Original Network : Tencent Video iQiyi Youku
iQiyi
Xingzhou
merasa sangat bersalah kepada Shangguan Tou. Dia mengakui kalau dia bersalah
kepada Shangguan Tou dan terhadap Bai Lu juga. Dan dia menyadari kalau
kekuasaan adalah sebuah perangkap, salah selangkah, maka setiap langkah akan
salah. Dan kasih sayang di dalam keluarga adalah hal yang begitu berharga di
dunia ini, tapi dia malah meninggalkan nya dan terjerumus dalam jurang
kekuasaan.
Mendengar
itu, Shangguan Tou bersikap sinis kepada Xingzhou. Baginya Xingzhou hanya
berbicara omong kosong saja, karena demi kehormatan dan kekayaan, Xingzhou
membiarkan Bai Lu menjadi korban kekuasaan. Jadi Xingzhou tidak layak untuk
berpura- pura ingin menebus kesalahan. Dan Xingzhou menjelaskan bahwa dulu dia
pernah berpikir untuk menebus kesalahannya, tapi dia tidak berhasil. Dan
Shangguan Tou malas mendengarkannya.
“Beberapa
tahun ini, setiap hal yang kulakukan setiap hari semua adalah ingin menebus
kesalahan dulu. Tapi...” kata Xingzhou dengan perasaan sangat bersalah. “Ini...
Tapi kesalahan ini semakin besar. Besar hingga aku sudah tidak berdaya. Aku
hanya bisa menyembunyikan kenyataan darimu,” jelas nya. “Tou, apa kamu masih
ingat saat aku mengantarmu pergi, aku memelukmu dalam pelukanku, dalam waktu
lama tidak bersedia lepaskan tangan. Karena aku takut, aku takut jika
kulepaskan tanganku adalah seumur hidup,” katanya.
Namun
Shangguan Tou hanya diam saja dan tidak merespon, sebab dia merasa sangat
terluka serta sedih.
Xingzhou
menyadari kesalahannya, jadi diapun tidak berbicara lebih banyak lagi. Dia
memberikan sepasang sepatu kecil yang pernah Bai Lu buatkan untuk Shangguan
Tou, saat Bai Lu masih mengandung. Dia berharap untuk tidak kehilangan
Shangguan Tou lagi, sebab dulu dia telah kehilangan Bai Lu. Tapi mendengar itu,
Shangguan Tou tetap diam serta tidak mau memandang Xingzhou sama sekali.
Dengan
sedih, Xingzhou pun berdiri dan berniat untuk pergi. “Tou, ayah sungguh tidak
tahu seumur hidup ini memakai wajah apa datang bertemu denganmu.”
“Kalau
begitu tidak perlu bertemu,” balas Shangguan Tou dengan sikap dingin.
Mendengar
itu, Xingzhou semakin bertambah sedih. Lalu diapun pergi.
Saat
Xingzhou pergi, Shangguan Tou menyentuh sepatu buatan Bai Lu dengan lembut.
Lalu setelah itu, dia lanjut meminum arak nya.
Keesokan
harinya. Dipertengahan jalan, Shangguan Tou bertemu dengan Permaisuri Lu yang
sedang dalam perjalanan untuk pulang ke rumah. Permaisuri Lu berteriak
memanggil Shangguan Tou, dan berlari turun dari kereta untuk mengejar nya. Lalu
setelah berada di dekat Shangguan Tou, dia menjelaskan bahwa dia sudah tahu apa
yang terjadi, jadi diapun segera pulang.
“Apakah
Kakak datang untuk menyalahkanku?” tanya Shangguan Tou dengan agak ketus.
Dengan
lembut, Permaisuri Lu memegang tangan Shangguan Tou. “Demi Kakak, maafkanlah
ayah,” pintanya. Dan Shangguan Tou terkejut, sebab Permaisuri Lu tampak sudah
mengetahui semua kenyataan nya dari awal. “Tou, sebenarnya aku selalu anggap
kamu sebagai adik kandung. Meskipun bukan dilahirkan oleh ibu yang sama, tapi
kita sejak kecil tumbuh dewasa di rumah yang sama dan juga ada seorang ayah
yang sama,” katanya, menjelaskan.
