Original Network :
Tencent Video iQiyi Youku iQiyi
Dikediaman
Fu Yiya. Shangguan Tou menjelaskan bahwa di dunia seni bela diri, ada satu jurus
yang dapat membunh seseorang dengan satu jurus saja dan sama sekali tidak akan
meninggalkan bekas luka pada saat itu. Namun beberapa hari kemudian, luka baru
akan terlihat secara perlahan- lahan.
“Tapi waktu
pemeriksaan sebelumnya sudah lewat tiga hari, mengapa tidak terlihat sama
sekali?” tanya Fu Yiya, heran.
“Karena
ruang bawah tanah yang dingin ini tidak hanya dapat memperlambat pembusukan
tubuh dapat menunda waktu munculnya luka pada saat itu juga,” jelas Shangguan
Tou. “Seperti kusir yang mengantarkan makanan laut dengan es batu supaya tetap
segar.”
Shangguan
Tou kemudian kembali memeriksa mayat Wang Yinya, dan dugaannya benar, di
belakang telinga Wang Yinya yang sebelum tidak ada bekas apapun, tiba- tiba
muncul suatu bekas luka aneh. Seperti kelopak bunga. Dan Xuezhi terkejut
melihat itu.
“Sembilan
Gaya Dewa Lotus. Tidak mungkin,” kata Xuezhi, menjelaskan.
“Sem...
Sembilan Gaya Dewa Lotus? Bukankah ini kungfu khas Istana Api Chong kalian?”
tanya Fu Yiya sambil menunjuk Xuezhi dengan marah. “Rupanya Istana Api Chong
yang mencelakai Kakak seperguruanku! Pengawal! Tangkap gadis jahat ini!” teriak
nya.
Xuezhi
menjelaskan dirinya sendiri. Sembilan Gaya Dewa Lotus memang jurus khas Istana
Api Chong, tapi selain Ayahnya, tidak ada orang lain yang bisa menguasainya.
Yang berarti pembunuh Wang Yinya adalah pencuri yang mencuri Buku Rahasia.
Namun Fu Yiya sama sekali tidak mau percaya dengan nya.
“Tuan Fu.
Tolong pikirkan baik-baik. Jika kami adalah pembunuhnya kenapa kami begitu
bodoh hingga datang menyerahkan diri?” tanya Shangguan Tou, menengahi situasi.
“Menyerahkan
diri? Kalian berdua jelas-jelas ingin mencoba membunuhku, iya kan?!” tuduh Fu
Yiya sambil mendorong Xuezhi, dan Shangguan Tou pun mendorong Fu Yiya balik.
Dengan
marah, Fu Yiya pun mengusir Xuezhi dan Shangguan Tou untuk pergi dari
kediamannya. Jika tidak, dia akan mencelakai mereka berdua.
Shangguan
Tou mengendong Xuezhi pulang ke penginapan, dan dengan malu, Xuezhi meminta
Shangguan Tou untuk menurunkan nya, sebab banyak orang yang melihat dan
berbisik- bisik menggosipi mereka. Tapi Shangguan Tou tidak peduli.
Didalam
kamar. Shangguan Tou mengoleskan obat dengan lembut di kaki Xuezhi. Dan lalu
para pengawal datang, dengan malu, Xuezhi pun langsung menarik kakinya dari
Shangguan Tou.
“Ketua muda
Istana. Apa yang terjadi?”
“Pencuri
buku rahasia sudah menguasai gaya ketiga dari Sembilan Gaya Dewa Lotus,” jelas
Xuezhi.
“Tapi dia
kenapa membunuh Wang Yinya?” tanya Haitang, tidak mengerti.
“Mungkin
Wang Yinya sudah tahu identitasnya. Jadi dia dibunuh supaya tidak ada bukti,”
jelas Shangguan Tou.
Liuli
menebak, apakah mungkin Wang Yinya mencuri Buku Rahasia dan menyerahkan nya
kepada Fu Yiya. Lalu karena Fu Yiya serakah, tidak ingin berbagi Buku Rahasia
itu, jadi diapun membunuh Wang Yinya. Dan Shangguan Tou tidak setuju, karena
menurutnya, Fu Yiya tidak mungkin dapat menguasasi Sembilan Gaya Dewa Lotus.
