Original Network :
Tencent Video iQiyi Youku iQiyi
“Di hari pertandingan kesatria ada orang yang melihat Ketua Wang sedang
berkeliaran di sekitar ruang penyimpanan buku rahasia. Hal ini membuat orang
tidak bisa tidak mencurigainya,” kata Shangguan Tou, menjelaskan.
Mendengar itu, Fu Yiya tertawa kering. Dia menjelaskan bahwa sejak dia
keluar dari Sekte Cambuk Perak, dia dan Wang Yinya sama sekali tidak ada
berkomunikasi lagi. Jadi dia tidak mengetahui apapun. Karena itu dia
mempersilahkan mereka berdua untuk pergi dari tempat nya.
Xuezhi tidak ingin pergi, dan menghentikan Fu Yiya. Dia mencoba untuk
memancing Fu Yiya yang tampak gugup, ketika berbicara. “Kalau diketahui
orang-orang dunia persilatan Anda mencari orang untuk menyamar sebagai Ketua
Wang. Tidak tahu apakah reputasi Anda ini masih bisa dijaga?” tanyanya dengan
sengaja.
“Omong kosong!” bentak Fu Yiya, ketakutan.
“Sehabis pertandingan kesatria. Wang Yinya tidak langsung kembali ke
Sekte Cambuk Perak. Malah datang ke Xiangzhou. Kalaupun aku mendapatkan
informasi rahasia juga sangatlah susah diperiksa. Pendekar Fu Bagaimana dengan
kamu? Kamu malah di perjamuan satu bulanan memperkenalkan dia ke orang-orang
dengan begitu meriah. Seperti takut orang-orang tidak tahu kalau dia ada di
Xiangzhou. Hal ini sungguh terlihat aneh,” kata Shangguan Tou, ikut coba
memancing Fu Yiya. “Mungkinkah Pendekar Fu juga terlibat dalam kasus pencurian
buku rahasia?”
Mendengar itu, Fu Yiya tersenyum kaku dan terdiam. Lalu setelah cukup
berpikir,dia mengajak mereka berdua untuk ikut dengan nya.
Fu Yiya menuntun Xuezhi dan Shangguan Tou ke dalam gua bawah tanah yang
cukup dingin. Di salah satu ruangan yang terkunci, di sana terbaring Wang Yinya
yang tidak sadarkan diri. Dan dengan jujur, Fu Yiya menceritakan bahwa
sebenarnya, kakak seperguruan nya ini sudah meninggal lebih dari dua hari.
Setelah Fu Yiya meninggalkan Sekte Cambuk Perak, dia pulang ke
Xiangzhou. Dan selama beberapa tahu ini, dia dan Wang Yinya sama sekali tidak
ada berkomunikasi. Tapi dua hari lalu, didalam perjamuan anak nya, dia
mendapatkan surat dari merpati, yang isi suratnya adalah Wang Yinya ingin
menghadiri perjamuan genap satu bulan anak nya. Dan dia tidak tahu apa motif
Wang Yinya. Lalu saat Wang Yinya sampai di Xiangzhou, dia mengizinkan Wang
Yinya untuk menginap di kediamannya.
Saat Wang Yinya menginap di tempatnya, Fu Yiya memperlakukannya dengan
ramah. Dan ketika mereka berdua mengobrol, Fu Yiya menanyai, kenapa Wang Yinya
datang ke Xiangzhou.
“Aku ke ibukota timur untuk menghadiri pertandingan kesatria. Tidak jauh
dari tempat kamu,” kata Wang Yinya, menjelaskan. “Kita murid seperguruan sudah
beberapa tahun tidak bertemu. Kakak seperguruan sungguh merindukan kamu. Oleh
karena itu aku datang untuk melihat kamu.”
“Mendengar perkataan kakak seperguruan ini aku jadi merasa malu. Kakak
seperguruan adalah Ketua sekte. Begitu sibuk dengan urusan sekte. Aku hidup
santai di sini. Harusnya aku yang pergi mencari kakak seperguruan,” balas Fu
Yiya, ramah.
Wang Yinya kemudian mengatakan bahwa sebenarnya dia datang mencari Fu
Yiya, karena dia ada urusan. Dan Fu Yiya langsung membalas bahwa dia sudah
pensiun dari dunia persilatan, jadi urusan di dunia persilatan ini, dia tidak
ingin ikut campur lagi.
