Sinopsis Lakorn : Sapai Import Episode 09 - 1


ATTENTION :
Menurut saya pribadi, drama ini tidak sesuai untuk usia di bawah 19 tahun. Jadi, jika ada yang di bawah 19 tahun, harap tidak lanjut membaca. Pemirsa di harap bijak. Terimakasih.
Subtitle : thanks to penerjemah (the link you can see in images)
=====


Sinopsis Lakorn : Sapai Import Episode 09 - 1
Images by : Channel 7
Asisten Sia yang kalah melawan Lisa, akhirnya bergegas ke dalam untuk melapor pada Sia mengenai kedatangan mereka.
--
Di dalam kediaman Sia,
Sia menolak menerima jaminan surat tanah Orn. Alasannya, karena dia mempercayai Orn yang benar-benar ingin berbisnis dengannya. Jelas, hal itu membuat Orn semakin terpesona dengan Sia.
Dan di saat pertemuan mereka hampir usai, asisten Sia tiba dan melaporkan mengenai kejadian diluar. Sia langsung menyampaikan pada Orn kalau Don juga ada diluar.

Begitu keluar, mereka melihat 2 orang anak buah Sia yang masih terkapar di tanah. Orn semakin marah pada Don. Lisa segera meluruskan kalau bukan Don yang menghajar para pria itu tapi dirinya. Itu karna dia tidak tahan di hina. Kemarahan Orn mendadak sirna. Dia tidak bisa memarahi Lisa. Dan jadinya, dia hanya meminta maaf pada Sia karna keluarganya sudah membuat kekacauan.
“Kau tidak akan melaporkan perkara ini ke polisi kan?” tanya Orn, cemas.
“Tidak akan. Aku bisa mengerti. Jika aku menjadi Khun Don, aku juga akan takut kalau orang lain akan memperdayai Khun Orn.”
Ucapan Sia membuat Orn semakin yakin kalau dia adalah orang baik. Dan membuatnya semakin menilai Don negatif. Dia berteriak memperingati Don untuk berhenti melarangnya karena dia dan Sia sudah membuat perjanjian. Don kaget.
Sia segera mengatakan kalau perjanjian kerja sama mereka bisa di undur sampai Don akhirnya bersedia bekerja sama dengannya. Setelah itu, mereka bisa membicarakannya kembali.
“Hari itu tidak akan pernah datang!” tegas Don.
Don mengajak Orn untuk segera pulang, tapi Orn menolak. Dia tidak mau pulang dengan Don dan mengajak Lisa untuk ikut pulang dengannya. Lisa sedikit bingung mesti gimana, tapi pada akhirnya, dia tetap menemani Orn pulang.
Setelah Orn dan Lisa pergi, Sia mulai mendekati Don.
“Khun Don. Aku menyukaimu. Kau sangat berani. Tapi, aku rasa kau juga harus memperhatikan belakangmu. Orang yang terlalu berani, tidak akan mempunyai akhir yang baik,” ujarnya, tapi terdengar sedikit ancaman.
Dan itu semakin membuat Don tidak menyukai Sia. Dia yakin kalau Sia bukanlah orang baik.
--
Rin di temani Mor menunggu kepulangan Lisa, Don dan Orn. Dan akhirnya, Lisa dan Orn pulang saat hari sudah gelap, di ikuti Don di belakang mereka. Begitu sampai dan di tanyai Rin, Orn langsung menyindir kalau Lisa dan Don sudah membuat masalah. Orn benar-benar kesal dengan semua masalah ini dan memilih untuk istirahat.
Setelah Orn masuk, mereka mulai mengadakan rapat darurat. Mor saja bisa menyimpulkan kalau Orn masih marah pada Don. Don tahu itu dan karena itu, dia sangat stress sekarang ini. Entah apa lagi yang bisa mereka lakukan.
--

Lisa sedang asyik tidur. Tapi, Don sudah membangunkannya jam 4 pagi. Dia ingin meminta tolong Lisa terkait niatnya untuk membuat Orn memaafkannya.
--
Esok hari,
Orn ke meja makan tapi belum ada makanan yang terhidang. Dan tentu saja, dia menegur Jell, pembantu rumah. Jell menjelaskan kalau Rin yang menyuruhnya untuk tidak menyiapkan apapun hari ini. Rin pun datang di saat yang tepat dan mengajak Orn untuk sarapan di gazebo taman.
Ada banyak makanan terhidang di meja bulat kecil itu. Orn tampak bahagia melihat apa yang Rin siapkan untuknya. Rin langsung bilang kalau bukan dia yang membuatnya. Orn jadi penasaran tapi Rin menyuruh Orn untuk makan dulu, baru dia akan memberitahu.
Orn mencoba makanan yang terhidang dan memuji rasanya yang enak. Setelah itu, Rin baru mau memberitahu siapa yang memasak makanan itu. Dan muncullah Don di sertai Lisa. Dia yang membuat semua makanan sarapan di bantu dengan Lisa. Orn masih tidak percaya.
Don menyakinkan kalau dia yang menyiapkan semua ini. Dia bahkan sengaja bangun jam 4 pagi agar bisa memasak makanan yang lezat untuk Orn.
“Kau ingin Mae memaafkanmu kan?”
“Ya,” akui Don. “Mae, aku minta maaf karna sudah bicara kasar padamu. Tapi, semua yang ku lakukan adalah karna aku mencintai dan mengkhawatirkan Mae. Aku tidak ingin Mae di perdayai. Khun Mae, tolong jangan marah padaku.”
Hati Orn melunak melihat ketulusan Don meminta maaf padanya. Dia juga mengaku salah karena bersikap ceroboh dan tidak mau mendengarkan Don. Tapi, dia akan tetap mau bekerjasama dengan Sia. Hanya saja, dia tidak akan melakukannya sampai Don bersedia.
“Okay,” setuju Don.
Akhirnya, ibu dan anak itu pun berbaikan. Lisa bertepuk tangan memberi selamat pada mereka. Dan mereka pun mulai sarapan dengan suasana hati yang baik.

