Sinopsis C- Drama : And The Winner Is Love Episode 5 part 1



Original Network : Tencent Video iQiyi Youku iQiyi
“Di hari pertandingan kesatria ada orang yang melihat Ketua Wang sedang berkeliaran di sekitar ruang penyimpanan buku rahasia. Hal ini membuat orang tidak bisa tidak mencurigainya,” kata Shangguan Tou, menjelaskan.

Mendengar itu, Fu Yiya tertawa kering. Dia menjelaskan bahwa sejak dia keluar dari Sekte Cambuk Perak, dia dan Wang Yinya sama sekali tidak ada berkomunikasi lagi. Jadi dia tidak mengetahui apapun. Karena itu dia mempersilahkan mereka berdua untuk pergi dari tempat nya.


Xuezhi tidak ingin pergi, dan menghentikan Fu Yiya. Dia mencoba untuk memancing Fu Yiya yang tampak gugup, ketika berbicara. “Kalau diketahui orang-orang dunia persilatan Anda mencari orang untuk menyamar sebagai Ketua Wang. Tidak tahu apakah reputasi Anda ini masih bisa dijaga?” tanyanya dengan sengaja.

“Omong kosong!” bentak Fu Yiya, ketakutan.



“Sehabis pertandingan kesatria. Wang Yinya tidak langsung kembali ke Sekte Cambuk Perak. Malah datang ke Xiangzhou. Kalaupun aku mendapatkan informasi rahasia juga sangatlah susah diperiksa. Pendekar Fu Bagaimana dengan kamu? Kamu malah di perjamuan satu bulanan memperkenalkan dia ke orang-orang dengan begitu meriah. Seperti takut orang-orang tidak tahu kalau dia ada di Xiangzhou. Hal ini sungguh terlihat aneh,” kata Shangguan Tou, ikut coba memancing Fu Yiya. “Mungkinkah Pendekar Fu juga terlibat dalam kasus pencurian buku rahasia?”

Mendengar itu, Fu Yiya tersenyum kaku dan terdiam. Lalu setelah cukup berpikir,dia mengajak mereka berdua untuk ikut dengan nya. 


Fu Yiya menuntun Xuezhi dan Shangguan Tou ke dalam gua bawah tanah yang cukup dingin. Di salah satu ruangan yang terkunci, di sana terbaring Wang Yinya yang tidak sadarkan diri. Dan dengan jujur, Fu Yiya menceritakan bahwa sebenarnya, kakak seperguruan nya ini sudah meninggal lebih dari dua hari.

Setelah Fu Yiya meninggalkan Sekte Cambuk Perak, dia pulang ke Xiangzhou. Dan selama beberapa tahu ini, dia dan Wang Yinya sama sekali tidak ada berkomunikasi. Tapi dua hari lalu, didalam perjamuan anak nya, dia mendapatkan surat dari merpati, yang isi suratnya adalah Wang Yinya ingin menghadiri perjamuan genap satu bulan anak nya. Dan dia tidak tahu apa motif Wang Yinya. Lalu saat Wang Yinya sampai di Xiangzhou, dia mengizinkan Wang Yinya untuk menginap di kediamannya.



Saat Wang Yinya menginap di tempatnya, Fu Yiya memperlakukannya dengan ramah. Dan ketika mereka berdua mengobrol, Fu Yiya menanyai, kenapa Wang Yinya datang ke Xiangzhou.
“Aku ke ibukota timur untuk menghadiri pertandingan kesatria. Tidak jauh dari tempat kamu,” kata Wang Yinya, menjelaskan. “Kita murid seperguruan sudah beberapa tahun tidak bertemu. Kakak seperguruan sungguh merindukan kamu. Oleh karena itu aku datang untuk melihat kamu.”
“Mendengar perkataan kakak seperguruan ini aku jadi merasa malu. Kakak seperguruan adalah Ketua sekte. Begitu sibuk dengan urusan sekte. Aku hidup santai di sini. Harusnya aku yang pergi mencari kakak seperguruan,” balas Fu Yiya, ramah.
Wang Yinya kemudian mengatakan bahwa sebenarnya dia datang mencari Fu Yiya, karena dia ada urusan. Dan Fu Yiya langsung membalas bahwa dia sudah pensiun dari dunia persilatan, jadi urusan di dunia persilatan ini, dia tidak ingin ikut campur lagi.

