Sinopsis K- Drama : Tale of the Nine Tailed Episode 13 part 3

 


Original Network : tvN

Lee Yeon menceritakan tentang peramal yang mengambil manik rubahnya. Peramal itu adalah salah satu hakim di akhirat. Dan peramal itu memilik ‘Pembantai Dosa’, yaitu sebuah belati. Dahulu kala, Raja Hades membuatnya sendiri dengan ranting pohon yang menimbang dosa mereka. Dan Hye Ja baru saja menemukan Belati pembantai dosa tersebut.


“Tapi bukankah belati itu akan melukai Sutradara Nam?” tanya rekan Pyo, khawatir.

“Tidak, dia tidak akan terluka. Pembantai Dosa adalah belati kayu. Ini membantai semua yang tidak bisa dibantai. Dengan kata lain, itu hanya akan membantai roh Imoogi,” jawab Shin Joo, menjelaskan.

“Syukurlah, Ji A,” kata rekan Kim, merasa lega.


Lee Rang kemudian menanyai, kapan mereka akan memulai ini. Dan dengan serius, Lee Yeon menatap Ji A sambil memegang tangannya. Lalu dia menjawab, “Besok.”


Hye Ja menyiapkan ‘Belati Pembantai Dosa’.



Dengan santai, Lee Yeon dan Lee Rang minum bersama dicafe. Disana Lee Yeon menasehati Lee Rang untuk jangan mati terlalu cepat, jika tidak, Lee Rang tidak akan bisa meminum kopi lagi.

“Kamu takut aku akan mati?” tanya Lee Rang, senang. Dan Lee Yeon mengiyakan dengan jujur. “Apa minumanmu? Biar kucicipi,” canda Lee Rang, berpura- pura ingin merebut minumam Lee Yeon.


Dan dengan berbaik hati, Lee Yeon menyodorkan gelasnya. “Ini enak.”

“Kenapa sikapmu sangat baik padaku?” tanya Lee Rang, curiga.

“Kita belum pernah ke kafe seperti ini bersama. Yang harus kulakukan hanyalah mendekatimu,” balas Lee Yeon.

“Ada apa denganmu? Sikapmu seolah-olah akan segera mati,” gumam Lee Rang, ngeri. Lalu dia mencoba minuman Lee Yeon. “Ini sangat lezat,” pujinya.



“Benar, bukan? Biar kucicipi punyamu,” pinta Lee Yeon. Dan Lee Rang tidak mengizinkan. Tapi dia tetap mengambilnya.

Dengan kesal, Lee Rang ingin merebut gelas kopinya. Dan Lee Yeon menghindar, lalu dia meringis kesakitan. Dan Lee Rang langsung berdiri dan memeriksa dada Lee Yeon. Saat dia melihat luka di dada Lee Yeon, dengan serius, dia menanyakan apa yang terjadi. Dan Lee Yeon menjawab bahwa dia tidak apa- apa.


“Diakah pelakunya?” tebak Lee Rang, dengan cukup yakin. Dan Lee Yeon menjawab tidak. “Kamu membelanya, jadi, kurasa aku benar.”

Lee Rang kemudian duduk kembali ditempatnya, dan dia menanyakan, apakah Belati pembantai dosa itu benar akan berfungsi. Dan Lee Yeon menjawab bahwa dia sangat ingin mengakhiri pertarungan ini untuk selamanya.

“Bagaimana jika kamu gagal?” tanya Lee Rang. Dan Lee Yeon tidak bisa menjawab. “Lalu bagaimana denganku?”

“Rang. Itu sebabnya aku membutuhkanmu,” kata Lee Yeon dengan serius.


Didalam sel penjara. Pria Rang mengeluh kesal, karena dia hampir saja menjadi pria paling berkuasa dinegara ini, tapi sekarang dia malah terjebak didalam sel yang mungil. Namun dia senang, karena setidaknya dia masih hidup. Dia tertawa sambil mengarut tubuhnya yang terasa gatal- gatal.

Lalu saat rasa gatal semakin bertambah parah, Pria Rang menaikkan lengan bajunya dan memeriksanya. Dan dia terkejut, karena tubuhnya penuh dengan bintik- bintik merah.


Seorang petugas polisi juga merasa tubuhnya sangat gatal dan ditubuhnya juga ada bintik- bintik merah. Dan Detektif Baek memperhatikan itu dengan heran.