Lalu sebelum Wang Yinya sempat mengatakan apapun, Fu Yiya langsung
mengalihkan pembicaraan.
Mengetahui hal tersebut, Shangguan Tou dan Xuezhi merasa heran. Fu Yiya
pun menjelaskan bahwa meskipun dia dan Wang Yinya sudah lama tidak bertemu,
namun dia tahu kalau Wang Yinya adalah orang yang licik, tertarik pada
reputasi, ambisius, dan ingin terus mengembangkan Sekte Cambuk Perak menjadi
aliran ilmu bela diri yang besar dengan cara apapun. Jadi saat Wang Yinya
datang mencarinya, dia mau menolak, tapi dia merasa tidak enak.
Kemudian sehari sebelum anak nya berusia genap satu bulan, Fu Yiya
datang ke kamar Wang Yinya. Dan saat itu, dia menemukan Wang Yinya sudah
meninggal.
“Orang ke sini dengan kondisi baik-baik saja malah meninggal di rumah
kamu. Cerita ini apakah kamu mengarang?” tanya Xuezhi, curiga.
“Bukan, apa maksudmu? Meskipun jalan yang aku ambil berbeda dengan kakak
seperguruan. Tapi bagaimanapun juga kami ini satu sekte. Aku tidak bodoh sampai
membunuhnya di rumah aku. Lagipula kalau sungguh aku yang membunuhnya aku juga
tidak mungkin akan berkabung untuknya,” balas Fu Yiya langsung menyangkal.
“Kalau begitu kenapa kamu merahasiakannya? Bahkan mencari orang untuk
menyamar menjadi dia untuk menghadiri perjamuan satu bulanan,” tanya Shangguan
Tou.
Fu Yiya menceritakan kekhawatirannya. Ada dua barang yang Wang Yinya
tidak pernah tinggalkan seumur hidupnya, yaitu cambuk perak dan lencana nya.
Memakai lencana tersebut sama bagaikan bertemu dengan ketua. Namun pada saat
Wang Yinya meninggal, dua barang itu menghilang. Jadi bila hal itu di ketahui oleh
para murid Sekte cambuk perak, maka pasti akan terjadi kekacauan. Karena itu
dia mengundang ahli sihir untuk menyamar menjadi Wang Yinya.
Shangguan Tou merasa kalau tindakan Fu Yiya ini sia-sia, karena itu
bukanlah tindakan jangka panjang, karena pada akhirnya pasti akan ketahuan.
Fu Yiya merasa agak stress. Dia tahu kalau ini bukanlah tindakan jangka
panjang, namun dia ingin membeli sedikit waktu sampai dia menemukan lencana
tersebut. Barulah dia akan mengungkapkan kematian kakak seperguruan nya ini.
Sehingga dia juga bisa menjaga reputasi Sekte Cambuk Perak.
“Pendekar Fu, apakah sudah memeriksa orang yang membunuh Wang Yinya?”
tanya Shangguan Tou.
“Sungguh merasa malu membicarakan hal ini. Saat kakak seperguruan
meninggal aku dengan teliti mengamati mayatnya. Tapi tidak menemukan adanya
bekas luka luar. Juga tidak ada bekas luka dalam. Sama sekali tidak ada
petunjuk. Sungguh tidak tahu kakak seperguruan mati di tangan siapa,” jawab Fu
Yiya.
Shangguan Tou kemudian meminta izin untuk memeriksa mayat Wang Yinya.
Dan Fu Yiya pun mempersilahkan dia. Lalu Shangguan Tou pun mulai memeriksa
kondisi mayat Wang Yinya. Sesudah itu, dia menatap Xuezhi dan menggelengkan
kepala nya dengan pelan.
Pulang ke penginapan, Xuezhi terkejut melihat si anak pelukis ada
disana. Dan Shangguan Tou menjelaskan bahwa dia yang membawa si anak, karena
dia khawatir si anak terus berkeliaran dijalanan dan tidak belajar apapun.
Mengetahui itu, Xuezhi merasa kagum dengan betapa baik hatinya Shangguan Tou.
“Aku dulunya demi hidup mencuri, menipu. Tetapi aku bersumpah kelak
tidak akan melakukan hal buruk lagi,” kata si anak, menjealskan. “Aku mau
membuat buku anak-anak untuk Tuan Shangguan dan belajar bersama dia. Belajar
ilmu bela diri. Menjadi seorang pendekar, menyukai wanita cantik,” katanya
lagi.
