Sinopsis Dorama : Cursed in Love Episode 01 part 2
Kyoko, ibu Tsubaji sekaligus
Nyonya Kogetsu-an, mendapat telepon mengenai hasil kompetisi. Dia sangat senang
karna Tsubaki memenangi kompetisi. Kyoko memamerkan hal itu pada koki lainnya,
toh, Tsubaki adalah penerus selanjutnya Kogetsu-an.
--
Tsubaki sedang berada di
ruangan belajar. Sama seperti Nao, dia pun belum melupakan kejadian 15 tahun
lalu. Dia masih ingat bagaimana ayahnya mengajarkannya dan bagaimana dia
melihat ayahnya bersimbah darah.
--
Bantuan yang di minta Nao
adalah Mayu membelikannya manisan dari Kogetsu-an. Ada tiga manisan yang di
beli oleh Mayu : Lobak dari Hanaikada, Monaka, dan satu lagi nggak tahu
namanya. Mayu menduga kala Nao menyukai manisan Kogetsu-an. Dugaannya salah.
Nao hendak mencicipi manisan Kogetsu-an karna ada hal yang ingin di
pastikannya.
Nao mencoba satu manisan. Tapi,
ada yang aneh. Rasanya berubah. Mayu mencobanya juga dan membenarkan. Dulu,
saat pertama kali memakan manisan Kogetsu-an, Mayu merasa kagum dengan rasanya.
Walau sudah 15 tahun yang lalu dia memakan manisan tersebut, tapi dia tetap
mengingat rasanya.
Nao jadi terharu. 15 tahun
lalu, Ibunya lah yang membuatkan manisan di Kogetsu-an. Karna itu, Nao merasa
sangat bersyukur karna Mayu masih mengingat rasa manisan yang di buat ibunya.
Dia pun memeluk Mayu tanpa sadar. Mayu heran dengan pelukan itu, tapi Nao hanya
meminta maaf.
--
Dengan kenangan mengenai
ketidakadilan yang di alami ibunya, Nao pun mulai membuat manisan yang akan di
bawanya sebagai buah tangan ke Kogetsu-an.
Flashback
Sejak
Ibunya di tangkap, Nao harus tinggal di panti asuhan. Dia terus menangis ingin
bertemu ibunya. Sayangnya, keinginannya tidak terkabul.
Tidak
lama setelah di tangkap, ibunya
meninggal. Dan pada akhirnya, tidak di ketahui motif apa yang membuat Yuriko membunuh
Itsuki. Satu-satunya bukti hanyalah adanya sidik jadi Yuriko di pisau dan
seorang saksi : Tsubaki.
End
Nao tiba di depan Kogetsu-an.
Dia ke sana dengan tekad untuk menemukan kebenaran 15 tahun yang lalu.
Saat memasuki Kogetsu-an, Nao
merasakan perasaan nostalgia. Pelayan toko menyambutnya dan menanyakan apa yang
di butuhkannya. Nao memberitahu kalau dia datang menemui Tsubaki. Tsubaki yang
menyuruhnya datang. Pelayan sedikit ragu mengizinkannya masuk.
Untungnya, saat itu Jojima yang
sedang mengantarkan kue yang baru selesai di buat, melihat Nao. Dia masih
mengenai Nao yang dari kompetisi tempo hari. Akhirnya, Jojima lah yang
mengantarkan Nao ke tempat Tsubaki.
Ketika menuju ke tempat
Tsubaki, Nao melewati dapur. Dari luar saja, dia sudah bisa mendengar kesibukan
para koki. Pokoknya, setiap melewati koridor, Nao teringat akan kenangannya di
tempat itu.
Akhirnya, mereka tiba di
ruangan dimana Tsubaki berada. Sayangnya, acara udah di mulai. Nao bingung dan
terkejut karna Tsubaki ternyata sedang di tengah proses pernikahan. Jojima
tidak tahu apapun, memberitahu Nao kalau Tsubaki akan menikah dengan anak
pemilik penginapan terbaik, putri dari keluarga Haseya. Jojima yakin dengan
pernikahan ini, Kogetsu-an akan semakin berkembang.
