ATTENTION
:
Menurut saya pribadi, drama ini tidak
sesuai untuk usia di bawah 19 tahun. Jadi, jika ada yang di bawah 19 tahun,
harap tidak lanjut membaca. Pemirsa di harap bijak. Terimakasih.
=====
Sinopsis Lakorn : Sapai Import Episode 12 - 3
Images by : Channel 7
Rin pulang ke rumah. Dia berusaha
tetap kuat dan tidak menangis. Orn masih belum tahu apa yang terjadi pada Rin
dan menanyakan pendapatnya mengenai bunga yang di rangkainya. Dia akan
memberikannya pada Nenek.
Orn memeluknya dan menjawab kalau
rasa sakit itu akan berlalu. Rin hanya harus bertahan dan melaluinya. Dia akan
selalu di sisi Rin, menemani dan memberikan semangat. Rin masih terus menangis
di pelukan Orn.
--
“Itu karna aku,” ujar Mor.
“Apa hubungannya denganmu?”
Mor dia sesaat.
“Pria kejam! Kenapa tidak
memberikannya kesempatan? Jangan menolaknya seperti itu!!”
“Untuk apa? Jawabannya akan
selalu sama. Don, aku sudah melihat Rin sejak kecil. Aku tidak bisa
membayangkannya sebagai pacarku.”
“Maka katakan baik-baik. Jangan
terlalu blak-blakan. Rin sakit hati makanya dia jadi sakit. Kau tahu itu.”
“Okay, aku yang salah. Maafkan
aku.”
--
Setelah mendengarkan duduk
permasalahannya, Pat menyatakan kalau Don yang salah. Masalah percintaan antara
dua orang, bukanlah hal yang bisa Don campuri. Don tidak punya hak untuk
memutuskan.
Walau begitu, Mor juga salah
karena tidak bicara baik-baik pada Rin. Dan karna itu, mereka berdua harus
saling minta maaf. Bagai anak kecil, keduanya menolak.
--
--
Semua mencari Rin dengan panik. Mor jadi takut dan merasa bersalah. Dia meminta maaf pada Don. Don menyuruhnya tidak usah membicarakan itu dan lebih baik menemukan Rin dulu. Mereka pun mulai berpencar.
--
“Bagaimana bisa P’ mengira aku bunuh diri hanya karna P’?” marah Rin setelah mendengar yang Mor pikirkan. “Aku tidak bunuh diri. Aku hanya sedang melihat perahu, tapi malah terpeleset dan jatuh.”
“Aku hanya tidak ingin diam di rumah. Itu bisa membuatku stress, jadi aku keluar jalan-jalan. Tapi, sebelum pergi, aku sudah bilang ke mae. Aku rasa dia tidak dengar,” jelas Orn.
Mor tersenyum karna sudah berpikiran bodoh. Rin malah menggodanya yang nyemplung pasti karna khawatir padanya. Dengan malu, Mor mengakui.
“Rin. Waktu aku bilang tidak menyukaimu, aku tidak bermaksud bahwa
aku tidak akan suka padamu. Maksudku, di masa depan, mungkin aku bisa suka
padamu. Kita tidak pernah tahu,” jujur Mor.
Rin tersenyum mendengar hal itu.
“Cinta bukanlah segalanya di
hidupku,” ujar Rin.
Semua lega mendengarnya. Lisa
segera mengantar Rin pulang. Sementara Pat, menyuruh Don dan Mor menyelesaikan
masalah mereka tadi.
--
“Kita harus membuat Mor Mee
merasakan kalau dia hampir kehilangan sesuatu yang berharga. Sebelumnya, kau
yang selalu mengejarnya. Tapi sekarang, kita harus membuatnya yang mengejarmu.”
“Bagaimana?”
“Kau harus bertingkah seolah
sudah bisa melupakannya dan menganggapnya sebagai kakak temanmu. Lalu, kau
hanya harus tetap tenang, cantik dan membuatnya sadar kalau dia tidak bisa
hidup tanpamu.”
Rin juga mau nya begitu, tapi dia
takut tidak bisa melakukannya. Lisa menyemangatinya pasti bisa dan dia akan
ikut membantu.
