Original Network : tvN Netflix
Cahaya
bertebangan dengan sangat indah di langit malam. Cahaya tersebut berasal dari
banyak drone yang diterbangkan secara bersamaan. Dan cahaya drone tersebut
membentuk bentuk- bentuk yang sangat indah.
Ditaman. Han Ji Pyeong juga ada disana bersama para anak muda lainnya untuk mengagumi cahaya drone yang sangat indah dan menarik tersebut. IKUTI MIMPIMU. SAND BOX.
Pagi hari.
Ji Pyeong berolahraga sebentar. Lalu setelah itu, dia memanggil alat
canggihnya, yang bernama Yeong Sil. Dia menanyai jadwalnya. Dan Yeong Sil
menjawab dengan baik. Lalu dia menanyai cuaca hari ini. Tapi Yeong Sil malah
menjawab ramalan peruntungan hari ini.
“Hei,
Yeong-sil. Bagaimana cuaca hari ini?” tanya Ji Pyeong, lagi. Tapi Yeong Sil
tetap menjawab ramalan keberuntungan, dan mendengar itu Ji Pyeong merasa kesal,
lalu mengabaikan alat tersebut.
Yeong Sil : “Hari ini, Dewa
Takdir akan meniupkan angin sepoi-sepoi ke hidupmu yang tenang. Kau akan
bertemu seseorang dari masa lalumu di tempat yang tak terduga.”
Seo Dal Mi
masuk ke dalam kamar mandi dan memberikan volume ke sepatu hak nya yang biasa
menggunakan spidol hitam. Sehingga kedua sepatunya tampak lebih menarik.
Dengan
percaya diri, Seo Dal Mi berjalan dikeramaian sambil melihat- lihat akun
instagram milik Won In Jae.
Yeong Sil : “Meski dia
datang seperti angin sepoi-sepoi di musim semi, nantinya dia bisa berubah
menjadi angin kencang musim dingin yang akan mengubah drastis hidupmu yang
tenang.”
Selesai memposting
kabar terbarunya yang baru saja mendarat dibandara, In Jae berjalan pergi
dengan elegan. Dan asistennya menarikkan kopernya dibelakang.
Ji Pyeong
mengendarai mobil kerennya. Dan dalam perjalanan, dia menghubungi karyawannya,
Park Dong Chun, dia mengeluhkan pengeras suara buatan Jang Yeong Sil yang
mereka bertujuan untuk investasikan. Dia merasa alat tersebut tidak bagus dan
tidak hebat, jadi dia ingin alat itu di keluarkan dari daftar.
“Halo? Pak
Han? Han Ji-pyeong!” teriak Dong Chun, ketika Ji Pyeong mematikan telpon begitu
saja tanpa mau mendengarkan penjelasannya.
KULIAH RELAI PERUSAHAAN RINTISAN
Para
mahasiswa diizinkan mengajukan pertanyaan. Dan seorang mahasiswa bernama Kim
Yong Sang mengangkat tangannya serta mengajukan pertanyaan. “Apa kau sudah
melihat komentar di artikel tentangmu?” tanyanya kepada In Jae. Dan mendengar
itu, temannya, Lee Cheol San menegur nya, kenapa bertanya pertanyaan seperti
itu.
“Tentu saja
sudah. Sepertinya umurku akan panjang karena sering diumpat,” jawab In Jae dengan
penuh percaya diri dan ketenangan. Mendengar itu, banyak orang tertawa.
Yong Sang
kembali menanyakan pertanyaan yang berdampak negatif kepada In Jae. Dia
menanyai, banyak orang bilang In Jae berhasil karena In Jae adalah anak
konglomerat, bukannya berhasil karena dia mulai dari Sand Box. Mendengar
pertanyaan itu, In Jae melemparkan pertanyaan kepada Ibu Yoon. Dia meminta Ibu
Yoon untuk menjelaskan kenapa perusahaan ini dinamakan Sand Box.
“Jika kau
lihat tempat bermain anak-anak, ada pasir untuk melindungi mereka agar tak luka
waktu terjatuh, 'kan?” tanya Ibu Yoon, menjelaskan. “Aku terinspirasi dari itu.
Jadi, artinya jangan terluka sekalipun perusahaanmu jatuh.”
“Jika anak
dari konglomerat sepertiku ambil alih di sini, bukankah aku sangat tak tahu
diri?” kata In Jae, menjawab pertanyaan Yong Sang barusan. “Lalu satu lagi. Aku
tak peduli pada komentar seperti itu.”
