Original Network : Tencent Video iQiyi Youku
iQiyi
Didepan
altar Ayahnya, Muyuan duduk berlutut. “Ayah.
Apakah kamu juga merasa aku salah bertindak? Jika hanya dengan membalas dendam
baru termasuk berbakti, menjaga Istana Api Chong baru termasuk setia, maka
sekarang sebenarnya aku harus berbakti atau setia?” tanyanya, merasa sangat
bimbang. “Ayah. Katakan padaku. Apa yang
harus aku lakukan?” pintanya.
Saat Muyuan
melihat Xuezhi sedang duduk sendirian dihalaman, dia mengabaikan nya dan terus
berjalan pergi, karena dia masih merasa bimbang. Tapi Xuezhi malah memanggil
nya, sehingga diapun berhenti.
“Kak Muyuan.
Kenapa kamu ingin bersembunyi dariku?” tanya Xuezhi, menyadari kalau barusan
Muyuan berniat untuk pergi begitu saja dan menghindarinya.
“Aku tidak
bersembunyi darimu,” jawab Muyuan dengan nada datar.
“Kak Muyuan.
Apakah kamu juga ingin meninggalkan aku?” tanya Xuezhi dengan tatapan sedih.
“Ketua muda
istana terlalu banyak berpikir,” jawab Muyuan dengan pelan.
Dengan
sedih, Xuezhi menanyakan, apakah Muyuan juga merasa kecewa dengannya, sama
seperti yang lain. Sebab dialah yang telah menyebab kan kematian Gugu dan
Haitang, bahkan Zhu Sha juga terluka karenanya. Lalu buku rahasia hancur juga
karena nya. Dan dia sendiri bahkan merasa sangat tidak berguna. Jadi setelah
dia memikirkan nya dengan jelas, dia bersedia untuk menyerahkan posisi Ketua
Istana kepada Muyuan. Namun dia ingin Muyuan berjanji kepadanya, yaitu bantu
dia melindungi Istana Api Chong.
“Aku tidak
bisa berjanji padamu,” kata Muyuan. Lalu dia meneteskan air mata dan dia
langsung menghapus nya. “Kamu menyerahkan posisi ketua Istana Api Chong padaku,
bukan demi menyerahkan posisi kepada yang lebih hebat, tapi karena kamu takut,
pengecut, ingin menghindar. Tapi kamu harus ingat ada beberapa hal di dunia ini
yang tidak dapat dihindari meskipun kamu ingin menghindarinya. Ada beberapa
tanggung jawab yang perlu kamu tanggung, tidak peduli apakah kamu bersedia atau
tidak. Istana Api Chong adalah tanggung jawabmu. Istana Api Chong juga adalah
tempat keberadaanmu,” jelas nya, menasehati Xuezhi dengan baik. “Apakah kamu
paham?”
“Aku… maaf,
Kak Muyuan,” kata Xuezhi sambil menangis.
“Jangan
minta maaf lagi. Istana Api Chong tidak memerlukan Ketua istana yang selalu
minta maaf dan mengakui kesalahan. Tapi membutuhkan seorang Ketua istana yang
berani bertanggung jawab, dan berani memimpin semua orang untuk bertarung
bersama. Apakah kamu paham?” kata Muyuan, menasehati Xuezhi lagi. “Jika kamu
ingin Istana Api Chog kembali ke masa kejayaan sebelumnya, maka kamu tidak
boleh membiarkan orang lain menggantikanmu. Kamu harus lebih berani. Biarkan
dirimu tumbuh. Agar seluruh Istana Api Chong, dan bahkan seluruh dunia seni
bela diri tahu tak seorang pun yang lebih cocok menjadi ketua istana daripada
kamu. Jangan takut. Ada aku di sini,” tegas nya, menenang kan dan menguatkan
Xuezhi. Dia meremas bahu Xuezhi dengan erat. Dan Xuezhi pun menganggukan
kepalanya.