Nao tidak terima. Dia merasa di
permainkan karna Tsubaki mengajaknya menikah dan menyuruhnya datang, tapi
ternyata dia malah mau menikah dengan wanita lain. Dengan penuh amarah, Nao
memasuki tempat acara, saat Tsubaki dan Shiori akan melakukan upacara minum
teh.
Kedatangannya yang tiba-tiba,
tentu membuat semua orang bingung. Tanpa takut, Nao terus berjalan hingga ke
hadapan Tsubaki. Dia mengambil cangkir teh dari tangan Tsubaki dan menyerahkan
buah tangan yang di bawanya.
“Hei! Upacara sedang
berlangsung!!” teriak ayah Shiori, tn. Haseya.
Dengan cepat, Jojima segera
masuk ke dalam ruangan dan menarik Nao keluar.
“Tunggu! Dia tamuku,” hentikan
Tsubaki.
Tsubaki melangkah mendekati
Nao, tanpa mempedulikan tatapan Kyoko, ibunya dan Shiori, mempelainya. Dia
meminta buah tangan Nao. Nao dengan tata krama, menghidangkan buah tangan yang
di bawanya ke hadapan Tsubaki. Dia membawa Yokan.
Ibu Shiori berseru marah karna
aneh saja menyediakan Yokan hitam di upacara pernikahan. Tsubaki tidak peduli.
Dia membelah Yokan buatan Nao. Tidak ada isian apapun di dalamnya. Tsubaki jadi
ingin tahu, apa nama Yokan yang di buat oleh Nao.
“Bulan Baru,” jawab Nao. “Bulan
di malam hari, terutama purnama, tidak di ragukan lagi indahnya. Dengan
menambah kastanya dalam yokan, akan mengagungkan cahaya keemasan yang mengapung
dalam warna hitam legam. Namun, malam tiada bulan, yang ada hanya kilauan
bintang, jauh lebih indah. Bunga menyatukan aromanya hingga ‘malam’ itu
menunjukkan esensi sejatinya. Dari yokan ini, aku ingin kau merasakan kelezatan
rasanya. Itulah perasaan yang ku ukir,” jelas Nao.
“Malam tanpa bulan, Bulan Baru.
Walau tiada bulan, walau tanpa Kogetsu-an, dunia manisan Jepang tetap indah.
Jadi maksudmu, toko ini tidaklah istimewa?” tanya Tsubaki, mengerti maksud Nao.
“Ya. Kogetsu-an yang sekarang,
benar-benar tidak istimewa.”
Ucapannya yang begitu
blak-blakan membuat semuanya terkejut, terutama Tsubaki. Mereka mulai
meneriakinya tidak sopan.
“Kau… ternyata memang menarik,”
ujar Tsubaki, tersenyum sinis dan penasaran. “Aku akan menikah dengan orang
ini,” umumkan Tsubaki.
Semua semakin terkejut.
Memang ada yang aneh. Padahal, dia orang
yang paling ku benci sedunia.
Nao masih bingung dengan
pengumuman yang Tsubaki katakan secara tiba-tiba. Belum pulih dari rasa
bingungnya, tiba-tiba saja, Tsubaki menariknya mendekat dan menciumnya, di
depan khalayak ramai.
Namun, aku tak bisa berbalik arah.
Tn. Haseya tentu ngamuk karna apa yang Tsubaki
lakukan sama saja dengan mempermalukan putrinya, Shiori. Kyoko tidak terima
Tsubaki di marahi seperti itu, jadi dia mendekat dan berbisik pada tn. Haseya
untuk tidak membuat kericuhan. Jika tn. Haseya membuat kericuhan, maka akan
merusak nama baik Haseya. Lebih baik, menyerahkannya padanya untuk
menyelesaikan masalah ini.
Untuk pertama kalinya, Nao dan
Kyoko saling menatap. Nao mengenali Kyoko yang adalah Nyonya yang memimpi
Kogetsu-an sekaligus Ibunda Tsubaki. Nao tidak begitu ingat dengan wajah Kyoko
sebenarnya, karna kayaknya dia belum pernah bertemu langsung dengan Kyoko waktu
kecil.
