Sinopsis K- Drama : Flower Of Evil episode 2 part 1
Original Network : tvN
Pertemuan pertama Hee Sung dan Ji Won. Ketika Ji
Won sedang menjaga toko sendirian, Hee Sung datang dan membeli dua kaleng bir.
Seperti ketentuan, Ji Won meminta kartu identitas Hee Sung untuk melihat
umurnya. Dan saat Ji Won melihatnya, dia mengomentari kalau Hee Sung terlihat
masih muda dan apakah Hee Sung baru pindah ke sini, karena ini pertama kalinya
dia melihat Hee Sung.
Mendengar itu, Hee Sung menjawab, “Sepertinya ini
tempat yang bagus untuk mulai dari awal kembali. Dan sepi,” katanya. Walaupun
tidak mengerti, Ji Won tersenyum demi kesopanan.
Pagi hari. Ji Won masih tertidur dengan nyenyak di
atas tempat tidur.
Sementara Hee Sung, dia sudah bersiap- siap. Di
dalam kamar mandi, dia menonton video yang mengajarkan tentang ekpresi wajah
bahagia. Dan dia mengikuti setiap langkah yang di ajarkan disana.
Ekspresi wajah bahagia : A, kerutan terbentuk di
sekitar mata. B, pipimu terangkat. C, ada gerakan tertentu di kerutan di sekitar
mata. “Bagaimana? Bukankah dia terlihat
bahagia?”
Setelah selesai mempraktekkan bagaimana caranya
berekspresi bahagia, Hee Sung mulai memasak di dapur. Dia tampak sangat ahli
dan sudah terbiasa memasak.
Ji Won yang sudah bangun berjalan mendekati Hee Sung
secara diam- diam, dan lalu dia mengejutkan nya dari belakang. Setelah itu, dia
tertawa. Dan melihat itu, Hee Sung menunjukkan ekspresi bahagia, sesuai dengan
apa yang sudah di pelajari nya di video.
“Sayang, aku bermimpi,” kata Ji Won dengan senang.
“Aku memimpikan pertemuan pertama kita,” jelas nya. Dan mendengar itu, Hee Sung
tersenyum kecil.
Hee Sung kemudian dengan perhatian membiarkan Ji
Won mencicipi makanan nya. Lalu setelah itu, dia mulai membereskan meja. Dan Ji
Won menanyai, apa yang bisa dia bantu. Dan Hee Sung pun menyuruh Ji Won untuk
mengeluarkan kkakdugi dari kulkas. Tapi Ji Won selalu salah mengambil barang,
karena dia tidak tahu dimana letak kkakdugi. Jadi Hee Sung pun menyuruhnya
untuk membangunkan Eun Ha saja serta membantu Eun Ha untuk mandi. Dan Ji Won
pun mengiyakan.
Setelah Eun Ha selesai mandi, dia menanyai Ji Won,
siapa yang lebih tinggi, dia atau Soo Young. Dan dengan bingung, Ji Won
bertanya siapa Soo Young. Mendengar itu, Eun Ha menghela nafas, karena sia- sia
saja dia berbicara dengan Ji Won.
“Mari kita keringkan rambutmu,” kata Ji Won dengan
perhatian.
“Terlalu panas saat Ibu yang melakukannya,” tolak
Eun Ha. “Aku akan meminta Ayah. Ayah lebih baik dalam hal itu,” katanya dengan
bangga.
“Ibu juga bisa melakukannya dengan baik,” balas Ji
Won.
“Tapi Ibu tidak pandai dalam apa pun,” keluh Eun
Ha.
Eun Ha kemudian keluar dari dalam kamar sambil
membawa pengering rambut, dan dia meminta Hee Sung untuk bantu mengeringkan
rambutnya. Dan dengan heran, Hee Sung menanyai, dimana Ji Won. Dan Eun Ha
menjawab bahwa Ibu bilang ini rahasia.
“Bukankah kamu berjanji tidak akan merahasiakan apa
pun dari ayah?” tanya Hee Sung, mengingatkan. Dan Eun Ha tertawa, karena itu
benar. “Ibumu ke mana?” tanyanya lagi.
