Sinopsis C- Drama : And The Winner Is Love Episode 13 part 2





Original Network : Tencent Video iQiyi Youku iQiyi
Dengan sangat fokus, Chequ menghangatkan air sesuai suhu ruangan. Kemudian dia memberikan itu kepada Zhu Sha untuk diminum, sebelum Zhu Sha meminum obat nya. Dan Liuli tersenyum melihat sikap Chequ kepada Zhu Sha.

“Chequ. Ambilkan sebaskom air untukku,” pinta Liuli. Dan Chequ langsung mengiyakan.


Setelah Chequ pergi, Liuli memberitahu Zhu Sha bahwa Chequ yang barusan bersikeras ingin datang dan menjaga Zhu Sha. Mengetahui itu, Zhu Sha tersenyum senang, lalu dia segera meminum habis obat nya. Kemudian dia ingin segera bertanding bela diri dengan Xuezhi. Tapi Liuli segera menghentikannya, karena tubuh Zhu Sha baru saja pulih. Dan tepat disaat itu, Chequ datang membawakan sebaskom air.


“Letakkan saja di sana,” perintah Liuli. Dan dengan bingung, Chequ berdiri terpaku ditempat. “Kamu kenapa?” tanya Liuli.
“Bukankah ingin mengelap tubuh?” tanya Chequ sambil menatap ke arah Zhu Sha.
“Aku ingin menanggalkan pakaiannya dan mengelap tubuhnya,” jelas Liuli.

Dan Chequ mengerti, dia berjalan mendekati Zhu Sa. Melihat itu, dengan segera Zhu Sha melindungi tubuh nya. Dan Liuli pun merebut air di tangan Chequ dan menyuruh nya untuk keluar. Dan dengan patuh, Chequ pun keluar serta menutup kan pintu kamar.


Di Aula Istana Api Chong. Zhu Sha dan Xuezhi berlatih tanding bersama. Tapi Xuezhi tidak menyangka bahwa tenaga dalam nya bertambah banyak, jadi dia tidak sengaja hampir melukai Zhu Sha.




Melihat kekuatan Xuezhi yang bertambah besar, Zhu Sha dan Liuli merasa heran. Dan Xuezhi bertanya- tanya, apakah ini karena Pil Obat yang di berikan oleh Shangguan Tou saat berada di Lembah Bulan. Mengetahui itu, mereka semua merasa terkejut dan menginginkannya juga. Tapi sayang nya, pil tersebut hanya ada dua, satu dimakan oleh Shangguan Tou, satu lagi dimakan oleh nya sendiri.


“Ketua muda istana. Tuan Muda Shangguan sangat baik padamu. Selain selalu menyelamatkanmu, dia juga memberimu obat yang begitu berharga. Apakah dia menyukaimu?” goda Zhu Sha, ingin tahu.
“Tidak. Kamu jangan sembarang menebak,” balas Xuezhi.

“Jadi kenapa dia memberimu benda yang begitu berharga?” tanya Liuli, ingin tahu juga. “Chequ. Aku tanyakan padamu. Jika kamu adalah dia, apakah kamu akan memberikannya?” tanyanya pada Chequ.
“Kalian jangan salah paham,” kata Xueazhi dengan cepat, sebelum Chequ sempat berbicara. “Tuan Muda Shangguan melindungiku karena atas permohonan seseorang,” jelas nya.
“Ah… Ternyata seperti itu ya,” kata Liuli, seperti tidak terlalu percaya.


Mendengar godaan itu, Xuezhi hanya diam saja. “Tuan Muda Shangguan. Di mana kamu sekarang? Pernahkah kamu memikirkan aku?” tanyanya sambil mengingat Shangguan Tou.




Shangguan Tou datang ke Makam Almarhum Bai Lu, Ibu kandung nya. Dan disebelah makam Bai Lu, ada sebuah makam baru, yaitu makam Biarawati Bai Yun.

“Bibi. Terima kasih telah memberitahuku semua faktanya. Istirahatlah dengan tenang,” kata Shangguan Tou sambil menatap makam Bai Yun. “Ibu. Maafkan anak tidak berbakti. Sampai hari ini, aku baru datang melihat Ibu,” katanya kemudian sambil menatap makam Ibunya, Bai Lu. Dia merasa sangat sedih dan menangis dalam diam.


Malam hari. Shangguan Tou pulang ke Kediaman Penasihat Negara. Dan ketika dia baru masuk, Xingzhou sudah menyadari kedatangan nya.


“Sudah 10 tahun. Tou,” kata Xingzhou sambil berbalik. Dan Shangguan Tou langsung mengarahkan pedang ke arahnya. Tapi Xingzhou tidak peduli dengan itu. “Akhirnya kamu pulang juga,” katanya.

“Kamu boleh meninggalkan aku. Aku tidak akan menyalahkanmu. Tapi kamu tidak boleh meninggalkan ibuku,” kata Shangguan Tou dengan kebencian.

“Sepertinya Bai Yun sudah memberitahumu,” kata Xingzhou. Dan Shangguan Tou membenarkan. “Tou. Kamu sudah dewasa. Sebagai seorang pria, dalam hal ini, apakah kamu dapat memahami aku?” tanyanya.

“Aku tidak dapat memahamimu. Aku berbeda denganmu. Aku tidak akan serakah akan kekuasaan, dan sembarangan jatuh cinta terhadap seseorang. Memberikannya cinta tapi malah merebut nyawanya,” bentak Shangguan Tou, marah.


