikan badan dari Don dan berjalan keluar condo, Lisa menangis.


Post a Comment

Previous Post Next Post