Sinopsis Lakorn : Sapai Import Episode 09 - 2


ATTENTION :
Menurut saya pribadi, drama ini tidak sesuai untuk usia di bawah 19 tahun. Jadi, jika ada yang di bawah 19 tahun, harap tidak lanjut membaca. Pemirsa di harap bijak. Terimakasih.
Subtitle : thanks to penerjemah (the link you can see in images)
=====


Sinopsis Lakorn : Sapai Import Episode 09 - 2
Images by : Channel 7

Rin lagi murung karena memikirkan Don dan Lisa, takut rencana mereka tidak berhasil. Orn yang tidak tahu ada masalah antara Don dan Lisa jadi cemas dan meminta penjelasan Rin, mengenai apa yang terjadi? Rin pun menjelaskan mengenai Don yang tidak mengakui bahwa dia menyukai Lisa. Itu juga membuatnya jadi kepo. Orn malah kesal dan ingin memukuli Don karna begitu tidak peka. Saking kesalnya, Orn sampai pusing dan hampir saja jatuh kalau Rin tidak menahannya dari belakang.
--
Mor sudah kembali ke perternakan seorang diri. Dia merasa bingung sendiri kenapa merasa sedih melihat Don dan Lisa bersatu? Apa dia menyukai Lisa? Gila! Tidak mungkin. Dia tidak boleh seperti itu.
Saat itu, Rin datang ke kantor dan heran melihat Mor yang sendirian. Dia ingin tahu hasil rencana mereka? Mor memberitahu kaalu Don dan Lisa resmi pacaran. Rin sangat bahagia dan ingin segera memberitahu ibunya mengenai berita membahagiakan ini.
--

Malam hari,
Don dan Lisa akhirnya pulang juga sambil genggaman tangan. Sebelum masuk, Don memberitahu rencananya mengenai apa yang terjadi hari ini, akan dia beritahu kepada Orn. Lisa setuju.
Baru juga mau di beritahu pada Orn, Orn dan Rin sudah keluar dengan wajah bahagia. Mereka bahkan sudah membawa konfeti untuk merayakan hari ini, hari dimana Don dan Lisa akhirnya mengakui saling mencintai. Rin juga memuji Don yang untuk hari ini, telah bertindak dengan pintar. Orn lebih bahagia karena hari ini, Lisa resmi menjadi menantunya. Eh, Rin dan Orn malah tidak lupa membahas kalau sekarang saatnya Don dan Lisa mempunyai anak.

Don dan Lisa jelas malu karena itu masih terlalu cepat. Orn tidak mau mengerti karena sekarang sudah 4-5 bulan sejak wasiat itu di bacakan. Dan hanya tersisa beberapa bulan lagi sebelum 1 tahun waktu yang di berikan di wasiat kakek. Untung ada Rin yang memihak Don dan Lisa. Dia menasehati ibunya untuk memberikan waktu bagi Don dan Lisa kesempatan untuk mengenal satu sama lain lebih lagi.
“Baklah. Tapi, jangan terlalu lama,” ujar Orn, akhirnya mau memberi waktu.
Orn tiba-tiba saja berniat memberitakan hal membahagiakannya. Dia segera pergi. Dan Rin serta Don bisa menebak kalau Orn pasti mau pamer hal ini pada Ratda.
--

Orn masuk begitu saja ke kediaman Ratda ketika Ratda sedang makan malam dengan Pat. Walau Ratda sedang makan, Orn tetap memancing emosinya. Dia menyuruh Ratda untuk berhenti mencoba merebut perternakan dari Don. Karena apapun yang Ratda lakukan akan gagal. Don dan Lisa akan segera mempunyai anak. Beneran.
Selera makan Ratda lenyap. Dia berusaha untuk tidak mempercayainya, tapi Orn malah terus berusaha membuatnya percaya. Dia bahkan bersedia jika Ratda memasang kamera untuk mengawasi Don dan Lisa selama 24 jam, agar yakin kalau hubungan mereka sudah lebih dari sebelumnya. Ratda tidak berniat melakukan sejauh itu karena dia masih tahu batas. Ratda juga berusaha menahan emosinya tapi Orn terus memancingnya.
“Beritahu juga hal ini pada Pit, jadi kita bisa hidup dengan damai.”
“Tidak akan pernah ada kedamaian. Aku akan melakukan segalanya untuk membuat Pit mendapatkan perternakan ini. Dan ketika hari itu tiba, P’Orn akan berlutut dan memohon padaku untuk tidak mengusir keluarga kalian dari sini,” peringati Ratda.
“Owh, terlalu berimajinasi. Teruslah bermimpi. Semakin tinggi mimpi mu akan semakin sakit saat kau terjatuh.”
“Aku tidak berimajinasi atau bermimpi! Aku akan mewujudkan hal itu,” tegas Ratda.
Pat yang sedari tadi diam, geram sama tingkah kedua orang dewasa di hadapannya. Dia memohon pada mereka untuk berhenti bertengkar. Tapi, Orn malah tidak mau berhenti dan menyebut Ratda : “tidak tahu malu.” Ratda emosi dan menampar Orn dan Orn balas menamparnya.