Mendengar kata ‘menyukai wanita cantik’, Shangguan Tou langsung tersedak
oleh minuman nya. Dan setiap orang menertawai nya.
Setiap orang menyukai si anak pelukis yang bersikap sangat lucu. Haitang
kemudian meminta izin kepada Shangguan Tou supaya mereka boleh membawa si anak
pelukis pulang ke Istana Api Chong. Dan yang lainnya setuju, bahkan si anak
pelukis juga. Dan Shangguan Tou mengiyakan, lalu dia menanyai pendapat Xuezhi.
“Ketua muda istana, Ketua muda istana,” rengek setiap orang.
“Apakah kamu ingin bersama kita?” tanya Xuezhi.
“Tentu saja bersedia,” jawab si anak pelukis.
“Baiklah. Mulai sekarang kita adalah satu keluarga. Siapa namamu?”
“Aku tidak punya nama. Mereka memanggil aku pengemis kecil. Tapi
terserah kalian suka memanggil apa.”
Mengetahui itu, setiap orang mulai memikirkan nama apa yang bagus untuk
si anak pelukis. Tapi tidak ada yang kepikiran nama bagus, jadi Xuezhi pun
menanyai Shangguan Tou. Dan Shangguan Tou juga tidak tahu, nama apa yang bagus.
Lalu tiba- tiba perut si anak pelukis berbunyi keras, karena dia masih lapar.
“Karena perutmu sering keroncongan bagaimana kalau kelak panggil kamu
Gugu saja?” tanya Shangguan Tou, menyarankan. “Bagaimana menurut Nona?”
“Gugu enak didengar,” kata Zhu Sha, setuju. Dan semuanya pun juga
setuju. Lalu mereka tertawa bersama dengan riang.
Xuezhi dan Shangguan Tou duduk bersama diluar sambil mengobrol. Xuezhi
menceritakan bahwa dulu dia merasa kalau dirinya adalah orang yang paling tidak
beruntung di dunia ini. Namun dibandingkan dengan mereka, ternyata dia sungguh
bahagia, karena sejak kecil, dia tidak perlu khawatir tentang makanan dan
pakaian. Kemudian saat dia keluar dari Istana Api Chong, barulah dia tahu kalau
ternyata dunia seperti ini.
Shangguan Tou menyarankan Xuezhi untuk tidak perlu mengkhawatirkan
tentang hal ini. Dan Xuezhi mengerti, namun saat dia mengetahui kalau Wang
Yinya telah meninggal dan semua petunjuk menghilang, dia jadi merasa takut
kalau dunia persilatan menjadi kacau, dan dia sekarang merasa sangat tidak
berguna.
“Penyebab kematian Wang Yinya kita masih belum mulai melakukan
investigasi,” hibur Shangguan Tou.
“Tuan tidak perlu berkata begitu. Yang kamu lakukan untukku sudah cukup
banyak.”
Kunang- kunang datang bertebangan disekitar Shangguan Tou dan Xuezhi.
Melihat itu, Xuezhi tersenyum. Dan melihat senyumnya, Shangguan Tou menangkap
kan beberapa kunang- kunang dan menyimpan nya di tangan Xuezhi.
“Nona Chong. Kamu seperti kristal es. Putih bersih tanpa noda. Semoga
kamu tetap di awan. Jangan pernah jatuh ke dalam debu. Pemandangan malam sesepi
apapun juga tetap ada cahaya dari kunang-kunang. Juga seperti harapan dalam
hidup. Nona mohon jangan patah semangat,” kata Shangguan Tou, menyemangati.
“Apa yang Tuan katakan memang benar. Bahkan jika serangga terbang kecil
di tangan ini terjebak tapi tetap saja mengeluarkan cahaya yang lemah. Aku juga
tidak akan menyerah. Pasti akan menemukan jejak buku rahasia,” kata Xuezhi,
mulai bersemangat. Lalu dia melepaskan kunang- kunang di tangan nya.
Melihat kalau Xuezhi sudah mulai kembali bersemangat, Shangguan Tou
merasa senang, dan menanyai, apa rencana Xuezhi setelah menemukan buku rahasia.
Dan Xuezhi berencana untuk merevilitalisasi Istana Api Chong dan menjadi Ketua
Istana yang tidak berani diremehkan oleh orang lain. Lalu dia menanyai,
Shangguan Tou balik.
