Original Network : OCN
“Drama ini fiksi. Nama, tempat,
organisasi, insiden, entitas, dan pekerjaan tidak terkait kehidupan nyata”
“2008”
Kereta melaju dengan cepat memasuki terowongan.
Do Won menutup matanya, lalu dia berjalan menuju ke
tengah rel kereta sambil memegang kalung emas yang menjadi bukti pembunuhan.
Dan ketika dia membuka matanya dengan gugup, dia melihat bahwa di hadapannya
ada Seo Kyung yang tampak seperti ingin melakukan hal yang sama sepertinya. Dan
diapun merasa khawatir.
Sebelum kereta datang dan menabrak mereka berdua, Do Won
langsung menarik Seo Kyung ke samping rel kereta. Sehingga mereka pun selamat.
Do Won mengikuti Seo Kyung yang baru pulang bersekolah.
Dan saat malam tiba, dia melihat Sung Wook ingin melecehkan Seo Kyung. Dan dia
merasa sangat marah. Dia menghajar Sung Wook dan mengancam nya. “Jika kamu
menyentuhnya lagi, aku akan membunuhmu. Aku akan membunuhmu dan ibumu!” bentak
nya.
Setelah itu, Do Won mengulurkan tangan nya kepada Seo
Kyung. “Ayo,” ajaknya. Dan dengan rasa penuh terima kasih, Seo Kyung menyambut
uluran tangan itu.
Do Won kemudian membawa Seo Kyung untuk tinggal dirumah
nya. Lalu disana, dia juga bantu mengobati luka Seo Kyung. Dan Seo Kyung
mengucapkan terima kasih, karena telah menyelamatkannya.
“Aku juga ingin berterima kasih. Aku menemukan sebuah
alasan. Untuk hidup,” kata Do Won, bersungguh- sungguh. “Kamu tidak akan
terluka lagi. Aku berjanji,” janji nya.
“Seo Kyung. Seo Kyung. Seo Kyung,” panggil Do Won terus-
menerus sambil menangis histeris. Namun tidak peduli gimanapun dia menangis,
Seo Kyung tidak akan pernah membuka matanya lagi. Untuk selama- lamanya.
"Stasiun
Mukyeong" yang berada di dunia lain.
Seorang pria turun dari dalam kereta. Dan pria itu adalah
Do Won yang lain.
Train
Episode 3
Sesampainya di rumah sakit, Jung Min langsung berlari
masuk ke dalam secepat mungkin. Dan saat dia melihat Do Won yang sedang
terduduk lemas di depan ruangan mayat, dia merasa terkejut. Tapi dia tidak mau
percaya dan menanyai Do Won untuk memastikan.
“Seo Do Won. Itu tidak benar, bukan? Aku salah dengar,
bukan? Itu omong kosong, bukan?” tanya Jung Min, memohon. Tapi Do Won hanya
diam saja, sebab dia juga masih merasa sangat syok. “Kenapa Seo Kyung di sini?
Apa yang terjadi?” tanya Jung Min sambil menangis dan berteriak histeris.
Jin Woo, Rekan B, dan Oh Mi Sook kemudian datang juga.
Disaat itu, Do Won merasa sangat pusing serta sakit. Pandangan nya menjadi
buram dan tidak fokus. “Jung Min. Bangunkan aku. Kumohon,” pintanya, tidak bisa
menerima kenyataan.
Di dunia lain. Do Won yang lain berlari buru- buru keluar
dari sebuah gedung. Kemudian tepat disaat dia telah pergi, petugas polisi
datang ke sana.
Didalam salah satu kamar yang ada di Gedung tersebut,
para petugas polisi yang datang itu menemukan mayat seorang pria dengan bekas
tembakan di dahinya.
Do Won masuk ke dalam sebuah toilet umum. Dia membuang
jarum suntik yang telah di gunakan nya ke dalam tempat sampah. Lalu dalam
keadaan seperti setengah sadar, dia mengeluarkan hpnya dan menelpon seseorang. ‘Inspektur Senior Seo Do Won, Badan
Kepolisian Nasional’.
Kereta melaju melewati jalur yang aneh.
Ternyata mayat di dalam koper bukanlah mayat Nenek Ji
Young, melainkan mayat wanita yang tidak di kenal. Dan saat Rekan B mengecek koper
tersebut, dia menemukan sebuah poster iklan terselip di dalam nya. "Pastor
Park Young Tae".
