ATTENTION
:
Menurut saya pribadi, drama ini tidak
sesuai untuk usia di bawah 19 tahun. Jadi, jika ada yang di bawah 19 tahun,
harap tidak lanjut membaca. Pemirsa di harap bijak. Terimakasih.
Subtitle : thanks to penerjemah (the link you can see in images)
=====
Sinopsis Lakorn : Sapai Import Episode 11 - 1
Images by : Channel 7
Karena tadi menyatakan cinta di
tempat yang tidak romantis, di dalam toko, maka kali ini, Don membawa Lisa ke
jembatan di tengah empang yang di kelilingi pohon pisang. Hmmm. Menurut Don itu
tempat yang cukup romantis baginya untuk menyatakan ulang perasaannya.
“Khun Lisa, aku, Don Praituksa, mau bilang kalu akan jadi
satu-satunya wanita di hidup dan hatiku mulai dari menit ini. Mungkin, pohon
dan langit dapat menjadi saksi untuk cintaku padamu.”
Pernyataan cinta Don itu malah
membuat Lisa tertawa ngakak. Darimana Don dapat kata-kata itu? Novel? Sangat
menggelikan.
Tapi, walaupun Lisa tahu, Don
tetap menyatakan cintanya. Dia meletakkan telapak tangan Lisa di dadanya, “Aku
mencintaimu. Dan aku tidak akan pernah melepaskan tanganmu di sisa hidupku.”
“Kau yang bilang ya. Jika kau
mengingkari perkataanmu aku akan menghajarmu.”
“Aku tidak tahu. Karna aku akan
melakukan apa yang ku katakan.”
Dan usai mengatakan itu, Don
langsung mengecup bibir Lisa. Lisa sok merajuk karena Don sudah menciumnya dan
menyuruhnya untuk bertanggung jawab. Apa bentuk tanggung jawabnya? Don harus
hidup bersamanya, selamanya. Dan tentu saja, Don bersedia.
--
Ratda membawa Orn yang pingsan ke
rumah sakit. Nenek juga iktu bersama mereka. Dokter yang menangani Orn,
menyuruh mereka untuk tidak khawatir karna Orn hanya darah tinggi. Ratda sangat
lega mendengarnya dan berujar pada dokter kalau kondisi Orn sudah cukup
mengkhawatirkan dengan penyakit kankernya. Orn sudah sadar dan terus
menyembunyikan wajahnya, sadar kalau kebohongannya akan segera terbongkar.
Dokter bingung mendengar ucapan
Ratda karna Orn sama sekali tidak ada penyakit kanker. Nenek mengira dokter tidak
tahu dan memberitahu kalau Orn terkena kanker dan sudah masuk stadium 4. Dokter
beneran tidak tahu karena di catatan kesehatan Orn di rumah sakit ini, tidak
tertera hal tersebut.
Ratda dan Nenek jelas kaget.
--
Rin datang bersama Mor, Don dan
Lisa yang sudah pulang. Dia menjelaskan kondisi Orn pada mereka kalau kata
dokter Orn hanya darah tinggi. Mor merasa kalau mungkin ini karna Orn mengalami
stress.
Dan pas sekali ketika mereka
masuk ke kamar rawat, dokter lagi menanyakan dimana Orn menjalani test kanker?
Semua menanti jawabannya, tapi Orn hanya terus memalingkan muka. Rin berbohong
kalau test di lakukan di rumah sakit di Bangkok dan dia yang menemani Orn.
Semua langsung menanyakan nama Rumah Sakit dan nama dokternya pada Rin. Mereka
mau memeriksa apakah dokternya bisa di percaya atau tidak.
Melihat dokter yang kesulitan
menjawab, dokter tidak memaksa kalau mereka tidak nyaman memberitahu informasi
tersebut. Tapi, dia ingin Orn menjalani test lagi di rumah sakit ini untuk tahu
sudah sejauh mana kanker menyebar dan metode pengobatan yang harus di jalani.
Orn semakin panik. Begitu pula
dengan Rin. Mereka bingung harus menghindar seperti apa lagi.
