Sinopsis K- Drama : Flower Of Evil episode 3 part 1





Sinopsis K- Drama : Flower Of Evil episode 3 part 1
Original Network : tvN
"Musim panas 2007"

Saat Hee Sung sedang bekerja membuat cincin dari logam, Ji Won datang ke tempatnya sambil membawa kan beberapa kaleng bir. Dan ketika Ji Won berbicara, Hee Sung hanya diam saja. Dia fokus mengerjakan tugasnya. Dan tanpa pantang menyerah, Ji Won terus saja berbicara, walaupun Hee Sung tidak meresponnya sama sekali.



Ketika Ji Won mengambil fotonya, barulah Hee Sung mau meladeni nya. “Sedang apa kamu?” tanya nya.

“Bolehkah aku mengunggah ini di akun media sosialku?” balas Ji Won. “Akan kuunggah dengan judul "Pria tampan di lingkunganku",” jelas nya dengan bersemangat.



Mendengar itu, Hee Sung mendekati Ji Won dan membuatnya tersudut. Lalu dia merebut ponsel Ji Won, dan menyuruhnya untuk menghapus nya sekarang juga. Dan dengan ngeri, Ji Won pun mengiyakan. Dia mengira Hee Sung seperti ini, karena Hee Sung tidak suka di foto. Namun sebenarnya tidak.


“Siapa kamu?” tanya Hee Sung dengan sikap dingin. “Kenapa memeriksa latar belakangku?”
“Aku?” balas Ji Won, heran.

“Kamu terus bertanya soal aku, membuatnya terdengar bukan apa-apa. Kamu pikir aku tidak tahu?” kata Hee Sung dengan kesal. “Kamu menanyakan golongan darahku, zodiak, ulang tahun, makanan kesukaanku dan yang paling tidak kusukai. Kudengar kamu bahkan meminta nomor teleponku pada pria di sebelah. Kenapa?” tanyanya, curiga. “Apa seseorang memintamu mengumpulkan informasi tentang aku?”


Ji Won mendengus kesal, karena dia tidak menyangka kalau Hee Sung akan mencurigai nya seperti itu. Dia kemudian mengambil sekaleng bir dan meminumnya. Lalu dia mengumpulkan keberanian nya dan berbicara. “Aku menyukaimu, Hee Sung.”

Mendengar itu, Hee Sung tertegun dan terdiam. Dia sangat terkejut dan tidak menyangka.


Melihat Hee Sung hanya diam saja, Ji Won merasa heran. Lalu Ji Won pun berteriak memanggil nama Hee Sung dengan keras untuk menyadarkan nya. Lalu dia meminta Hee Sung untuk memberikan respon padanya.
“Kamu...”
“Namaku Cha Ji Won,” kata Ji Won, memperkenalkan dirinya.
“Jangan pernah kembali ke sini lagi. Keluar dari sini sekarang juga,” usir Hee Sung. “Apa? Kamu ingin kuseret keluar?” tanyanya dengan kejam.
Mendengar itu, Ji Won merasa terluka dan sedih.

***


Ji Won menyalakan lampu dan lalu dia menanyai, kemana Hee Sung pergi selarut ini, kepadahal di luar sedang hujan. Dan Hee Sung menjawab bahwa dia bekerja di studio nya, karena tidak bisa tidur. Kemudian dia pergi membeli bir, karena dia sadar tidak ada di bir di rumah. Mendengar itu, Ji Won tersenyum dan mengambil bir yang Hee Sung beli.

“Ah,” kata Ji Won, teringat sesuatu, ketika dia melihat merk bir yang Hee Sung beli. “Ingat kali pertama aku mengungkapkan perasaanku padamu? Kamu sangat marah kepadaku.”

“Kenapa kamu membahas itu?” balas Hee Sung sambil tertawa malu- malu.



Ji Won kemudian menanyai, kenapa Hee Sung sangat membencinya saat itu. Dan dengan canggung, Hee Sung menjawab bahwa dia tidak membenci Ji Won, tapi dia hanya merasa canggung saja, karena tidak ada yang pernah menyatakan cinta padanya. Mengetahui itu, Ji Won tertawa dan mencubit pipi Hee Sung dengan gemas.
Lalu sambil meminum bir bersama, Ji Won dan Hee Sung mengobrol dan tertawa.

Diruang bawah tanah. Moo Jin merasa sangat lemas sekali.