“Coba kamu tebak,” kata Shangguan Tou, misterius. Dan Xuezhi tidak bisa
menebak nya. “Ada beberapa hal sudah ditentukan nasib. Jika kamu terbangun
menemukan semua yang ada di sampingmu hanyalah ilusi. Apa yang akan kamu
lakukan?” tanyanya.
“Tuan, apakah kamu mengalami kesulitan? Kalau kamu butuh bantuan katakan
saja padaku,” balas Xuezhi, perhatian. “Walaupun ilmu bela diriku tidak hebat
tapi asalkan kamu mengatakannya aku pasti akan berusaha untuk kamu. Tidak akan
menolak dalam kondisi apa pun,” janji nya.
Shangguan Tou merasa heran, dan bertanya, mengapa. Dan Xuezhi
menjelaskan bahwa ini karena Shangguan Tou telah banyak membantu nya.
“Kamu pernah berjanji padaku. Setelah menemukan buku rahasia kamu harus memberikan
padaku satu barang yang paling berharga bagimu,” kata Shangguan Tou.
“Aku ingat. Apa yang Tuan inginkan, katakan saja. Aku tidak akan
menyesal,” balas Xuezhi dengan sangat yakin.
Didalam kamar. Gugu tidur bersama dengan Chequ. Dengan sikap cerewet,
Gugu menanyai, kenapa Chequ seperti sepotong kayu yang tidak banyak berbicara.
Dan Chequ mengakui bahwa dia memang sepotong kayu. Lalu tidak peduli betapa
banyak Gugu berbicara, bertanya, dan memanggil. Chequ hanya diam dan tidur.
Sehingga membuat Gugu merasa frustasi.
“Kakak kayu. Kakak kayu,” panggil Gugu.
Didalam kamar. Wuming menjelaskan bahwa dia sebenarnya ingin melapor
tadi, namun melihat betapa Shangguan Tou dan Xuezhi bersama dengan penuh
kelembutan dan kasih sayang. Dia jadi tidak ingin untuk mengganggu.
“Apa yang ingin kamu laporkan?” tanya Shangguan Tou, mengabaikan
perkataan Wuming.
“Lawan sangat hebat, tidak meninggalkan jejak apa pun.”
Ketika Wuming dan Shangguan Tou sedang mengobrol, seseorang datang
mengetuk pintu. Orang tersebut adalah pengawal Permaisuri Lu. Dia mengundang
Shangguan Tou untuk datang besok ke tempat Permaisuri Lu. Dan Shangguan Tou,
mengiyakan.
“Tuan. Nyonya tahu Tuan bepergian bersama seorang Nona. Harap Tuan
mengajak Nona ini datang ke istana besok,” kata si pengawal. Lalu dia pamit dan
pergi.
Keesokan harinya. Shangguan Tou membawa Xuezhi untuk ikut bersama dengan
nya. Lalu ditengah jalan, mereka melihat Pangeran Lu.
“Pangeran Lu mengawasi pekerjaan semua orang tidak hanya tidak takut
cuaca yang buruk tapi membuat dirinya sebagai panutan. Ini sangat jarang
terjadi,” komentar Xuezhi, kagum. Tapi Shangguan Tou hanya diam saja.
Di Istana. Permaisuri Lu bersikap sangat ramah kepada Xuezhi. Bahkan dia
juga memuji betapa cantiknya Xuezhi. Lalu karena dia ingin berbicara berdua
dengan Shangguan Tou, dia menyarankan Xuezhi untuk melihat bunga- bunga di luar
yang sangat luar biasa indah, dan itu ditanam oleh dirinya sendiri. Mendengar
itu, Xuezhi mengerti dan meninggalkan mereka berdua.
“Tou, mengapa kamu berhubungan dengan orang-orang dunia persilatan?
Bahkan dengan Istana Api Chong yang kontroversial di dunia persilatan,” tanya
Permaisuri Lu, tampak khawatir.
“Aku hanya melakukan tugas yang didelegasi oleh orang,” jawab Shangguan
Tou.
“Sebenarnya aku bukan tidak menyukai Nona Chong. Aku hanya khawatir kamu
terlibat dalam perselisihan dunia persilatan.”
“Aku bisa bebas dari kerajaan tentu tidak akan terlibat dalam urusan
dunia persilatan. Kakak tidak perlu khawatirkan aku.”
