ATTENTION
:
Menurut saya pribadi, drama ini tidak
sesuai untuk usia di bawah 19 tahun. Jadi, jika ada yang di bawah 19 tahun,
harap tidak lanjut membaca. Pemirsa di harap bijak. Terimakasih.
======
Sinopsis Lakorn : Sapai Import Episode 15 - 2
Images by : Channel 7
Thip mengatupkan kedua tangannya dengan susah payah. Dia juga menangis dan dengan susah mengatakan kata : ‘maaf.’ Nenenk merasa prihatin tapi juga menyadari kalau yang namanya karma beneran ada. Dan dia juga sudah memaafkan semua kesalahan Thip.
“Tapi ada yang mau ku tanyakan.
Putramu masih belum tahu yang sebenarnya, kan?”
Thip menngangguk.
“Pantas saja dia datang menemuiku. Dia harus tahu rahasia kelahirannya. Aku akan menceritakan semua padanya, jadi dia bisa berhenti mencoba merebut perternakan Praituksa.”
Dan Thip lagi-lagi mengangguk sebagai bentuk persetujuan. Setelah mereka selesai bicara, Sia baru muncul. Dengan marah, dia bertanya bagaimana Nenek bisa tahu Ibunya ada di sini? Dia sudah meremehkan Nenek dan harusnya dia sadar kalau orang seperti Nenek bisa melakukan apapun.
“Ya aku bisa melakukan segalanya,
terutama pada seseorang yang berani melukai orangku!” peringati Nenek.
“Kalau gitu kita sama. Aku tidak
akan pernah melepaskan orang yang menyakiti keluargaku.”
“Kalau begitu, ayo cari tempat lain
untuk bicara. Aku tidak ingin menambah stres ibunya,” ujar Nenek dan beranjak
keluar.
Thip hanya bisa menangis dan
menggelengkan kepala, sebagai tanda agar Sia tidak melakukan apapun pada Nenek.
Tapi bagi Sia itu seperti Nenek sudah menyakiti ibunya hingga ibunya menangis.
--
Don mulai teringat ucapan Ratree
tadi yang mengatakan kalau Sia akan kembali dan merebut semuanya kembali. Dia
sadar kalau ada rahasia yang Neneknya sembunyikan.
Mereka mulai bergegas menuju arah
yang di tunjukkan perawat, arah kemana Nenek dan Sia pergi.
--
Nenek dan Sia ternyata masih ada di dekat sana dan bicara di tempat sepi. Nenek mengutarakan rasa simpati nya karna Sia dan ibunya harus mempunyai takdir seperti ini. Sia masih saja menyalahkan Nenek atas kejadian 30 tahun yang lalu. Nenek tidak terima di salahkan karna menurutnya semua kejadian ini terjadi adalah karna apa yang Thip lakukan.
“Jangan salahkan ibuku! Dia tidak pernah bersalah. Kau dan ayahku yang bersalah!” teriaknya. “Kau tidak tahu betapa banyak kesulitan yang harus kami tahan. Ibuku melakukan segala pekerjaan untuk membesarkanku. Kami harus tinggal di kamar kecil tanpa air dan listrik, sementara kau tinggal di atas uang dan tidak pernah susah. Ini semua karna kau! KARENA KAU!”
“Ini semua karna ketamakan
Ibumu,” teriak Nenek. “Dia menginginkan hal yang bukan miliknya.”
Sia marah dan mulai menendang
meja di dekat sana. Dia tidak terima Nenek terus menyalahkan ibunya. Jika Nenek
menghina ibunya lagi, dia tidak akan segan-segan.
“Kau seharusnya berterimakasih
padaku daripada ingin menyakitiku,” ujar Nenek, tidak takut sama sekali.
“Kau sudah gila hah? Aku harus
berterimakasih? Untuk apa?”
“Untuk apa yang akan ku katakan
padamu. Sesuatu yang ibumu rahasiakan darimu di sepanjang hidupmu.”
“Apa yang dia rahasiakan?!”
Belum Nenek mengatakan apapun, Don dan Pit sudah tiba. Pit bahkan memaki Sia. Sia marah karna Pit adalah orang yang bekerja untuknya tapi berani memakinya. Nenek terkejut mendengarnya, tapi Pit langsung maju dan memukul Sia. Dia bahkan menahan tubuh Sia agar dia tidak bisa pergi. Don juga marah dan memberitahu kalau polisi sudah dalam perjalanan kemabli. Sia tidak takut karna dia tidak melakukan hal yang salah.
Jade
menemui Don yang di temani Pit, Orn dan Rin. Dia memberikan sebuah flashdisk
dan memberitahu isinya adalah semua bukti dari kejahatan Sia yang di
kumpulkannya selama bekerja di Sia. Dengan bukti itu, Sia tidak akan bisa
mengelak dari hukum.
“Dan
bagaimana aku bisa yakin kalau kau bisa
di percayai?”