Kematian korban keenam yang di temukan segera masuk ke
dalam acara berita. Termaksud meninggal nya Seo Kyung yang dibunuh di TKP.
Poster yang di temukan oleh Rekan B segera di periksa di
lab.
Para wartawan datang ke kantor polisi dan menwawancarai
Oh Mi Sook yang baru datang untuk mencari informasi. Tapi Mi Sook hanya diam
saja dan tidak menjawab.
Sebagai anggota keluarga, Do Won berjaga- jaga di acara pemakaman
Seo Kyung. Kemudian saat Rekan B datang, Rekan B menanyai nya,” Pak Seo. Tepat sebelum Nona Han dibunuh, dia meneleponmu. Kamu sudah
bicara dengannya?” tanya Rekan B kepadanya. Dan dia diam, tidak menjawab.
Ketika sudah tidak ada siapapun yang datang, Do Won
menyalakan hpnya dan mendengar kan pesan suara yang di kirim oleh Seo Kyung.
Seo Kyung : “Do
Won. Itu bukan ayahmu.”
Pesan suara tersebut di kirim oleh Seo Kyung pada saat-
saat terakhirnya, sebelum dia menghebuskan nafas terakhirnya. Dan setelah
mendengarkan pesan suara tersebut, Do Won segera datang ke kantor.
Seo Kyung : “Itu
bukan ayahmu. Itu dia. Pelaku Kasus Stasiun Mukyeong. Dia membunuh ayahku.”
Do Won memeriksa kembali data kejadian Ayah Seo Kyung
dulu yang ada padanya sambil mengingat setiap perkataan kejam yang telah di
katakan nya kepada Seo Kyung.
Ayahku. Dia
yang membunuh ayahmu 12 tahun lalu. Kamu sungguh tidak mengerti ucapanku?
Alasanku tetap bersamamu. Dan alasanku harus meninggalkanmu. Inilah alasan
sebenarnya di balik semua itu.”
“Aku selalu merasa seperti berutang padamu.
Aku selalu merasa sangat bersalah. Dan aku selalu ingin bebas dari hal itu.
Jadi, jangan ganggu aku. Kumohon.”
Do Won membandingkan foto perhiasan dirumah Seo Kyung
dulu, dengan foto perhiasan milik korban. Dan kedua perhiasan tersebut mirip.
Seo Kyung : “Semua
perhiasan ibuku menghilang 12 tahun lalu. Korban kasus Stasiun Mukyeong
memakainya. Mereka berlima. Aku ingin berbagi ini denganmu setelah aku
benar-benar yakin. Do Won. Kamu tidak perlu merasa bersalah sekarang. Kamu
pasti kesulitan karena aku. Maafkan aku karena aku menyukaimu.”
Do Won menangis keras. Dia merasa sangat menyesal dan
sedih. Lalu saat dia memandangi jam tangan pemberian Seo Kyung dulu, dia
semakin menangis.
Jung Min membersihkan meja kantor Seo Kyung yang telah
tiada. Dan saat dia melihat foto Seo Kyung, dia menangis.
Ketika Jung Min datang ke rumah Seo Kyung, dia heran
karena pintu rumah Seo Kyung dalam keadaan terbuka. Dan ternyata didalam ada Do
Won.
“Sedang apa kamu di sini?”
“Aku hanya berpikir,” jawab Do Won. “Saat aku mendengar
suara dari luar, aku tahu itu bukan dia, tapi itu masih mengejutkanku karena
aku hampir berpikir Seo Kyung mungkin masuk ke sini. Dia mungkin merasakan hal
yang sama setiap malam di sini sendirian setelah aku pergi,” katanya dengan
sedih sambil memandangi foto nya bersama Seo Kyung dulu.
Jung Min kemudian duduk di dekat Do Won. Dia mengakui
bahwa pada malam itu, didalam gudang, dia ada mendengar pembicaraan antara Do
Won dan Seo Kyung. Mendengar itu, Do Won membalas bahwa bukan Ayah nya lah yang
telah membunuh Ayah Seo Kyung. Lalu dia memperlihatkan foto- foto perhiasan 12
tahun lalu, perhiasan yang hilang dari rumah Seo Kyung. Dan melihat foto itu,
Jung Min merasa terkejut dan segera mencocok kan nya dengan foto perhiasan
semua korban.