--
Dalam perjalanan pulang, Lisa
membicarakan keanehan Orn tadi pada Don dan Rin. Dia heran kenapa saat dokter
bilang mau melakukan pemeriksaa, Orn malah terdiam. Don tidak merasa hal itu
aneh. Dia menjelaskan pada Lisa, walaupun ibunya kelihatan kuat di luarnya,
tapi sebenarnya, ibunya itu mudah takut dan tidak sekuat yang terlihat. Rin
mendukung pemikiran Don.
--
Ratda sudah kembali ke
kediamannya dan memberitahu Pat mengenai kondisi Orn. Pat merasa lega karena
bibinya baik-baik saja. Yang aneh, Ratda malah terlihat sedih dan khawatir. Pat
saja merasa aneh.
Ratda jujur bahwa ketika Orn
pingsan tadi, dia sangat takut kalau terjadi sesuau pada Orn. Walaupun mereka
selalu bertengkar sejak kecil, tapi sejujurnya, dia sangat menyanyangi Orn.
Mendengar kejujuran Ratda membuat Pat merasa senang.
“Aku tahu kalau aku bukan orang
baik. Tapi, aku tidak seburuk itu untuk menyakiti keluargaku sendiri,” ujar
Ratda.
“Aku paling mencintai Mae,” ujar Pat bahagia dan mencium pipi
Ratda.
Ratda malah heran karna tidak
biasanya Pat menciumnya seperti ini. Untuk hari ini, hubungan mereka menjadi
lebih baik daripada sebelumya.
Pembicaraan mereka beralih pada
Pit. Pit sekarang sering kali pergi dan pulang malam. Hal itu, membuat Ratda
jadi bertanya-tanya, apa yang sedang Pit lakukan?
--
Pit menemui Kepala Desa dan di
bawa menemui masyarakat sekitar perternakan. Baru juga di perkenalkan, para
masyarakat malah kaget karna mengira Don adalah cucu satu-satunya Praituksa.
Pit tampak sedih kesal karena tidak di anggap. Walau begitu, Pit tetap bicara
dengan baik dan sopan pada mereka. Tujuannya agar mereka mau menjual rumah
mereka padanya.
Dia mulai bermulut manis dan
membujuk mereka untuk menjualnya pada mereka. Dan dia berjanji akan membelinya
dengan harga cukup tinggi agar mereka bisa hidup nyaman selama hidup mereka
dengan uang tersebut.
--
Rin kembali ke rumah sakit
bersama Mor dengan membawa baju-baju Orn. Dan ketika tiba, kamar Orn kosong
melompong. Dia kabur dari rumah sakit. Mor panik dan menyuruh Rin untuk segera
menelpon Don. Rin malah menolak dengan alasan kalau Don dan Lisa bisa khawatir,
jadi lebih baik mereka mencari sendiri dulu. Mor mengiyakan.
Tapi, begitu Rin sudah menjauh
untuk mencari Orn di sekitar rumah sakit, Mor segera menelpon Don. Dia tidak
memberitahu apapun dan hanya menyuruh Don untuk segera ke rumah sakit secepat
mungkin karena terjadi sesuatu.
--
Orn masih ada di gedung rumah
sakit dan kabur melalui pintu darurat. Dia tidak mau menjalani pemeriksaan sama
sekali. Walaupun pusing, Orn tetap memaksakan berjalan dan hal itu tentu
berbahaya.
Rin dan Mor mencarinya dengan
panik.
Sial! Mau kabur kayak manapun,
Orn malah berpas-pasan dengan Ratda yang datang bersama Pat untuk menjenguknya.
Ratda jelas heran melihat Orn yang masih pucat tapi sudah berkeliaran. Orn
tidak mempedulikan kekhawatiran itu dan hanya meminta Ratda untuk membawanya
pulang. Permintaannya tentu tidak di kabulkan. Mereka berdua malah menuntunnya
kembali ke kamar.