“Khun Don. Sia mengirim orangnya untuk membunuhku. Tapi, aku berhasil kabur dan selamat. Kau kira aku akan menolong seseorang yang berusaha membunuhku?” jawab Jade.
Karna
itu, mereka mencoba mempercayai Jade.
End
--
Dan begitu sadar, Don sudah ada di rumah sakit. Sia juga berhasil kabur. Walau begitu, Sia sudah masuk ke dalam DPO dan semua asetnya juga sudah di bekukan. Jadi, Sia akan kesulitan untuk kabur lebih jauh.
Tidak lama, Orn menelpon untuk memberi kabar kalau ada hal penting yang ingin Nenek sampaikan pada mereka semua.
--
Semua anggota keluarga sudah berkumpul bersama, kecuali Lisa yang masih belum di izinkan keluar rumah sakit. Nenek juga sudah menceritakan rahasia masa lalu yang selama ini di simpannya. Semua kaget karna ternyata Sia adalah anak dari Khun Suthep dan pekerja perternakan. Dan hal itu membuat mereka jadi mengerti kenapa Sia begitu menginginkan perternakan ini hingga melakukan hal ilegal.
“Dia merasa dia tidak mendapatkan
keadilan karna dia tidak mendapatkan satupun harta. Jadi, dia kembali untuk hal
yang dia rasa adalah miliknya,” ujar Nenek.
Ratda merasa ada yang aneh. Jika hanya seperti itu, Sia kan bisa datang dan memberitahu mereka secara baik-baik karna dia juga adalah anak ayah mereka. Dan mereka bisa membicarakan dan mendiskusikan masalah ini. Mencari jalan keluarnya bersama. Dia tidak mengerti kenapa Sia harus menggunakan begitu banyak kekerasan dengan mereka. Dia bahkan mau membunuh mereka. Orn setuju dengan pendapat Da, apa ada rahasia lain yang Ibunya sembunyikan dari mereka?
“Ini semua salahku. Aku membuat Sia Wichai mendendam pada keluarga kita. Aku menghentikannya untuk bertemu ayah kalian. Dan aku juga mengusir ibunya keluar dari perternakan ini saat aku tahu kalau ayahmu selingkuh dariku,” jelas Nenek.
Don bisa menyimpulkan kalau Sia pasti melalui banyak kesulitan di masa kecilnya dan membuatnya menjadi mendendam sampai tahap ingin membunuh mereka sebagai kompensasi atas apa yang sudah di alaminya.
“Aku tidak pernah mengira apa
yang ku lakukan di masa lalu akan mengenai anak dan cucuku,” sesal Nenek.
“Nenek, ini bukan salahmu. Ini
masalah keluarga kita dan kita harus saling membantu untuk menyelesaikannya,”
ujar Don.
Semua setuju dengan perkataan Don
dan meminta nenek untuk tidak menyalahkan diri. Nenek tidak sendirian karna
Nenek mempunyai mereka semua. Nenek begitu terharu mendengarnya.
Pit mengemukakan pendapatnya kalau mereka tidak boleh terlalu tenang walaupun polisi sudah mengejar Sia. Karena mereka tidak tahu taktik apa lagi yang akan Sia lakukan untuk masuk ke perternakan. Don setuju dengan pendapat itu, mengingat Sia adalah orang yang sangat pendendam jadi tidak akan menyerah semudah itu.
Orn menyarankan agar mereka
membagi saja harta mereka dengan Sia. Ratda setuju. Karna jika pun nantinya Sia
tertangkap, dia bisa sadar kalau mereka menerimanya sebagai bagian dari
Praituksa.
“Tidak boleh. Hal itu tidak
mungkin,” larang Nenek.
“Kenapa, nek? Aku rasa hal itu
mungkin secara hukum,” ujar Rin, heran.
Nenek tetap saja bilang tidak bisa. Dia bahkan berkata kalau Wichai tidak punya hak atas harta Praituksa. Tidak akan pernah. Hm.. masih ada hal lain yang Nenek sembunyikan dari mereka.
--
Dan reaksi Lisa sama herannya begitu mendengar cerita dari Don. Apa yang membuat Nenek bilang kalau Sia tidak berhak harta atas kakek padahal dia juga adalah anak kakek? Don juga penasaran dan tidak tahu alasannya. Padahal, setaunya, nenek bukanlah orang yang posesif dengan harta.
“Mungkinkah, nenek masih sakit
hati terhadap ibu Sia? Bagi wanita, kehilangan suami yang di rebut wanita lain
adalah hal mengenai harga diri. Terutama jika wanita lain itu hanyalah seorang
pekerja perternakan. Rasanya seperti seseorang menginjak mukamu. Jika itu aku,
aku tidak akan memaafkannya semudah itu juga,” pendapat Lisa.
--
Ayah dan Ibu Lisa memutuskan
datang ke perternakan mendadak untuk memberikan kejutan. Mereka sudah sangat
bahagia membayangkan ekspresi senang Lisa dan Don melihat mereka.