Usai makan, Don kembali berterimakasih pada Lisa karena sudah membantunya untuk berbaikan dengan ibunya. Dan tiba-tba saja, Don menanyakan jawaban Lisa atas pertanyaannya tempo hari.
“Itu… jika kau bisa menjawab pertanyaan yang ku tanyakan, maka aku akan memberitahu jawabanku karna aku sudah mempunyai jawabannya,” jawab Lisa. “Bagaiamana? Kau bisa menjawabnya sekarang?”
“Aku…,” Don masih ragu atas jawabannya.
“Baiklah. Aku tahu kalau kau masih belum bisa menjawab pertanyaanku. Jika begitu, aku rasa aku harus memilih pilihan lain.”
“Pilihan lain? Apa maksudnya?”
Belum Lisa menjawab, dia sudah mendapat telepon dari Mor. Dia menjawab telepon itu dengan tersenyum lebar dan bilang akan segera ke sana. Don cemburu dan ingin tahu kenapa Mor menelpon? Lisa tidak mau memberitahu dan bergegas pergi menemui Mor.
Don jadi curiga dan khawatir kalau maksud pilihan lain yang Lisa katakan adalah Mor?
--

Don segera mengikuti Lisa. Lisa bertemu Mor di kantor dan mereka berbincang dengan sangat akrab. Don terus memperhatikan dan menguping pembicaraan mereka. Saat mereka mau pergi, Don menghalangi dengan alasan sekarang masih jam kerja. Dengan santai, Lisa menjawab kalau dia mengambil hari cuti hari ini agar bisa pergi dengan Mor.
“Aku tidak mengizinkan,” ujar Don, dengan suara keras.
“Jadi kenapa? Siapa yang peduli?” balas Lisa dan menarik tangan Mor.
“Aku tidak akan membiarkanmu pergi. Jika kau pergi, maka aku ikut,” tegas Don.
Lisa menatapnya dengan kesal.
--

Dan ternyata beneran, Don tetap mengikuti Lisa dan Mor. Mereka naik mobil Mor. Lisa duduk di kursi belakang. Mor juga mau duduk di kursi belakang karna ada yang mau di bicarakan dengan Lisa, jadi dia menyuruh Don yang menyetir.
Don beneran kesal plus cemburu melihat kedekatan Mor dan Lisa. Dia akhirnya menyuruh tukar posisi. Dan diam-diam, Mor berbisik pada Lisa kalau rencana mereka sepertinya berhasil karena Don terlihat seperti mau meninjunya. Lisa juga tersenyum senang tapi merasa rencana mereka masih kurang.
Pas Don menarik Mor turun dan duduk di kursi belakang, Lisa ikutan turun dan pindah duduk ke kursi samping pengemudi. Don mau tukaran lagi, tapi Lisa menyuruh Mor untuk berangkt sekarang karna waktu mereka sudah terbuang. Mau tidak mau, Don terpaksa duduk di belakang sendirian.
--

Mereka pergi ke taman bermain. Dan Lisa akting manja kalau dia udah capek jalan. Mor langsung menawari untuk menggendongnya. Don langsung mendorong Mor jatuh dan menawari untuk menggendong Lisa. Lisa nggak mau dan malah lanjut jalan dengan Mor sampai genggaman tangan.
Eh, Don nggak nerima. Dia malah menggandeng tangan Mor juga. Lisa akhirnya jalan sendiri. Mor beneran terganggu dengan Don.
Saat Lisa dan Mor mau naik zipline, Don mau ikutan juga. Tapi, petugas menyuruh Don mengantri karna hanya bisa di naiki 2 orang per jalan. Don beneran cembur dan terus marah-marah. Apalagi Lisa terus bersikap manja pada Mor. Dia sampai nekat menarik Mor dan di tahan sama petugas.

 Dan seperti itulah, yang Mor dan Lisa lakukan hingga akhir, berpura-pura mesra di depan Don. Membuat Don sangat cemburu dan terus berusaha memisahkan mereka.  