Lalu sebelum Wang Yinya sempat mengatakan apapun, Fu Yiya langsung mengalihkan pembicaraan.


Mengetahui hal tersebut, Shangguan Tou dan Xuezhi merasa heran. Fu Yiya pun menjelaskan bahwa meskipun dia dan Wang Yinya sudah lama tidak bertemu, namun dia tahu kalau Wang Yinya adalah orang yang licik, tertarik pada reputasi, ambisius, dan ingin terus mengembangkan Sekte Cambuk Perak menjadi aliran ilmu bela diri yang besar dengan cara apapun. Jadi saat Wang Yinya datang mencarinya, dia mau menolak, tapi dia merasa tidak enak.


Kemudian sehari sebelum anak nya berusia genap satu bulan, Fu Yiya datang ke kamar Wang Yinya. Dan saat itu, dia menemukan Wang Yinya sudah meninggal.  


“Orang ke sini dengan kondisi baik-baik saja malah meninggal di rumah kamu. Cerita ini apakah kamu mengarang?” tanya Xuezhi, curiga.
“Bukan, apa maksudmu? Meskipun jalan yang aku ambil berbeda dengan kakak seperguruan. Tapi bagaimanapun juga kami ini satu sekte. Aku tidak bodoh sampai membunuhnya di rumah aku. Lagipula kalau sungguh aku yang membunuhnya aku juga tidak mungkin akan berkabung untuknya,” balas Fu Yiya langsung menyangkal.


“Kalau begitu kenapa kamu merahasiakannya? Bahkan mencari orang untuk menyamar menjadi dia untuk menghadiri perjamuan satu bulanan,” tanya Shangguan Tou.

Fu Yiya menceritakan kekhawatirannya. Ada dua barang yang Wang Yinya tidak pernah tinggalkan seumur hidupnya, yaitu cambuk perak dan lencana nya. Memakai lencana tersebut sama bagaikan bertemu dengan ketua. Namun pada saat Wang Yinya meninggal, dua barang itu menghilang. Jadi bila hal itu di ketahui oleh para murid Sekte cambuk perak, maka pasti akan terjadi kekacauan. Karena itu dia mengundang ahli sihir untuk menyamar menjadi Wang Yinya.


Shangguan Tou merasa kalau tindakan Fu Yiya ini sia-sia, karena itu bukanlah tindakan jangka panjang, karena pada akhirnya pasti akan ketahuan.
Fu Yiya merasa agak stress. Dia tahu kalau ini bukanlah tindakan jangka panjang, namun dia ingin membeli sedikit waktu sampai dia menemukan lencana tersebut. Barulah dia akan mengungkapkan kematian kakak seperguruan nya ini. Sehingga dia juga bisa menjaga reputasi Sekte Cambuk Perak.
“Pendekar Fu, apakah sudah memeriksa orang yang membunuh Wang Yinya?” tanya Shangguan Tou.

“Sungguh merasa malu membicarakan hal ini. Saat kakak seperguruan meninggal aku dengan teliti mengamati mayatnya. Tapi tidak menemukan adanya bekas luka luar. Juga tidak ada bekas luka dalam. Sama sekali tidak ada petunjuk. Sungguh tidak tahu kakak seperguruan mati di tangan siapa,” jawab Fu Yiya.


Shangguan Tou kemudian meminta izin untuk memeriksa mayat Wang Yinya. Dan Fu Yiya pun mempersilahkan dia. Lalu Shangguan Tou pun mulai memeriksa kondisi mayat Wang Yinya. Sesudah itu, dia menatap Xuezhi dan menggelengkan kepala nya dengan pelan.



Pulang ke penginapan, Xuezhi terkejut melihat si anak pelukis ada disana. Dan Shangguan Tou menjelaskan bahwa dia yang membawa si anak, karena dia khawatir si anak terus berkeliaran dijalanan dan tidak belajar apapun. Mengetahui itu, Xuezhi merasa kagum dengan betapa baik hatinya Shangguan Tou.
“Aku dulunya demi hidup mencuri, menipu. Tetapi aku bersumpah kelak tidak akan melakukan hal buruk lagi,” kata si anak, menjealskan. “Aku mau membuat buku anak-anak untuk Tuan Shangguan dan belajar bersama dia. Belajar ilmu bela diri. Menjadi seorang pendekar, menyukai wanita cantik,” katanya lagi.

