Original
Network : tvN
Lee Yeon menceritakan tentang peramal yang mengambil manik rubahnya. Peramal itu adalah salah satu hakim di akhirat. Dan peramal itu memilik ‘Pembantai Dosa’, yaitu sebuah belati. Dahulu kala, Raja Hades membuatnya sendiri dengan ranting pohon yang menimbang dosa mereka. Dan Hye Ja baru saja menemukan Belati pembantai dosa tersebut.
“Tapi
bukankah belati itu akan melukai Sutradara Nam?” tanya rekan Pyo, khawatir.
“Tidak, dia
tidak akan terluka. Pembantai Dosa adalah belati kayu. Ini membantai semua yang
tidak bisa dibantai. Dengan kata lain, itu hanya akan membantai roh Imoogi,”
jawab Shin Joo, menjelaskan.
“Syukurlah,
Ji A,” kata rekan Kim, merasa lega.
Lee Rang
kemudian menanyai, kapan mereka akan memulai ini. Dan dengan serius, Lee Yeon
menatap Ji A sambil memegang tangannya. Lalu dia menjawab, “Besok.”
Hye Ja
menyiapkan ‘Belati Pembantai Dosa’.
Dengan
santai, Lee Yeon dan Lee Rang minum bersama dicafe. Disana Lee Yeon menasehati
Lee Rang untuk jangan mati terlalu cepat, jika tidak, Lee Rang tidak akan bisa
meminum kopi lagi.
“Kamu takut
aku akan mati?” tanya Lee Rang, senang. Dan Lee Yeon mengiyakan dengan jujur.
“Apa minumanmu? Biar kucicipi,” canda Lee Rang, berpura- pura ingin merebut
minumam Lee Yeon.
Dan dengan
berbaik hati, Lee Yeon menyodorkan gelasnya. “Ini enak.”
“Kenapa
sikapmu sangat baik padaku?” tanya Lee Rang, curiga.
“Kita belum
pernah ke kafe seperti ini bersama. Yang harus kulakukan hanyalah mendekatimu,”
balas Lee Yeon.
“Ada apa
denganmu? Sikapmu seolah-olah akan segera mati,” gumam Lee Rang, ngeri. Lalu
dia mencoba minuman Lee Yeon. “Ini sangat lezat,” pujinya.
“Benar,
bukan? Biar kucicipi punyamu,” pinta Lee Yeon. Dan Lee Rang tidak mengizinkan.
Tapi dia tetap mengambilnya.
Dengan
kesal, Lee Rang ingin merebut gelas kopinya. Dan Lee Yeon menghindar, lalu dia
meringis kesakitan. Dan Lee Rang langsung berdiri dan memeriksa dada Lee Yeon.
Saat dia melihat luka di dada Lee Yeon, dengan serius, dia menanyakan apa yang
terjadi. Dan Lee Yeon menjawab bahwa dia tidak apa- apa.
“Diakah
pelakunya?” tebak Lee Rang, dengan cukup yakin. Dan Lee Yeon menjawab tidak.
“Kamu membelanya, jadi, kurasa aku benar.”
Lee Rang
kemudian duduk kembali ditempatnya, dan dia menanyakan, apakah Belati pembantai
dosa itu benar akan berfungsi. Dan Lee Yeon menjawab bahwa dia sangat ingin
mengakhiri pertarungan ini untuk selamanya.
“Bagaimana
jika kamu gagal?” tanya Lee Rang. Dan Lee Yeon tidak bisa menjawab. “Lalu
bagaimana denganku?”
“Rang. Itu
sebabnya aku membutuhkanmu,” kata Lee Yeon dengan serius.
Didalam sel
penjara. Pria Rang mengeluh kesal, karena dia hampir saja menjadi pria paling
berkuasa dinegara ini, tapi sekarang dia malah terjebak didalam sel yang
mungil. Namun dia senang, karena setidaknya dia masih hidup. Dia tertawa sambil
mengarut tubuhnya yang terasa gatal- gatal.
Lalu saat
rasa gatal semakin bertambah parah, Pria Rang menaikkan lengan bajunya dan
memeriksanya. Dan dia terkejut, karena tubuhnya penuh dengan bintik- bintik
merah.
Seorang
petugas polisi juga merasa tubuhnya sangat gatal dan ditubuhnya juga ada
bintik- bintik merah. Dan Detektif Baek memperhatikan itu dengan heran.