Penatua
Yuwen mendengar pembicaraan tersebut dari jauh. Lalu setelah selesai, dia
menjauh darisana.
Muyuan
menghampiri Penatua Yuwen yang berdiri didepan altar. Dia memberitahukan
keputusan nya untuk membantu Xuezhi, tapi dia tidak akan memberitahu Xuezhi
bahwa pengkhianat Istana Api Chong adalah Penatua Yuwen. Dan dia tidak
mengharapkan ucapan terima kasih dari Penatua Yuwen. Yang dia harapkan adalah
supaya di dalam hati Penatua Yuwen jangan ada kebencian lagi. Tapi Penatua
Yuwen sama sekali tidak bisa melepaskan kebenciannya.
“Waktu itu
Ketua muda istana masih kecil dan tidak pengertian. Dia bahkan tidak tahu apa
pun mengenai kejadian waktu itu. Dia tidak bersalah. Aku hanya berharap Kakek
jangan menyakitinya lagi,” jelas Muyuan, meminta. “Jika Ketua muda istana
terjadi sesuatu, maka aku juga tidak akan tinggal lagi di Istana Api Chong,”
ancam nya dengan tegas.
Mendengar
itu, Penatua Yuwen merasa sangat marah dan kecewa. Tapi Muyuan tetap pada
pendiriannya, karena dia tidak memiliki ambisi untuk menjadi Ketua Istana Api
Chong. Jadi dia sangat meminta maaf kepada Penatua Yuwen.
Penatua
Yuwen merasa kecewa, tapi dia menghormati keputusan Muyuan. Dulu sewaktu Chong
Ye kerasukan Iblis, ada orang yang menyuruh Yupan (Ayah Muyuan) untuk mengambil
alih posisi Ketua Istana, tapi Yupan menolak, dan sekarang Penatua Yuwen merasa
bahwa Yupan serta Muyuan benar- benar adalah Ayah dan Anak. Tapi dia tidak
ingin kehilangan Muyuan, cucu satu- satu nya.
Mendengar
itu, Muyuan memegang tangan Penatua Yuwen. “Kakek, jangan khawatir,” katanya,
menenangkan. Dan Penatua Yuwen tersenyum mengiyakan.
Di Emei.
Shangguan Tou datang berkunjung ke kediaman Biarawati senior Bai Yun. Tapi
disana, Wuming dilarang untuk masuk ke dalam ruangan, sebab Biarawati Bai Yun
hanya ingin bertemu dengan Shangguan Tou saja.
Didalam
ruangan. Shangguan Tou bertemu dengan Biarawati Bai Yun. Dengan lembut,
Biarawati Bai Yun memanggil Shangguan Tou dengan nama kecil nya ‘Tou’.
“Tou. Matamu
sangat mirip dengan ibumu,” kata Biarawati Bai Yun.
“Biarawati
senior kenal dengan ibuku?” tanya Shangguan Tou, ingin tahu.
“Ibu
kandungmu bernama Bai Lu. Dia adalah kakak kandungku,” jawab Biarawati Bai Yun.
“Maksud
Biarawati senior adalah ibuku sekarang bukan ibu kandungku?”
“Tou. Beberapa
tahun ini, aku selalu ragu apakah akan memberitahumu kebenarannya. Tapi aku
tidak tahu apakah kamu bisa menerima kenyataan ini. Sekarang penyakitku semakin
parah. Sepertinya tidak dapat hidup lama lagi. Aku tahu jika aku masih tidak
memberitahumu, maka tidak ada kesempatan lagi,” jelas nya dengan lemah. Lalu
dia mulai terbatuk- batuk sebentar. “Tou. Ikutlah denganku,” ajak nya. Dan
Shangguan Tou pun mengikuti nya.