“Kakak,
apakah kamu tahu saat kecil aku sangat iri padamu,” balas Shangguan Tou. “Aku
tidak tahu kesalahan apa yang kuperbuat, sehingga mereka memperlakukanku
seperti itu. Aku begitu berusaha. Aku juga harap mereka bisa perlakukan aku
seperti kamu. Tapi apa yang terjadi? Aku sungguh tidak tahu harus bagaimana,”
jelasnya dengan sedih, saat mengingat hal- hal dulu.
“Tou, kamu
tidak melakukan kesalahan apapun,” tegas Permaisuri Lu. “Hanya saja, ada
beberapa pemikiran ibu, mungkin kamu tidak mengerti, tapi aku mengerti.
Sebenarnya dia tidak pernah menyalahkanmu. Orang yang sungguh dia salahkan
adalah ayah. Yang dicelakai ayah, tidak hanya ibumu sendiri. Lagi pula setelah
bertahun-tahun, ibu sudah memaafkannya, juga sudah bersedia menerimamu,” jelas
nya.
Mendengar
itu, Shangguan Tou menarik tangannya lepas dari genggaman Permaisuri Lu. “Aku
tidak bisa memaafkan seorang pengkhianat.”
Permaisuri
Lu mengerti, namun dia terus berusaha untuk membujuk Shangguan Tou agar mau
pulang bersamanya dan menjadi satu keluarga. Namun Shangguan Tou tetap pada
keputusan nya, dia ingin hidup sendirian. Dan mengetahui itu, Permaisuri Lu
merasa sangat sedih, tapi dia tidak akan memaksa keputusan Shangguan Tou, hanya
saja dia ingin Shangguan Tou ingat bahwa Ayah selama nya akan melindungi
Shangguan Tou.
Mendengar
kata ‘Ayah melindungi’, Shangguan Tou tersenyum sinis. Lalu diapun pergi meninggalkan
Permaisuri Lu. Dan dengan sedih, Permaisuri Lu menangis menatap kepergiaan
Shangguan Tou.
Muyuan,
Chequ, Liuli, dan Zhu Sha. Mereka berempat mengantarkan Xuezhi ke tempat
pelatihan tertutup. Dengan perhatian, Liuli dan Zhu Sha mengingatkan Xuezhi
untuk menjaga diri dengan baik selama sendirian, sebab mereka tidak akan ada
untuk membantu. Dan Xuezhi mengiiyakan serta menenangkan mereka untuk tidak
perlu khawatir.
Sedangkan
Muyuan. Dengan tegas dia berjanji bahwa dia akan membantu Xuezhi untuk mengatur
Istana Api Chong dengan baik, selama Xuezhi melakukan pelatihan tertutup. Dan
setelah pelatihan tertutup selesai, dia berharap Xuezhi akan menjadi Ketua
Istana Api Chong yang bermartabat. Kemudian dia mengembalikan gelang Chong Ye
kepada Xuezhi, dia berharap Chong Ye yang berada di langit bisa menjaga Xuezhi.
Mendengar
itu, Xuezhi merasa sangat berterima kasih kepada Muyuan. Dia menerima gelang
itu, lalu dia pamit kepada mereka semua dan berjalan pergi meninggalkan mereka.
Ditempat
pelatihan tertutup, segala yang Xuezhi perlukan telah di persiapkan. Yaitu
selimut, pakaian, dan bahan- bahan makanan juga.
Qingmei
pergi secara diam- diam ke dalam hutan. Dia berjalan dengan sangat waspada,
takut ada orang yang melihat nya.
Ketika
Qingmei datang mengantarkan makanan untuknya, Hong Sheng merasa heran serta
curiga padanya. Dia bertanya, kenapa Qingmei ingin menyelamatkan nya. Dan
Qingmei beralasan bahwa dia melakukan ini karena dia berada di jalur kebenaran
dunia seni bela diri, yaitu ketika bertemu dengan orang yang terluka, maka
sudah seharusnya melakukan penyelamatan. Namun Hong Sheng tidak percaya dengan
alasan sederhana itu, sebab dia sudah terlalu banyak bertemu orang seperti
Qingmei, jadi dia ingin Qingmei berbicara secara langsung saja. Sehingga tidak
perlu ada kekhawatiran.
