Sinopsis C- Drama : And The Winner Is Love Episode 13 part 1






Original Network : Tencent Video iQiyi Youku iQiyi
Didepan altar Ayahnya, Muyuan duduk berlutut. “Ayah. Apakah kamu juga merasa aku salah bertindak? Jika hanya dengan membalas dendam baru termasuk berbakti, menjaga Istana Api Chong baru termasuk setia, maka sekarang sebenarnya aku harus berbakti atau setia?” tanyanya, merasa sangat bimbang. “Ayah. Katakan padaku. Apa yang harus aku lakukan?” pintanya.


Saat Muyuan melihat Xuezhi sedang duduk sendirian dihalaman, dia mengabaikan nya dan terus berjalan pergi, karena dia masih merasa bimbang. Tapi Xuezhi malah memanggil nya, sehingga diapun berhenti.



“Kak Muyuan. Kenapa kamu ingin bersembunyi dariku?” tanya Xuezhi, menyadari kalau barusan Muyuan berniat untuk pergi begitu saja dan menghindarinya.
“Aku tidak bersembunyi darimu,” jawab Muyuan dengan nada datar.
“Kak Muyuan. Apakah kamu juga ingin meninggalkan aku?” tanya Xuezhi dengan tatapan sedih.

“Ketua muda istana terlalu banyak berpikir,” jawab Muyuan dengan pelan.



Dengan sedih, Xuezhi menanyakan, apakah Muyuan juga merasa kecewa dengannya, sama seperti yang lain. Sebab dialah yang telah menyebab kan kematian Gugu dan Haitang, bahkan Zhu Sha juga terluka karenanya. Lalu buku rahasia hancur juga karena nya. Dan dia sendiri bahkan merasa sangat tidak berguna. Jadi setelah dia memikirkan nya dengan jelas, dia bersedia untuk menyerahkan posisi Ketua Istana kepada Muyuan. Namun dia ingin Muyuan berjanji kepadanya, yaitu bantu dia melindungi Istana Api Chong.

“Aku tidak bisa berjanji padamu,” kata Muyuan. Lalu dia meneteskan air mata dan dia langsung menghapus nya. “Kamu menyerahkan posisi ketua Istana Api Chong padaku, bukan demi menyerahkan posisi kepada yang lebih hebat, tapi karena kamu takut, pengecut, ingin menghindar. Tapi kamu harus ingat ada beberapa hal di dunia ini yang tidak dapat dihindari meskipun kamu ingin menghindarinya. Ada beberapa tanggung jawab yang perlu kamu tanggung, tidak peduli apakah kamu bersedia atau tidak. Istana Api Chong adalah tanggung jawabmu. Istana Api Chong juga adalah tempat keberadaanmu,” jelas nya, menasehati Xuezhi dengan baik. “Apakah kamu paham?”




“Aku… maaf, Kak Muyuan,” kata Xuezhi sambil menangis.

“Jangan minta maaf lagi. Istana Api Chong tidak memerlukan Ketua istana yang selalu minta maaf dan mengakui kesalahan. Tapi membutuhkan seorang Ketua istana yang berani bertanggung jawab, dan berani memimpin semua orang untuk bertarung bersama. Apakah kamu paham?” kata Muyuan, menasehati Xuezhi lagi. “Jika kamu ingin Istana Api Chog kembali ke masa kejayaan sebelumnya, maka kamu tidak boleh membiarkan orang lain menggantikanmu. Kamu harus lebih berani. Biarkan dirimu tumbuh. Agar seluruh Istana Api Chong, dan bahkan seluruh dunia seni bela diri tahu tak seorang pun yang lebih cocok menjadi ketua istana daripada kamu. Jangan takut. Ada aku di sini,” tegas nya, menenang kan dan menguatkan Xuezhi. Dia meremas bahu Xuezhi dengan erat. Dan Xuezhi pun menganggukan kepalanya.
Penatua Yuwen mendengar pembicaraan tersebut dari jauh. Lalu setelah selesai, dia menjauh darisana.


Muyuan menghampiri Penatua Yuwen yang berdiri didepan altar. Dia memberitahukan keputusan nya untuk membantu Xuezhi, tapi dia tidak akan memberitahu Xuezhi bahwa pengkhianat Istana Api Chong adalah Penatua Yuwen. Dan dia tidak mengharapkan ucapan terima kasih dari Penatua Yuwen. Yang dia harapkan adalah supaya di dalam hati Penatua Yuwen jangan ada kebencian lagi. Tapi Penatua Yuwen sama sekali tidak bisa melepaskan kebenciannya.


“Waktu itu Ketua muda istana masih kecil dan tidak pengertian. Dia bahkan tidak tahu apa pun mengenai kejadian waktu itu. Dia tidak bersalah. Aku hanya berharap Kakek jangan menyakitinya lagi,” jelas Muyuan, meminta. “Jika Ketua muda istana terjadi sesuatu, maka aku juga tidak akan tinggal lagi di Istana Api Chong,” ancam nya dengan tegas.