Hingga akhirnya, dia mendapat kesempatan bicara berdua dengan Lisa.
“Khun Lisa, aku tahu kalau kau berusaha memprovokasi-ku agar aku cemburu kan?”
“Tidak.”
“Aku nggak percaya. Kalian berdua kemarin tidak sedekat ini. Apa yang terjadi hari ini? Kau bertingkah seperti kau pacarnya.”
Flashback
Kemarin, Lisa sempat bicara dengan Rin dan Mor. Mereka terang-terangan nanya, apa Lisa menyukai Don? Dan Lisa tentu saja tidak mau memberitahu, karena untuk apa juga mereka tahu?
“Karena aku yakin kalau Don menyukaimu,” ujar Mor.
“Salah. khun Don masih belum bisa melupakan mantannya,” ujar Lisa.
“Jika kau tidak percaya padaku, maka mari kita buktikan,” saran Mor.
“Jadi, kita bisa tahu bagaimana perasaan P’Don pada P’Lisa,” setuju Rin.
End
Dan itulah yang mereka lakukan saat ini. Lisa menegaskan pada Don kalau dia bisa melakukan apa saja dan pergi kemana saja, karena itu bukan urusan Don. Dan juga, mereka hanya menikah secara hukum dan dia masih punya hak untuk memilih.
“Tapi, aku tidak bisa membiarkannya.”
“Kenapa? Kenapa aku tidak punya hak memilih?” tanya Lisa, menekan.
Don malah bingung menjawabnya. Lisa juga tidak peduli dan langsung pergi, meninggalkan Don. Don tidak menyerah dan mengejarnya. Mereka malah jadi naik mobil wisata dan meninggalkan Mor yang lagi beli air. Sepanjang jalan, Lisa masih menolak bicara dengan Don.
Don tidak tahan lagi dan meminta pengemudi untuk berhenti. Setelah itu, Don menarik Lisa turun untuk bicara serius.
“Aku menyukaimu,” nyatakan Don.
“Aku tidak percaya. Apa kau sudah bisa move on dari mantanmu? Aku tidak percaya sampai…”
“Sampai apa?”
“Sampai kau menciumku. Apa kau berani?” tantang Lisa.
Don terdiam. Dan itu membuat Lisa menyimpulkan kalau Don tidak berani.
“Siapa yang bilang kalau aku tidak berani?” balas Don.
Dan dia langsung mencium Lisa.
“Sekarang, kau percaya kalau aku menyukaimu?”
“Aku rasa… aku masih belum percaya,” jawabnya tersenyum.
Don mencium-nya lagi. Mereka saling tertawa dan terus berciuman. Terakhir, Lisa yang melompat ke gendongan Don dan menciumnya. Mereka meresmikan hubungan mereka, saling mencintai. Senyum tidak lepas dari wajah mereka berdua.
--
Asisten Sia memuji Sia yang sangat hebat bisa membuat Orn berada di pihaknya. Dan itu artinya, mimpi Sia untuk menguasai perternakan semakin dekat. Sia membenarkan dan tidak menyangka kalau semua lebih mudah dari yang di bayangkan. Don memang pintar, tapi dia jauh lebih pintar.
Sia mendapat telepon dari Orn. Dia mengangkatnya dengan senang karena semua sudah ada dalam tangannya. Tapi, Orn menelpon untuk memberitahu keputusannya, dia akan bekerja sama kalau Don sudah setuju.
Dan begitu telepon di akhiri, Sia membanting ponselnya ke lantai dengan penuh amarah. Dia mengira kalau Orn akan berada di pihaknya dan tetap ngotot kerja sama, tapi semua gagal karena Don! Dia berteriak kalau Don adalah duri dalam rencananya.
--
Don sedang berbahagia sekarang karena dia sudah resmi pacaran dengan Lisa. Mereka berdua sama-sama senang dan kemudian baru teringat sesuatu. Mereka meninggalkan Mor! Walau baru teringat, tetap saja mereka lagi kasmaran.
--

Mor baru selesai beli air, tapi Lisa dan Don sudah hilang. Dia sampai bingung dan mencari keliling-keliling. Tidak lama, Don muncul dan memberitahu kalau Mor bisa pulang ke perternakan sendiri.
“Kenapa? Apa yang akan kau lakukan pada Khun Lisa?”
“Tidak ada. Lisa dan aku sudah berbaikan.”
“Maksudnya?”
“Maksudku, aku dan Lisa sudah setuju untuk pacaran.”
Mor tampak canggung dan memaksakan senyum, memberikan selamat pada mereka. Don menyadari ekspresi aneh Don dan juga menduga kalau Mor menyukai Lisa. Mor membantah hal tersebut dan Don percaya penuh padanya.
Mor juga pamit pulang dan memberikan minuman yang di belinya tadi. Don berterimakasih dan langsung pergi menemui Lisa yang sudah menunggunya. Don bohong pada Lisa kalau Mor bergegas kembali ke perternakan karena ada urusan mendadak. Dan mereka menikmati kencan pertama mereka.
Mor ternyata belum pergi dan memperhatikan kencan mereka dari jauh. Wajahnya tampak sedih. Sepertinya, dia sudah mulai tertarik pada Lisa, tapi menguburkan perasaannya karena tahu Don juga mencintai Lisa.


Post a Comment

Previous Post Next Post