Pat lelah dengan semuanya. Dia sangat memohon pada Ratda untuk berhenti dan jangan melakukan hal yang lebih buruk dari ini. Baginya, Ratda sudah cukup melakukan dosa.
“Kau selalu menyalahkanku! Tante mu itu yang salah! Dia datang untuk menghinaku di rumahku sendiri. Apa kau tidak tahu itu?” marah Ratda.
“Tapi, jika Khun Mae tidak berhenti membalas dendam, ini semua tidak akan berakhir.”
“Kau bukan anakku! Kau memihak dia lebih daripada ibumu sendiri! Apa kau begitu menyukai tante mu ini? Jika kau begitu mencintainya, maka kau bukan anakku lagi! Kenapa kau tidak menjadi anaknya saja?” teriak Ratda.
Orn marah karna Ratda yang seorang ibu, malah menyuruh anak sendiri pergi pada orang lain. Dia memberitahu pandangannya kalau Ratda selalu memanjakan Pit dan sebaliknya, selalu menyalahkan Pat. Kenapa Ratda tidak bisa berlaku adil?
“Jangan ikut campur!”
“Aku berhak. Pat adalah keponakanku,” balas Orn, berteriak. “Mae mu tidak mencintaimu kan? Aku akan mencintaimu. Ikut saja bersamaku.”
Ratda marah. Dia mengusir Pat dan menyuruhnya untuk tidak pernah kembali lagi. Pat terluka mendengarnya. Dan Orn langsung menarik Pat untuk ikut dengannya.
--
Ratda yang stress karna masalah tersebut menelpon Pit, tapi Pit tidak mengangkat teleponnya dan juga mematikan ponselnya. Pit sedang ada di kediaman Sia. Saat Sia mengizinkannya menjawab telepon, Pit malah bilang kalau itu telepon tidak penting.

Sia kemudian mulai membahas bisnis. Dia tertarik dengan perternakan Praituksa. Tapi, selain itu, dia juga tertarik dengan property rumah yang ada di sekitar perternakan. Dan sayangnya, semuanya sudah memiliki pemilik, penghuni lokal. Dan menurutnya, karena Pit besar di lingkungan sana, akan lebih mudah baginya untuk bernegosiasi dengan penduduk lokal daripada dirinya.
“Kau memilih orang yang benar. Aku tidak ada duanya dengan orang lain mengenai masalah negosiasi. Aku akan membantumu. Dan kau tidak akan kecewa,” jawab Pit dengan sombong.
“Pit, jika kau berhasil, kau akan mendapatkan komisi 20% dari harga beli.”
Pit semakin senang dan bersemangat membantu Sia.

Tapi, kesenangan itu tidak berlangsung lama karena asisten Sia tiba-tiba datang berbisik. Pit merasa tidak enak dan pamit pulang jika Sia ada urusan. Sia melarang dan berkata kalau masalahnya adalah masalah Pit juga dan tidak ada yang perlu di rahasiakan.
Sia memberi tanda pada asistennya dan asistennya segera keluar membawa seorang pria yang babak belur. Pria itu memohon pada Sia untuk membebaskannya. Sementara itu, anak buah Sia yang lain, meletakkan plastik di atas meja.
“Kau juga tahu apa yang paling ku benci. Aku benci dengan pengkhianat. Dan kau berani mengkhianatiku! Kau harus tahu apa yang terjadi para pengkhianat,” ujar Sia.
Pria itu segera di baringkan di atas meja. Asisten Sia mengeluarkan tas yang berisi banyak pisau. Dia memilih salah satu pisau dan memberikannya pada Sia. Pria tersebut terus memohon di ampuni, tapi Sia tidak peduli. Dia membunuh pria itu dan kemudian menyuruh anak buahnya membawa mayat pria itu pergi.
Melihat semua hal yang terjadi di depan matanya, Pit gemetar ketakutan. Dia telah memilih orang yang salah untuk bekerja sama.
“Ada apa? Kau terkejut?” tanya Sia dengan santai padanya.
Pit begitu ketakutan apalagi melihat para anak buah Sia membungkus mayat pria itu dengan plastik yang di letak di meja tadi.
“Aku… aku hanya belum pernah melihat orang mati sebelumnya,” ujar Pit, berusaha menyembunyikan ketakutannya.
“Hahahhaa. Tidak apa. Aku mengerti. Pertama kali pasti seperti ini. Khun Pitarn, aku akan memberitahumu sebuah rahasia. Kau harus menunjukkan autoritas mu. Kau harus membuat mereka takut. Jika kau bisa melakukannya, maka Don pun akan takut padamu. Hey, Khun, dan aku membiarkanmu melihat ini karena aku percaya padamu. Kau harusnya senang,” ujar Sia, menunjukkan watak aslinya.