Orn terus menolak dengan berbagai
alasan. Dan pada akhirnya, dia jatuh lemas. Rin yang menemukan mereka, malah
mengira Ratda menyakiti Orn. Ratda segera menjelaskan kalau dia tidak melakukan
apapun, hanya saja, Orn terus meminta pulang padalah sedang sakit.
Orn menatap Rin dan membujuknya
untuk membawanya pulang. Dengan cepat, Rin setuju karna dia tahu alasan Orn
meminta itu. Pat dan Ratda tentu tidak mengizinkan dan menyuruh Rin untuk tidak
memanjakan Orn dengan mengabukan permintaannya.
Karena Orn terus bersikeras mau
pulang, Ratda jadi berteriak pada perawat yang ada di dekat sana untuk membawa
Orn ke kamar karena Orn mau kabur. Orn tetap keras kepala dan tetap mau kabur.
Akhirnya, dia jatuh pingsan. Dan untungnya, Mor ada di dekat sana dan menangkap
tubuhnya sebelum terjatuh ke lantai.
--
Orn akhirnya sadar dan sudah
banyak orang yang mengelilinginya, menatapnya dengan khawatir. Orn tahu kalau
dia sudah tidak bisa menyembunyikan kebenarannya apalagi melihat kekhawatiran
semua orang padanya. semua mengira Orn kabur karena takut menjalani pengobatan
kanker.
“Sebenarnya… aku tidak terkena
kanker. Aku tidak sakit apapun. Aku baik-baik saja. Aku berbohong pada semua
orang.”
Semua terkejut dan masih antara
percaya dan tidak percaya. Rin akhirnya jujur juga dan memberitahu kalau hanya
dia yang tahu kebohongan ibunya sedari awal.
“Aku bohong kepada semuanya kalau
aku hampir mati. Karena aku ingin memaksa Don untuk menikahi Lisa. Karena aku…
takut kalau Pit akan mendapatkan perternakan. Khun Mae, aku minta maaf.
Aku adalah putri yang jahat karna sudah membuatmu kecewa dan sedih,” tangis
Orn, meminta maaf.
Orn meraih tangan Nenek, tapi
Nenek menepisnya. Dia marah, sangat marah. Dia tidak bisa mengerti alasan Orn
hingga berani mempermainkan perasaan seorang ibu. Dia sangat menderita saat
tahu putrinya sudah hampir mati. Dia tidak bisa tidur nyenyak dan berdoa setiap
harinya, berharap Orn tidak akan mati. Tapi, semua ternyata hanyalah
kebohongan. Kenapa semua anaknya menjadi tamak seperti ini?!
“Aku tidak menginginkan warisan,”
ujar Orn.
“Kalau P’Orn tidak menginginkan
warisan, lalu kenapa P’Orn berbohong? Kau tahu betapa takutnya aku saat melihat
P’Orn pingsan tadi?! Aku kira aku akan kehilangan P’. Aku sangat takut. Dan itu
membuatku sadar, mau bertengkar bagaimanapun kita, tapi itu tidak akan
memutuskan ikatan persaudaraan kita. Aku mencintaimu P’Orn. Aku khawatir
padamu. Tapi, apa yang kau lakukan padaku,” marah Ratda dan meluapkan semua
perasaannya.
Orn beneran menyesal. Tapi, Nenek
juga sudah kecewa dan tidak bisa mempercayai ucapan Orn lagi. Dia bahkan
meminta Ratda untuk mengantarnya pulang. Sama seperti Ibu dan Neneknya, Pat
juga kecewa pada Orn.
Orn menangis menatap Lisa dan
Don, memohon agar mereka tidak marah padanya. Don dan Lisa tidak bisa
menyembunyikan raut kekecewaan di wajah mereka. Rasanya, seperti mereka berdua
sudah di manfaatkan oleh Orn.
--
Ratda menemani Nenek. Walau
kecewa dan marah, tapi Ratda tetap meminta agar Nenek tidak marah pada Orn.
Nenek hanya tidak menyangka kalau Orn bisa menjadi orang seperti itu. Semua
karna warisan hingga semua orang berubah menjadi seperti ini.
