Sinopsis Lakorn : Sapai Import Episode 09 - 3


ATTENTION :
Menurut saya pribadi, drama ini tidak sesuai untuk usia di bawah 19 tahun. Jadi, jika ada yang di bawah 19 tahun, harap tidak lanjut membaca. Pemirsa di harap bijak. Terimakasih.
Subtitle : thanks to penerjemah (the link you can see in images)
=====

Sinopsis Lakorn : Sapai Import Episode 09 - 3
Images by : Channel 7
Lisa akhirnya keluar kamar mandi memakai handuk. Dia sangat malu. Don sadar hal itu dan berujar kalau dia tidak ingat apapun yang di lihatnya tadi. Lisa semakin malu dan meminta Don untuk tidak bilang apapun.

Lisa mau memakai piyama, tapi semuanya hilang. Don langsung sok kaget juga dan pura-pura tidak tahu. Dia juga sok teringat kalau dia ada membeli piyama untuk ulang tahun Rin, tapi Rin tidak mau menerimany. Lisa melihat piyama yang Don berikan dan paham kenapa Rin tidak mau menerima, karena dia juga tidak mau memakainya.
Don sok cuek. Kalau Lisa nggak mau pakai, dia juga tidak masalah. Dan mau tidak mau, Lisa memakai piyama itu. Piyama-nya itu, lengan bajunya panjang, tapi celananya sangat pendek. Don terpesona melihat Lisa menggunakan piyama tersebut.

Dia merayu Lisa. Tapi, Lisa malah menghajarnya. Itu karna dia yakin kalau Don yang menyembunyikan piyamanya. Don mau tidak mau akhirnya ngaku juga sembari meminta maaf. Walau begitu, dia tidak nyerah ngajak Lisa tidur sama. Dan Lisa juga tidak nyerah menolak ajakannya.
--
Pat beneran menemui Don, langsung malam itu juga. Dia memberitahu mengenai kedatangan pria  itu, Kuam. Don beneran kaget, kenapa Kuam berani datang ke perternakan padahal Kuam tahu kalau mereka sedang mengejarnya?
“Aku rasa dia tidak punya tempat tujuan. Jadi, dia datang kemari untuk mengancamku,” ujar Jade.
Pat memandanginya, tidak percaya. Masalahnya, Don percaya penuh pada Jade. Dia menyuruh mereka untuk melaporkan hal ini ke penjaga dan memperingati semua orang untuk berhati-hati. Dan laporkan jika melihat orang yang mencurigakan. Jade segera pergi melakukan perintah Don.
--

Don kembali ke kamar dan memberitahu masalah kedatangan Pat. Hal itu membuat Lisa tidak bisa tidur. Don jadi merasa bersalah dan menyesal karena sudah memberitahu mengenai Kuam. Dia tahu kalau itu membuat Lisa menjadi khawatir dantidak bisa tidur kan? Lisa mengakui hal itu.
Dan karna itu, Lisa mengizinkan Don untuk duduk di sebelahnya, menemani.
--
Kuam masih belum pergi dari perternakan. Dia bersembunyi, seperti menunggu seseorang. Karena yang di tunggu, belum juga datang, dia menelpon orang tersebut.
“Aku hampir tiba.”
“Dan uangku?”
“Kau akan mendapatkan semua uangmu sekarang,” ujar orang itu.

Kuam tersenyum senang. Tapi, tiba-tiba seseorang mencekiknya dari belakang. Kuam berusaha melepaskan cekikan pria itu, tapi dia akhirnya meninggal. Dan terlihat di lengan pria itu, ada bekas cakaran kuku Kuam.
 Yang membunuh Kuam adalah Jade.
--