Pit semakin gemetar ketakutan. Dan itu yang Sia harapkan. Saking takutnya, Pit sampai menangis.
--
Don marah pada Orn karna sudah pergi memprovokasi Ratda sampai seperti itu. Orn malah merasa tidak salah karena dia kan hanya memberitahu yang terjadi dan juga sebentar lagi mereka akan punya anak. Don dan Lisa malu mendengar Orn yang selalu membahas itu. Orn tidak merasa bersalah dan melenggang pergi dengan santai ke kamar.
--
Ratda masih sangat marah hingga menangis. Pat menghampirinya. Dia pulang.
“Kenapa kau kembali? Kenapa kau tidak tinggal bersama tantemu?”
“Tapi, ini rumahku. Jika aku tidak kembali kemari, kemana kau ingin aku pergi?”
“Jika kau tahu ini rumahmu, maka kau harusnya tahu kalau aku ibumu. Kau baik pada semua orang kecuali pada Mae dan abangmu. Kau tahu itu?”
Pat menjelaskan alasannya kalau itu karna Ratda dan Pit berbuat hal yang salah. Dia tahu hal itu and bagaimana bisa dia menutup mata dan berpura-pura tidak tahu? Dan juga, jika dia tidak mencintai Ratda dan Pit, dia tidak mungkin akan kembali kemari. Ratda semakin marah.
Mae selalu seperti ini!” teriak Pat, mulai marah. “Ketika aku mengatakan yang sebenarnya, Mae selalu menggunakan emosi. Tolong tenang dan dengarkan aku!”
Ratda berteriak, tidak mau mendegarkan Pat. Dia tidak bisa diam saja ketika dia hampir gila dan dadanya terasa seperti akan meledak. Pat mendengar sendiri kalau Orn tadi bilang akan membuat Lisa hamil. Dan jika hal itu berhasil, maka mimpi Pit untuk mendapatkan perternakan akan hancur.
“Berhenti mengingini hal yang bukan milikmu!! Mae tahu betapa aku merasa malu mempunyai ibu dan abang yang begitu tamak?! Aku bahkan tidak berani menatap wajah P’Don. Berhenti mencoba mendapatkan perternakan ini. Mae juga tahu kalau hal itu tidak akan pernah terjadi!!”
Ratda menampar Pat dengan keras. Dia tidak mau mendengar dan mengerti sedikitpun mengenai ucapan Pat. Sebaliknya, dia menuduh Pat yang sudah di cuci otak sama Orn. Dia marah karena Pat tidak pernah di pihaknya.
“Jika aku tidak berada di sisi Mae dan tidak mencintai Mae, aku tidak akan mencoba untuk memperingati Mae. Aku hanya akan membiarkan Mae terus melakukan hal yang salah ini seumur hidup!” teriak Pat, merasa lelah.
Pat juga langsung pergi keluar rumah. Dia merasa kecewa dengan Ratda yang tidak mau mengerti sama sekali. Dan di saat itu, dia melihat Jade yang bertemu dengan seseorang berpakaian hitam. Tapi, karna hari gelap, dia tidak bisa melihat jelas orang yang Jade temui.
--
Pit sudah pergi dari kediaman Sia. Asisten Sia juga melapor kalau mereka sudah mengurus mayat pria tadi. Tapi, ada satu yang membuat asisten Sia cemas, apa Sia yakin Pitarn tidak akan memberitahu siapapun mengenai yang mereka lakukan?
“Pitarn adalah pengecut yang tamak. Uang dapat membelinya. Dan aku melakukan ini di depannya karna aku ingin menunjukkan contoh padanya. Jadi, dia akan takut dan tidak berani mengkhianatiku. Dan jika suatu hari hatinya berubah, maka sidik jarinya akan di temukan di pisau yang di gunakan untuk membunuh pria tadi.”
“Jadi, dia akan di tuduh sebagai pembunuh,” simpul asisten Sia.
“Aku akan melenyapkan setiap orang yang ada di sekitar Don. Dia akan di dorong hingga ke tembok dan tidak punya pilihan lain lagi. Dan ketika hari itu datang, dia akan memohon padaku untuk memberikan perternakan tersebut tanpa harga sepeser baht pun.”
Asisten Sia tersenyum puas mendengar rencana bosnya itu. Dan terlihat, di dinding kamar Sia ada foto-foto orang yang tinggal di perternakan Praituksa, termasuk Lisa.
--
Don yang sudah mengakui cintanya pada Lisa, terang-terangan memberitahu kalau dia ingin tidur bersama. Lisa menolak karena mereka baru saja jadian dan tidak pantas kalau langsung tidur sama. Don mengingatkan kalau mereka sudah menikah dan tidak ada salahnya tidur sama. Lisa tetap menolak karena menurutnya, mereka masih harus saling memahami satu sama lain.

