ATTENTION
:
Menurut saya pribadi, drama ini tidak
sesuai untuk usia di bawah 19 tahun. Jadi, jika ada yang di bawah 19 tahun,
harap tidak lanjut membaca. Pemirsa di harap bijak. Terimakasih.
=====
Sinopsis Lakorn : Sapai Import Episode 14 - 3
Images by : Channel 7
Sia memberikan sejumlah uang
untuk asistennya dan menyuruhnya untuk bersembunyi. Dia sudah mendapatkan info
kalau Don melaporkan asisten itu ke polisi dan sekarang asistennya menjadi DPO
polisi.
Pit juga ternyata ada di rumah
Sia. Dia tidak berani pulang karena takut Don akan tahu kalau dia bekerja sama
dengan Sia. Sia malah menyebut Pit sebagai seorang pengecut dan tidak pantas
menjadi keluarga Praituksa.
“Ya! Aku pengecut. Aku takut akan
segalanya sekarang. Aku tidak seharusnya bekerja denganmu dari awal.”
“Jangan menyalahkanku! Jika kau
lebih pintar dari ini, maka masalah ini sudah selesai dari lama,” balas Sia.
“Kau harus pulang ke rumah, mau atau tidak.”
“Tidak! Aku tidak mau! Dan aku
tidak akan melakukan perintahmu lagi,” teriak Pit.
Amarah Sia memuncak. Dia mulai
memukuli Pit hingga babak belur dan mengingatkannya untuk tidak lupa kalau
nyawa adik dan ibunya ada di tangannya.
--
Akhirnya, Pit pulang ke rumah.
Bukan pulang juga sih, tapi dia di temukan Panom dan Ko di belakang perternakan
dalam kondisi tidak sadarkan diri. Ratda sangat cemas apalagi melihat wajah Pit
yang babak belur. Pit yang khawatir mengenai keselamatan keluarganya, berbohong
kalau dia di pukuli anak buah Sia ketika kabur dari peternakan kemarin malam.
Pat begitu khawatir melihat keadaan Pit dan segera membawanya ke rumah sakit.
--
Ratree pergi ke gudang, menemui
Sia. Itu karna dia melapor pada Sia kalau tidak ada siapapun di perternakan
karna mereka ke rumah sakit untuk menjenguk Lisa dan Pit, jadi yang ada
hanyalah Nenek.
“Dimana dia sekarang?”
“Kenapa kau mau tahu?”
“Tidak perlu bertanya balik.
Jawab saja pertanyaanku. Dimana dia sekarang!”
“Jika kau tidak menjawab
pertanyaanku, aku tidak akan memberitahu. Kenapa kau mau bertemu sama si tua
itu (Nenek)?”
Ratree memilih lawan yang salah.
Sia bukan orang yang bisa di perintahnya. Sia sangat marah karna Ratree begitu
berisik, hingga dia menarik rambutnya dengan kuat dan menyuruhnya untuk
memberitahu dimana Nenek?!
--
Nenek baru mendapat telepon
mengenai Lisa dan Pit yang ada di rumah sakit. Dia beneran khawatir karena
begitu banyak masalah terjadi dalam waktu
bersamaan. Dia meminta mereka menjaga Lisa dan Pit, dan jika terjadi
sesuatu, segera menghubungi dia.
Setelah nenek selesai
berteleponan, seorang pria asing muncul di hadapannya. Sia Wichai. Nenek tidak
mengenalinya, tapi Sia mengenalinya dan tampak penuh kebencian. Nenek menyuruh
Sia untuk segera pergi dari kediamannya atau dia akan menyuruh pekerjanya
mengusir Sia.
“Kenapa? Kau akan menyuruh
pekerjamu untuk menyeretku keluar seperti dulu? Aku tidak lemah seperti dulu
lagi. Kau tidak bisa melakukan hal itu padaku lagi.”
“Apa yang kau bicarakan, aku
tidak mengerti. Jika kau tidak mau keluar, aku akan menelpon polisi!” ujar
Nenek dan mengeluarkan ponselnya.
Sia malah merebut ponsel itu dan
membantingnya ke lantai hingga hancur. Nenek sadar kalau Sia begitu berbahaya,
jadi dia berlari ke dalam rumah dan menggunakan telepon untuk menelpon polisi.
Sia mengejarnya dan merebut gagang telepon dari tangan Nenek.
“Apa yang kau inginkan?!” teriak
Nenek.
“Aku ingin apa yang menjadi
milikku. Perternakan dan rumah ini!” teriak Sia. “Ini harusnya menjadi milik
ibuku dan aku. Bukan kau!”
“Dan siapa kau? Bagaimana bisa
aku tahu siapa aku!”
“Kau tidak perlu tahu siapa aku.
Aku juga bagian dari Praituksa,” teriak Sia. Dia melihat foto almarhum kaket di
dinding, “Bahkan ketika dia mati, dia masih tetap meninggalkan rasa sakit dan
penderitaan pada ibuku dan aku. Dia bertingkah seolah ibuku dan aku tidak ada,
meskipun aku juga bagian dari Praituksa. 35 tahun yang lalu, seorang anak
laki-laki datang untuk mencari ayahnya. Tapi, dia di halangi dan di usir keluar
seperti anjing atau babi oleh orang yang sekarang berdiri di hadapannya.”