Nenek membutuhkan waktu sendiri
untuk menenangkan dirinya, jadi dia meminta Ratda dan Pat untuk pulang duluan.
Waen ada di sana, menemani Nenek
dan membujuknya untuk makan.
“Aku tidak berselera. Ini semua
adalah salahku karena tidak mendidik putriku dengan benar. Itulah kenapa dia
menjadi tamak dan egois. Semua salahku,” ujar Nenek, tanpa sangat kecewa pada
dirinya sendiri.
--
Pit akhirnya pulang larut malam. Pat
yang belum tidur, menanyakan alasan Pit pulang malam. Tapi, Pit menanggapi
dengan sinis seolah Pat hendak mencari masalah dengannya. Pat tentu makin
curiga pada Pit. Dia tidak tahu apa yang Pit lakukan, tapi dia meminta Pit
untuk lebih menjaga ibu mereka.
Ucapan aneh Pat, membuat Pit
khawatir. Apa sesuatu terjadi?
--
Pit menemui Ratda yang berwajah
murung. Dia sudah mendengar yang terjadi dari Pat dan untuk itu dia menyuruh
Ratda untuk tidak bersedih. Bukankah Orn juga tidak mempedulikan mereka, jadi
untuk apa mereka mempedulikannya.
“Tapi dia adalah keluargaku.
Bagaimana aku bisa berpura-pura tidak peduli padanya? Aku tidak bisa
melakukannya. Ketika aku tahu P’Orn sakit, aku memutuskan memaafkan semuanya.
Dan lihat, apa yang dia lakukan. Bagaimana bisa dia seperti ini?”
“Sudahlah, mae.”
Karna Ratda masih terus menangis,
Pit berjanji bahwa ini terakhir kalinya ibunya menangis karna setelahnya ibunya
akan terus bahagia. Dia akan membalas siapapun yang membuat ibunya menangis.
(Wait… hmmm. Orn salah sih. Tapi Ratda kenapa
seperti teraniaya gitu? Toh waktu awal dia juga ngira Orn hanya nipu. Dan udah
itu, dia terus cari masalah dan bahkan memutuskan hubungan persaudaraan. Tapi,
kenapa malah sekarang sok dari awal sudah khawatir dan berbuat baik, kemudian
nyesal ketipu? Padahal kn…)
--
Orn sudah kembali ke rumah.
Keadaan rumah sudah tidak seperti dulu lagi. Hanya Rin yang menemani Orn makan.
Tidak lama, Don dan Lisa turun
bersama. Don meminta waktu ibunya untuk bicara berdua. Sebelum Don pergi bicara
dengan Orn, Lisa menasehatinya untuk tidak bicara terlalu kasar. Rin juga
menghampiri Lisa dan memintanya untuk tidak marah lagi pada Orn. Orn seperti
itu karna sangat menyukai Lisa dan takut kalau Lisa tidak mau menikahi Don,
makanya seperti itu. Lisa mengerti dan tidak marah lagi.
“Awalnya, aku merasa terkejut.
Kemudian, sedikit marah. Tapi, setelah memikirkannya lagi, aku kan cantik dan
baik, jadi tentu saja Khun Mae ingin
aku menjadi menantumu,” ujar Lisa, narsis.
Ucapan narsis itu membuat Rin
merasa lega karna artinya Lisa sudah beneran nggak marah.
--
Sebelum Don bicara, Orn sudah
bicara duluan. Dia bisa menebak kekecewaan yang teramat besar Don pada dirinya.
Don membenarkan tapi dia juga mengerti alasan Ibunya. Dan sedikit bersyukur
juga, karena jika ibunya tidak melakukan hal seperti itu, dia tidak akan
mungkin bertemu dengan wanita yang di cintainya ini. Dan dia bisa mengerti
kalau ibunya takut perternakan Praituksa akan jatuh ke tangan Pit dan menjadi
hancur, jadi ibunya mencoba segala cara untuk menyelematkan perternakan sebagai
bentuk bakti kepada mendiang kakek.