Dengan menyesal, Xingzhou mengakui kesalahannya. Dulu dia terlalu fokus mengejar kekuasaan, sehingga dia melupakan identitas nya dan membuatnya tidak pernah mendapatkan cinta yang di inginkannya. Karena itu sekarang dia bersedia bila Shangguan Tou membunuh nya. Dan bila dia tiba di alam sana nantinya, dia akan meminta maaf langsung kepada Bai Lu, Ibu kandung Shangguan Tou.
Lalu tiba- tiba disaat itu, para penjaga datang. Mereka mengarahkan pedang mereka kepada Shangguan Tou. “Ini adalah masalah di antara aku dan anakku. Keluar!” perintah Xingzhou kepada mereka semua.

“Baik,” jawab para pengawal. Lalu mereka pun pergi.


Xingzhou menjelaskan kepada Shangguan Tou bahwa sejak dia mengirim Shangguan Tou menjauh, dia sudah menduga akan ada hari ini. Dan dengan benci, Shangguan Tou bertanya, apakah Xingzhou pernah berpikir bahwa hari ini Xingzhou akan mati. Dan Xingzhou menutup matanya sebagai jawaban.

Melihat itu, Shangguan Tou merasa ragu dan menjatuhkan pedangnya. Lalu diapun berbalik dan berjalan pergi darisana. Xingzhou sama sekali tidak menyangka itu.

Muyuan memberitahu Xuezhi bahwa pengkhianat di Istana Api Chong adalah Yu Man, dan dia tidak tahu kenapa Yu Man melakukan itu, namun sekarang Yu Man sudah kabur. Dan mengetahui kalau Yu Man sudah kabur, maka Xuezhi tidak berniat untuk mengejarnya, sebab dirinya baik- baik saja. Terlebih Yu Man adalah bawahan penatua, jadi dia berharap supaya Yu Man bisa bertobat. Dia memaafkan Yu Man. Mendengar itu, Muyuan merasa senang dan lega.


“Aku sudah memutuskan untuk melakukan pelatihan tertutup,” kata Xuezhi, memberitahukan rencananya. “Benar perkataan Penatua Yuwen. Sekarang aku memang tidak memenuhi syarat untuk menjadi Ketua Istana Api Chong.”
“Ketua muda istana. Biasanya Penatua Yuwen memang agak tegas. Tapi dia…” kata Muyuan dengan panik.

“Kak Muyuan. Dengarkan aku selesai berbicara dulu,” pinta Xuezhi dengan tenang.


Xuezhi berniat untuk mengubah dirinya sendiri, membuat dirinya sendiri menjadi kuat. Sebab dia tidak bisa selama nya menghindar dan bersembunyi di belakang Muyuan serta yang lainnya. Dan Muyuan senang dengan pemikiran Xuezhi tersebut, tapi dia juga khawatir, karena bagaimanapun Xuezhi baru pulang. Tapi Xuezhi sudah memutuskan, dia ingin melakukan pelatihan tertutup.

“Jadi, selama aku melakukan pelatihan tertutup, masalah dalam Istana Api Chong kita harus merepotkan kamu,” pinta Xuezhi. Dan Muyuan diam, karena dia masih merasa khawatir.


Shangguan Tou minum sendirian sambil mabuk. Dan kemudian Xingzhou datang menemuinya. Dia berdiri diam untuk sesaat, karena merasa ragu. Tapi lalu dia meletakkan sebuah kotak di hadapan Shangguan Tou dan dia memberanikan dirinya untuk berbicara.


“Aku … masih adalah ayahmu kan?” tanya Xingzhou. Dan Shangguan Tou hanya diam saja. “Tou. Sebagai ayah kandungmu, ingin kamu maafkan aku dalam seumur hidup ini, itu sudah menjadi harapan tertinggiku dalam beberapa tahun ini. Tak kusangka ternyata kita berdua bertemu dalam kondisi seperti ini. Di antara kita berdua, tidak sanggup diterima, terlebih tidak dapat dilepaskan,” katanya dengan sedih. “Aku tahu. Seumur hidupku ini, aku tidak akan mati dengan baik. Berada di dunia persilatan, kamu harus menjaga dirimu dengan baik,” katanya, mengingatkan dengan baik.


“Kemunafikanmu hanya cocok dengan ketidaksetiaan kamu,” balas Shangguan Tou. “Bagiku, kamu hanyalah ayah kandung. Memberikanku nyawa tapi tidak dapat memberikanku andalan. Memberikanku sebuah rumah, tapi tidak dapat memberiku sebuah keluarga. Kenapa kamu tidak membiarkanku tumbuh besar seperti anak yatim piatu saja? Kamu menganggapku sebagai anjing tak bertuan yang tidak punya martabat, dan dibuang di Balai Gunung Pedang Roh. Aku hanya bisa hidup dengan tampak mewah tapi sebenarnya tidak. Berpura-pura sebagai gelandangan yang bebas dan romantis. Membiarkan orang lain menjelekkanku sesuka hati. Ketika aku diracuni, aku seperti burung tanpa sayap. Tidak berdaya. Terus berjuang. Pernahkah kamu memikirkan ketidakberdayaan dan rasa putus asaku ketika aku jatuh ke dalam jurang? Ketika aku merasa sakit hingga tak ingin hidup lagi di dunia ini, ketika semua harapanku telah hilang, kamu ada di mana?” tanya nya, menceritakan semua kesulitannya selama ini.

Dan Xingzhou tidak bisa menjawab.

Post a Comment

Previous Post Next Post