“Bagaimana caranya? Khun Lisa sekarang lagi di rumah sakit. Dan jika kalian benar adalah orang tuanya, harusnya kalian tahu itu!” ujar Waen, sangar.
“Kenapa Lisa di rumah sakit?”
tanya Ibu, panik. “Apa yang terjadi padanya?”
Ayah dan Ibu jadi panik dan marah. Paula yang kebetulan lewat kaget melihat orang tua Lisa di tahan oleh Waen. Dia segera menyuruh Waen untuk membebaskan mereka. Gantian Waen yang kaget karna ternyata kedua orang itu beneran orang tua Lisa.
--
Mereka langsung di antar ke kediaman Don dan di sambut oleh Orn dengan Rin. Orn meminta maaf atas sikap para pekerjannya. Ayah tidak mempermasalahkan hal itu. Tapi, yang di permasalahkannya, kenapa Lisa bisa tertembak? Apa yang sudah terjadi? Bagaimana kejadiannya?
--
Dan orang tua Lisa pun tiba dengan di antar oleh Orn dan Rin. Lisa kaget dan takut setelah melihat wajah ayahnya yang marah. Ayah bahkan langsung bilang pada Don kalau dia akan membawa Lisa. Ibu yang biasanya memihak Don, kini pun setuju dengan suaminya.
Orn meminta mereka untuk tenang. Ayah tidak bisa tenang. Mereka sesama orang tua, dan harusnya Orn tahu bagaimana perasaannya sekarang ini. Putrinya tertembak dan itu artinya di sini tidak aman. Dia tidak akan membiarkannya putrinya di sini lagi.
Don meminta maaf dan mengakui
kesalahannya karna tidak bisa melindungi Lisa. Dia janji tidak akan membiarkan
ini terjadi lagi.
“Aku percaya padamu. Tapi, aku tidak percaya pada Sia Wichai. Jika ini terjadi sekali, maka artinya ini bisa terjadi lagi. Tidak peduli apapun, aku tidak akan membiarkan putriku tinggal di sini,” tegas Ayah dan tampak penuh kekhawatiran.
“Tapi, aku ingin tinggal bersama
Khun Don. Aku tidak mau pulang,” mohon Lisa.
Orn meminta mereka berdiskusi
untuk menentukan jalan keluar terbaik. Ayah masih emosi dan tetap pada
keputusannya.
“Lisa, aku hanya punya satu putri. Kau anakku yang berharga. Melihatmu jatuh dan terluka saja sudah sulit bagiku. Dan kau sekarang tertembak dan hampir mati,” ujar ayah, meluapkan rasa khawatirnya.
Setelah begitu banyak pertimbangan, ayah akhirnya memberitahu kalau Sia Wichai adalah orang yang sudah menipunya dan membuatnya kehilangan semua hartanya. Sia adalah orang yang bisa melakukan apapun untuk mendapatkan yang di inginkannya. Dan menjadi musuh Sia sama saja seperti ke jalan kematian. Jadi, itu sebabnya dia tidak mengizinkan putrinya tinggal di sini lagi. Selama Sia belum tertangkap, tidak ada apapun yang terjamin.
--
Untuk sementara sampai Lisa keluar dari rumah sakit, Ayah dan Ibu Lisa menginap di perternakan. Ayah dan Ibu meminta pengertian Orn mengenai keputusan mereka. Keputusan itu di dasari bukan karna tidak percaya pada Don dan keluarganya, tapi khawatir akan Sia.
Orn mengerti. Ayah juga berjanji
akan segera membayar kembali uang Orn yang pernah di bayarkan untuk membayar
hutang mereka. Tampaknya, Ayah ingin memutus ikatan antar keluarga.
--
Sia di tempat persembunyiannya melihat koran yang memuat berita mengenai dirinya yang sudah menjadi DPO. Hal itu membuatnya sangat marah. Dia juga jadi sangat waspada. Saat ada yang mengetuk jendela, Sia langsung bersiaga dengan pistolnya. Yang datang adalah asistennya yang memberitahu agar Sia segera pindah ke tempat lain karna polisi sudah mencari di sekitar sini. Dan juga, Jade sudah memberikan kesaksian di polisi untuk semua kejahatan Sia.
--
Don dan Lisa masih sedih karna harus berpisah. Don sudah mempunyai sebuah cara agar mereka tetap bisa bersama. Dan Lisa bersedia mengikuti rencana Don.
--
Keesokan harinya, saat ayah dan ibu tiba di rumah sakit, Lisa sudah tidak ada. Lisa hanya meninggalkan sebuah surat pada mereka via perawat. Isi surat itu adalah permintaan maaf Lisa karna memutuskan kabur dengan Don. Dia tidak ingin kembali dan tetap mau tinggal di sisi Don. Dia ingin membangun keluarga dengan Don. Walau begitu, dia tetap mencintai kedua orangtuanya.
Tags:
Sapai Import