“Penatua,
aku ingin menyuruh Anda mengajariku Sembilan Gaya Dewa Lotus,” kata Qingmei,
memberitahukan niat nya yang sesungguhnya.
“Memang demi
Sembilan Gaya Dewa Lotus,” kata Hong Sheng sudah menyangka. “Tidak disangka,
Xia Qingmei dari Balai Gunung Pedang Roh juga sama seperti orang lain,
menginginkan ilmu sesat Istana Api Chong.”
“Ilmu sesat?
Harus lihat orang seperti apa yang melatihnya. Jika orang yang berniat jahat,
apapun yang dilatih semua adalah ilmu jahat. Aku melatihnya karena aku hanya
ingin meningkatkan kungfuku. Berbeda dengan orang licik lainnya,” balas
Qingmei, membela dirinya dan membanggakan dirinya sendiri juga. “Jika aku yang
melatihnya, ditambah reputasi Balai Gunung Pedang Roh kami, kelak pasti pertama
di dunia.”
Mendengar
itu, dengan serius Hong Sheng memperhatikan Qingmei dari atas ke bawah. Lalu
dia menjelaskan bahwa dia setuju untuk mengajarkan Sembilan Gaya Lotus kepada
Qingmei. Sebab sekarang dirinya sudah lumpuh sebagian, dan meskipun sembuh
total, juga sangat sulit untuknya berlatih kungfu lagi. Jadi dia mau mengajari
Qingmei, karena dia ingin bisa melihat kungfu terhebat yang di berebutkan oleh
setiap orang di dunia seni bela diri.
Dengan
hormat, Qingmei langsung berlutut dihadapan Hong Sheng. “Terima kasih Penatua.”
Dalam
pelatihan tertutup. Xuezhi belajar untuk memasak makanan nya sendiri. Lalu
setelah itu, dia berlatih. Lalu dia menenangkan diri dengan membaca buku. Lalu
dia memelah kayu untuk pembakaran.
Chequ
memperlihatkan senjata baru yang di rancang nya kepada Muyuan. Dan melihat apa
yang Chequ buat, Muyuan memuji nya. Lalu dia menjelaskan bahwa semenjak
pertemuan daftar senjata, berbagai aliran besar di dunia persilatan tidak lagi
membeli senjata dari mereka. Tapi demi menghadapi kekacauan luar, kebutuhan
persenjataan kerajaan meningkat satu kali lipat. Jadi persenjataan ini harus
diselesaikan tepat waktu baru bisa pertahankan semua pengeluaran Istana Api
Chong tahun depan.
“Tenang
saja. Pelindung Ketua istana,” kata Chequ, mengerti.
Setiap murid
Istana Api Chong berlatih dan belajar dengan keras. Dan Zhu Sha bertanggung
jawab untuk mengajarkan serta mengarahkan mereka semua.
Dilembah
bulan. Wuming mengira sejak Shangguan Tou sudah tahu identitas diri sendiri,
maka Shangguan Tou akan menetap di Kediaman Penasihat Kerajaan. Dan Shangguan
Tou pun menjelaskan bahwa mengapa dia harus pulang ke sana, sejak Ayah nya
mengantarkan nya pergi saat itu.
“Tuan Muda,
bagaimana jika Wuming temani kamu pergi ke Gunung Dewa Yingzhou dengar lagu
untuk rileks?” tanya Wuming, perhatian.
“Kamu
sendirilah yang ingin pergi, kan?” tebak Shangguan Tou.
“Aku sepenuh
hati memikirkan Tuan Muda. Aku khawatir kamu sendiri kesal dan merasa
tertekan,” jelas Wuming, beralasan.
