Original
Network : OCN
Do Won bertanya- tanya kepada polisi yang menemukan
Sung Wook di sekitar rel kereta. Dan dia heran mendengar, kalau ternyata disana
Sung Wook hanya menguburkan mayat kucing.
Ibu Sung Wook menyembunyikan sesuatu dilubang di
dinding. Lalu dia menutupnya.
Kemudian disaat itu, Ibu melihat Sung Wook seperti
ingin keluar. Jadi diapun segera menghentikan nya. “Kamu akan ke sana lagi?
Stasiun Mukyeong?” tanyanya.
Do Won datang ke tempat Jung Min dan memintanya
untuk membandingkan sidik jari di tas dengan sidik jari orang ini. Kemudian dia
melihat pakaian korban yang sedang diperiksa oleh Jung Min. “Apa itu pakaian
korban?”
“Ya. Tapi aku menemukan hal aneh,” jawab Jung Min.
“Perusahaan ini bangkrut delapan tahun lalu. Lalu perusahaan lain mengakuisisi
perusahaan ini. Nama mereknya berubah sepenuhnya delapan tahun lalu.”
“Lalu kenapa?” tanya Do Won, tidak mengerti.
“Ini diproduksi tahun lalu,” jelas Jung Min sambil
memperlihatkan tahun dilabel pakaian itu. “Perusahaan yang mengambil alih tidak
memproduksi ini sama sekali. Bukankah itu aneh?”
Do Won memperhatikan label tersebut dengan serius. "Tanggal produksi, Maret 2019".
Di kantor. Seo Kyung masih memikirkan, apakah ini
adalah pembunuh yang sama. Lalu ketika sudah waktunya pulang, diapun pulang.
Jung Min memeriksa data Sung Wook, dan bertanya,
apakah ini orangnya. Dan Do Won mengiyakan serta dia meminta hasil cepat.
“Kalian pasti berpikir kami langsung dapat hasil
hanya dengan masukkan sidik jari ke mesin. Kamu tidak tahu itu hanya pekerjaan
tangan yang melatih mata,” keluh Jung Min, kesal.
Seorang rekan Jung Min menghampiri Jung Min dan
meminta foto TKP Stasiun Mukyeong. Dan Jung Min pun memperlihatkan foto- foto
yang ada padanya. Lalu disaat itu, Do Won teringat sesuatu dan ikut melihat-
lihat foto tersebut.
“Bahaya. Cermin. Lampu lalu lintas,” gumam Do Won
saat melihat tulisan tanda- tanda lalu lintas yang ada di foto. “Hubungi aku
begitu kamu dapat hasil dari sidik jari itu,” katanya. Lalu dia langsung
berlari pergi.
“Hei. Do Won!” teriak Jung Min, bingung.
Malam hari. Jung Min memperlihatkan hasil
perbandingan sidik jari yang diminta oleh Do Won siang tadi kepada Seo Kyung.
“Apa Lee Sung Wook tersangkanya?” tanya Seo Kyung,
terkejut.
“Ya. Kenapa? Kamu juga mengenalnya?” tanya Jung
Min.
Tanpa menjawab, Seo Kyung segera menghubungi Do
Won. Tapi nomor Do Won sedang tidak aktif. “Kamu tahu Do Won pergi ke mana?”
tanyanya.
Do Won memeriksa sekitar rel kereta dan mencari
tanda- tanda sesuai difoto. “Bahaya. Cermin. Lampu lalu lintas. Lampu lalu
lintas,” gumamnya, ketika berhasil menemukan mereka. “Di mana rambu berhenti?”
tanyanya, bingung.
Jung Min menghubungi Do Won dan memberitahukan
bahwa hasil sidik jari cocok. Dan mendengar itu, Do Won mengerti. Lalu Do Won
tiba- tiba berhasil menemukan rambu Berhenti.
“Nanti kutelepon lagi. Terima kasih,” katanya. Lalu dia mematikan telpon.
Do Won menghubungi rekannya. Dia menyuruh nya
mencari tahu tentang Bukgyungru. Dia yakin disanalah lokasi korban kelima.
“Geledah setiap tempat bernama Bukgyungru entah itu
restoran Tionghoa atau paviliun di taman. Lakukan sekarang,” perintan Do Won.