Permasuri Lu kemudian menggoda Shangguan Tou, apakah Shangguan Tou
menyukai Xuezhi, karena ini sudah waktu nya untuk Shangguan Tou menikah. Dan
dia selalu memikirkan nya. Namun sayang nya, Shangguan Tou belum berniat untuk
menikah, karena masih ada banyak hal yang belum di capai nya. Dan Permaisuri Lu
pun mengerti serta tidak memaksa, tapi dia ingin Shangguan Tou untuk memikirkan
itu. Dan Shangguan Tou tertawa serta menuangkan teh
untuk Permaisuri Lu.
Dalam
perjalanan pulang, Xuezhi mengomentari kalau tampaknya hubungan Shangguan Tou
dan Permaisuri Lu sangat baik, jadi kenapa sebelumnya Shangguan Tou tidak ingin
menjumpai Permaisuri Lu. Dan Shanggua Tou menjawab bahwa dia hanya berharap
kakak nya aman dan bahagia selamanya.
“Dia
sekarang adalah Istri Raja sudah pasti aman dan bahagia,” kata Xuezhi, tidak
mengerti.
“Keluarga
kerajaan banyak yang menghalalkan segala sesuatu untuk mendapatkan kekuasaan.
Tidak ada kebahagiaan sama sekali,” balas Shangguan Tou.
“Kalau
begitu… Mengapa kakakmu menikahi Pangeran Lu?”
“Waktu itu
ada banyak orang terkenal di ibukota yang datang untuk melamar, tetapi tidak
ada satu pun yang disukai kakak. Dia hanya menyukai Pangeran kedua yang tidak
begitu pintar dan tidak disayangi,” jelas Shangguan Tou.
“Sesuai
dengan ceritamu, keluarga kerajaan jauh lebih bahaya daripada dunia persilatan.”
“Tentu saja
lebih berbahaya. Dunia persilatan yang jahat dapat bertobat tapi sebagai
pangeran selamanya tidak dapat menghindari perselisihan,” jelas Shangguan Tou.
Mendengar
perkataan itu, Xuezhi menebak kalau tampaknya Shangguan Tou tidak terlalu menyukai
Pangeran Lu. Dan Shangguan Tou menjawab bahwa bukan dia tidak suka, tapi dia
tidak terlalu mengenal nya. Namun yang paling penting, kakak nya menyukai
Pangeran Lu.
Kusir kereta
diluar mengeluh melihat cuaca yang sudah turun hujan selama tiga bulan, tidak
pernah berhenti, sehingga membuat hasil pertanian pun rusak. Dan dia pun berdoa
kepada Tuhan supaya mengasihani mereka. Lalu dia mengingatkan Shangguan Tou dan
Xuezhi untuk berhati- hati ketika berjalan- jalan, jangan pergi ke Kanal Dua
Belas. Dan Shangguan Tou berterima kasih padanya.
“Tuan dan
Nyonya pasti bukan asli Xiangzhou, kan?” tanya si kusir. Dan Xuezhi ingin
menjelaskan bahwa dia dan Shangguan Tou bukanlah pasangan, tapi Shangguan Tou
menghentikannya.
“Iya kami
bukan, bagaimana kamu tahu?” tanya Shangguan Tou.
“Waktu aku
melihat penampilan kalian aku sudah tahu itu berasal dari Ibukota Timur. Aku
sudah membawa tamu di sini selama puluhan tahun. Kalian berdua sangat serasi,”
puji si kusir.
Dengan
bingung, Xuezhi menatap Shangguan Tou dan menanyakan, kenapa dia tidak
menjelaskan kepada si kusir bahwa mereka bukanlah pasangan, karena si kusir
akan salah paham. Dan Shangguan Tou menenangkan Xuezhi untuk tidak usah marah,
karena ini bukanlah masalah besar menurutnya. Sebab sejak kecil, dia sudah hidup
di keluarga kerajaan, sering satu kereta dengan putri para bangsawan dan
dijodohkan. Tapi setelah dewasa, ini pertama kalinya dia satu kereta bersama
seorang gadis. Jadi ini adalah pengalaman baru baginya.
“Makanan
laut yang kita makan hari ini sangat segar. Tapi sini tidak dekat dengan laut,
mengapa makanan laut dikirim ke sini tidak membusuk?” tanya Xuezhi, mengalihkan
pembicaraan sambil tersenyum malu- malu.
“Karena
dikirim dengan menggunakan es batu,” jawab Shangguan Tou. Lalu dia teringat
sesuatu, dan menyuruh si kusir untuk menuju ke kediaman Fu Yiya.
Tags:
And The Winner Is Love