Ji A makan siang bersama dengan kedua rekannya. Disaat itu, Ji A menyarankan kedua rekannya, supaya nanti jangan menemuinya untuk sementara, karena nyawa mereka berdua bisa saja berada dalam bahaya jika mereka bersamanya.

“Ingatkah kamu saat ibuku datang ke Seoul untuk menjalani operasi punggung?” tanya rekan Kim dengan serius.

“Dia menangis karena tidak bisa ke rumah sakit karena acaranya,” tambah rekan Pyo, mengingatkan Ji A.


“Kamu ke rumah sakit menggantikanku. Kamu menemani ibuku. Jika ibuku sendirian hari itu, aku akan menyalahkan diriku selamanya setelah dia meninggal,” jelas rekan Kim. “Biarkan kami membantu juga,” tegasnya.

“Dia benar,”kata rekan Pyo, setuju. “Kami manusia biasa, jadi, kami tidak berdaya, tapi aku ingin melakukan apa pun jika itu menyelamatkan nyawamu.”


Mendengar itu, Ji A merasa terharu. Dan dia mengingatkan mereka berdua untuk kembali bekerja, jika tidak Team Leader Choi akan mengamuk nantinya. Dan rekan Pyo menjawab bahwa sekarang Team Leader Choi sedang tidak masuk.

“Apa?” tanya Ji A, terkejut.


Saat mengetahui, kalau Pria Rang menyerahkan dirinya sendiri ke polisi. Lee Rang yakin bahwa Imoogi pasti tidak akan membiarkan Pria Rang hidup seperti itu.

Setelah Ji A selesai mengabari Lee Yeon ditelpon, rekan Pyo memberitahu bahwa Team Leader Choi tidak menjawab telponnya.


Dikantor polisi. Team Leader Choi membantu Detektif Baek memberikan bantuan pertama kepada rekan polisi yang kejang- kejang. Dia memompa dada rekan polisi tersebut beberapa kali. Dan lalu dari mulut rekan polisi tersebut keluar sebutir telur kecil putih penuh darah.


Lee Yeon mengabari Hye Ja bahwa dia akan segera datang ke restoran.


Hye Ja menutup restoran nya. Dan didalam restoran, disalah satu ruangan kosong, Lee Rang memasang banyak jimat diseluruh ruangan.

Shin Joo berlari menuju ke restoran Hye Ja sambil membawa seekor hewan peliharaannya.

Lee Yeon datang dengan membawa Ji A bersamanya. Dia mengulurkan tangannya, dan Ji A memegang tangannya. Lalu mereka masuk bersama ke dalam restoran.


Lee Yeon menjelaskan kepada semuanya bahwa waktu mereka tidak banyak. Mereka akan menangkap Imoogi didalam tubuh Ji A hari ini. Lalu dia memberitahukan langkah- langkah nya. Pertama, Ji A akan mengambil darahnya dan memancing Imoogi keluar. Lalu ketika Imoogi keluar, dia akan menusuk nya dengan Pembantai Dosa. Saat dia dan Ji A masuk ke dalam ruangan, Shin Joo harus segera menutup pintu dari luar, dan tidak boleh ada satupun yang mendekat sampai dia memberikan sinyal. Karena takutnya, Imoogi akan melarikan diri, dan lalu mereka akan menghadapi bahaya. Sebab Imoogi bisa saja masuk ke dalam tubuh salah satu dari mereka.

“Itu sebabnya aku membuat batasan dengan darah kuda,” kata Lee Rang.

“Dia berbeda dari Imoogi yang kita kenal sampai sekarang. Kita tidak tahu seperti apa dia atau bagaimana dan ke mana dia pindah. Kita tidak tahu apa-apa saat ini,” jelas Lee Yeon.


“Bagaimana jika dia masuk ke dalam tubuhmu?” tanya lee Rang, khawatir.

“Itu tidak akan terjadi selama aku sadar,” jawab Lee Yeon, menenangkan. “Shin Joo,” panggilnya.

“Ini ular. Aku membawa satu yang pas untuknya,” jelas Shin Joo sambil menunjukkan ular yang dibawanya.

“Jadi, yang terbaik adalah jika bisa kamu bantai dalam sekali coba. Meskipun dia lolos, ular itu satu-satunya tubuh yang bisa dia masuki,” kata Hye Ja, mengingatkan.

Dengan bersemangat, Ji A berdiri dan mengajak semuanya untuk segera bertindak dan menjalankan rencana.