“Ibu pergi membersihkan bengkel untuk Ayah,” jawab
Eun Ha. Mendengar itu, senyum di wajah Hee Sung langsung menghilang, karena dia
terkejut.
Dengan bersemangat, Ji Won masuk ke dalam tempat
kerja Hee Sung dan berniat untuk membersihkan nya.
Didalam ruang bawah tanah. Moo Jin terbangun,
karena suara jam. Dan sekali lagi dia berusaha keras untuk melepaskan ikatan di
tangan dan kaki nya.
Hee Sung berlari dengan buru- buru dan masuk ke
dalam ruang kerja nya. Lalu dia mendekati Ji Won dengan gugup. Dan sambil
tersenyum, Ji Won menanyai, apakah Hee Sung ada memecahkan cangkir teh, karena
dia ada menemukan pecahan cangkir di lantai. Mendengar itu, Hee Sung tersenyum
lega dan menjelaskan bahwa dia ceroboh kemarin, lalu dia mengajk Ji Won untuk
segera naik ke atas dan sarapan sebelum makanan nya dingin.
“Kamu minum teh dengan siapa?” tanya Ji Won, ingin
tahu.
“Seorang pelanggan,” jawab Hee Sung, singkat.
Didalam ruang bawah tanah. Moo Jin terus
memberontak dan berusaha keras untuk membuka ikatannya.
“Tapi bukan sembarang pelanggan. Seseorang yang
ingin kamu temui,” komentar Ji Won. “Begitulah dirimu. Minuman dingin untuk
pertemuan singkat dan minuman panas untuk obrolan panjang,” jelas nya.
“Seperti itukah aku?” tanya Hee Sung dengan tenang.
“Aku lebih mengenalmu daripada dirimu sendiri,”
kata Ji Won dengan bangga.
Ji Won kemudian bertanya lagi, siapa, karena dia
ingin tahu. Dan dengan tenang, Hee Sung berbohong, dia minum teh dengan
temannya, teman SMP. Mendengar itu, Ji Won terkejut, sebab Hee Sung pernah
bilang kalau sejak kecil Hee Sung adalah penyendiri. Dan sambil masih
menunjukkan ekpresi wajah bahagia, Hee Sung menjawab bahwa tetap saja dia masih
senang bertemu dengan teman nya itu setelah bertahun- tahun.
“Lihat? Itu sebabnya aku menyuruhmu menghadiri
reuni dan sebagainya,” kata Ji Won dengan semangat. Lalu dia teringat sesuatu.
“Ah, Aku
kemari untuk mengelap perabotanmu.”
“Tapi aku lapar. Bisakah kita menikmati sarapan
dahulu?” ajak Hee Sung dengan manja.
Setelah keluar dari ruang kerja. Hee Sung
memandangi ekpresi wajah Ji Won untuk memastikan tidak ada yang berubah. Dan
saat dia melihat kalau Ji Won masih sama saja, dia tersenyum.
“Kenapa tatapanmu seperti itu?” tanya Ji Won,
heran. “Aku pasti masih wanita tercantik di dunia bagimu,” katanya dengan
narsis.
“Ah. Bukankah cuaca hari ini indah?” tanya Hee
Sung, mengalihkan pembicaraan. Lalu dia memeluk pundak Ji Won dan membawa nya
untuk naik ke atas.
Didalam ruang bawah tanah. Moo Jin merasa sangat
frustasi, karena tidak peduli bagaimanapun dia berusaha, dia tetap tidak bisa
melepaskan ikatan di tangan dan kakinya.
Seorang wanita datang ke sebuah rumah. Dia
memanggil Ibu yang tinggal dirumah tersebut, tapi tidak ada jawaban. Lalu dia
merasa heran, kenapa pintu rumah Ibu tersebut tidak ada terkunci. Dan kemudian
saat dia masuk ke dalam rumah, dia menemukan ada jejak darah di lantai. Dan
saat dia memeriksa ke dalam kamar, dia sangat terkejut melihat Ibu tersebut
telah tewas dalam keadaan yang mengerikan.
Ibu tersebut terbaring di lantai dengan begitu
banyak darah. Dan dilehernya ada tali besar.