Ji A makan
siang bersama dengan kedua rekannya. Disaat itu, Ji A menyarankan kedua
rekannya, supaya nanti jangan menemuinya untuk sementara, karena nyawa mereka
berdua bisa saja berada dalam bahaya jika mereka bersamanya.
“Ingatkah
kamu saat ibuku datang ke Seoul untuk menjalani operasi punggung?” tanya rekan
Kim dengan serius.
“Dia
menangis karena tidak bisa ke rumah sakit karena acaranya,” tambah rekan Pyo,
mengingatkan Ji A.
“Kamu ke
rumah sakit menggantikanku. Kamu menemani ibuku. Jika ibuku sendirian hari itu,
aku akan menyalahkan diriku selamanya setelah dia meninggal,” jelas rekan Kim.
“Biarkan kami membantu juga,” tegasnya.
“Dia
benar,”kata rekan Pyo, setuju. “Kami manusia biasa, jadi, kami tidak berdaya,
tapi aku ingin melakukan apa pun jika itu menyelamatkan nyawamu.”
Mendengar
itu, Ji A merasa terharu. Dan dia mengingatkan mereka berdua untuk kembali
bekerja, jika tidak Team Leader Choi akan mengamuk nantinya. Dan rekan Pyo
menjawab bahwa sekarang Team Leader Choi sedang tidak masuk.
“Apa?” tanya
Ji A, terkejut.
Saat
mengetahui, kalau Pria Rang menyerahkan dirinya sendiri ke polisi. Lee Rang
yakin bahwa Imoogi pasti tidak akan membiarkan Pria Rang hidup seperti itu.
Setelah Ji A
selesai mengabari Lee Yeon ditelpon, rekan Pyo memberitahu bahwa Team Leader
Choi tidak menjawab telponnya.
Dikantor
polisi. Team Leader Choi membantu Detektif Baek memberikan bantuan pertama
kepada rekan polisi yang kejang- kejang. Dia memompa dada rekan polisi tersebut
beberapa kali. Dan lalu dari mulut rekan polisi tersebut keluar sebutir telur kecil putih penuh darah.
Lee Yeon
mengabari Hye Ja bahwa dia akan segera datang ke restoran.
Hye Ja
menutup restoran nya. Dan didalam restoran, disalah satu ruangan kosong, Lee
Rang memasang banyak jimat diseluruh ruangan.
Shin Joo
berlari menuju ke restoran Hye Ja sambil membawa seekor hewan peliharaannya.
Lee Yeon
datang dengan membawa Ji A bersamanya. Dia mengulurkan tangannya, dan Ji A
memegang tangannya. Lalu mereka masuk bersama ke dalam restoran.
Lee Yeon
menjelaskan kepada semuanya bahwa waktu mereka tidak banyak. Mereka akan
menangkap Imoogi didalam tubuh Ji A hari ini. Lalu dia memberitahukan langkah-
langkah nya. Pertama, Ji A akan mengambil darahnya dan memancing Imoogi keluar.
Lalu ketika Imoogi keluar, dia akan menusuk nya dengan Pembantai Dosa. Saat dia
dan Ji A masuk ke dalam ruangan, Shin Joo harus segera menutup pintu dari luar,
dan tidak boleh ada satupun yang mendekat sampai dia memberikan sinyal. Karena
takutnya, Imoogi akan melarikan diri, dan lalu mereka akan menghadapi bahaya.
Sebab Imoogi bisa saja masuk ke dalam tubuh salah satu dari mereka.
“Itu
sebabnya aku membuat batasan dengan darah kuda,” kata Lee Rang.
“Dia berbeda
dari Imoogi yang kita kenal sampai sekarang. Kita tidak tahu seperti apa dia
atau bagaimana dan ke mana dia pindah. Kita tidak tahu apa-apa saat ini,” jelas
Lee Yeon.
“Bagaimana
jika dia masuk ke dalam tubuhmu?” tanya lee Rang, khawatir.
“Itu tidak
akan terjadi selama aku sadar,” jawab Lee Yeon, menenangkan. “Shin Joo,”
panggilnya.
“Ini ular.
Aku membawa satu yang pas untuknya,” jelas Shin Joo sambil menunjukkan ular
yang dibawanya.
“Jadi, yang
terbaik adalah jika bisa kamu bantai dalam sekali coba. Meskipun dia lolos,
ular itu satu-satunya tubuh yang bisa dia masuki,” kata Hye Ja, mengingatkan.
Dengan
bersemangat, Ji A berdiri dan mengajak semuanya untuk segera bertindak dan
menjalankan rencana.