“Apa itu artinya pelakunya sama?” tanya Jung Min.
“Aku sudah salah jalan sejak awal. Dua belas tahun lalu,
ayahku hanya tidak beruntung. Dia berada di tempat dan waktu yang salah,” jelas
Do Won. “Jika ayahku tidak mengalami kecelakaan malam itu, apa keadaan akan
berubah?” tanyanya sambil merenung. “Bagaimana jika Seo Kyung dan aku tidak
pernah bertemu? Akankah Seo Kyung masih hidup sekarang?”
“Aku tidak akan memaafkannya,” kata Jung Min, bertekad.
Jung Min lalu memperlihatkan sebuah peluru kecil kepada
Do Won. Itu adalah peluru yang ditemukan di tubuh Seo Kyung. Peluru itu berasal
dari pistol kaliber 38, senjata yang sama dengan yang dipakai oleh polisi. Lalu
sambil menangis, dia mengatakan bahwa dia pasti akan menangkap pelaku nya,
tidak peduli apa yang terjadi.
Mendengar itu, Do Won juga bertekad hal yang sama. Dengan
erat dia memegang peluru kecil itu di tangannya.
Mi Sook memberitahu atasan tertinggi bahwa dia merasa
bertanggung jawab untuk kasus yang terjadi 12 tahun lalu dan kasus yang terjadi
sekarang, sebab dia tidak berhasil untuk menangkap pelaku sebenarnya. Jadi dia
ingin menyelesaikan kasus ini, lalu setelah itu barulah dia akan mengundurkan
diri dari jabatan nya.
Diruang rapat. Rekan B menjelaskan tentang korban keenam.
Korban diduga berusia 50-an. Korban mati dengan cara di cekik sampai mati, lalu
kepalanya di pukul. Sidik jari korban hilang, di karenakan oleh semacam metode
kimia, sehingga mereka tidak bisa mengenali siapa korban. Namun mereka
mendeteksi bahwa ada jenis cat tertentu yang dipakai untuk membuat kursi mobil
di jari- jari korban. Dan korban tidak ada memakai perhiasan yang di curi 12
tahun lalu.
“Kamu sudah identifikasi sidik jari yang ditemukan di
pamflet?” tanya seorang petugas yang hadir di dalam rapat.
“Kami mendeteksi tiga sidik jari dari tangan kanan di
selebaran yang ditemukan di tas. Kami menemukan bahwa salah satunya sidik ibu
jari, dan dua lainnya adalah jari telunjuk dan tengah,” jawab Rekan B sambil
menunjukkan hasil nya.
“Apa kabar terbaru Lee Ji Young, korban kelima?”
Mendengar pertanyaan itu, Rekan B menatap ke arah Do Won.
Tapi Do Won hanya diam dan sama sekali tidak merespon.
Ketika Ji Young melihat mayat yang mirip dengan wajahnya
sendiri, dia merasa terkejut. Karena tidak ada yang pernah memberitahu nya
bahwa dia memiliki saudara kembar.
“Kamu bilang tidak pernah bertemu dengan ibu kandungmu,
bukan?” tanya Do Won. Dan Ji Young mengganguk. “Rumah sakit tempatmu dilahirkan
terbakar akibat kebakaran, jadi, kami tidak bisa memeriksa catatan kelahiranmu.
Biasanya anak kembar tidak memiliki sidik jari yang sama. Tapi pernah ada kasus
ada anak kembar tiga lahir dengan sidik jari yang sama,” katanya, menjelaskan.
“Lalu kenapa tidak ada apa pun tentang dia? Setidaknya
dia harus punya KTP,” tanya Ji Young dengan heran.
“Kemungkinan terbesar adalah dia tinggal di sini secara
ilegal karena dia diadopsi ke luar negeri setelah dia lahir,” jawab Do Won.
“Baiklah,” balas Ji Young. Lalu dia meminta izin untuk
mengambil mayat tersebut untuk dikuburkan.
Do Won tidak langsung memberikan izin. Dia memandangi
bekas luka bakar di leher Ji Young dan bertanya, dimana Ji Young mendapatkan
bekas luka bakar tersebut. Dan dengan malu, Ji Young menutupi lehernya. Lalu
dia menjelaskan bahwa sewaktu dia berusia 5 tahun, dia pernah menumpahkan kopi
di lehernya, itu kata Nenek nya.
