Sinopsis C- Drama : And The Winner Is Love Episode 5 part 2





Original Network : Tencent Video iQiyi Youku iQiyi
Dikediaman Fu Yiya. Shangguan Tou menjelaskan bahwa di dunia seni bela diri, ada satu jurus yang dapat membunh seseorang dengan satu jurus saja dan sama sekali tidak akan meninggalkan bekas luka pada saat itu. Namun beberapa hari kemudian, luka baru akan terlihat secara perlahan- lahan.
“Tapi waktu pemeriksaan sebelumnya sudah lewat tiga hari, mengapa tidak terlihat sama sekali?” tanya Fu Yiya, heran.

“Karena ruang bawah tanah yang dingin ini tidak hanya dapat memperlambat pembusukan tubuh dapat menunda waktu munculnya luka pada saat itu juga,” jelas Shangguan Tou. “Seperti kusir yang mengantarkan makanan laut dengan es batu supaya tetap segar.”



Shangguan Tou kemudian kembali memeriksa mayat Wang Yinya, dan dugaannya benar, di belakang telinga Wang Yinya yang sebelum tidak ada bekas apapun, tiba- tiba muncul suatu bekas luka aneh. Seperti kelopak bunga. Dan Xuezhi terkejut melihat itu.
“Sembilan Gaya Dewa Lotus. Tidak mungkin,” kata Xuezhi, menjelaskan.

“Sem... Sembilan Gaya Dewa Lotus? Bukankah ini kungfu khas Istana Api Chong kalian?” tanya Fu Yiya sambil menunjuk Xuezhi dengan marah. “Rupanya Istana Api Chong yang mencelakai Kakak seperguruanku! Pengawal! Tangkap gadis jahat ini!” teriak nya.



Xuezhi menjelaskan dirinya sendiri. Sembilan Gaya Dewa Lotus memang jurus khas Istana Api Chong, tapi selain Ayahnya, tidak ada orang lain yang bisa menguasainya. Yang berarti pembunuh Wang Yinya adalah pencuri yang mencuri Buku Rahasia. Namun Fu Yiya sama sekali tidak mau percaya dengan nya. 



“Tuan Fu. Tolong pikirkan baik-baik. Jika kami adalah pembunuhnya kenapa kami begitu bodoh hingga datang menyerahkan diri?” tanya Shangguan Tou, menengahi situasi.
“Menyerahkan diri? Kalian berdua jelas-jelas ingin mencoba membunuhku, iya kan?!” tuduh Fu Yiya sambil mendorong Xuezhi, dan Shangguan Tou pun mendorong Fu Yiya balik.

Dengan marah, Fu Yiya pun mengusir Xuezhi dan Shangguan Tou untuk pergi dari kediamannya. Jika tidak, dia akan mencelakai mereka berdua.



Shangguan Tou mengendong Xuezhi pulang ke penginapan, dan dengan malu, Xuezhi meminta Shangguan Tou untuk menurunkan nya, sebab banyak orang yang melihat dan berbisik- bisik menggosipi mereka. Tapi Shangguan Tou tidak peduli.


Didalam kamar. Shangguan Tou mengoleskan obat dengan lembut di kaki Xuezhi. Dan lalu para pengawal datang, dengan malu, Xuezhi pun langsung menarik kakinya dari Shangguan Tou.

“Ketua muda Istana. Apa yang terjadi?”

“Pencuri buku rahasia sudah menguasai gaya ketiga dari Sembilan Gaya Dewa Lotus,” jelas Xuezhi.


“Tapi dia kenapa membunuh Wang Yinya?” tanya Haitang, tidak mengerti.
“Mungkin Wang Yinya sudah tahu identitasnya. Jadi dia dibunuh supaya tidak ada bukti,” jelas Shangguan Tou.
Liuli menebak, apakah mungkin Wang Yinya mencuri Buku Rahasia dan menyerahkan nya kepada Fu Yiya. Lalu karena Fu Yiya serakah, tidak ingin berbagi Buku Rahasia itu, jadi diapun membunuh Wang Yinya. Dan Shangguan Tou tidak setuju, karena menurutnya, Fu Yiya tidak mungkin dapat menguasasi Sembilan Gaya Dewa Lotus.