Biarawati
Bai Yun membawa Shangguan Tou ke depan teras, dan mulai menceritakan tentang Bai
Lu. Dulu saat dia dan Bai Lu pertama kali masuk ke dunia persilatan, mereka
berguru di sekte Emei. Mereka bekerja dengan giat supaya suatu hari dapat
menjadi pendekar wanita. Bai Lu adalah seorang yang cerdas dan kepala, tidak
ada kesulitan di dunia ini yang tidak dapat di lewatinya. Tapi tak disangka,
percintaan menjadi malapetaka terbesar bagi Bai Lu.
Suatu
ketika, saat Bai Yun dan Bai Lu turun gunung, mereka bertemu dengan seorang
tuan yang tampan, dia adalah Ayah Shangguan Tou, yaitu Shangguan Xingzhou. Bai
Lu dan Xingzhou jatuh cinta pada pandangan pertama. Tapi kemudian ketahuan
bahwa Xingzhou adalah gubernur baru dan Xingzhou sudah menikah serta mempunyai
putri. Dialah Ibu asuh Shangguan Tou, putri tunggal dari Jenderal besar Bela
Negara. Dan pernikahan Xingzhou dengan putri Jenderal termaksud perkawinan
politik.
Namun ketika
mengetahui hal tersebut, Bai Lu sudah hamil. “Mengenalmu adalah keberuntungan
terbesarku dalam seumur hidupku. Aku tidak berharap anakku tidak mempunyai
ayah,” katanya dengan sedih kepada Xingzhou.
“Apa yang
kamu katakan? Anak? Anak kita?” tanya Xingzhou, terkejut. Lalu dia menyentuh
perut Bai Lu dengan gembira. “Apa yang harus kita lakukan ke depannya?”
tanyanya dengan perasaan bingung.
Tepat disaat
itu, mata- mata dari si putri Jenderal mendengar pembicaraan tersebut.
Ketika
Xingzhou pulang, dia bertengkar dengan si putri Jenderal. Si putri Jenderal
menyebut Bai Lu sebagai wanita murahan dan dia mengancam Xingzhou bahwa dia
akan memberitahu Ayahnya, sehingga Xingzhou tidak akan bisa menjadi penasihat
negara lagi. Dan dia ingin Bai Lu mati.
“Apa yang
ingin kamu lakukan?” tanya Xingzhou.
Si Putri
Jenderal mengirimkan beberapa orang pembunuh bayaran untuk membunuh Bai Lu.
Untungnya pada saat itu, Bai Yun ada disana. Tapi walau begitu, Bai Lu tetap
saja terluka sedikit, dan pas disaat itu, dia ingin melahirkan. Bai Yun yang
tidak berpengalaman merasa takut dan menangis, sebab Bai Lu mengeluarkan
terlalu banyak darah.
“Berjanjilah
padaku. Lindungi anak ini,” pinta Bai Lu. Lalu setelah bersusah payah, dia
berhasil melahirkan anak nya. “Sangat tampan. Panggil dia Shangguan Tou saja.”
“Baik.
Shangguan Tou,” kata Bai Yun, setuju.
“Ingat.
Tunggu dia sudah dewasa, beritahukan kisahku ini padanya,” pinta Bai Lu dengan
suara lemah. Dan Bai Yun mengiyakan. Kemudian setelah Bai Lu mengelus- ngelus
Shangguan Tou sebentar, dia mengembuskan nafas terakhirnya.
Mengetahui
kebenaran tentang dirinya, Shangguan Tou termenung terkejut. Lalu dengan benci,
Bai Yun menjelaskan bahwa pada saat itu, dia sangat ingin sekali membunuh
Xingzhou. Jika bukan karena keserakahan Xingzhou terhadap kekuasaan, dan
mengkhianati Bai Lu, maka Bai Lu tidak akan meninggal. Tapi sebelum dia sempat
mencari Xingzhou, saat itu Xingzhou sudah datang duluan.
Tepat ketika
Bai Lu meninggal, Xingzhou datang. Dan Bai Yun ingin membunuh nya. Tapi dia
ragu untuk membunuhnya, karena Xingzhou tampak sedih juga dengan meninggal nya
Bai Lu.