Kyoko membawa Nao dan Tsubaki
ke ruangan kosong lain. Di ruangan itu, Kyoko menanyakan keseriusan ucapan
Tsubaki barusan. Tsubaki dengan tegas menjawab kalau dia serius. Jawabannya
langsung mendapat tamparan dari Kyoko. Dia menyuruh Tsubaki untuk memilih
pasangan yang benar jika ingin menjadikan Kogetsu-an nomor 1.
Tsubaki tetap pada
pendiriannya. Walau Kyoko menyuruhnya untuk kembali ke acara pernikahan atau
dia akan di usir dari Kogetsu-an, Tsubaki tetap tidak bergeming.
Setelah memperingati Tsubaki,
Kyoko kembali bergegas ke ruangan acara. Dia menyuruh Nao yang berdiri di depan
pintu untuk menyingkir. Tatapannya sangat menyeramkan.
Flashback
Saat
kecil dan tinggal di Kogetsu-an, Nao pernah berjumpa dengan Kyoko. Saat itu, di
malam hari, Nao sedang berjalan-jalan di bangunan utama. Mendadak, Kyoko muncul
di belakangnya sambil memegang lilin.
“Mengapa
kau berada di sini? Ini bangunan utama. Pegawai jangan di sini!!” ujarnya
dengan wajah menyenangkan.
End
Ingatan itu begitu membekas di
benak Nao. Saat Kyoko melewatinya, Nao langsung membahas mengenai kematian
Itsuki 15 tahun yang lalu, di Kogetsu-an. Kyoko dan Tsubaki terkejut, darimana
Nao mengetahui hal itu?
“Katanya, kematiannya di
umumkna sebagai kasus suatu penyakit, tetap nyatanya bagaimana? Karna
mengetahui hal itu, maka aku ingin bersama Tsubaki,” ujar Nao, mengancam.
Kyoko sangat marah dan ingin
tahu siapa Nao sebenarnya.
“Jangan ribut. Nanti kucingnya
kabur,” terdengar suara pria. Kakek Tsubaki dan ayah Itsuki, Sojyuro Takatsuki.
Dia sedari tadi ada di taman, memberi makan kucing walau sedang hujan deras.
Semua terkejut melihatnya. Nada
suara Kyoko langsung berubah dengan sangat sopan. Nao langsung bisa menduga
kalau Sojyuro adalah Ketua Kongetsu-an. Dengan sangat sopan dan lembut, Kyoko
menyuruh kakek untuk masuk. Tapi, Sojyuro tidak menanggapinya, seolah tidak
mendengarnya.
Sojyuro bilang kalau dia mau
pergi menemui para tamu. Kyoko langsung mencegah dengan alasan sudah bilang ke
para tamu kalau kondisi Sojyuro tidak sehat. Sojyuro tidak peduli dan tetap
pergi ke ruangan acara. Kyoko beneran panik karna kakek tidak tahu masalah yang
terjadi dan takut kalau kakek akan salah bicara.
Saat Sojyuro tiba, semua tamu
langsung heboh karna setau mereka Sojyuro sedang sakit. Sojyuro tiba dengan
tenang dan langsung berlutut di depan ruangan. Dia meminta maaf pada pihak
Haseya dan juga mengumumkan kalau acara pernikahan harus di batalkan. Shiori
tidak bisa menyembunyikan rasa kecewa dan malunya. Sojyuro tahu kesalahan
pihaknya dan berujar akan membayar kesalahan ini selama sisa hidupnya.
Melihat yang di lakukan
kakeknya, Tsubaki ikut berlutut meminta maaf. Dia pergi ke taman, yang
menghadap ke ruangan dan berlutut di tengah hujan untuk menunjukkan permintaan
maafnya. Dia berkata akan bertanggung jawab penuh untuk kesalahannya hari ini.
“Kalau boleh berkata jujur,
Kogetsu-an telah mengecewakan dalam beberapa tahun belakangan. Walau sudah
mengetahui itu, Keluarga Haseya tetap memberikan bantuan. Namun, ‘Aku tidak senang dengan pegunungan tinggi.’
Aku merasa tidak ada gunanya jika menerima bantuan uang. Aku harus mengubah
Kogetsu-an yang sekarang,” ujar Tsubaki.
Kyoko tidak menyukai ucapannya
dan menyuruhnya untuk menarik ucapannya kembali.