Dan orang itu adalah Nenek.
35
tahun yang lalu,
Waen
datang melapor pada Nenek yang sedang menyiram tanaman kalau ada seorang anak
laki-laki yang datang dan meminta bertemu dengan Khun Suthep. Anak itu bilang
kalau dia adalah anak Khun Suthep. Mendengar itu, raut wajah Nenek berubah
muram.
--
Waen
bersama dua pekerja pria, menemui anak itu yang masih menunggu di depan. Dia
memberitahu kalau Khun Suthep tidak ada, jadi anak itu harus pergi. Anak itu,
Sia, tidak percaya dan tetap berkeras ingin bertemu. Dia bahkan berteriak
memanggil : “ayah”.
“Khun
Thun memerintahkan kalau anak ini tidak boleh menginjakkan kakinya di sini
lagi. Usir dia,” perintah Waen.
Kedua
pekerja itu mulai mengusir Sia, tapi Sia bersikeras tidak mau pergi. Sia bahkan
menggigiti salah satu tangan pekerja itu. Gigitannya itu membuatnya mendapat
tamparan. Sia begitu marah dan rasa marah itu berubah menjadi dendam saat
melihat Nenek yang memperhatikan semua itu.
End
“Bagaimana? Kau sudah ingat aku
sekarang? Aku anak ayah. Anak yang tidak pernah orang ketahui! Anak yang di
anggap tidak ada. Aku anak itu. Bagaimana? Bukankah aku terlihat mirip
sepertinya?” teriak Sia, penuh dendam. “Aku sudah mengizinkanmu hidup bahagia
cukup lama. Sekarang giliranku. Ini saatku mengambil semua yang menjadi milikku
dari kalian.”
Nenek sangat ketakutan hingga
tidak tahu harus berkata apa. Di saat itu, Waen kembali dan berteriak mengusir
Sia. Sia yang sudah menyampaikan pesan dan ancamannya, pergi begitu saja.
Nenek mulai menanyai Waen, apa
dia masih ingat anak lelaki dulu, yang datang menjadi Suthep dan dia suruh
untuk di usir? Waen masih ingat jelas dan dia sangat terkejut saat tahu kalau
anak itu adalah pria yang tadi.
“Aku mengira ibunya dan dia
menghilang. Tapi, dia menunggu hingga waktu kembali dan balas dendam pada
kita,” beritahu Nenek.
Waen sangat khawatir mengenai hal
buruk yang terjadi. Karena itu, dia meminta Nenek untuk memberitahu masalah ini
pada Don. Nenek malah menolak dan berkata kalau ini adalah masalahnya dengan
Sia, jadi dia yang akan menyelesaikannya. Dia tidak ingin Don terlibat dengan
masalah yang dibuat olehnya dan Khun Suthep (alm. Kakek) di masa lalu.
--
Ratree yang sudah tahu masalah
Sia dengan Nenek, jadi banyak omong. Dia mulai mengerti kenapa Sia begitu
menginginkan perternakan ini. Tapi, kalau begitu, berarti Orn adalah kakak Sia
dan Sia adalah paman Don. Woah, Sia begitu kejam hingga mau membunuh keponakan
sendiri.
“Diam kau! Hanya karna aku
percaya padamu bukan berarti kau bisa mengatakan apapun yang kau inginkan. Aku
bisa membuangmu kapapun aku mau,” peringati Sia. “Terus perhatikan nenek tua
itu. Dia sekarang sudah tahu siapa aku. Dia akan mencari cara untuk
menyelematkan perternakan,” perintahnya.
--
Nenek melihat foto alm. Suaminya
dan mulai mengingat kejadian dia masa lalu.
Beberapa
puluh tahun silam, Nenek memergoki Suthep
yang tidur bersama seorang wanita. Suthep berselingkuh darinya. Dan di tengah
pertengkaran Nenek dan Suthep, wanita yang adalah ibunya Sia tersebut, tertawa
sinis seolah rencananya berhasil.
Suthep memohon Nenek untuk tidak pergi. Dia
mengakui kesalahannya. Tapi, semuanya sudah terjadi. Dan jika Thip (nama wanita
itu) hamil, dia akan bertanggung jawab atas anak itu.
Hati
Nenek tentu merasa hancur. Dia mengambil keputusan kalau dia akan menerima anak
Thip dan Suthep jika seandainya Thip hamil, tapi Thip harus pergi dari perternakan.
End
--
Orn menjenguk Lisa dan
mengungkapkan rasa bersalahnya karna sudah begitu mempercayai Sia yang ternyata
adalah orang jahat. Lisa berkata kalau dia tidak marah sama sekali pada Orn.
Don juga tidak marah karna bagaimanapun Orn adalah ibunya.