“Baik, Pak. Aku mengerti,” jawab Rekan B.
Seo Kyung datang tepat disaat itu. “Apa maksudmu
ada korban kelima?” tanyanya.
Keluar dari Stasiun Mukyeong, Seo Kyung
menghentikan Do Won yang ingin pergi dan bertanya, apakah benar Sung Wook
adalah tersangka dalam kasus ini. Dan Do Won menjawab bahwa mereka menemukan
sidik jarinya di tas yang berisi korban, dan Sung Wook juga mengetahui lokasi
semua korban di kubur. Jadi mereka harus menangkap nya dulu.
“Itu artinya dia pelakunya. Lee Sung Wook juga
membunuh ayahku. Dia sangat dekat, tapi aku tidak tahu. Aku bahkan tidak
menduga itu dia,” kata Seo Kyung. “Kamu juga ingat, bukan? Sung Wook dan ibunya
mengambil tunjangan kematian ayahku. Jika Lee Sung Wook pelakunya, semuanya
masuk akal,” jelasnya, bertanya.
Mendengar itu, Do Won merasa gugup. “Lee Sung Wook
tidak ada hubungannya dengan kematian ayahmu. Ini kasus yang sangat berbeda.”
Seo Kyung tidak percaya, dia yakin Sung Wook adalah
pembunuh Ayahnya. Dan Do Won pun menjelaskan bahwa Sung Wook yang sekarang
berbeda dengan Sung Wook 12 tahun yang lalu, sebab kepala Sung Wook pernah
terluka karena kecelakaan. Tapi sekarang mereka harus menangkap nya dan mencari
tahu dimana Bukgyungru.
“Do Won,” panggil Seo Kyung. Dan Do Won pun
mendekatinya. Lalu dia ikut melihat ke arah yang sama dengan Seo Kyung.
Di dinding
stasiun ada tertempel stiker bertuliskan. Bukgyungru.
Melihat itu. Do Won merasa terkejut.
Ketika Ibu terbangun, dia terkejut, karena menyadari
kalau Sung Wook telah pergi dari samping nya. Lalu tiba- tiba seseorang
mengendor pintu.
Rekan B dan Rekan A datang ke rumah Sung Wook, dan menanyai dimana Sung Wook.
Di dekat rel kereta. Sung Wook berdiri di depan
sebuah lubang yang terbuka dengan gemetar.
Saat Do Won berjalan di sekitar rel kereta, tiba-
tiba saja dia merasa telinganya berdenging. Ada suara kereta dan orang
berjalan. Lalu dari belakang, Sung Wook memukul kepala nya dengan sekop.
Sung Wook memakan permen nya dengan tenang sambil
memperhatikan Do Won yang pingsan dihadapan nya.
Seo Kyung menemukan sebuah jalan kecil. Dan didekat
sana ada sebuah bangunan yang dipintu nya terdapat stiker.
"Bukgyungru".
Seo Kyung masuk ke dalam bangunan tersebut, dan dia
membuka salah satu tong plastik yang ada disana. Didalam tong plastik itu ada
sebuah tas besar. Dan didalam tas itu dia menemukan mayat utuh seorang wanita.
Sung Wook berjalan masuk ke jalan kecil yang
barusan Seo Kyung masuki. Sebab dia melihat pagar bangunan yang awalnya
tertutup, sekarang terbuka.
Seo Kyung menghubungi Do Won. Tapi karena Do Won
sedang terluka, maka diapun tidak bisa mengangkatnya.
Jam di dalam stasiun yang awalnya mati, tiba- tiba
saja, jam itu mulai bergerak. Dan lampu lalu lintas di rel kereta yang awalnya
juga mati, tiba- tiba saja mulai beraktifitas.
Seo Kyung heran mendengar suara itu. Lalu dia menemukan
sebuah tiket kusam di dekat kakinya, dan diapun memungut serta melihat nya. "Dari Seoul ke Mukyeong, 14 Februari 2020"
Sung Wook masuk ke dalam bangunan. Dan Seo Kyung
langsung bersikap waspada.
Do Won sedikit tersadar. Dia membuka matanya dan
menatap ke depan. Dan dia terkejut saat melihat sebuah kereta tiba- tiba saja
melaju sangat cepat ke arah nya.
Tags:
Train