Flash back
Hee Sung menyuapi gimbap untuk Moo Jin. Lalu dia menanyai, apakah rasanya lezat. Dan dengan acuh, Moo Jin menjawab bahwa dia tidak peduli dengan rasanya, karena dia makan hanya untuk bertahan hidup. Mendengar itu, Hee Sung memberitahu bahwa rasa makanan ini pasti lezat, karena dia pergi jauh- jauh ke lingkungan Moo Jin untuk membeli ini. Dengan kata lain, gimbap itu akan menjadi makanan terakhir yang ditemukan di perut Moo Jin, saat polisi melakukan autopsi.

Mengetahui itu, Moo Jin langsung terbatuk- batuk dan memuntahkan makanan dimulutnya. “Hyun Su,” pintanya, memohon.

Hee Sung mengabaikan permohonan Moo Jin. Dia membuang makanan yang di pegang nya dan mengambil sebotol obat. Dia mengeluarkan beberapa butir pil dan menghancurkan nya. Dan melihat itu, Moo Jin merasa sangat terkejut dan berteriak ngeri.


“Berapa berat badanmu?” tanya Hee Sung dengan serius. “70 kg? 75 kg?” tebak nya. Dan Moo Jin hanya diam saja. “Setelah minum obat tidur ini, kamu akan tidak sadarkan diri. Kamu pikir akan mudah memindahkanmu jauh-jauh ke mobilku?” tanyanya sambil mencampur kan pil yang telah dihancurkan ke dalam air minum.

“Tidak, jangan. Jangan lakukan itu,” kata Moo Jin, ngeri. “Hyun Su! Hyun Su, kumohon …” pintanya sambil hampir mau menangis, tapi tidak ada air mata. 



Hee Sung mengabaikan teriakan Moo Jin, dan memaksanya untuk minum air tersebut. Dan Moo Jin pun melawan serta membuat gelas air tersebut jatuh ke lantai. Kemudian dia berteriak meminta pertolongan. Dia berteriak dengan putus asa.

Dan dengan tenang, Hee Sung diam serta membiarkan Moo Jin untuk terus berteriak. 

Ruang bawah tanah di rumah Hee Sung tampak nya kedap suara. Karena suara teriakan Moo Jin tidak terdengar di dalam rumah.


“Detektif Cha! Aku dikurung! Do Hyun Su, pembunuhnya ada di sini! Do Hyun Su ada di sini!” teriak Moo Jin sambil menangis. Dan Hee Sung tersenyum sinis mendengar itu.


Setelah  capek berteriak, Moo Jin pun mulai memohon kepada Hee Sung. Dia meminta Hee Sung untuk membiarkan nya hidup, dan dia berjanji akan melakukan apapun yang Hee Sung minta. Mendengar itu, Hee Sung menanyai, apakah jika dia bertanya, Moo Jin akan menjawab nya dengan jujur. Dan Moo Jin langsung mengiyakan.


Hee Sung kemudian mengeluarkan ponselnya. “Kamu mengunggah sesuatu di internet pada tahun 2011. Bacakan dengan lantang,” perintahnya. Dan Moo Jin pun melakukannya.


“Aku gadis SMA yang ingin menjadi penulis naskah. Karakter utama pernah membantu seseorang melakukan kejahatan tanpa tahu itu melanggar hukum. Karakter utama saat ini sedang bersiap menjadi reporter. Kerugian apakah yang akan dia alami jika orang-orang mengetahui masa lalunya?”


Setelah membaca sampai disitu, Moo Jin  berhenti membaca dan menatap Hee Sung dengan ragu. Namun dengan tegas, Hee Sung menyuruhnya untuk terus lanjut membaca artikel itu.

“Bagaimana jika seseorang bahkan mati karena dirinya?”


Saat Moo Jin sudah selesai membaca, Hee Sung memegang lehernya dan menatap nya dengan serius. “Ini ceritamu?” tanyanya. Dan Moo Jin menjawab tidak. Lalu Hee Sung pun lanjut membaca artikel itu sendiri.

“Ada video kejadian hari itu. Dia hanya menuruti perintah. Dia benar-benar tidak tahu.”

“Benarkah kamu tidak tahu?” tanya Hee Sung.
“Tidak. Aku tidak tahu. Aku serius,” jawab Moo Jin dengan gugup.

“Dengan kata lain, kamu punya video pembunuhan.”