Polisi datang memeriksa TKP serta mayat. Tim Ji Won
juga datang ke sana. Melihat kondisi mayat yang kuku di Ibu jarinya menghilang,
Detektif Im teringat akan kasus pembunuhan berantai di Kota Yeonju. Total tujuh
korban, kuku di Ibu jari mereka semua hilang.
“Maksudmu, kasus yang Wartawan Kim Moo Jin sebutkan
sebelumnya?” tanya Ji Won. Dan Detektif Im mengganguk kan kepalanya.
“Kenapa aku belum mendengar soal ini?” tanya
Detektif Choi, heran.
“Pelakunya bunuh diri sebelum tertangkap, jadi,
kasus itu ditutup. Orang-orang melupakannya seiring Piala Dunia,” jawab
Detektif Im.
“Kamu pikir seseorang meniru kasus yang terjadi 18
tahun lalu? Kenapa?” tanya Ji Won, heran.
Sebelum Detektif Im sempat menjawab, Putra korban
datang sambil menangis. Dia ingin melihat Ibunya. Tapi para polisi segera
menahannya supaya jangan masuk ke dalam TKP.
Hee Sung memasang tanda ‘Close’ di depan toko. Lalu
dia membuka pintu ruangan bawah tanah, dan masuk ke dalam nya untuk menemui Moo
Jin.
Hee Sung mengambil kursi dan duduk dengan santai di
hadapan Moo Jin. Dia lalu membuka lakban di mulut Moo Jin dan membiarkan nya
untuk berbicara.
Moo Jin menanyai, kenapa Hee Sung melakukan ini
padanya, karena ini adalah kejahatan. Dan Hee Sung bertanya, apakah Moo Jin
ingat, 18 tahun lalu, dia ada di posisi Moo Jin dan Moo Jin ada di posisinya.
Flash back. "Musim panas tahun 2002"
Moo Jin dan kedua temannya, mereka bertiga
menghajar Hee Sung. Lalu mereka mengikat Hee Sung menggunakan lakban di pohon.
Kemudian dengan sikap sok berkuasa, Moo Jin menyuruh Hee Sung untuk jangan
memelototinya dan dia menampar Hee Sung.
“Sebaiknya kamu memukuliku dengan benar. Jika
tidak, akan kuhancurkan tengkorakmu lain kali,” kata Hee Sung, tanpa rasa
takut.
“Aku yakin kamu melihatnya. Kamu melihat ayahmu
membunuh, bukan?” tanya Moo Jin dengan sinis. “Benarkah kamu tidak tahu? Atau
kamu hanya berpura-pura tidak tahu apa pun? Jika bukan itu, apa kamu
membantunya melakukannya seperti rumor itu?”
“Hei. Kamu takut padaku, bukan?” tebak Hee Sung.
Dan Moo Jin terdiam.
Moo Jin dan kedua temannya kemudian mengambil batu.
“Mandor desa memberitahuku bahwa kamu aneh karena mirip ayahmu. Dia bilang kamu
akan menjadi sepertinya jika tidak belajar. Bagaimana menurutmu?” tanyanya
dengan sombong. “Hyun Su. Jika terlalu menyakitkan, jangan ragu memberitahuku.
Itu pasti akan lebih menghibur bagiku,” ejek nya.
“Kim Moo Jin. Ingat ini. Lain kali, giliranmu akan
tiba,” balas Hee Sung. Dan Moo Jin serta kedua temannya langsung melempari Hee
Sung menggunakan batu.
Flash back end
Hee Sung mengambil palu dan mengelus wajah Moo Jin
menggunakan itu. “Jika terlalu menyakitkan, jangan ragu memberitahuku,” katanya
dengan halus.
“Hei... Do... Do Hyun Su,” kata Moo Jin, ketakutan.
“Itu pasti akan lebih menghibur bagiku,” lanjut Hee
Sung sambil tersenyum.
Moo Jin berusaha untuk membela dirinya. Dia
menjelaskan bahwa saat itu dia masih muda, dan lagian bukan hanya dia sendiri
yang melakukan nya. Mendengar itu, Hee Sung merasa geli dan mengangkat palunya.
Dia menjelaskan bahwa dia hanya bercanda, bila dia memang berniat untuk
membunuh Moo Jin, maka dia akan menutupi lantai dengan plastik.