Mendengar kata ‘menyukai wanita cantik’, Shangguan Tou langsung tersedak oleh minuman nya. Dan setiap orang menertawai nya.



Setiap orang menyukai si anak pelukis yang bersikap sangat lucu. Haitang kemudian meminta izin kepada Shangguan Tou supaya mereka boleh membawa si anak pelukis pulang ke Istana Api Chong. Dan yang lainnya setuju, bahkan si anak pelukis juga. Dan Shangguan Tou mengiyakan, lalu dia menanyai pendapat Xuezhi.
“Ketua muda istana, Ketua muda istana,” rengek setiap orang.
“Apakah kamu ingin bersama kita?” tanya Xuezhi.
“Tentu saja bersedia,” jawab si anak pelukis.
“Baiklah. Mulai sekarang kita adalah satu keluarga. Siapa namamu?”

“Aku tidak punya nama. Mereka memanggil aku pengemis kecil. Tapi terserah kalian suka memanggil apa.”



Mengetahui itu, setiap orang mulai memikirkan nama apa yang bagus untuk si anak pelukis. Tapi tidak ada yang kepikiran nama bagus, jadi Xuezhi pun menanyai Shangguan Tou. Dan Shangguan Tou juga tidak tahu, nama apa yang bagus. Lalu tiba- tiba perut si anak pelukis berbunyi keras, karena dia masih lapar.
“Karena perutmu sering keroncongan bagaimana kalau kelak panggil kamu Gugu saja?” tanya Shangguan Tou, menyarankan. “Bagaimana menurut Nona?”

“Gugu enak didengar,” kata Zhu Sha, setuju. Dan semuanya pun juga setuju. Lalu mereka tertawa bersama dengan riang.
 



Xuezhi dan Shangguan Tou duduk bersama diluar sambil mengobrol. Xuezhi menceritakan bahwa dulu dia merasa kalau dirinya adalah orang yang paling tidak beruntung di dunia ini. Namun dibandingkan dengan mereka, ternyata dia sungguh bahagia, karena sejak kecil, dia tidak perlu khawatir tentang makanan dan pakaian. Kemudian saat dia keluar dari Istana Api Chong, barulah dia tahu kalau ternyata dunia seperti ini.

Shangguan Tou menyarankan Xuezhi untuk tidak perlu mengkhawatirkan tentang hal ini. Dan Xuezhi mengerti, namun saat dia mengetahui kalau Wang Yinya telah meninggal dan semua petunjuk menghilang, dia jadi merasa takut kalau dunia persilatan menjadi kacau, dan dia sekarang merasa sangat tidak berguna.
“Penyebab kematian Wang Yinya kita masih belum mulai melakukan investigasi,” hibur Shangguan Tou.
“Tuan tidak perlu berkata begitu. Yang kamu lakukan untukku sudah cukup banyak.”



Kunang- kunang datang bertebangan disekitar Shangguan Tou dan Xuezhi. Melihat itu, Xuezhi tersenyum. Dan melihat senyumnya, Shangguan Tou menangkap kan beberapa kunang- kunang dan menyimpan nya di tangan Xuezhi.


“Nona Chong. Kamu seperti kristal es. Putih bersih tanpa noda. Semoga kamu tetap di awan. Jangan pernah jatuh ke dalam debu. Pemandangan malam sesepi apapun juga tetap ada cahaya dari kunang-kunang. Juga seperti harapan dalam hidup. Nona mohon jangan patah semangat,” kata Shangguan Tou, menyemangati.

“Apa yang Tuan katakan memang benar. Bahkan jika serangga terbang kecil di tangan ini terjebak tapi tetap saja mengeluarkan cahaya yang lemah. Aku juga tidak akan menyerah. Pasti akan menemukan jejak buku rahasia,” kata Xuezhi, mulai bersemangat. Lalu dia melepaskan kunang- kunang di tangan nya.



Melihat kalau Xuezhi sudah mulai kembali bersemangat, Shangguan Tou merasa senang, dan menanyai, apa rencana Xuezhi setelah menemukan buku rahasia. Dan Xuezhi berencana untuk merevilitalisasi Istana Api Chong dan menjadi Ketua Istana yang tidak berani diremehkan oleh orang lain. Lalu dia menanyai, Shangguan Tou balik.
“Coba kamu tebak,” kata Shangguan Tou, misterius. Dan Xuezhi tidak bisa menebak nya. “Ada beberapa hal sudah ditentukan nasib. Jika kamu terbangun menemukan semua yang ada di sampingmu hanyalah ilusi. Apa yang akan kamu lakukan?” tanyanya.