--
Pat pulang bersamaan dengan Pit
yang mau pergi. Jadinya, dia nanya Pit mau kemana? Dan lagi-lagi Pit menjawab
ketus. Dia saja tidak lapor pada Ratda dia mau kemana, ngapain ngasih tahu Pat?
Pat tidak memaksa kalau Pit tidak mau tahu.
Tapi, Pat tetap memberitahu
informasi terbaru kalau Nenek menyuruh Lisa untuk mengurus restoran. Dan Lisa
sudah membuat web page untuk restoran
dan membuat banyak orang semakin tahu. Dia juga memberikan diskon dan banyak
promosi. Baru sebentar saja, tapi sudah mendapatkan banyak pelanggan. Sangat
hebat! Dan melihat Nenek yang menyuruh Lisa menangani restoran, tampaknya dia sudah
mulai menerima P’Lisa.
“Diam! jangan mencoba merubah
pikiranku! Niatku tetap sama,” tegas Pit dan segera pergi.
--
Sia tidak peduli. Pit mulai
mengeluh mengenai ibunya yang tidak memihaknya dan dia sekarang tidak harus
bagaimana lagi.
“Jika kau membutuhkan seseorang
untuk membantu, aku punya,” ujar Sia.
“Siapa?”
“Ini bukan saatnya aku
memberitahumu. Sebenarnya, ini cukup mudah. Gunakan otakmu untuk berpikir.
Cobalah. Tapi, jika kau membutuhkan bantuanku untuk memikirkannya, itu artinya
kau tidak berguna. Dan kau juga tahu, apa yang akan terjadi pada orang yang
tidak berguna,” tegas Sia.
--
Nenek jadi sangat sakit kepala
melihat tingkah kedua putrinya itu.
--
Waen stress karena tingkah Orn
dan Ratda karena itu dia memutuskan untuk pergi sejenak. Pas dia curhat pada Ko
dan Paula kalau di rumah Waen sekarang sedang ada ‘api’, semuanya langsung
berlarian panik mengira ada kebakaran.
--
“Mae, apa kau begitu bencinya pada kami berdua?” tanya Ratda, merasa
sakit hati.
Orn menyuruhnya untuk tidak berbicara begitu kasar. Ratda menangis dan merasa perkataannya tidak kasar. Dia juga yakin kalau Orn merasakan hal yang sama sepertinya. Kenapa Nenek mengusir mereka berdua padahal mereka ada putrinya? Jika itu bukan kebencian, maka apa?
“Tidak ada satupun ibu di dunia ini yang membenci darah dagingnya sendiri. Aku membesarkan kalian dengan susah. Aku harus mengalami morning sickness dan hampir mati ketika melahirkan. Ketika kalian semakin besar, aku memberikan semua yang terbaik yang ku bisa. Kau malah berpikir aku membenci kalian?”
“Tapi apa yang mae lakukan dan katakan, membuatku
berpikir begitu.”
Nenek mulai memberitahu
pendapatnya mengenai kepribadian kedua putrinya. Menurutnya, Orn adalah anak
yang berkemampuan dan selalu mengatasi masalah sendiri. Tapi, Ratda, selalu
menangis dan membandingkan diri sendiri dengan Orn. Walau tidak ada yang pernah
mengatakan apapun, Ratda selalu merasa inferior
terhadap Orn. Itulah kenapa almarhum ayah mereka sangat khawatir pada
Ratda. Apa Ratda tahu apa yang ayah katakan sebelum meninggal?
“Dia bilang, jangan tinggalkan Mae Da. Selalu di sisinya dan berikan dia semangat. Dan beritahu mae Orn untuk mencintai adiknya dan memaafkannya. Dan lihat apa yang kau lakukan! Kau berpikir kalau orang lain menghinamu! Walaupun kau sendiri yang menghina dirimu!! Mae Orn kau juga begitu. Kau berkemampuan tapi kau mempunyai ego. Jangan mengira kau lebih baik daripada yang lainnya. Jika kau punya simpati untuk orang sekitarmu dan memikirkan perasaan orang lainnya, semuanya tidak akan jadi begini,” teriak Nenek, mengutarakan semuanya. “Aku butuh waktu sendiri!”
--
Tags:
Sapai Import