“Lu. Kamu
ingin aku membayarmu dengan apa dalam hidupku ini?” tanya Xingzhou sambil
berlutut di hadapan Bai Lu yang telah meninggal.
Setelah
selesai bercerita, Bai Yun merasa sangat sedih, mengingat bunga yang mekar
dengan cantik, pada akhirnya tetap akan layu dan jatuh.
Shangguan
Tou gantian menceritakan kisahnya. Sejak kecil dia dibesarkan di Kediaman
Penasihat Kerajaan dan belajar bersama dengan anak orang kaya. Dimata orang
lain, dia adalah putra penasihat negara, cucu dari Jenderal besar Bela Negara,
dimanjakan dan disayangi oleh banyak orang. Tapi faktanya, tidak seperti itu.
Ibu asuhnya, yaitu si Putri Jenderal, dia sama sekali tidak menyukai dirinya
dan selalu mempersulit dirinya. Walaupun dia bersikap patuh dan pengertian,
tapi tetap saja Ibu asuhnya tidak puas.
Si Putri
Jenderal sering menghukum Shangguan Tou. Dan mengetahui itu, Xingzhou pun
memarahinya. Tapi Si Putri Jenderal sama sekali tidak merasa bersalah. Dan
mendengar kebencian Si Putri Jenderal, yang dianggap nya sebagai Ibu, Shangguan
Tou merasa sangat sedih dan menangis.
“Peirong. Tou
hanyalah anak kecil. Apakah dendam generasi kita harus diteruskan kepada anak?”
tanya Xingzhou, marah.
“Dia adalah
putramu. Kamu tenang saja, aku tidak akan menyakitinya. Tapi kamu jangan
berharap dia bisa mendapatkan lebih banyak dariku,” balas Si Putri Jenderal.
Shangguan
Tou sangat pintar, dan Xingzhou merasa sangat bangga padanya. Lalu Xingzhou
menawarkan Shangguan Tou untuk belajar bela diri, dan Shangguan Tou pun
bersedia untuk belajar.
“Tou. Ayah
hanya berharap kamu dapat hidup aman.”
Setelah itu,
Xingzhou mengirim Shangguan Tou ke Balai Gunung Pedang Roh untuk belajar seni
bela diri. Awalnya, Xingzhou masih mengunjungi nya sesekali. Tapi kemudian,
Xingzhou semakin jarang mengunjungi nya. Dia kira Xingzhou takut mengganggu
pelajarannya. Dia kira bila dia berusaha lebih keras dan lebih giat, maka Xingzhou
akan datang kembali. Tapi alhasil, Xingzhou tidak pernah datang lagi. Ternyata
Xingzhou takut si Putri Jenderal tidak akan senang, karena itulah Xingzhou
mengirim nya pergi menjauh.
“Tou. Beberapa
tahun ini, kamu sudah menderita,” kata Biarawati Bai Yun, merasa sedih atas
penderitaan Shangguan Tou.
“Dulu aku
selalu tidak paham. Kenapa anak keluarga lain ada ibu yang baik dan anak yang
berbakti, serta hidup dengan bahagia, tapi aku tidak bisa? Ternyata aku bukan
anak kandungnya,” kata Shangguan Tou, akhirnya paham.
Saking
sedihnya, Biarawati Bai Yun kembali terbatuk- batuk. Dan dengan perhatian,
Shangguan Tou membantunya. Lalu setelah itu, Biarawati Bai Yun menjelaskan
bahwa dia senang dapat bertemu dengan Shangguan Tou, sebelum dia mati, dan dia
dapat memberitahu pesan kakak nya. Lalu setelah mengatakan itu, Bai Yun kembali
batuk- batuk.
“Bibi. Aku bawa
kamu kembali istirahat dulu,” ajak Shangguan Tou, perhatian.
Tags:
And The Winner Is Love