“Hyun Su. Apa yang kamu inginkan dariku? Kalau
uang, akan kuberi sebanyak keinginanmu,” kata Moo Jin, berusaha untuk
bernegosiasi, karena sekarang dia sangat ketakutan dan lengan serta kakinya
terasa kebas.
“Hei, Moo Jin. Aku sama seperti ayahku,” kata Hee
Sung dengan serius. “Kamu bisa berusaha sekeras membuatku mengasihanimu, tapi
aku tidak akan merasakan apa pun,” jelas nya. “Jadi, jangan menangis. Kamu
membuatku ingin menutupi lantai dengan plastik,” ancamnya. Dan Moo Jin langsung
terdiam.
Hee Sung kemudian mengeluarkan ponsel Moo Jin, dan
dia menyuruh Moo Jin untuk memberitahukan kode nya.
Diruang forensik. Dokter memberitahukan hasil
pemeriksaan mayat korban kepada Ji Won. Dipunggung korban ada bekas ungu, itu
berarti korban terbaring di lantai delapan sampai sembilan jam. Tidak ada bekas
ligatur, jadi tali di leher korban ada disana tanpa asalan. Korban di tusuk
delapan kali, dan karena pendarahan yang
hebat, korban meninggal. Dan pergelangan kaki korban patah setelah korban
tewas. Serta kuku korban juga dibuang setelah korban tewas.
“Menurutmu kenapa si pelaku hanya membuang kuku ibu
jarinya?” tanya Ji Won, heran. “Jika untuk menyingkirkan DNA atau bukti
lainnya, si pelaku seharusnya membuang semua kuku lainnya.”
“Ini mirip dengan kasus yang terjadi sebelumnya,”
kata Dokter.
“Kasus pembunuhan berantai di Kota Yeonju?” tanya
Ji Won.
“Benar,” jawab Dokter. “Nama pelakunya adalah Do
Min Seok. Do Min Seok mengumpulkan kuku para korbannya. Itu bagaikan suvenir
baginya,” jelas nya.
Dokter kemudian menemukan sesuatu yang aneh di jari
korban. Dan dengan segera dia memeriksa nya.
Diruang rapat. Detektif Im terus berpendapat bahwa
kasus ini sama seperti kasus di Kota Yeonju. Namun Detektik Choi tidak setuju,
menurutnya pelaku menggunakan kasus di Kota Yeonju sebagai kamuflase saja.
Sebab sebelum korban meninggal, korban ada makan apel, tapi di dalam kamarnya
tidak ada di temukan pisau, yang berarti pembunuhnya adalah seorang kenalan
korban dan saat mereka makan bersama, mereka bertengkar, lalu si pelaku yang
marah menikam korban.
“Ada kamera pengawas?” tanya Detektif Yoon.
“Ada satu di depan rumahnya, tapi rusak,” jawab Woo
Cheol.
“Dia meminjam atau meminjamkan uang?” tanya
Detektif Yoon, lagi.
“Kita mendapati bahwa dia meminjamkan sekitar
20.000 dolar. Dia meminjamkan uang pada pedagang yang mengelola restoran gimbap
dan mengumpulkan uang setiap hari,” jawab Woo Cheol.
Detektif Choi kemudian menceritakan hasil introgasi
nya dengan Wanita yang pertama kali menemukan mayat korban. Wanita itu adalah
pekerja sosial, dia yang merawat korban, karena korban sudah tua dan tinggal
sendirian. Pusat kesejahteraan Gangsu sangat memperhatikan korban, karena
korban adalah pendonor terbesar disana, korban pernah menyumbangkan sekitar
370.000 dolar. Korban memiliki sebuah gedung, dan punya uang setidak nya lebih
dari satu juta dolar.
Detektif Im gantian bercerita. Dia menceritakan
hasil penyelidikannya. Korban memiliki seorang putra.
Putra korban membongkar isi toko untuk mencari
sesuatu. Tapi sialnya, dia tidak bisa menemukan apa yang dicarinya. Dan dengan
kesal, dia mengumpat.
“Detektif Cha, kenapa kamu diam saja?” tanya
Detektif Yoon.