Mendengar
itu, Shangguan Tou jadi teringat pada Xuezhi. “Iya. Memang sangat tertekan. Aku
awalnya mengira dengar lagu, minum arak bisa menyelesaikan penderitaan di
dunia. Malah menyadari arak tidak bisa membuat orang lebih sadar tapi malah
bisa membuat orang untuk sementara lupa penderitaan. Lagu tidak bisa membuat
orang lebih bahagia, tapi malah bisa pura-pura damai. Tapi pada akhirnya
hanyalah melarikan diri sesaat saja,” jelas nya.a
“Jika Tuan
Muda berpikir begitu jelas, tampaknya Gunung Dewa Yingzhou tidak perlu pergi
lagi. Masih lebih baik lembah bulan kita. Udara segar, kicauan burung dan wangi
bunga. Lebih cocok untuk Tuan Mudaku berpikir,” balas Wuming, pengertian.
Malam hari.
Penatua Lin mengajak Shangguan Tou untuk mencoba arak plum hijau buatan nya.
Dan Shangguan Tou merasa agak lucu, sebab baru pagi ini dia bilang bahwa minum
arak hanya bisa untuk melarikan diri sesaat saja, tapi sekarang dia malah
diberikan arak. Dan Penatua Lin tidak setuju.
“Tou,
menurutmu minum arak adalah melarikan diri, kah? Semua orang bilang lembah
bulan kita adalah surga kedamaian. Semua bersaing dan berebut untuk kemari.
Bukankah itu semua adalah pelarian diri?” tanya Penatua Lin.
“Tapi aku
sekarang selain melarikan diri, apalagi yang bisa kulakukan?” balas Shangguan
Tou tanpa semangat sama sekali.
Dengan
bijak, Penatua Lin menasehati Shangguan Tou bahwa melarikan itu tidak ada guna
nya sama sekali. Ingin menjadi seperti dirinya yang menjalani kehidupan dengan
bebas, itu tidak mungkin. Shangguan Tou harus bisa menerima kenyataan.
“Ayahku
dia... apa sebenarnya yang dia inginkan?” tanya Shangguan Tou.
“Pengampunan.
Karena kamu dan ayahmu sama. Seumur hidup tidak bisa mengampuni diri sendiri,”
jawab Penatua Lin.
Shangguan
Tou masih merasa ada yang tidak mengerti. Dan diapun bertanya, kenapa dulu
Ayahnya mengantar nya ke Balai Gunung Pedang Roh dan ingin menghindarinya. Dan
Penatua Lin menyuruh Shangguan Tou untuk pergi mencari Xingzhou dan bertanya
langsung kepadanya. Sebab bila Shangguan Tou terus seperti ini, membenci dan
menyalahkan, maka Shangguan Tou hanya akan tersiksa karena tidak bisa
mendapatkan jawaban yang diingin kan. Jadi Shangguan Tou harus belajar untuk
memahami Xingzhou, tidak peduli baik atau jahat nya Xingzhou.
“Aku, lebih
suka minum arak sendirian. Kamu sendiri pikirkan baik-baik,” kata Penatua Lin,
menasehati. Lalu diapun berjalan pergi dengan gontai.
Dan
Shangguan Tou yang di tinggalkan sendirian mulai merenung sambil melihat
sepasang sepatu kecil buatan Ibunya yang diberikan oleh Xingzhou kemarin. Dan
saat dia melihat- lihat, dia menemukan sebuah catatan kecil terselip di dalam
sepatu itu.
[Menghisap cairan dari Air Mancur Fei. Memeluk
esensi giok indah]
“Tou, apakah kamu tahu apa makna dari Wanyan
ini?” tanya Xingzhou, saat Shangguan Tou sedang belajar.
“Tou tahu. Wanyan ini adalah giok indah.
Dalam <Lagu Chu. Perjalanan Jauh> mengatakan bahwa “Menghisap cairan dari
Air Mancur Fei”, “Memeluk esensi giok indah”, “Memakai giok mengumpamakan
kebajikan pria sejati”,’ jawab Shangguan Tou.
Membaca
catatan itu, Shangguan Tou jadi teringat akan kenangan kecilnya dulu.
Tags:
And The Winner Is Love