“Tuan, apakah kamu mengalami kesulitan? Kalau kamu butuh bantuan katakan saja padaku,” balas Xuezhi, perhatian. “Walaupun ilmu bela diriku tidak hebat tapi asalkan kamu mengatakannya aku pasti akan berusaha untuk kamu. Tidak akan menolak dalam kondisi apa pun,” janji nya.



Shangguan Tou merasa heran, dan bertanya, mengapa. Dan Xuezhi menjelaskan bahwa ini karena Shangguan Tou telah banyak membantu nya.
“Kamu pernah berjanji padaku. Setelah menemukan buku rahasia kamu harus memberikan padaku satu barang yang paling berharga bagimu,” kata Shangguan Tou.

“Aku ingat. Apa yang Tuan inginkan, katakan saja. Aku tidak akan menyesal,” balas Xuezhi dengan sangat yakin.

Didalam kamar. Gugu tidur bersama dengan Chequ. Dengan sikap cerewet, Gugu menanyai, kenapa Chequ seperti sepotong kayu yang tidak banyak berbicara. Dan Chequ mengakui bahwa dia memang sepotong kayu. Lalu tidak peduli betapa banyak Gugu berbicara, bertanya, dan memanggil. Chequ hanya diam dan tidur. Sehingga membuat Gugu merasa frustasi.

“Kakak kayu. Kakak kayu,” panggil Gugu.

Didalam kamar. Wuming menjelaskan bahwa dia sebenarnya ingin melapor tadi, namun melihat betapa Shangguan Tou dan Xuezhi bersama dengan penuh kelembutan dan kasih sayang. Dia jadi tidak ingin untuk mengganggu.
“Apa yang ingin kamu laporkan?” tanya Shangguan Tou, mengabaikan perkataan Wuming.

“Lawan sangat hebat, tidak meninggalkan jejak apa pun.”


Ketika Wuming dan Shangguan Tou sedang mengobrol, seseorang datang mengetuk pintu. Orang tersebut adalah pengawal Permaisuri Lu. Dia mengundang Shangguan Tou untuk datang besok ke tempat Permaisuri Lu. Dan Shangguan Tou, mengiyakan.

“Tuan. Nyonya tahu Tuan bepergian bersama seorang Nona. Harap Tuan mengajak Nona ini datang ke istana besok,” kata si pengawal. Lalu dia pamit dan pergi.


Keesokan harinya. Shangguan Tou membawa Xuezhi untuk ikut bersama dengan nya. Lalu ditengah jalan, mereka melihat Pangeran Lu.

“Pangeran Lu mengawasi pekerjaan semua orang tidak hanya tidak takut cuaca yang buruk tapi membuat dirinya sebagai panutan. Ini sangat jarang terjadi,” komentar Xuezhi, kagum. Tapi Shangguan Tou hanya diam saja. 




Di Istana. Permaisuri Lu bersikap sangat ramah kepada Xuezhi. Bahkan dia juga memuji betapa cantiknya Xuezhi. Lalu karena dia ingin berbicara berdua dengan Shangguan Tou, dia menyarankan Xuezhi untuk melihat bunga- bunga di luar yang sangat luar biasa indah, dan itu ditanam oleh dirinya sendiri. Mendengar itu, Xuezhi mengerti dan meninggalkan mereka berdua.


“Tou, mengapa kamu berhubungan dengan orang-orang dunia persilatan? Bahkan dengan Istana Api Chong yang kontroversial di dunia persilatan,” tanya Permaisuri Lu, tampak khawatir.
“Aku hanya melakukan tugas yang didelegasi oleh orang,” jawab Shangguan Tou.
“Sebenarnya aku bukan tidak menyukai Nona Chong. Aku hanya khawatir kamu terlibat dalam perselisihan dunia persilatan.”

“Aku bisa bebas dari kerajaan tentu tidak akan terlibat dalam urusan dunia persilatan. Kakak tidak perlu khawatirkan aku.”