Dengan lemas, Xuezhi merasa depresi, karena Wang Yinya telah meninggal, jadi mereka tidak memiliki petunjuk lain lagi untuk mencari Buku Rahasia..
“Nona jangan kecewa. Mungkin ada satu petunjuk yang dapat membantu kita. Cambuk Perak dan Lencana Ketua Wang Yinya,” kata Shangguan Tou, mengingatkan.
“Oh iya. Tapi.. apa tujuannya?” tanya Xuezhi, bingung.
“Memfitnah?” tebak Chequ. “Untuk mencegah orang lain menyelidiki diri sendiri dia membuat bukti palsu untuk memfitnah orang lain?” jelas nya.

“Aku merasa yang kamu katakan itu benar. Tidak kusangka biasa kamu sangat diam, tapi ketika berbicara sangat mengagumkan,” puji Zhu Sha. Dan Chequ tidak membalas.




“Begini saja, mulai besok kita selidiki dari dua benda ini,” perintah Xuezhi. Dan semuanya mengiya kan. Dan Shangguan Tou mengingatkan mereka untuk melakukan penyelidikan secara diam- diam, jangan sampai ketahuan, karena Fu Yiya sekarang sedang mencurigai mereka. Dan semuanya mengerti.

Xuezhi kemudian teringat seseorang yang tampak nya cocok untuk menjalankan tugas ini, yaitu Gugu. Dia menemui Gugu dan meminta Gugu untuk mulai besok, bantu dia menyelidiki dua benda, satu lencana ketua Wang Yinya dan satunya lagi Cambuk Perak. Dan Gugu mengerti.


“Ketua muda istana. Ada seseorang diam-diam mengintip di sana,” kata Chequ, memberitahu semua orang.
“Tan Yi dari Aliran Shangqing,” gumam Haitang, bingung.
Karena telah ketahuan, Tan Yi pun pergi darisana. Dan Xuezhi ingin mengejarnya, tapi Zhu Sha menghentikan nya untuk jangan bertindak gegabah.

“Kelihatannya bukan hanya kita yang datang ke Xiangzhou,” jelas Shangguan Tou.



Seperti dugaan Shangguan Tou, para Sekte dan Aliran lain juga datang ke Xiangzhou. Mereka datang untuk menyelidiki hilang nya Buku Rahasia, karena mereka menginginkan Buku Rahasia tersebut sendirian.



Saat Pangeran Lu pulang, Permaisuri Lu menyambutnya dengan hangat. Dan kemudian Permaisuri Lu menceritakan tentang Shangguan Tou dan Xuezhi.
“Bukankah Tou tidak berurusan dengan orang-orang dunia persilatan?” tanya Pangeran Lu, merasa aneh.

“Aku juga merasa aneh. Jadi aku menyuruh seseorang untuk mencari informasi. Dengar-dengar sepertinya masalah hilang buku rahasia Istana Api Chong,” jelas Permaisuri Lu.
“Perselisihan dunia persilatan ini kedengarannya cukup menarik,” komentar Pangeran Lu dengan ringan.



Pelayan datang mengantarkan surat dari Putra Mahkota. Dan menerima surat itu, Pangeran Lu langsung membuka dan membaca nya. Lalu dia menghela nafas berat. Dan Permaisuri Lu pun merasa penasaran dan bertanya.
“Kakak bertanya apakah perlu bantuan,” jelas Pangeran Lu. Lalu dia memerintahkan si pelayan untuk membalas surat dari Putra Mahkota ini. “Katakan terima kasih atas niat baiknya tapi aku ada rencanaku sendiri. Dia tidak perlu begitu repot.”

“Baik.”


Permaisuri Lu ingin tahu apa rencana Pangeran Lu, jadi diapun bertanya. Tapi Pangeran Lu tidak berniat untuk menjelaskan, dan dia hanya meminta Permaisuri Lu untuk mengundang Shangguan Tou serta Xuezhi.


 
Ketika Xuezhi dan para pengawal nya sedang makan di restoran. Fu Yiya datang bersama dengan hakim dan para bawahan nya untuk menangkap mereka. Dia menuduh mereka telah membunuh Wang Yinya.