Dengan
lemas, Xuezhi merasa depresi, karena Wang Yinya telah meninggal, jadi mereka
tidak memiliki petunjuk lain lagi untuk mencari Buku Rahasia..
“Nona jangan
kecewa. Mungkin ada satu petunjuk yang dapat membantu kita. Cambuk Perak dan
Lencana Ketua Wang Yinya,” kata Shangguan Tou, mengingatkan.
“Oh iya.
Tapi.. apa tujuannya?” tanya Xuezhi, bingung.
“Memfitnah?”
tebak Chequ. “Untuk mencegah orang lain menyelidiki diri sendiri dia membuat
bukti palsu untuk memfitnah orang lain?” jelas nya.
“Aku merasa
yang kamu katakan itu benar. Tidak kusangka biasa kamu sangat diam, tapi ketika
berbicara sangat mengagumkan,” puji Zhu Sha. Dan Chequ tidak membalas.
“Begini
saja, mulai besok kita selidiki dari dua benda ini,” perintah Xuezhi. Dan
semuanya mengiya kan. Dan Shangguan Tou mengingatkan mereka untuk melakukan
penyelidikan secara diam- diam, jangan sampai ketahuan, karena Fu Yiya sekarang
sedang mencurigai mereka. Dan semuanya mengerti.
Xuezhi
kemudian teringat seseorang yang tampak nya cocok untuk menjalankan tugas ini,
yaitu Gugu. Dia menemui Gugu dan meminta Gugu untuk mulai besok, bantu dia
menyelidiki dua benda, satu lencana ketua Wang Yinya dan satunya lagi Cambuk
Perak. Dan Gugu mengerti.
“Ketua muda
istana. Ada seseorang diam-diam mengintip di sana,” kata Chequ, memberitahu
semua orang.
“Tan Yi dari
Aliran Shangqing,” gumam Haitang, bingung.
Karena telah
ketahuan, Tan Yi pun pergi darisana. Dan Xuezhi ingin mengejarnya, tapi Zhu Sha
menghentikan nya untuk jangan bertindak gegabah.
“Kelihatannya
bukan hanya kita yang datang ke Xiangzhou,” jelas Shangguan Tou.
Seperti
dugaan Shangguan Tou, para Sekte dan Aliran lain juga datang ke Xiangzhou.
Mereka datang untuk menyelidiki hilang nya Buku Rahasia, karena mereka
menginginkan Buku Rahasia tersebut sendirian.
Saat
Pangeran Lu pulang, Permaisuri Lu menyambutnya dengan hangat. Dan kemudian
Permaisuri Lu menceritakan tentang Shangguan Tou dan Xuezhi.
“Bukankah
Tou tidak berurusan dengan orang-orang dunia persilatan?” tanya Pangeran Lu,
merasa aneh.
“Aku juga
merasa aneh. Jadi aku menyuruh seseorang untuk mencari informasi. Dengar-dengar
sepertinya masalah hilang buku rahasia Istana Api Chong,” jelas Permaisuri Lu.
“Perselisihan
dunia persilatan ini kedengarannya cukup menarik,” komentar Pangeran Lu dengan
ringan.
Pelayan
datang mengantarkan surat dari Putra Mahkota. Dan menerima surat itu, Pangeran
Lu langsung membuka dan membaca nya. Lalu dia menghela nafas berat. Dan
Permaisuri Lu pun merasa penasaran dan bertanya.
“Kakak
bertanya apakah perlu bantuan,” jelas Pangeran Lu. Lalu dia memerintahkan si
pelayan untuk membalas surat dari Putra Mahkota ini. “Katakan terima kasih atas
niat baiknya tapi aku ada rencanaku sendiri. Dia tidak perlu begitu repot.”
“Baik.”
Permaisuri
Lu ingin tahu apa rencana Pangeran Lu, jadi diapun bertanya. Tapi Pangeran Lu
tidak berniat untuk menjelaskan, dan dia hanya meminta Permaisuri Lu untuk
mengundang Shangguan Tou serta Xuezhi.
Ketika
Xuezhi dan para pengawal nya sedang makan di restoran. Fu Yiya datang bersama
dengan hakim dan para bawahan nya untuk menangkap mereka. Dia menuduh mereka
telah membunuh Wang Yinya.