Permasuri Lu kemudian menggoda Shangguan Tou, apakah Shangguan Tou menyukai Xuezhi, karena ini sudah waktu nya untuk Shangguan Tou menikah. Dan dia selalu memikirkan nya. Namun sayang nya, Shangguan Tou belum berniat untuk menikah, karena masih ada banyak hal yang belum di capai nya. Dan Permaisuri Lu pun mengerti serta tidak memaksa, tapi dia ingin Shangguan Tou untuk memikirkan itu. Dan Shangguan Tou tertawa serta menuangkan teh untuk Permaisuri Lu.



Dalam perjalanan pulang, Xuezhi mengomentari kalau tampaknya hubungan Shangguan Tou dan Permaisuri Lu sangat baik, jadi kenapa sebelumnya Shangguan Tou tidak ingin menjumpai Permaisuri Lu. Dan Shanggua Tou menjawab bahwa dia hanya berharap kakak nya aman dan bahagia selamanya.
“Dia sekarang adalah Istri Raja sudah pasti aman dan bahagia,” kata Xuezhi, tidak mengerti.
“Keluarga kerajaan banyak yang menghalalkan segala sesuatu untuk mendapatkan kekuasaan. Tidak ada kebahagiaan sama sekali,” balas Shangguan Tou.
“Kalau begitu… Mengapa kakakmu menikahi Pangeran Lu?”
“Waktu itu ada banyak orang terkenal di ibukota yang datang untuk melamar, tetapi tidak ada satu pun yang disukai kakak. Dia hanya menyukai Pangeran kedua yang tidak begitu pintar dan tidak disayangi,” jelas Shangguan Tou.
“Sesuai dengan ceritamu, keluarga kerajaan jauh lebih bahaya daripada dunia persilatan.”
“Tentu saja lebih berbahaya. Dunia persilatan yang jahat dapat bertobat tapi sebagai pangeran selamanya tidak dapat menghindari perselisihan,” jelas Shangguan Tou.



Mendengar perkataan itu, Xuezhi menebak kalau tampaknya Shangguan Tou tidak terlalu menyukai Pangeran Lu. Dan Shangguan Tou menjawab bahwa bukan dia tidak suka, tapi dia tidak terlalu mengenal nya. Namun yang paling penting, kakak nya menyukai Pangeran Lu.


Kusir kereta diluar mengeluh melihat cuaca yang sudah turun hujan selama tiga bulan, tidak pernah berhenti, sehingga membuat hasil pertanian pun rusak. Dan dia pun berdoa kepada Tuhan supaya mengasihani mereka. Lalu dia mengingatkan Shangguan Tou dan Xuezhi untuk berhati- hati ketika berjalan- jalan, jangan pergi ke Kanal Dua Belas. Dan Shangguan Tou berterima kasih padanya.
“Tuan dan Nyonya pasti bukan asli Xiangzhou, kan?” tanya si kusir. Dan Xuezhi ingin menjelaskan bahwa dia dan Shangguan Tou bukanlah pasangan, tapi Shangguan Tou menghentikannya.
“Iya kami bukan, bagaimana kamu tahu?” tanya Shangguan Tou.

“Waktu aku melihat penampilan kalian aku sudah tahu itu berasal dari Ibukota Timur. Aku sudah membawa tamu di sini selama puluhan tahun. Kalian berdua sangat serasi,” puji si kusir.



Dengan bingung, Xuezhi menatap Shangguan Tou dan menanyakan, kenapa dia tidak menjelaskan kepada si kusir bahwa mereka bukanlah pasangan, karena si kusir akan salah paham. Dan Shangguan Tou menenangkan Xuezhi untuk tidak usah marah, karena ini bukanlah masalah besar menurutnya. Sebab sejak kecil, dia sudah hidup di keluarga kerajaan, sering satu kereta dengan putri para bangsawan dan dijodohkan. Tapi setelah dewasa, ini pertama kalinya dia satu kereta bersama seorang gadis. Jadi ini adalah pengalaman baru baginya.
“Makanan laut yang kita makan hari ini sangat segar. Tapi sini tidak dekat dengan laut, mengapa makanan laut dikirim ke sini tidak membusuk?” tanya Xuezhi, mengalihkan pembicaraan sambil tersenyum malu- malu.
“Karena dikirim dengan menggunakan es batu,” jawab Shangguan Tou. Lalu dia teringat sesuatu, dan menyuruh si kusir untuk menuju ke kediaman Fu Yiya.

Post a Comment

Previous Post Next Post