“Tuan Yang Fu Yiya katakan tidak ada bukti sama sekali. Hanya omong kosong saja,” kata Xuezhi, menjelaskan kepada si hakim.

“Omong kosong atau tidak akan diketahui setelah aku menyelidikinya. Semuanya ikut aku pergi,” perintah si hakim. Dan Xuezhi serta para pengawal nya pun merasa dilema.
“Ada apa? Kamu ingin bermusuhan pemerintah?!” tantang Fu Yiya.

“Letakkan. Letakkan. Letakkan,” perintah Xuezhi kepada para pengawalnya dengan tegas. Lalu dia setuju untuk ikut bersama dengan si hakim dan Fu Yiya, sebab dia ingin membuktikkan bahwa dirinya memang tidak bersalah. Dan para pengawal tidak setuju, namun Xuezhi menghentikan mereka untuk jangan sampai perbuat kekerasan.


Dijalanan. Melihat Xuezhi dan para pengawal nya dibawa oleh Fu  Yiya dan pegawai pemerintahan, semua masyarakat yang melihat itu mulai berbisik- bisik dan bergosip.

Saat Muyuan mengetahui kalau Xuezhi dan yang lainnya sedang berada di Xiangzhou, Muyuan ingin menyusul dan menemui mereka. Dan dia pun pamit kepada Penatua Yuwen yang kondisi kesehatan nya sudah tampak lebih baikan daripada sebelumnya.
“Ini buku yang dikirim oleh Departemen Pertahanan dan aliran lain. Mereka meminta senjata kepada kita lagi,” kata Penatua Yuwen. Dia memberikan sebuah buku kepada Muyuan.
“Membuat senjata adalah mata pencaharian Istana Api Chong kita. Juga komitmen kita terhadap semua aliran dunia seni bela diri. Tetapi orang-orang dunia seni bela diri terus mempersulit kita. Hanya memberi kita waktu yang singkat,” kata Penatua Yuchi, menjelaskan.
“Aliran Huashan menginginkan 500 senapan panjang. Departemen Militer menginginkan 100.000 panah bulu,” kata Muyuan, membaca isi buku itu.


“Mereka ingin memanfaatkan kesempatan ini untuk ke sini dan mencari Sembilan Gaya Dewa Lotus,” jelas Penatua Yuchi, tampak lelah.

“Dua Penatua harap tenang. Aku akan bertanggung jawab terhadap masalah pembuatan senjata,” jelas Muyuan. Yang akhirnya tidak jadi untuk pergi ke Xiangzhou.


Kantor Pemerintahan Xiangzhou

Hakim menunjukkan dua barang yang ditemukan nya didalam kamar Xuezhi, yaitu lencana ketua milik Wang Yinya dan Cambuk Perak Wang Yinya. Dan itu membuktikkan Xuezhi bersalah. Melihat dua benda tersebut, Xuezhi terkejut dan langsung membela diri.



“Kami tidak ada lokasi. Bukti yang diambil dengan cara ini sama sekali tidak dapat dipercayai!” jelas Xuezhi.
“Panik karena ketahuan!” teriak Fu Yiya, sinis.
“Fu Yiya, kamu jangan memfitnah orang lain,” balas Xuezhi, kesal.

“Diam! Pengawal! Penjarakan mereka semua!” perintah si hakim.


Gugu duduk didepan penginapan dan menangis sedih. Shangguan Tou kemudian datang, dan melihat itu, dia langsung memanggil Gugu dan menanyai ada apa. Dan Gugu pun menceritakan apa yang terjadi.




Muyuan sibuk membuat senjata. Melihat itu, Penatua Yuwen tersenyum senang. “Yuan'er. Asalkan ada kamu di Istana Api Chong, rintangan berat apa pun pasti bisa kamu tangani dengan tenang,” puji nya.

“Ada aku di Istana Api Chong, Kakek tenang saja,” balas Muyuan. Lalu dia menyuruh Penatua Yuwen untuk kembali ke kamar dan beristirahat saja.

 Setelah itu, Muyuan kembali sibuk membuat senjata.


“Pengawal... Apakah ada orang?” teriak Zhu Sha sambil mengulurkan kepalanya dari dalam sel penjara.

Post a Comment

Previous Post Next Post