Lee Yeon dan
Ji A masuk bersama- sama ke dalam ruangan yang sudah disiapkan sambil membawa
ular dari Shin Joo. Lalu Hye Ja menyerahkan Belati pembantai dosa kepada Lee
Yeon.
“Berhati-hatilah,”
kata Hye Ja, mengingatkan. Lalu dia menutup pintu ruangan.
Shin Joo
memaku kayu besar dengan bentuk X di depan pintu, sehingga tidak ada siapapun
yang bisa keluar. Lalu Hye Ja menempelkan beberapa jimat di depan pintu nya.
Didalam
ruangan. Ji A meminta Lee Yeon untuk mengikat dirinya dikursi, karena dia takut
melukai Lee Yeon. Dan mendengar itu, dengan lembut, Lee Yeon mengelus kepala Ji
A. “Kenapa kamu terus berusaha melindungiku?” tanyanya.
Setelah
pintu ruangan ditutup dan disegel. Lee Rang berkomentar bahwa dia memiliki
firasat buruk soal ini.
“Jangan
bilang begitu. Kamu akan membawa sial,” kata Shin Joo, memperingatkan.
Sebelum Lee
Yeon mengikatnya, Ji A meminta Lee Yeon untuk memeluknya. Dan Lee Yeon pun
memeluknya. “Jangan ragu karena aku, ya?” pintanya.
“Tidak perlu
gugup. Ini hanya belati kayu tumpul,” balas Lee Yeon.
“Aku siap
untuk luka yang tidak diharapkan,” kata Ji A, sudah siap.
“Mana
mungkin aku membiarkanmu terluka. Lagi pula, belati ini hanya bisa membantai
yang tidak terbantai, seperti jiwa Imoogi,” balas Lee Yeon, menenangkan.
“Apakah itu
berarti belati itu juga bisa membantai jiwamu?” tanya Ji A, ingin tahu.
“Tentu saja
bisa,” jawab Lee Yeon.
Mendengar
jawaban itu, Ji A tersenyum lebar. Dan Lee Yeon menyadari itu. Tapi sebelum dia
sempat melepaskan dirinya, Imoogi mengambil Belati Pembantai Dosa dan menusuk
punggung nya. Kemudian diapun terjatuh.
Mendengar
suara itu, Lee Rang ingin memeriksa apa yang terjadi. Tapi Shin Joo dan Hye Ja
langsung menahannya.
“Kamu pikir
itu bisa menghentikanku?” tanya Lee Rang, emosi.
Ternyata
ketika Ji A memegang peniti yang diberikan padanya, tangannya tidak sengaja
terluka, sehingga Imoogi pun sudah terbangun sejak tadi.
“Hei. Apa
kamu berpura-pura tidur?” tanya Imoogi sambil mencambak dan menepuk wajah Lee
Yeon. Tapi Lee Yeon tetap saja tidak terbangun.
Imoogi
kemudian mengambil kursi dan membantingnya ke tubuh Lee Yeon. Tapi Lee Yeon
masih saja tidak terbangun. “Benarkah itu membunuh jiwanya?” gumamnya. Lalu
dengan senang dia tertawa dan melepaskan syal yang menutupi lehernya.
Kemudian
Imoogi berusaha mencabut sisiknya sendiri yang berada dibelakang leher.
Terry,
Imoogi kedua. Dia tiba- tiba merasa sangat kesakitan di leher bagian belakang
nya.
Biji
ceplukan berasal dari sisik Imoogi sendiri. Dan Imoogi menaruh sisiknya ke
dalam mulut Lee Yeon. “Bagaimana? Rumah lama untuk rumah baru,” kata Imoogi
dengan bersemangat.
Tepat disaat
itu, Lee Yeon bangun. Dan Imoogi merasa terkejut. “Tidakkah kamu tahu betapa
mahalnya rumah saat ini? Dasar pencuri,” ejeknya. “Ini yang harus kupastikan.
Jadi, ini caramu melompat dari tubuh ke tubuh,” katanya, menyimpulkan.
Flash back
Hye Ja
memberitahu Lee Yeon bahwa peramal itu tidak bisa dilacak, bahkan penjaga
sungai Samdo juga tidak bisa menemukannya. Lalu dia menanyakan, apa yang harus
dilakukan.
“Pergi dan
carikan sembarang belati kayu untukku,” perintah Lee Yeon.
“Belati
kayu? Apa gunanya belati tumpul untukmu?” tanya Hye Ja, heran.
“Untuk
membantai yang tidak bisa dibantai,” jawab Lee Yeon.