Pagi-pagi, Paula sudah datang untuk meminta tanda tangan Don di sebuah dokumen. Orn yang menyambut menyuruh Paula bersabar karena Don dan Lisa mungkin masih tidur. Orn membayangkan kalau Don dan Lisa kemarin menuruti keinginannya.
Paula tidak mengerti. Walau sudah di jelaskan pakai kode, Paula tetap tidak mengerti. Rin juga malu kalau harus menjelaskan blak-blakan. Orn hanya bisa menyuruh Paula berpikir. Tapi, Paula tetap saja tidak mengerti. Dan setelah di berikan petunjuk, Paula akhirnya mengerti dan ikutan senang.
--
Don menemani Lisa tidur hingga pagi. Dia memandangi wajah Lisa yang masih tidur dan membelai lembut rambutnya. Don berusaha keras untuk menahan nafsunya. Tapi, dia tetap berniat mencium Lisa diam-diam, sayangnya Lisa sudah terbangun dan langsung memukulinya.
Don masih tetap merayu Lisa. Kemudian, dia baru serius menyuruh Lisa untuk tidak khawatir dan percaya padanya karena dia akan melindungi Lisa.
--
Waen baru selesai belanja dan kebetulan melihat Panom, jadi dia nanya, apa dia ada melihat Ko? Dia sudah mencari dari tadi tapi Ko tidak ada. Panom juga nggak tahu karna kemarin Ko bilang mau ketemu gadis di kota. Waen khawatir dan berharap kalau Ko tidak akan tertipu orang. Soalnya, belum pernah Ko tidak masuk kerja. Dan juga, Ko selalu memberitahunya dia mau kemana.
Tapi, perhatian mereka teralih karena Paula datang memberitahu kabar gembira. Mengenai Don dan Lisa. Semua pekerja bersorak senang sementara Gigi bermuka masam. Paula juga langsung meminta uang taruhan Gigi karna sudah kalah.

“Aku tidak mau memberikannya. Kau bisa saja berbohong untuk mendapatkan uang dariku. Jadi, aku tidak akan membayar,” tolak Gigi.
Paula tidak terima dan akhirnya dia bertengkar dengan Gigi. Semua berusaha melerai mereka. Gigi juga berusaha kabur tapi Paula terus mengejarnya.

Mereka baru terhenti karna Gigi tersandung jatuh. Dan pas di lihat, yang membuat Gigi tersandung adalah mayat Kuam yang di tutupi daun kering. Arrrgggh!! Gigi dan Paula teriak heboh dan saling berpelukan karena ketakutan.
--


Polisi tiba. Karena adanya pembunuhan di wilayah perternakan Praituksa, akan di lakukan penyelidikan. Mereka menanyai Don, apa mengenal mayat itu?
“Dia pernah bekerja di sini.”
“Aku ingat kalau dia adalah orang di laporkan menculik dan mencoba memperk*** istrimu kan?” tanya polisi, lagi.
“Ya.”
Pat yang menemani Don memberikan keterangan tambahan kalau kemarin malam Kuam datang ke perternakan ini dan bertemu dengan supervisor Jade.
Jade pun di panggil dan di interogasi. Jade memberi keterangan kalau dia memang mengenal Kuam tapi tidak dekat karena dia yang memberikan pekerjaan. Kuam datang kemarin malam menemuinya karna ingin uang untuk kabur.
“Apa dia punya musuh?”
“Jika dia punya musuh, maka pasti Khun Don. Ketika Kuam menculik dan mencoba memper*** Khun Lisa, Khun Don sangat marah dan ingin membunuhnya,” ujar Jade, mengarahkan kecurigaan pada Don.
--