“Tuan Yang
Fu Yiya katakan tidak ada bukti sama sekali. Hanya omong kosong saja,” kata
Xuezhi, menjelaskan kepada si hakim.
“Omong
kosong atau tidak akan diketahui setelah aku menyelidikinya. Semuanya ikut aku
pergi,” perintah si hakim. Dan Xuezhi serta para pengawal nya pun merasa
dilema.
“Ada apa?
Kamu ingin bermusuhan pemerintah?!” tantang Fu Yiya.
“Letakkan.
Letakkan. Letakkan,” perintah Xuezhi kepada para pengawalnya dengan tegas. Lalu
dia setuju untuk ikut bersama dengan si hakim dan Fu Yiya, sebab dia ingin
membuktikkan bahwa dirinya memang tidak bersalah. Dan para pengawal tidak
setuju, namun Xuezhi menghentikan mereka untuk jangan sampai perbuat kekerasan.
Dijalanan.
Melihat Xuezhi dan para pengawal nya dibawa oleh Fu Yiya dan pegawai pemerintahan, semua
masyarakat yang melihat itu mulai berbisik- bisik dan bergosip.
Saat Muyuan
mengetahui kalau Xuezhi dan yang lainnya sedang berada di Xiangzhou, Muyuan
ingin menyusul dan menemui mereka. Dan dia pun pamit kepada Penatua Yuwen yang
kondisi kesehatan nya sudah tampak lebih baikan daripada sebelumnya.
“Ini buku
yang dikirim oleh Departemen Pertahanan dan aliran lain. Mereka meminta senjata
kepada kita lagi,” kata Penatua Yuwen. Dia memberikan sebuah buku kepada
Muyuan.
“Membuat
senjata adalah mata pencaharian Istana Api Chong kita. Juga komitmen kita
terhadap semua aliran dunia seni bela diri. Tetapi orang-orang dunia seni bela
diri terus mempersulit kita. Hanya memberi kita waktu yang singkat,” kata
Penatua Yuchi, menjelaskan.
“Aliran
Huashan menginginkan 500 senapan panjang. Departemen Militer menginginkan
100.000 panah bulu,” kata Muyuan, membaca isi buku itu.
“Mereka
ingin memanfaatkan kesempatan ini untuk ke sini dan mencari Sembilan Gaya Dewa
Lotus,” jelas Penatua Yuchi, tampak lelah.
“Dua Penatua
harap tenang. Aku akan bertanggung jawab terhadap masalah pembuatan senjata,”
jelas Muyuan. Yang akhirnya tidak jadi untuk pergi ke Xiangzhou.
Kantor Pemerintahan Xiangzhou
Hakim
menunjukkan dua barang yang ditemukan nya didalam kamar Xuezhi, yaitu lencana
ketua milik Wang Yinya dan Cambuk Perak Wang Yinya. Dan itu membuktikkan Xuezhi
bersalah. Melihat dua benda tersebut, Xuezhi terkejut dan langsung membela
diri.
“Kami tidak
ada lokasi. Bukti yang diambil dengan cara ini sama sekali tidak dapat
dipercayai!” jelas Xuezhi.
“Panik
karena ketahuan!” teriak Fu Yiya, sinis.
“Fu Yiya,
kamu jangan memfitnah orang lain,” balas Xuezhi, kesal.
“Diam!
Pengawal! Penjarakan mereka semua!” perintah si hakim.
Gugu duduk
didepan penginapan dan menangis sedih. Shangguan Tou kemudian datang, dan
melihat itu, dia langsung memanggil Gugu dan menanyai ada apa. Dan Gugu pun
menceritakan apa yang terjadi.
Muyuan sibuk
membuat senjata. Melihat itu, Penatua Yuwen tersenyum senang. “Yuan'er. Asalkan
ada kamu di Istana Api Chong, rintangan berat apa pun pasti bisa kamu tangani
dengan tenang,” puji nya.
“Ada aku di
Istana Api Chong, Kakek tenang saja,” balas Muyuan. Lalu dia menyuruh Penatua
Yuwen untuk kembali ke kamar dan beristirahat saja.
Setelah itu, Muyuan kembali sibuk membuat senjata.
“Pengawal...
Apakah ada orang?” teriak Zhu Sha sambil mengulurkan kepalanya dari dalam sel
penjara.
Tags:
And The Winner Is Love