Flash back
end
“Bagaimana
kalau permainannya kita ubah sedikit?” ajak Lee Yeon, bertanya.
Terry masih
merasa kesakitan dileher bagian belakangnya. Dan dia memerintahkan Yoo Ri untuk
menghentikan mobilnya.
Lee Yeon
menjelaskan kepada Imoogi bahwa belati kayu ini hanya bernilai 10 dolar saja
dipasar loak. Karena dia tidak berhasil menemukan peramal yang dicarinya.
Mengetahui itu, Imoogi mengumpat kesal.
“Kenapa berpura-pura
menjadi Ji A?” tanya Lee Yeon. “Aku bisa mencium aroma darah yang mengandung
logam. Seperti kamu ketahui, indra penciumanku tajam,” jelasnya. “Omong-omong,
terima kasih untuk sumbangannya,” katanya sambil menunjukkan biji ceplukan.
“Mengetahui
rahasiaku tidak secara otomatis membuatmu unggul. Meski kamu kubur di tempat
lain, aku tetap bisa menemukannya kembali. Aku akan terus melakukannya sampai
kamu menyerahkan tubuhmu,” balas Imoogi.
“Jadi,
maksudmu aku bisa menanam jiwamu di tempat lain dengan mengubur ini,” kata Lee
Yeon, yakin. “Misalnya… Bagaimana dengan ular sialan itu?”
“Aku
menantangmu untuk mencobanya,” balas Imoogi dengan gugup.
Lee Yeon
beneran akan memberikan biji ceplukan kepada ular Shin Joo. Dan Imoogi langsung
menghentikannya serta mengancam bahwa dia tidak akan keluar baik- baik dari
tubuh Ji A. Karena ancaman itu, Lee Yeon pun tidak jadi melakukannya.
“Benar. Jika
harus jujur, aku lebih menyukai bagian Imoogi yang ini daripada yang satunya.
Penjahat setidaknya harus segila ini. Bagian lain dari Imoogi lebih tertarik
pada Ji A daripada bersatu denganmu,” kata Lee Yeon, berkomentar.
“Kamu pikir
kamu bisa mengadu domba kami?” balas Imoogi, tidak terpancing. “Teruslah
bermimpi.”
“Tahukah
kamu apa rencananya sekarang?” tanya Lee Yeon. “Begini, dia…”
Tiba- tiba
saja Imoogi merasa kepalanya sangat sakit. Dan lalu diapun pingsan. Dan melihat
itu, Lee Yeon merasa terkejut.
“Orang dungu
yang menjengkelkan,” keluh Terry, Imoogi kedua. Lalu kemudian lehernya mulai
terasa baikan kembali.
"Nama, Nam Ji A, Tanggal
Lahir, 3 Maret 1991"
"Tanggal Kematian: Hari
ini"
Taluipa
mengupload data tersebut. Lalu dia merasa menyesal. Tapi saat Hyeonuiong
melihat ke arahnya, dia berpura- pura bersikap seperti biasa.
“Nyawa yang
tidak berdosa dikorbankan. Tidak akan lama sebelum kekacauan menghantam dunia,”
kata Taluipa, menjelaskan.
“Tidak, kamu
salah. Selama ini, kamulah kekacauan itu sendiri,” balas Hyeonuiong.
“Sayang.”
“Jangan
memanggilku begitu. Karena aku baru saja memutuskan untuk merelakan posisi itu,”
kata Hyeonuiong dengan serius.
“Jangan
konyol. Atas wewenang siapa?” balas Taluipa, tidak setuju.
Hyeonuiong
sama sekali tidak peduli lagi dan berjalan pergi. Dan Taluipa meneriakinya
serta mengancamnya. “Begitu melewati pintu itu, kamu akan kehilangan segalanya.”
Setiap orang
yang berjalan melewati Imoogi Terry dan bersentuhan dengannya, mereka semua
jatuh tidak sadarkan diri tanah.
Ji A
terbangun. “Yeon,” panggil nya. “Mari bergegas. Setidaknya agar aku bisa
menjadi diriku sendiri tepat sebelum semuanya berakhir,” ajaknya. “Aku ingin
berada di sampingmu.”
Dengan erat,
Lee Yeon memegang tangan Ji A. “Mari kita akhiri ini. Mari kita akhiri
pertarungan melelahkan ini.”
"Nama, Nam Ji A, Tanggal
Lahir, 3 Maret 1991"
"Tanggal Kematian: Hari
ini"