“Mae, apapun kesalahan yang sudah mae lakukan, bahkan jika kita tidak bisa kembali ke masa lalu untuk
merubahnya, kita bisa merubahnya sekarang. Mari mulai semuanya dari awal,” ujar
Don, tersenyum.
Orn sangat bahagia mendengar
perkataan itu. Dia sangat bersyukur karna Don mau memaafkannya dan tidak marah
padanya. Mereka berdua berpelukan dengan erat.
Lisa dan Rin yang mengintip, ikut
bahagia karena tidak ada konflik antara Don dan Orn.
Orn menghampiri Lisa dan meminta
maaf dengan tulus karena sudah berbohong. Dia begitu egois karena ingin Lisa
menikah dengan Don, putranya.
“Lisa tidak akan marah pada mae. Karena Lisa mendapatkan suami yang
baik dan sempurna sepertiku,” narsis Don. “Itu sama saja seperti dia
memenangkan lotre.”
Akhirnya, Don dan Lisa malah
saling menggoda satu sama lain. Mereka bertengkar dengan mesra. Rin dan Orn
tertawa melihat mereka berdua yang semakin mesra saja. Dan karena semuanya
sudah berbaikan, Rin mengajak untuk makan bersama di restoran.
Restoran mana? Restoran Praituksa
yang ada di dalam wilayah perternakan.
--
Mereka makan bersama, tapi Orn
tidak berselera. Dia masih merasa bersalah pada Nenek dan Ratda dan tidak tahu
caranya meminta maaf pada mereka. Lisa menyarankan agar Orn memberikan waktu
pada Orn dan Ratda, karna dia yakin ketika mereka sudah lebih tenang, mereka
akan mau bicara dengan Orn lagi. Dan Orn bisa menjelaskan semuanya dengan baik.
Orn akhirnya mau makan. Tapi,
sebelum makan, dia baru teringat kalau obat yang harus di minumnya tertinggal
di rumah. Jadi, dia beranjak pulang untuk mengambil obat. Rin mau menemani,
tapi Orn menghalangi.
--
Begitu tiba di rumah, Orn
langsung minum obat. Sialnya, dia malah kedatangan tamu tidak di undang.
Ratree!
Ratree bersikap kurang ajar pada
Orn. Padahal, dia mau mendapatkan Don, tapi bukannya bersikap hormat dan baik
pada Orn yang adalah ibu Don, dia malah menghina Orn yang sudah berbohong
mengenai penyakitnya. Dia mendengar semua itu dari Nenek. Saking menghinanya,
dia menyebut Orn yang bisa memenangkan Oscar untuk kemampuan aktingnya.
“Apa yang kau inginkan?” tanya
Orn.
“Aku hanya mau melihat wajah
orang yang tidak punya hati. Bagaimana bisa kau berbohong pada semua orang? Apa
‘mati’ itu sebuah lelucon? Kau selalu menyalahkanku. Padahal, kau tidak lebih
baik daripadaku. Kau sangat menginginkan perternakan ini hingga tidak peduli
dengan perasaan Nenek.”
“Aku akui aku salah. Metode yang
ku gunakan salah. Tapi, semuanya karena aku ingin melindungi perternakan ini.”
“Kita semua tahu berapa harga
perternakan ini. Siapa yang tidak mau?” balas Ratree, sinis.
“Aku tidak pernah
menginginkannya.”
“Baiklah. Aku percaya. Tapi,
bagaimana dengan Lisa? Apa kau hanya ingin dia menjadi orang yang melahirkan
anak untuk Don?”
“Tidak. Aku mencintai Lisa. Aku
beneran menyukainya dan ingin dia menjadi ibu dari cucuku.”
Ratree malah bersikeras kalau Orn
berbohong dan menipu Lisa. Anehnya, selesai mengatakan itu, dia pergi dengan
muka sinis. Kenapa? Karena dia merekam pembicaraan mereka sedari tadi.
Hhmmm,
apa yang akan Ratree lakukan dengan rekaman itu?