Lee Yeon dan Ji A masuk bersama- sama ke dalam ruangan yang sudah disiapkan sambil membawa ular dari Shin Joo. Lalu Hye Ja menyerahkan Belati pembantai dosa kepada Lee Yeon.

“Berhati-hatilah,” kata Hye Ja, mengingatkan. Lalu dia menutup pintu ruangan.


Shin Joo memaku kayu besar dengan bentuk X di depan pintu, sehingga tidak ada siapapun yang bisa keluar. Lalu Hye Ja menempelkan beberapa jimat di depan pintu nya.


Didalam ruangan. Ji A meminta Lee Yeon untuk mengikat dirinya dikursi, karena dia takut melukai Lee Yeon. Dan mendengar itu, dengan lembut, Lee Yeon mengelus kepala Ji A. “Kenapa kamu terus berusaha melindungiku?” tanyanya.


Setelah pintu ruangan ditutup dan disegel. Lee Rang berkomentar bahwa dia memiliki firasat buruk soal ini.

“Jangan bilang begitu. Kamu akan membawa sial,” kata Shin Joo, memperingatkan.



Sebelum Lee Yeon mengikatnya, Ji A meminta Lee Yeon untuk memeluknya. Dan Lee Yeon pun memeluknya. “Jangan ragu karena aku, ya?” pintanya.

“Tidak perlu gugup. Ini hanya belati kayu tumpul,” balas Lee Yeon.

“Aku siap untuk luka yang tidak diharapkan,” kata Ji A, sudah siap.

“Mana mungkin aku membiarkanmu terluka. Lagi pula, belati ini hanya bisa membantai yang tidak terbantai, seperti jiwa Imoogi,” balas Lee Yeon, menenangkan.

“Apakah itu berarti belati itu juga bisa membantai jiwamu?” tanya Ji A, ingin tahu.

“Tentu saja bisa,” jawab Lee Yeon.



Mendengar jawaban itu, Ji A tersenyum lebar. Dan Lee Yeon menyadari itu. Tapi sebelum dia sempat melepaskan dirinya, Imoogi mengambil Belati Pembantai Dosa dan menusuk punggung nya. Kemudian diapun terjatuh.

Mendengar suara itu, Lee Rang ingin memeriksa apa yang terjadi. Tapi Shin Joo dan Hye Ja langsung menahannya.

“Kamu pikir itu bisa menghentikanku?” tanya Lee Rang, emosi.


Ternyata ketika Ji A memegang peniti yang diberikan padanya, tangannya tidak sengaja terluka, sehingga Imoogi pun sudah terbangun sejak tadi.

“Hei. Apa kamu berpura-pura tidur?” tanya Imoogi sambil mencambak dan menepuk wajah Lee Yeon. Tapi Lee Yeon tetap saja tidak terbangun.

Imoogi kemudian mengambil kursi dan membantingnya ke tubuh Lee Yeon. Tapi Lee Yeon masih saja tidak terbangun. “Benarkah itu membunuh jiwanya?” gumamnya. Lalu dengan senang dia tertawa dan melepaskan syal yang menutupi lehernya.

Kemudian Imoogi berusaha mencabut sisiknya sendiri yang berada dibelakang leher.

Terry, Imoogi kedua. Dia tiba- tiba merasa sangat kesakitan di leher bagian belakang nya.


Biji ceplukan berasal dari sisik Imoogi sendiri. Dan Imoogi menaruh sisiknya ke dalam mulut Lee Yeon. “Bagaimana? Rumah lama untuk rumah baru,” kata Imoogi dengan bersemangat.

Tepat disaat itu, Lee Yeon bangun. Dan Imoogi merasa terkejut. “Tidakkah kamu tahu betapa mahalnya rumah saat ini? Dasar pencuri,” ejeknya. “Ini yang harus kupastikan. Jadi, ini caramu melompat dari tubuh ke tubuh,” katanya, menyimpulkan.


Flash back

Hye Ja memberitahu Lee Yeon bahwa peramal itu tidak bisa dilacak, bahkan penjaga sungai Samdo juga tidak bisa menemukannya. Lalu dia menanyakan, apa yang harus dilakukan.

“Pergi dan carikan sembarang belati kayu untukku,” perintah Lee Yeon.

“Belati kayu? Apa gunanya belati tumpul untukmu?” tanya Hye Ja, heran.

“Untuk membantai yang tidak bisa dibantai,” jawab Lee Yeon.