Dengan malu,
Yong Sang pun berhenti bertanya dan duduk ditempat nya dengan kesal karena
kalah dan dianggap seperti orang yang tidak terlalu penting.
Seorang
mahasiswa yang lain berdiri dan ingin bertanya. Tapi Dal Mi merebut mic nya.
Dal Mi menatap In Jae dan memperkenalkan dirinya. Dan mendengar nama Dal Mi, Ji
Pyeong bereaksi dan tampak bersemangat.
“Kenapa? Kau
kenal dia?” tanya Ibu Yoon, melihat reaksi Ji Pyeong.
“Ah. Tidak,”
sangkal Ji Pyeong dengan sikap tidak menyakinkan.
Dengan sikap
kaku yang tidak terlalu kentara, In Jae mempersilahkan Dal Mi untuk bertanya.
Dan Dal Mi pun bertanya. “Aku tahu kau sudah membuat banyak keputusan hebat.
Tapi katakanlah dengan jujur. Kau pernah buat keputusan egois, Nona Seo
In-jae?” tanyanya.
Mendengar
nama Seo In Jae, semua orang merasa bingung dan heran. Sebab setahu mereka,
nama In Jae adalah Won In Jae. Dan Ji Pyeong bereaksi terkejut menatap ke arah
In Jae.
“Tentu saja
pernah. Aku hanya manusia. Aku membuat keputusan materialistis karena sudah
putus asa,” jawab In Jae dengan tenang. “Namun, Nona Seo Dal-mi, namaku … Won In-jae,” katanya, memperkenalkan nama
barunya.
1.
MEMULAI
2.
PERUSAHAAN
BARU DENGAN TEKNOLOGI DAN IDE INOVATIF
EPISODE 1
Flash back. 15 TAHUN LALU.
In Jae dan
Dal Mi adalah saudara kandung dan hubungan mereka cukup dekat. Lalu suatu saat,
Ibu dan Ayah mereka bertengkar hebat. Mendengar suara pertengkaran mereka, In
Jae sama sekali tidak berniat untuk menghentikan mereka. Sementara Dal Mi, dia
merasa sangat khawatir dan mengajak In Jae untuk menghentikan mereka berdua.
Tapi In Jae tidak peduli dan sibuk dengan kesenangan nya sendiri.
Ibu Cha dan
Ayah Seo bertengkar hebat, karena Ayah Seo berniat untuk mengundurkan diri dari
perusahaan, dia berniat untuk memulai bisnis sendiri. Tapi Ibu Cha tidak
setuju.
“Aku bekerja
selama 20 tahun di perusahaan orang lain. Sekarang, biarkan aku hidup melakukan
hal yang aku mau,” kata Ayah Seo, merasa capek.
“Kau tak
akan bisa apa-apa jika keluar dari perusahaan. Hanya akan ada dua pilihan. Mati
kelaparan atau kedinginan. Aku tak akan biarkan kedua putriku mati kelaparan,”
balas Ibu Cha berteriak marah.
Dal Mi
memperhatikan pertengkaran kedua orang tuanya dengan perasaan khawatir.
Ibu Cha
memberikan surat perceraian kepada Ayah Seo. Dia mengancam Ayah Seo, bila Ayah
Seo ingin berhenti bekerja maka ceraikan dia dulu. Dan Ayah Seo tidak mau serta
berusaha untuk membujuk Ibu Cha. Tapi Ibu Cha tidak peduli.
In Jae merasa
kesal dan tidak tahan lagi mendengarkan pertengkaran kedua orang tuanya.
In Jae dan
Dal Mi makan snack bersama ditempat jualan Nenek Choi. Disana sambil makan, Dal
Mi meminta Nenek Choi untuk bantuk memperbaiki hubungan kedua orang tuanya,
karena Ayah Seo sangat patuh kepada Nenek Choi. Namun Nenek Choi menolak,
karena dulu dia melarang Ayah Seo untuk menikahi Ibu Cha, tapi Ayah Seo tidak
mau mendengarkannya.
“Nenek, apa
kau tak bisa tinggal bersama kami?” pinta Dal Mi, pantang menyerah.
“Tidak. Mereka
akan lebih sering bertengkar jika ada aku,” balas Nenek Choi, menolak.