“Kenapa Do Min Seok?” gumam Ji Won. Dan semuanya
tidak mengerti. “Dia tidak pernah terekspos media seperti pembunuh lainnya. Dan
bukan kasus tidak terpecahkan seperti pembunuhan di Hwaseong, jadi, dia tidak
terlalu terkenal. Lalu kenapa Do Min Seok?” jelas nya, bertanya.
“Apa pentingnya itu sekarang?” tanya Detektif Yoon,
heran.
“Wartawan Kim Moo Jin. Itu karena artikel yang
ditulisnya,” kata Detektif Im.
Moo Jin menelpon atasan nya Ibu Kang dan
memberitahu bahwa dia tidak bisa bekerja hari ini, tapi dia akan datang besok.
Dan dengan kesal, Ibu Kang mengomel bahwa dia sangat membenci jurnalis yang
hanya duduk di meja mereka saja. Lalu dia mengingatkan Moo Jin tenggat waktu
nya.
“Bu Kang, aku terikat …” kata Moo Jin, ingin
memberitahu.
“Aku sibuk, jadi, sampai jumpa,” kata Ibu Kang,
tidak mau tahu. Lalu Hee Sung langsung mematikan telpon Moo Jin sebelum Moo Jin
sempat berbicara lagi.
Karena Moo Jin bekerja di majalah mingguan, maka
tenggat waktu nya adalah hari Jumat. Itu berarti Hee Sung punya waktu tiga hari
penuh sampai seseorang melaporkan Moo Jin menghilang. Dan dengan panik, Moo
Jin memohon supaya Hee Sung mendengarkan
nya. Dan Hee Sung mengizinkan.
“Kita di rubanah bengkel Baek Hee Sung, bukan?”
tanya Moo Jin. “Kamu pasti pegawainya,” tebaknya. Dan Hee Sung membenarkan.
“Kemarin, aku setuju untuk menemui Pak Baek di sini. Kenapa? Karena Istrinya
memperkenalkanku pada bengkelnya. Istrinya adalah seorang detektif di Unit
Kejahatan Kekerasan. Kamu masih belum paham?” tanyanya, mengancam Hee Sung.
Mendengar itu, Hee Sung bersikap tenang dan
tersenyum geli. Lalu dia kembali duduk dihadapan Moo Jin. “Kamu masih tidak
mengerti?” tanyanya. “Menurutmu bagaimana aku bisa lolos sebagai buronan selama
18 tahun?” tanyanya. Dan Moo Jin berpikir.
Setelah berpikir sesaat, Moo Jin merasa terkejut
dan merasa ngeri. Kemudian dia menjerit ketakutan. “Kemarin kamu bilang kamu
tidak berkaitan dengan kematian mandor desa. Itu yang kamu katakan padaku
kemarin!” teriaknya.
“Kamu ingin tahu yang sebenarnya? Tapi begitu kamu
tahu, kamu harus menanggung akibatnya,” kata Hee Sung dengan halus. Dan Moo Jin
langsung menjawab bahwa dia tidak mau tahu.
Saat Moo Jin menolak untuk tahu, Hee Sung semakin
ingin memberitahu. Dan Moo Jin menggelengkan kepala nya dengan panik serta
tidak mau mendengarkan dan tidak mau menatap Hee Sung. Dia terus berbicara
supaya Hee Sung tidak bisa berbicara. Dan dengan kesal, Hee Sung menutup mulut
Moo Jin menggunakan lakban. Lalu dia berbisik di dekat telinga Moo Jin.
“Aku pelakunya,” bisik Hee Sung.
Flash back
Do Hyun Su adalah orang yang membunuh mandor desa.
Pada saat itu, dengan panik, Hae Su yang berada di sebelah Hyun Su menangis dan
mengingatkan, “Kamu tidak boleh melakukan ini, Hyun Su.”
“Sebenarnya aku merasa tidak apa-apa,” balas Hyun
Su sambil tersenyum.
Flash back end
Moo Jin gemetar ketakutan. Dan melihat itu, Hee
Sung tampak puas. Lalu dia berjalan pergi meninggalkan Moo Jin di ruang bawah
tanah.
Tags:
Flower Of Evil