“Apa? Hyun Su. Aku tidak akan memberi tahu siapa pun. Aku akan melupakan pernah bertemu denganmu. Mengerti? Aku tidak akan mendekatimu,” pinta Moo Jin dengan panik. “Aku bersumpah. Aku bersumpah atas hidup ibuku. Jadi, kumohon lepaskan aku. Ya?” mohonnya.

“Aku tidak menginginkan sumpahmu. Aku ingin jaminan. Aku tidak memercayai orang. Kamu mengerti?” balas Hee Sung. Dan Moo Jin terdiam.

Jam dinding berbunyi dengan keras dan membangunkan Moo Jin.



Keesokan harinya. Tim Ji Won datang ke TKP tempat terbunuhnya korban Soon Kil. Dan saat mereka melihat kondisi mayat Soon Kil, mereka terkejut. Karena kondisi Soon Kil sama dengan para korban pembunuhan berantai di Kota Yeonju. 



Di rekaman CCTV dapur. Terlihat Soon Kil menyeret tubuhnya dan mencoba untuk melarikan diri. Namun pelaku menangkap kaki Soon Kil dan menahan nya. Pelaku memakai jas hujan berwarna hitam.

Melihat jas hujan tersebut, Ji Won teringat akan Hee Sung.


Didalam rapat, Kepala Detektif menanyai, apakah kasus Soon Kil sama seperti kasus Seo Young. Dan Woo Cheol menjawab tidak sambil menjelaskan alasan nya. Pelaku mengenakan kalung anjing ke leher Soon Kil, sama sepeti kalung yang Do Min Seok pakai kan ke leher korban. Dan pembunuhan Soon Kil ini tampak seperti sudah di rencanakan. Intinya, kasus ini sangat mirip dengan kasus pembunuhan oleh Do Min Seok.


“Maksudmu ini bisa berubah menjadi pembunuhan berantai?” tanya Kepala Detektif. “Haruskah kita pindahkan ke Metro? Kapten Yoon. Bagaimana menurutmu?”

“Kami tidak ingin merelakannya. Ini akan menjadi berita utama. Ini belum menjadi pembunuhan berantai,” jawab Detektif Yoon. Lalu dia menanyai pendapat Woo Cheol.



“Bagaimana jika menjadi pembunuhan berantai dan malah heboh?” tanya Kepala Detektif.

“Menurutku kita bisa menangkapnya,” jawab Woo Cheol dengan percaya diri. “Aku yakin kita bisa menemukan petunjuk.”

Diruangan. Woo Cheol meminta data keluarga Soon Kil. Dan Detektif Im pun langsung membacakan nya. Soon Kil tumbuh besar di panti asuhan, jadi Soon Kil tidak mempunyai kerabat langsung. Tapi Soon Kil mempunyai seorang istri, dan istri Soon Kil sedang hamil 6 bulan, namun Istri Soon Kil pingsan karena terguncang dan sedang di rawat dirumah sakit.


Detektif Oh kemudian datang membawakan data orang terakhir yang Soon Kil telpon. Dan orang itu adalah Moo Jin. Tapi sekarang ponsel Moo Jin tidak bisa dihubungin. Terakhir kali ponsel Moo Jin aktif adalah sekitar pukul 17.00 kemarin, dan Moo Jin berbicara dengan korban Soon Kil. Mengetahui itu, suasana menjadi tegang.


“Detektif Choi, pergilah ke pusat kendali dan cari tahu si pembunuh kabur ke mana. Kalian berdua, cari Kim Moo Jin secepatnya,” perintah Woon Cheol pada semuanya.

“Baik, Pak.”

Diruang bawah tanah. Moo Jin menjatuhkan dirinya sendiri ke lantai. Lalu dia berusaha untuk mendekati pecahan gelas kaca yang ada di dekatnya. Untuk melepaskan ikatan di tangannya.



Hee Sung masuk ke dalam apatermen Moo Jin, dan mengikuti perkataan Moo Jin. Laptop ada diatas meja. Kata sandinya adalah MJ0905. Buka program bernama ‘Folder S’.  Kata sandinya sama dengan laptop nya. Kemudian buka folder bernama ‘HS’ yang ada di dalam program tersebut. Dan disanalah video yang Hee Sung cari.

“Begitu menemukannya, kamu bisa mengakhiri hidupku kapan pun kamu menginginkannya,” kata Moo Jin dengan putus asa, kemarin malam.


Video "Kontes Sketsa Alam SMA Sejin 2002". Hee Sung menonton video tersebut dengan serius.