Lisa, Rin dan Mor yang memperhatikan kedatangan polisi dari jauh, masih kaget kalau ada pembunuhan di perternakan ini. Belum pernah hal ini terjadi di sini. Dan bagaimana bisa Kuam meninggal di sini? Dunia menjadi keras semakin harinya.
Don menghampiri mereka, memberitahu kalau polisi akan menginterogasi semua pekerja. Dan polisi juga masih harus mencari senjata pembunuhnya. Jika sudah ketemu, mereka akan bisa tahu siapa pelakunya.
Dari tatapan mata Pat, dia tampak sangat mencurigai Jade.
--
Berita mengenai pembunuhan itu sampai ke telinga Nenek. Don datang untuk melaporkan hal itu juga. Ratree yang ada di sana, mengambil kesempatan sok bilang takut karena hanya berdua sama nenek. Gimana kalau terjadi sesuatu? Siapa yang bisa menolong mereka?
“Jangan khawatir. Aku akan menyuruh Ko untuk tinggal di sini. Dan aku akan menyuruh pekerja lelaki untuk melakukan ronda.”
Nenek setuju dengan Don. Ahahhaha, ini tentu bukan maksud dari ucapan Don. Saat Nenek sudah kembali masuk ke rumah, Ratree tetap mengikuti Don.
“Aku rasa menyuruh Ko tinggal di sini, tidak akan membantu. Gimana kalau sesuatu beneran terjadi?”
“Kau ingin aku gimana?” balas Don dengan nada dingin.
“Di saat seperti ini, aku rasa kau harusnya membiarkan Khun Yai dan aku tinggal di rumahmu. Lebih aman jika ada banyak orang.”
Lisa muncul di saat yang tepat dan menolak usulan Ratree karna di rumah juga tidak ada kamar kosong.
“Kalau gitu, kau bisa tidur dengan Rin dan Khun Mae. Dan Khun Yai denganku bisa memakai kamar Rin.”
“Tidak bagus bagi suami istri pisah kamar. Itu dosa,” balas Lisa.

Ratree malah membahas Lisa dan Don yang nikah hanya formalitas. Lisa membenarkan, tapi itu dulu karna mereka sekarang sudah resmi. Don tersenyum membenarkan sambil menggenggam tangan Lisa. Mereka sudah resmi. Beneran.
Ini hal yang lebih mengejutkan bagi Ratree di banding berita pembunuhan itu. Apalagi melihat kemesraan mereka, rasa irinya semakin membuncah.
--
Ratda beneran cemas dan takut juga dengan pembunuhan itu. Dia berharap kalau pelakunya segera tertangkap. Pat yang baru pulang, masih shock dengan kejadian di tempat Sia, jadi dia tidak begitu peduli dengan yang terjadi di perternakan. Baginya, sudah ada polisi yang akan menangani masalah ini.
--
Polisi sudah siap menginterogasi semua pekerja. Dan hasil interogasi menyimpulkan kalau satu-satunya orang yang mempunyai masalah dengan Kuam adalah Don.
“Anda pikir aku yang membunuh Kuam?”
“Tidak. Tapi, aku ingin menginterogasi Anda lebih lanjut. Untuk mendapatkan informasi yang lebih detail. Itu saja.”
“Aku akui kalau aku sangat marah ketika dia menyakiti istriku. Tapi, aku masih punya kesadaran untuk tidak membunuhnya. Karena aku tahu jika itu terjadi, masa depanku akan berakhir. Dan satu lagi, jika bener aku pembunuhnya, aku tidak akan membunuhnya di perternakanku sendiri. Tapi, untuk menyankinkan Anda, Anda boleh menggeledah rumahku.”
Dan karena sudah mendapat izin dari Don, polisi mulai pergi dan menggeledah kediaman Don.
--
Ratda datang menemui Nenek. Dia menyuruh Nenek untuk tidak khawatir karena Pit dan Pat akan datang bergantian untuk menjaga Nenek. Nenek beneran berterimakasih atas hal itu.
Tapi, ketika memegang gelas teh, gelas itu jatuh dan tumpah. Seolah ada firasat buruk. Ratda menenagkan dan berkata itu hanya kecelakaan.

Tapi, firasatnya terbukti saat Waen menerima telepon.
--
Polisi menggeledah kediaman Orn dan Don. Orn merasa cemas. Tapi, Don menyakinkan kalau ini adalah cara untuk membuktikan dia tidak bersalah. Rin setuju dengan Don.
Rombongan Nenek datang setelah mendengar kabar kalau polisi menggeledah rumah Orn. Dan terang-terangan, Ratda terus menyindir seolah pembunuhnya berasal dari keluarga Orn. Orn jelas marah, tapi Ratda terus bersikap sok baik. Nenek yang kesal dan menyuruh mererka berhenti bertengkar dan membuat amsunsi.
Hasil dari penggeledahan adalah…!
Di temukan pisau pembunuh di rumah Don. Dan kini, Don menjadi terduga kasus ini!


Post a Comment

Previous Post Next Post