Don malah bersikap manja dan memohon. Lisa sampai heran melihat tingkah Don, apalagi Don malah memasang wajah merajuk. Dia memohon pada Don untuk memberikannya waktu. Dan juga, walaupun dia tidak tidur dengan Don, dia mencintai Don.
Don mengerti. Dia tidak memaksa lagi. Dia menyuruh Lisa untuk tidur di kasur sementara dia akan tidur di sofa. Dia tidak ingin Lisa kesusahan. Lisa tersenyum dan berkata akan memberikan hadiah. Don langsung menutup mata dan memonyongkan bibirnya. Lisa mencium telunjuknya kemudian meletakkan telunjuknya ke bibir Don. Itu hadiahnya.
Don tidak menerima hadiah seperti itu. Dia mau mencium Lisa, tapi Lisa tidak mau. Lisa juga memilih untuk mandi.
Don tersenyum penuh rencana jahat. Dia mengambil semua baju piyama Lisa dan memanggil Paula. Dia memerintahkan Paula untuk membuang semua baju itu. Paula bingung karena bajunya masih bagus. Don menyuruhnya untuk tidak banyak tanya dan lakukan saja perintahnya.
--
Lisa selesai mandi. Tapi, handuknya tidak ada. Itu karna Jell yang mengantar handuk dan hendak meletakan di kamar mandi, di hentikan oleh Don. Don mengambil alih handuk dan menyuruh Jell untuk keluar.
“Aku membawa handuk untukmu,” ujar Don, di depan pintu kamar mandi.
Lisa heran darimana Don tahu kalau dia tidak ada handuk? Don menjelaskan kalau Jell baru saja membawa handuk. Don mau masuk tapi Lisa nggak ngasih karna dia lagi nggak pakai baju. Don sok menyakinkan kalau dia tidak akan mengintip.
Lisa akhirnya membuka sedikit pintu sementara Don berdiri sambil berusaha tidak melihat dan memberikan handuk. Tapi, Don malah memberikan dengan asal dan akhirnya terjatuh ke atas Lisa. Lisa panik dan menyuruh Don untuk nggak lihat, nutup mata.
Udah berusaha keras, Don pada akhirnya, tetap melihat tubuh Lisa tanpa sengaja. Emosi dan malu, Lisa langsung menendang wajah Don dengan kakinya.
--
Pat mengikuti Jade. Jade bertemu dengan pekerja yang waktu itu mau memper**** Lisa. Pria itu datang karna butuh uang. Dia mau Jade memberikan uang 50.000 baht, jika tidak, dia akan memberitahu Don kalau Jade orang yang berada di baliknya.
Walau Pat mengikuti mereka, tapi dari tempatnya bersembunyi, dia tidak bisa mendengar apapun yang mereka bicarakan. Dia juga tidak bisa melihat wajah orang yang Jade temui.
Pria itu menekan Jade untuk menurutinya. Jade tidak mau dan menantang pria itu untuk melaporkannya. Jade yakin kalau Don tidak akan percaya pada pria tersebut karna pria itu sudah pernah menculik dan mencoba memper**** Lisa. Lebih baik, pria itu kabur sejauh mungkin dan tidak bertemu dengannya. Karena jika mereka bertemu lagi, maka itu akan menjadi terakhir kalinya dia bernafas.
Pat tidak tahan lagi dan keluar dari persembunyiannya, hendak tahu siapa yang Jade temui. Pria itu langsung memanfaatkan kesempatan menyerang Jade saat Jade berbalik. Untung Pat melihatnya dan berteriak memberitahu Jade. Jade berhasil menghindar dan mengancam pria itu kalau dia akan menelpon polisi sekarang.
“Aku menyerah!” ujar pria itu dan langsung kabur.
Setelah itu, dia sok menolong Pat yang terjatuh. Pat tampaknya mulai curiga pada Jade. Dia juga menyarankan untuk melaporkan masalah ini pada Don kalau pria itu kembali.


Post a Comment

Previous Post Next Post