Ji Won dan Detektif Im datang ke kantor tempat Moo Jin bekerja. Disana Bu Kang memberitahu bahwa biasanya semua orang hanya datang pada hari Senin saja untuk rapat penyuntingan, jadi wajar Moo Jin tidak masuk selama dua hari ini. Lalu biasanya Moo Jin memang sering mematikan ponsel nya, jadi itu hal yang biasa.


“Sebenarnya, aku penasaran apakah Wartawan Kim terkurung di suatu tempat,” kata seorang pegawai yang datang mengantarkan minuman untuk Ji Won serta Detektif Im. “Dia bilang pintu kamar mandinya rusak dan pernah terjebak di dalam. Bahwa dia akan mati jika ibunya tidak singgah,” jelas nya.


Didalam video lain. Hae Su mengajak Moo Jin untuk masuk ke dalam ruang rahasia nya yang berada di atap rumah. Itu adalah ruang khusus yang dibuatkan oleh Ayahnya supaya dia bisa membuat karya seni nya.

Melihat video tersebut, Hee Sung merasa kesal. “Kamu membohongiku?” keluhnya, karena dia tidak bisa menemukan video yang di carinya. Lalu tiba- tiba seseorang mengetuk pintu rumah.


Moo Jin berhasil mengambil pecahan kaca yang berada di lantai, dan dengan susah payah dia memotong tali yang mengikat tangan nya. Dan akhirnya, dia berhasil memutuskan tali yang mengikat nya.


Hee Sung mengintip dari lubang di pintu, untuk melihat siapa yang datang. Dan dia terkejut saat melihat Ji Won.


Ji Won mengetuk pintu dan memanggil- manggil Moo Jin, tapi tidak ada jawaban sama sekali. Lalu saat dia memeriksa kantong di depan rumah Moo Jin, dia menemukan dua kotak makanan yang belum ada di sentuh sama sekali. Yang berarti, Moo Jin belum ada pulang selama dua hari ini.

“Mari masuk secara paksa untuk saat ini,” perintah Ji Won kepada dua orang petugas keamanan yang ikut dengan nya.



Setelah pintu apatermen terbuka. Ji Won, Detektif Im, dan dua orang petugas keamanan langsung memeriksa seluruh isi rumah. Tapi mereka tidak bisa menemukan Moo Jin. Kemudian saat Ji Won menelpon, ponsel Moo Jin masih tidak aktif.

“Haruskah kita menganggapnya sebagai orang hilang?” tanya Detektif Im, menyarankan. Dan Ji Won diam.



Ji Won kemudian menemukan sesuatu yang aneh. Ada pakaian baru dibawah kursi dan laptop di atas meja, dua benda tersebut masih terasa hangat. Yang berarti, seseorang baru saja datang, dan mungkin orang tersebut masih ada di dalam apatermen. Mendengar itu, Detektif Im pun ikut menyentuh nya.

“Mari kita periksa kembali,” ajak Ji Won. Dan Detektif Im, mengiyakan. 


Ji Won memeriksa kamar Moo Jin. Bawah tempat tidur Moo Jin. Lalu dia memeriksa ke beranda. Dan disana, dia menemukan sebuah pot yang berantakan di lantai.


Disamping jendela beranda, Hee Sung memperhatikan itu.
Dengan susah payah, Hee Sung bertahan di samping beranda. Dan tempat itu sangat berbahaya, karena tempat itu tinggi dan tidak ada tempat untuk berpengangan. Jadi bila Hee Sung tidak berhati- hati, dia bisa saja terjatuh.


Awan menutupi matahari, sehingga langit pun menjadi agak mendung. Karena itu, bayangan Hee Sung yang bersembunyi di samping menjadi tidak terlihat jelas di dalam ruangan beranda.


Ji Won membuka tirai depan beranda dan memeriksa keluar. Tapi dia tidak berhasil menemukan apapun, jadi dia berniat untuk kembali ke dalam saja.






Kaki Hee Sung tidak sengaja tergelincir, sehingga menimbulkan sedikit suara. Dan mendengar itu, Ji Won pun mendekati jendela di samping beranda untuk memeriksa. Menyadari itu, Hee Sung merasa sangat gugup dan takut, hingga untuk bernafas saja dia tidak berani. Lalu ketika Ji Won hampir saja melihat nya, dia segera mengeluarkan ponsel nya.
“Ji Won, ada yang meneleponmu,” panggil Detektif Im, dari dalam apatermen.

Post a Comment

Previous Post Next Post