“15 tahun lalu. Toko ini telah
berubah sejak aku kehilangan pendahuluku. Kogetsu-an yang sekarang hanya
sebatas papan nama yang lama berdiri! Rasa, kualitas, untuk bisa memuaskan para
pelanggan dari setiap aspek, saya ingin membuat toko manisan ini kembali
diakui! Secepatnya. Saya berjanji,” lanjut Tsubaki, mengabaikan ibunya.
Ucapannya tidak mendapatkan
tanggapan baik dari Sojyuro. Dia mengejeknya karna sudah bersikap belagu
padahal hanya ‘setengah-setengah.’ Dan
juga, karna Tsubaki sudah berkata sombong seperti itu, dia ingin melihat
hasilnya dalam 3 bulan. Jika tidak, Tsubaki harus pergi dari Kogetsu-an dengan
Nao!!!
Nao sempat bingung dengan
maksud ‘setengah-setengah’ yang di ucapkan Sojyuro. Tapi, di bandingkan rasa
bingung, Nao lebih terkejut melihat sikap Sojyuro pada Tsubaki. Begitu kejam.
--
Semua tamu sudah pulang. Nao
masih ada di sana, dan Tsubaki menanyakan darimana Nao bisa tahu kejadian 15
tahun yang lalu? Nao berbohong kalau dia melihatnya dari internet. Di internet,
banyak yang bilang kalau si ayah di bunuh. Dan itu membuatnya penasaran, dimana
sang istri berada saat itu.
“Yokan-mu (dugaan) itu benar. Kogetsu-an
yang sekarang di selimuti kegelapan. Namun, hanya karna ku tak bisa melihat
bulan baru itu, tak berarti sudah hilang. Pasti akan segera bersinar kembali.
Akan ku buat bersinar. Dengan tanganku ini. Dalam waktu dekat, akan ku pastikan
toko ini jadi milikku.”
“Maka dari itu, kau ingin
menjadikan wanita sepertiku menjadi istrimu?”
“Ini hal terbaik yang di
tunjukkan saat deklarasi perang, kan? Karena nantinya aku pasti akan sangat
puas saat melihat wajah kerabatku.”
“Namun… ada orang yang
tersakiti,” ujar Nao saat mengingat ekspresi Shiori tadi. Dia merasa bersalah.
“Kau pun datang ke sini karna
menyukaiku kan?”
Aku juga sama. Untuk bisa masuk ke rumah
ini, aku memperdaya seseorang.
Tidak menunggu jawaban Nao, Tsubaki
menyuruh Nao untuk bersiap pindah ke kediamannya setelah pertemuan kedua belah
keluarga.
Nao diam. Dia memegang erat
cetakan bunga sakura, yang sudah seperti jimatnya.
Namun…
“Itu tidak perlu. Aku tidak
punya apapun. Baik rumah, maupun keluarga.”
Meskipun begitu, aku pasti akan segera
mengungkap kebenarannya.
“Mulai hari ini, aku dalam
penjagaanmu,” lanjut Nao. Dia berlutut di hadapan Tsubaki, memberi hormat.
--
Sementara itu, Takigawa ada di
depan toko dan melihat bulan purnama yang bersinar terang. Dia masuk ke sebuah
toko dan di sambut seorang wanita, Yuko.
“Bulan purnama malam ini sangat
indah,” ujar Takigawa.
“Berarti harus berhati-hati.
Karna bulan purnama bisa mengubah seseorang,” tanggapi Yuko.
--
Tsubaki berlutut satu kaki di
hadapan Nao, “Kesepakatan selesai, ya.”
Tunangan bukanlah sesuatu yang manis.
Mata mereka saling bertatapan.
Kalau harus menamai hubungan kami sekarang,
aku ini komplotannya.
--
Kyoko berada di ruangannya yang
remang-remang dan menyanyikan lagu dengan cara yang menyeramkan. Dia menangkap
seekor serangga yang masuk dan membunuhnya. Kemudian, tersenyum. Benar-benar
kelihatan menyeramkan.
--
Nao menatap Tsubaki.
Ada yang aneh dengan kami.
Lanjut semangat🔛🔥
ReplyDelete