Nenek Choi
kemudian memberikan surat cinta yang dititipkan padanya kepada In Jae. Dan In
Jae menolak surat tersebut, karena baginya pelajaran lebih penting. Mendengar
itu, pria yang ditolak merasa sedih dan kecewa, lalu diapun pergi menjauhi toko
Nenek Choi.
Disaat itu,
Ji Pyeong datang. Dia menatap toko Nenek Choi dengan perasaan gundah, dia
tampak seperti berpikir apakah dia harus membeli makanan disana atau tidak,
karena dia ada memegang uang. Dan ketika Nenek Choi bertanya, dia menjawab
bahwa dia tidak lapar, lalu diapun pergi darisana.
In Jae tiba-
tiba melihat Ayah Seo menyebrangi jalan, dan diapun pamit kepada Nenek Choi
serta mengajak Dal Mi untuk pergi mengikuti Ayah Seo. Dan Dal Mi merasa
bingung, kenapa mereka harus mengikuti Ayah Seo.
“Ibu minta
cerai jika Ayah berhenti kerja. Ayo hentikan dia. Kau mau kita hidup terpisah?”
tanya In Jae. Dan Dal Mi menjawab tidak. Lalu diapun mengikuti In Jae.
Sesampainya
dikantor Ayah Seo. In Jae dan Dal Mi bersembunyi didalam ruangan kosong yang
berada didekat ruangan bekerja Ayah Seo. Dan dari jendela mereka mengintip
aktifitas Ayah Seo di perusahaan.
Bos Ayah Seo
memperlakukan para karyawan dengan kasar. Bahkan dia memukul dan menendang Ayah
Seo tanpa rasa ampun. Dan para karyawan lain tidak ada yang berani untuk
menolong nya.
Melihat itu,
Dal Mi merasa terkejut dan sedih. Dengan segera, In Jae menutupi mulut Dal Mi
supaya jangan sampai membuat suara. Dan dia sendiri meneteskan air mata dalam
diam.
Malam hari.
In Jae dan Dal Mi menceritakan apa yang terjadi kantor kepada Ibu Cha. Mereka
berdua memohon supaya Ibu Cha mau membiarkan Ayah Seo untuk berhenti bekerja
dan memulai bisnis saja. Karena Ayah Seo sangat kasihan. Tapi Ibu Cha tidak peduli,
dia lebih memperdulikan uang. Dan Dal Mi pun protes.
“Uang tetap
yang paling utama. Bagaimana biaya sekolah kalian jika Ayah berhenti kerja?
In-jae, artinya kau harus berhenti les. Kalian mau belajar sendiri di rumah
karena tak les? Tak apa jika tak bisa ikut wisata sekolah?” tanya Ibu Cha
dengan nada tajam. “Ini demi masa depan kalian,” katanya, menekankan. “Meski
dipukuli, harus tetap cari uang. Itulah kepala keluarga.”
Mendengar
itu, In Jae dan Dal Mi diam.
Tepat disaat
itu, Ayah Seo pulang. Dia merasa terkejut mendengar perkataan Ibu Cha yang
sangat kejam kepadanya. Dan diapun menjatuhkan ayam goreng yang dibelinya.
Mendengar suara itu, mereka bertiga pun baru sadar kalau Ayah Seo sudah pulang
dan mendengarkan perkataan tadi.
“Maafkan
aku. Ayo kita bercerai,” kata Ayah Seo, merasa lelah.
“Baiklah.
Ayo bercerai,” balas Ibu Cha, mengeraskan hatinya. “In-jae, Dal-mi. Kalian mau
ikut siapa? Ibu atau Ayah?” tanyanya. Dan mendengar itu, In Jae serta Dal Mi
saling bertatapan.
Flash back
end
“Keputusan
itu. Apa kau menyesalinya?” tanya Dal Mi.
“Tentu saja.
Aku hanya manusia,” jawab In Jae. “Tiba-tiba aku penasaran. Apa orang dengan
pilihan yang berbeda denganku hidup dengan baik dan tak menyesal?” balasnya,
bertanya. “Karena semua pilihan akan diikuti rasa penyesalan,” katanya, merasa
sangat yakin.
“Tak semua
begitu,” jawab Dal Mi. “Terima kasih atas jawaban jujurmu, Nona Seo In …
Maksudku, Nona Won In-jae,” katanya, menekankan perkataannya dengan ketus.
This comment has been removed by a blog administrator.
ReplyDelete