Lisa kemudian mengemukakan rasa
herannya karna Sia begitu ingin mendapatkan perternakan Praituksa, padahal Sia
mempunyai banyak uang dan bisa membeli tempat yang lain. Rin setuju dengan Lisa
dan merasa kalau Sia mungkin ada hubungan dengan perternakan mereka di masa
lalu.
“Masa lalu apaan? Dia hanya ingin
menang karna aku tidak menjual perternakan padanya. Orang seperti Sia Wichai
bisa melakukan apapun. Dia orang jahat,” komentar Don.
Orn juga merasa khawatir karna
merasa Sia bukan orang yang akan menyerah begitu saja. Jika dia kembali, apa
yang harus mereka lakukan?
--
Mor memberi perintah kepada semua
pekerja untuk segera melapor padanya atau Don jika melihat orang mencurigakan
di sekitar perternakan. Dia juga menunjukkan foto Sia dan menengaskan kalau orang
di dalam foto ini, tidak boleh di izinkan masuk ke dalam perternakan.
Waen sangat terkejut melihat foto
Sia dan segera berlari ke kediaman Nenek. Dia memberitahu dugaannya kalau Sia
adalah dalang atas kejadian Lisa yang tertembak dan Pitarn yang di pukuli babak
belur. Nenek sangat cemas dan memerintahkan Waen untuk menelpon pengacaranya.
Dia memerintahkan pengacaranya untuk menyelidiki seseorang dan jangan sampai
ada yang tahu.
--
Lisa bersama dengan Don. Dan
lagi-lagi dia membahas mengenai dugaannya kalau Sia memiliki hubungan masa lalu
dengan perternakan mereka, karna jika tidak, tidak mungkin Sia begitu ingin
mendapatkan perternakan ini. Dari sudut pandang pebisnis, apa yang Sia lakukan
malah merupakan hal merugikan.
Dan akhirnya, Don jadi kepikiran
juga.
--
Mor ternyata menyadari tingkah
aneh Waen, dan menginterogasinya, apa ada hal yang di sembunyikannya. Waen
ternyata orang yang bisa menjaga rahasia sehingga dia tetap menutup rapat
mulutnya dan menyembunyikan hal yang di ketahuinya.
--
Sia pergi mengunjungi ibunya di
rumah panti jompo. Ibunya, Thip, terbaring di ranjang dan menderita stroke sehingga mulutnya menjadi miring
dan kesulitan bicara. Sia terus bicara memamerkan apa yang sudah di lakukannya
pada Praituksa dan yakin kalau dia akan segera bisa merebut perternakan itu
untuk membalas dendam mereka.
Thip terus menggelengkan kepala
dan menangis. Sia tidak mengerti apa yang di katakannya dan menyimpulkan kalau
ibunya merasa bahagia.
--
Paula dan Ko terus menanyai Rin
mengenai alasan kenapa Mor menyuruh mereka agar tidak mengizinkan Sia masuk ke
dalam perternakan. Mereka kepo mau tahu. Dan Rin menolak menjawab pertanyaan
tersebut walaupun mereka sudah memohon.
Ratree tiba-tiba menghampiri
mereka. Dengan nada sok baik, dia mulai mengutarakan kekhawatirannya mengenai
Lisa yang sedang sakit dan tidak bekerja. Dan karna itu, untuk sementara, dia
mengajukan diri menjadi manager restoran menggantikan Lisa.
“Tidak bisa. Aku asistennya
P’Lisa. Jadi, aku yang akan menggantikannya,” tegas Rin.
Ratree malah menolak dan menyuruh
Rin untuk kembali ke posisinya dulu dan dia yang akan menjadi manager. Ratree
bahkan mengancam dengan mencengkeram erat tangan Rin. Benar-benar tidak tahu
malu.
Rin mengibaskan tangannya dan
dengan tegas menyuruh Ratree untuk tahu statusnya. Dan Ratree tidak puya hak
untuk mengaturnya! Ratree tidak terima dengan cara bicara Rin dan mulai marah.
Tapi, Rin juga tidak takut dengannya.
Karna Ratree berusaha
menyerangnya, maka Paula dan Ko ikut membantu. Tapi, tanpa bantuan mereka pun,
Rin bisa mengatasi mereka. Rin bahkan memberitahu kalau tidak ada satupun orang
di sini yang percaya lagi kepada Ratree. Mereka juga sadar kalau Ratree
mempunyai rencana jahat dan karna itu mereka akan menjadi tahu apa rencana itu.
“Dan ingat ini. Jika kau menyakiti
keluargaku lagi, kau tidak akan bisa pergi dari perternakan ini dengan aman!”
peringati Rin.
Ratree malah mau menampar Rin.
Mor yang datang segera berteriak menyuruh Ratree berhenti. Ratree masih terus
berusaha menyalahkan Rin di depan Mor. Dan Mor tentu tidak percaya padanya dan
lebih memihak pada Rin.
Sadar kalau kalah jumlah dan
kekuatan, Ratree memutuskan pergi dari restoran.
Walau bertingkah kuat di hadapan
Ratree, sebenarnya, Rin merasa takut juga. Dan yang menyadari hal itu adalah
Mor. Karna itu, dia menenangkannya dan berkata akan selalu ada melindungi Rin.