Flash back end


“Bagaimana kalau permainannya kita ubah sedikit?” ajak Lee Yeon, bertanya.

Terry masih merasa kesakitan dileher bagian belakangnya. Dan dia memerintahkan Yoo Ri untuk menghentikan mobilnya.


Lee Yeon menjelaskan kepada Imoogi bahwa belati kayu ini hanya bernilai 10 dolar saja dipasar loak. Karena dia tidak berhasil menemukan peramal yang dicarinya. Mengetahui itu, Imoogi mengumpat kesal.


“Kenapa berpura-pura menjadi Ji A?” tanya Lee Yeon. “Aku bisa mencium aroma darah yang mengandung logam. Seperti kamu ketahui, indra penciumanku tajam,” jelasnya. “Omong-omong, terima kasih untuk sumbangannya,” katanya sambil menunjukkan biji ceplukan.

“Mengetahui rahasiaku tidak secara otomatis membuatmu unggul. Meski kamu kubur di tempat lain, aku tetap bisa menemukannya kembali. Aku akan terus melakukannya sampai kamu menyerahkan tubuhmu,” balas Imoogi.

“Jadi, maksudmu aku bisa menanam jiwamu di tempat lain dengan mengubur ini,” kata Lee Yeon, yakin. “Misalnya… Bagaimana dengan ular sialan itu?”

“Aku menantangmu untuk mencobanya,” balas Imoogi dengan gugup.


Lee Yeon beneran akan memberikan biji ceplukan kepada ular Shin Joo. Dan Imoogi langsung menghentikannya serta mengancam bahwa dia tidak akan keluar baik- baik dari tubuh Ji A. Karena ancaman itu, Lee Yeon pun tidak jadi melakukannya.



“Benar. Jika harus jujur, aku lebih menyukai bagian Imoogi yang ini daripada yang satunya. Penjahat setidaknya harus segila ini. Bagian lain dari Imoogi lebih tertarik pada Ji A daripada bersatu denganmu,” kata Lee Yeon, berkomentar.

“Kamu pikir kamu bisa mengadu domba kami?” balas Imoogi, tidak terpancing. “Teruslah bermimpi.”

“Tahukah kamu apa rencananya sekarang?” tanya Lee Yeon. “Begini, dia…”


Tiba- tiba saja Imoogi merasa kepalanya sangat sakit. Dan lalu diapun pingsan. Dan melihat itu, Lee Yeon merasa terkejut.


“Orang dungu yang menjengkelkan,” keluh Terry, Imoogi kedua. Lalu kemudian lehernya mulai terasa baikan kembali.


"Nama, Nam Ji A, Tanggal Lahir, 3 Maret 1991"

"Tanggal Kematian: Hari ini"

Taluipa mengupload data tersebut. Lalu dia merasa menyesal. Tapi saat Hyeonuiong melihat ke arahnya, dia berpura- pura bersikap seperti biasa.


“Nyawa yang tidak berdosa dikorbankan. Tidak akan lama sebelum kekacauan menghantam dunia,” kata Taluipa, menjelaskan.

“Tidak, kamu salah. Selama ini, kamulah kekacauan itu sendiri,” balas Hyeonuiong.

“Sayang.”

“Jangan memanggilku begitu. Karena aku baru saja memutuskan untuk merelakan posisi itu,” kata Hyeonuiong dengan serius.

“Jangan konyol. Atas wewenang siapa?” balas Taluipa, tidak setuju.

Hyeonuiong sama sekali tidak peduli lagi dan berjalan pergi. Dan Taluipa meneriakinya serta mengancamnya. “Begitu melewati pintu itu, kamu akan kehilangan segalanya.”



Setiap orang yang berjalan melewati Imoogi Terry dan bersentuhan dengannya, mereka semua jatuh tidak sadarkan diri tanah.



Ji A terbangun. “Yeon,” panggil nya. “Mari bergegas. Setidaknya agar aku bisa menjadi diriku sendiri tepat sebelum semuanya berakhir,” ajaknya. “Aku ingin berada di sampingmu.”

Dengan erat, Lee Yeon memegang tangan Ji A. “Mari kita akhiri ini. Mari kita akhiri pertarungan melelahkan ini.”

"Nama, Nam Ji A, Tanggal Lahir, 3 Maret 1991"

"Tanggal Kematian: Hari ini"


Post a Comment

Previous Post Next Post