“Baiklah. Terima kasih,” kata Do Won, mengerti. Lalu Ji
Young pun pergi darisana.
Setelah Ji Young pergi, Do Won memeriksa mayat korban
kelima. Dan dia heran melihat bekas luka bakar yang sama di lehernya. Kemudian
tiba- tiba telinganya berdenging, dan dia mengingat tentang kereta yang pernah
di lihatnya.
Jin Woo menghubungi Do Won dan melaporkan bahwa hasil
pemeriksaan sidik jari telah keluar dan dia akan mengirimkan nya sekarang.
Di kantor. Do Won memeriksa data terbaru yang di temukan,
yaitu sidik jari Lee Jin Sung. Rekan B menjelaskan bahwa ini terasa aneh, sebab
bila kasus ini sama seperti kasus 12 tahun lalu, dimana pelaku tidak ada
meninggalkan jejak sedikit pun, kenapa sekarang pelaku malah sampai ceroboh
begini untuk meninggalkan jejak.
“Kamu sudah memeriksa di mana rumahnya?” tanya Do Won.
“Dia keluar dari penjara awal tahun. Kita tidak tahu di
mana rumahnya sekarang,” jawab Rekan B.
“Bagaimana dengan Park Min Kyung? Usianya 29 tahun. Dia pacarnya
saat Lee Jin Sung ditangkap,” kata Do Won. Dan Jin Woo heran, sebab Do Won
tampak seperti mengenal Jin Sung. “Aku yang menangkap Lee Jin Sung,” jelas Do
Won.
Do Won datang ke klub untuk mencari Min Kyung. Disana dia
bertanya pada Lady Bos. Dan Lady Bos menjawab bahwa dia tidak kenal siapa Min
Kyung. Tapi tepat saat Lady Bos baru saja mengatakan itu, Min Kyung muncul dari
belakang.
Min Kyung menjelaskan bahwa dia telah putus dengan Jin
Sung, saat Jin Sung dipenjara. Dan dia sudah lama tidak mendengar tentang Jin
Sung, jadi dia sungguh tidak tahu dimana Jin Sung tinggal sekarang atau Jin
Sung sedang sibuk apa.
Mendengar itu, Do Won teringat pada tahun itu, dimana dia
menangkap Jin Sung.
Diruang Introgasi. Do Won menanyai Jin Sung, dimana
catatan transaksi yang Jin Sung buat dengan klien VIP. Dan Jin Sung terus
menjawab bahwa dia tidak mempunyai buku besar apapun.
“Orang yang bertugas sudah memberitahuku semuanya. Kami
bahkan diberi bukti,” jelas Do Won. “Kamu sungguh ingin bertanggung jawab atas
semuanya?” tanyanya.
Saat Do Won keluar dari ruang introgasi, dia bertemu
dengan Min Kyung yang tampak seperti sudah menunggu sedari tadi. Dan Min Kyung
memberikan sebuah flashdisk padanya.
“Kamu yang memegang ini?” tanya Do Won, heran.
“Kamu akan memastikan hukumannya lebih ringan?” tanya Min
Kyung, memohon. “Aku sangat mengenalnya. Dia akan kesulitan beradaptasi di
penjara.”
Do Won memperhatikan jepit rambut yang Min Kyung kenakan
sekarang, itu adalah jepit rambut yang sama seperti yang Min Kyung pakai dulu.
Dan dia menanyai, apakah jepit rambut tersebut dari Jin Sung. Mendengar itu,
Min Kyung langsung melepaskan jepit rambut tersebut dan menyimpan nya ke dalam
tas.
Tepat saat Min Kyung melakukan itu, Do Won merasa seperti
melihat sesuatu. Jadi diapun langsung merebut tas Min Kyung dan memeriksa nya.
“Pertanyaan mana yang ingin kamu jawab lebih dahulu? Kamu mau ke mana? Kamu
akan pergi dengan siapa?” tanyanya sambil menunjukkan dua buku paspor yang di
temukan nya di dalam tas Min Kyung.