Mendengar itu, Penatua Yuwen merasa sangat marah dan kecewa. Tapi Muyuan tetap pada pendiriannya, karena dia tidak memiliki ambisi untuk menjadi Ketua Istana Api Chong. Jadi dia sangat meminta maaf kepada Penatua Yuwen.

Penatua Yuwen merasa kecewa, tapi dia menghormati keputusan Muyuan. Dulu sewaktu Chong Ye kerasukan Iblis, ada orang yang menyuruh Yupan (Ayah Muyuan) untuk mengambil alih posisi Ketua Istana, tapi Yupan menolak, dan sekarang Penatua Yuwen merasa bahwa Yupan serta Muyuan benar- benar adalah Ayah dan Anak. Tapi dia tidak ingin kehilangan Muyuan, cucu satu- satu nya.



Mendengar itu, Muyuan memegang tangan Penatua Yuwen. “Kakek, jangan khawatir,” katanya, menenangkan. Dan Penatua Yuwen tersenyum mengiyakan.

Di Emei. Shangguan Tou datang berkunjung ke kediaman Biarawati senior Bai Yun. Tapi disana, Wuming dilarang untuk masuk ke dalam ruangan, sebab Biarawati Bai Yun hanya ingin bertemu dengan Shangguan Tou saja.

Didalam ruangan. Shangguan Tou bertemu dengan Biarawati Bai Yun. Dengan lembut, Biarawati Bai Yun memanggil Shangguan Tou dengan nama kecil nya ‘Tou’.
“Tou. Matamu sangat mirip dengan ibumu,” kata Biarawati Bai Yun.
“Biarawati senior kenal dengan ibuku?” tanya Shangguan Tou, ingin tahu.
“Ibu kandungmu bernama Bai Lu. Dia adalah kakak kandungku,” jawab Biarawati Bai Yun.

“Maksud Biarawati senior adalah ibuku sekarang bukan ibu kandungku?”


“Tou. Beberapa tahun ini, aku selalu ragu apakah akan memberitahumu kebenarannya. Tapi aku tidak tahu apakah kamu bisa menerima kenyataan ini. Sekarang penyakitku semakin parah. Sepertinya tidak dapat hidup lama lagi. Aku tahu jika aku masih tidak memberitahumu, maka tidak ada kesempatan lagi,” jelas nya dengan lemah. Lalu dia mulai terbatuk- batuk sebentar. “Tou. Ikutlah denganku,” ajak nya. Dan Shangguan Tou pun mengikuti nya.



Biarawati Bai Yun membawa Shangguan Tou ke depan teras, dan mulai menceritakan tentang Bai Lu. Dulu saat dia dan Bai Lu pertama kali masuk ke dunia persilatan, mereka berguru di sekte Emei. Mereka bekerja dengan giat supaya suatu hari dapat menjadi pendekar wanita. Bai Lu adalah seorang yang cerdas dan kepala, tidak ada kesulitan di dunia ini yang tidak dapat di lewatinya. Tapi tak disangka, percintaan menjadi malapetaka terbesar bagi Bai Lu.

Suatu ketika, saat Bai Yun dan Bai Lu turun gunung, mereka bertemu dengan seorang tuan yang tampan, dia adalah Ayah Shangguan Tou, yaitu Shangguan Xingzhou. Bai Lu dan Xingzhou jatuh cinta pada pandangan pertama. Tapi kemudian ketahuan bahwa Xingzhou adalah gubernur baru dan Xingzhou sudah menikah serta mempunyai putri. Dialah Ibu asuh Shangguan Tou, putri tunggal dari Jenderal besar Bela Negara. Dan pernikahan Xingzhou dengan putri Jenderal termaksud perkawinan politik.


Namun ketika mengetahui hal tersebut, Bai Lu sudah hamil. “Mengenalmu adalah keberuntungan terbesarku dalam seumur hidupku. Aku tidak berharap anakku tidak mempunyai ayah,” katanya dengan sedih kepada Xingzhou.

“Apa yang kamu katakan? Anak? Anak kita?” tanya Xingzhou, terkejut. Lalu dia menyentuh perut Bai Lu dengan gembira. “Apa yang harus kita lakukan ke depannya?” tanyanya dengan perasaan bingung.

Tepat disaat itu, mata- mata dari si putri Jenderal mendengar pembicaraan tersebut.


Ketika Xingzhou pulang, dia bertengkar dengan si putri Jenderal. Si putri Jenderal menyebut Bai Lu sebagai wanita murahan dan dia mengancam Xingzhou bahwa dia akan memberitahu Ayahnya, sehingga Xingzhou tidak akan bisa menjadi penasihat negara lagi. Dan dia ingin Bai Lu mati.

“Apa yang ingin kamu lakukan?” tanya Xingzhou.

Si Putri Jenderal mengirimkan beberapa orang pembunuh bayaran untuk membunuh Bai Lu. Untungnya pada saat itu, Bai Yun ada disana. Tapi walau begitu, Bai Lu tetap saja terluka sedikit, dan pas disaat itu, dia ingin melahirkan. Bai Yun yang tidak berpengalaman merasa takut dan menangis, sebab Bai Lu mengeluarkan terlalu banyak darah.