Rekan B datang ke klub dan berdiri menunggu didepan meja
resepsionis untuk menunggu Do Won. Lalu disaat itu, Jin Sung lewat. Dan dia pun
segera berlari mengejar nya. Tepat disaat itu, Do Won keluar, dan melihat itu,
dia juga ikut berlari mengejar Jin Sung.
Rekan B mengejar dengan cara baik. Tapi Do Won, dia
mengejar dengan cara berani. Dia menembak dua kali sebagai peringatan untuk Jin
Sung. Tapi walau begitu, Jin Sung tetap saja terus berlari.
Saat Jin Sung merasa bahwa akhirnya dia telah berhasil
kabur, dia merasa tenang. Tapi tiba- tiba Do Won keluar dari dalam gang di
samping nya. Dan Do Won mengarah kan pistol ke kepala nya.
“Empat hari lalu. Dari mana saja kamu dan apa yang kamu
lakukan?” tanya Do Won.
“Apa lagi? Aku sedang bekerja,” jawab Jin Sung dengan
ketakutan.
“Berhenti bercanda denganku dan katakan yang sebenarnya,”
geram Do Won, kesal. Dan Jin Sung memohon supaya Do Won menyingkirkan pistol
tersebut dari kepalanya terlebih dahulu.
Rekan B dan Jin Woo kemudian datang. Jin Woo melapor
bahwa dia telah memeriksa alibi Jin Sung dari CCTV, dan disana terlihat Jin
Sung sedang berada di kantor sepanjang sore. Mendengar itu, Do Won merasa
heran. Dan Rekan B meminta Do Won untuk tenang, lalu dia merebut pistol yang Do
Won pegang. Namun walaupun begitu, Do Won masih belum mau melepaskan Jin Sung.
“Lalu kenapa kamu berlari?” tanya Do Won, kesal. “Ada apa
dengan paspornya? Kenapa kamu berusaha ke luar negeri?” teriaknya, bertanya.
“Bagaimana aku bisa tinggal di sini? Hal seperti ini
terjadi setiap hari. Sudah memalukan aku hanya bisa diterima bekerja di tempat
kerja Min Kyung. Aku muak dan lelah dengan kehidupan ini, jadi, aku akan pindah
ke Kanada bersamanya. Seluruh keluargaku tinggal di sana. Lagi pula, dahulu aku
tinggal di sana,” jelas Jin Sung, menjawab.
“Berapa lama kamu tinggal di Kanada?” tanya Rekan B,
ingin tahu.
“Aku pergi ke sana saat masih SD dan tinggal di sana
sampai usiaku 20 tahun,” jawab Jin Sung. Lalu dia melepaskan dirinya dari
cengkraman Do Won dengan ketakutan.
Rekan B menenangkan Do Won dengan menjelaskan bahwa dari
jawaban Jin Sung, berarti 12 tahun lalu, Jin Sung tidak berada di korea.
Min Kyung kemudian datang. Dia berteriak meminta semuanya
untuk berhenti. Lalu dengan perhatian, dia memeriksa apakah Jin Sung ada
terluka atau semacamnya.
“Lalu bagaimana kita menjelaskan sidik jarinya?” tanya Jin Woo kepada Rekan B, tidak mengerti.
Mendengar itu, Rekan B menunjukkan poster yang dibawanya
kepada Jin Sung, dan menjelaskan bahwa mereka menemukan sidik jari tangan kanan
Jin Sung di poster ini. Dan tanpa menjawab, Min Kyung melepaskan sarung tangan
yang Jin Sung pakai. Dan mengejutkan nya, Jin Sung tidak memiliki jari telunjuk
serta jari tengah, karena kedua nya sudah terpotong.
“Beberapa pria datang menemuinya begitu dia bebas. Aku
yakin mereka dikirim oleh orang-orang di buku besar itu. Sejak hari itu, dia
tidak pernah melepas sarung tangan ini bahkan saat tidur. Karena ingatan itu
sangat mengerikan,” jelas Min Kyung dengan emosi. “Kini kamu menggunakannya
untuk melibatkan dia? Apa ini harga bekerja sama dengan polisi?” tanyanya.
Situasi menjadi sangat aneh. Jin Woo, Rekan B, dan Do
Won, mereka bertiga sangat bingung dengan apa yang sebenar nya sedang terjadi.
Lalu Do Won mengambil poster tersebut dan pergi.
Tags:
Train