“Berjanjilah padaku. Lindungi anak ini,” pinta Bai Lu. Lalu setelah bersusah payah, dia berhasil melahirkan anak nya. “Sangat tampan. Panggil dia Shangguan Tou saja.”

“Baik. Shangguan Tou,” kata Bai Yun, setuju.



“Ingat. Tunggu dia sudah dewasa, beritahukan kisahku ini padanya,” pinta Bai Lu dengan suara lemah. Dan Bai Yun mengiyakan. Kemudian setelah Bai Lu mengelus- ngelus Shangguan Tou sebentar, dia mengembuskan nafas terakhirnya.


Mengetahui kebenaran tentang dirinya, Shangguan Tou termenung terkejut. Lalu dengan benci, Bai Yun menjelaskan bahwa pada saat itu, dia sangat ingin sekali membunuh Xingzhou. Jika bukan karena keserakahan Xingzhou terhadap kekuasaan, dan mengkhianati Bai Lu, maka Bai Lu tidak akan meninggal. Tapi sebelum dia sempat mencari Xingzhou, saat itu Xingzhou sudah datang duluan.



Tepat ketika Bai Lu meninggal, Xingzhou datang. Dan Bai Yun ingin membunuh nya. Tapi dia ragu untuk membunuhnya, karena Xingzhou tampak sedih juga dengan meninggal nya Bai Lu.

“Lu. Kamu ingin aku membayarmu dengan apa dalam hidupku ini?” tanya Xingzhou sambil berlutut di hadapan Bai Lu yang telah meninggal.


Setelah selesai bercerita, Bai Yun merasa sangat sedih, mengingat bunga yang mekar dengan cantik, pada akhirnya tetap akan layu dan jatuh.


Shangguan Tou gantian menceritakan kisahnya. Sejak kecil dia dibesarkan di Kediaman Penasihat Kerajaan dan belajar bersama dengan anak orang kaya. Dimata orang lain, dia adalah putra penasihat negara, cucu dari Jenderal besar Bela Negara, dimanjakan dan disayangi oleh banyak orang. Tapi faktanya, tidak seperti itu. Ibu asuhnya, yaitu si Putri Jenderal, dia sama sekali tidak menyukai dirinya dan selalu mempersulit dirinya. Walaupun dia bersikap patuh dan pengertian, tapi tetap saja Ibu asuhnya tidak puas.


Si Putri Jenderal sering menghukum Shangguan Tou. Dan mengetahui itu, Xingzhou pun memarahinya. Tapi Si Putri Jenderal sama sekali tidak merasa bersalah. Dan mendengar kebencian Si Putri Jenderal, yang dianggap nya sebagai Ibu, Shangguan Tou merasa sangat sedih dan menangis.


“Peirong. Tou hanyalah anak kecil. Apakah dendam generasi kita harus diteruskan kepada anak?” tanya Xingzhou, marah.

“Dia adalah putramu. Kamu tenang saja, aku tidak akan menyakitinya. Tapi kamu jangan berharap dia bisa mendapatkan lebih banyak dariku,” balas Si Putri Jenderal.



Shangguan Tou sangat pintar, dan Xingzhou merasa sangat bangga padanya. Lalu Xingzhou menawarkan Shangguan Tou untuk belajar bela diri, dan Shangguan Tou pun bersedia untuk belajar.

“Tou. Ayah hanya berharap kamu dapat hidup aman.”


Setelah itu, Xingzhou mengirim Shangguan Tou ke Balai Gunung Pedang Roh untuk belajar seni bela diri. Awalnya, Xingzhou masih mengunjungi nya sesekali. Tapi kemudian, Xingzhou semakin jarang mengunjungi nya. Dia kira Xingzhou takut mengganggu pelajarannya. Dia kira bila dia berusaha lebih keras dan lebih giat, maka Xingzhou akan datang kembali. Tapi alhasil, Xingzhou tidak pernah datang lagi. Ternyata Xingzhou takut si Putri Jenderal tidak akan senang, karena itulah Xingzhou mengirim nya pergi menjauh.

“Tou. Beberapa tahun ini, kamu sudah menderita,” kata Biarawati Bai Yun, merasa sedih atas penderitaan Shangguan Tou.

“Dulu aku selalu tidak paham. Kenapa anak keluarga lain ada ibu yang baik dan anak yang berbakti, serta hidup dengan bahagia, tapi aku tidak bisa? Ternyata aku bukan anak kandungnya,” kata Shangguan Tou, akhirnya paham.


Saking sedihnya, Biarawati Bai Yun kembali terbatuk- batuk. Dan dengan perhatian, Shangguan Tou membantunya. Lalu setelah itu, Biarawati Bai Yun menjelaskan bahwa dia senang dapat bertemu dengan Shangguan Tou, sebelum dia mati, dan dia dapat memberitahu pesan kakak nya. Lalu setelah mengatakan itu, Bai Yun kembali batuk- batuk.
“Bibi. Aku bawa kamu kembali istirahat dulu,” ajak Shangguan Tou, perhatian.

Post a Comment

Previous Post Next Post