Sinopsis K- Drama : Tale of the Nine Tailed Episode 9 part 3

 

Original Network : tvN

Shin Joo datang dan memeriksa keadaan Lee Rang yang terluka. “Ini racun dari roh jahat,” katanya, memberitahu. Dan Yoo Ri langsung menyuruhnya untuk segera melakukan sesuatu. “Pak Lee Yeon belum kembali.”




Mendengar itu, Yoo Ri langsung menghalangi pintu keluar. “Tidak! Kamu tidak boleh pergi. Aku akan mati jika dia mati. Entah bagaimana aku akan membalas kebaikanmu untuk ini. Aku memohon padamu,” pinta Yoo Ri sambil menangis.

Melihat tangisan Yoo Ri itu, Shin Joo pun merasa tidak tega. Dan dengan segera, dia langsung mencoba untuk mengobati Lee Rang yang terluka.


Ji A menghampiri kedua orang tuanya yang masih berada diruang tamu. Dia menyembunyikan tangannya yang terluka dan duduk didekat orang tuanya. “Bagaimana perasaan kalian jika kehilangan aku?” tanyanya.

“Kenapa kami harus kehilanganmu?” balas Ibu Nam, tidak mengerti.


“Aku hanya bertanya. Banyak hal bisa terjadi dalam hidup,” balas Ji A, menjelaskan.

“Astaga. Jangan khawatir. Kami akan mencari sampai ke ujung bumi dan menemukanmu,” kata Ayah Nam, menenangkan Ji A. Dan Ibu Nam membenarkan.


“Aku akan melakukan hal yang sama. Aku berjanji akan menemukan kalian berdua,” balas Ji A, berjanji. “Seseorang bertanya padaku apa hal yang paling kutakuti di dunia. Yang paling kutakuti adalah berpisah dari kalian.”

“Ada masalah apa?” tanya Ibu Nam, heran.

“Maaf, Bu. Maafkan aku, Ayah. Aku harus pergi,” kata Ji A, pamit.

Dengan panik, Ibu Nam dan Ayah Nam berusaha untuk menghentikan Ji A yang berniat untuk keluar dari rumah. Mereka menangis dan menanyai, apakah Ji A ingin meninggalkan mereka. Dan mendengar itu, Ji A menangis serta menjelaskan bahwa ini bukanlah kenyataan.

“Siapa yang peduli? Keluarga kita bahagia di sini. Hanya itu yang penting,” kata Ibu Nam, mencoba menyakinkan Ji A untuk jangan pergi.

“Kenapa kamu malah berusaha menyendiri? Ibu dan Ayah di sini,” kata Ayah Nam.



Ji A menghapus air matanya dan berusaha untuk bersikap tegar. “Aku tidak sendirian. Yeon ada bersamaku. Aku memercayai Yeon,” balasnya. Lalu dia langsung membuka pintu rumah dan keluar.

Ji A terbangun.


Si Wanita hijau merasa sangat kesal, karena Ji A juga berhasil terbangun. Dan lalu dia menanyai Imoogi, apa yang harus mereka lakukan sekarang. Dan Imoogi menjelaskan bahwa ini adalah hal yang bagus, karena dia bisa melihat lubuk hati Ji A serta mendapatkan Lee Yeon.


Ji A memegang tangan Lee Yeon yang masih tertidur dengan erat. “Yeon. Kamu membangunkanku. Kamu bilang akan selalu menungguku. Di mana kamu? Kamu pergi ke mana?” tanyanya dengan sedih. Lalu dia memeluk tubuh Lee Yeon dan menangis di atas tubuh nya.


Lee Yeon berkelana sendirian di tanah yang luas. Dia tampak sangat capek dan kelelahan sekali.

Lee Yeon : “Jadi, ini Dunia Bawah pribadiku. Ditelan kesepian dan sekarat di dunia tanpanya.”

Kondisi Lee Rang mulai cukup membaik, tapi Lee Rang masih butuh beberapa hari sampai racunnya keluar dari tubuhnya.

Setelah Shin Joo menyelesaikan tugasnya, Yoo Ri menanyai, kenapa Shin Joo tidak bertanya apa- apa, kepadahal seharusnya sekarang Shin Joo sudah tahu niatnya mendekati Shin Joo. Dan mendengar itu, Shin Joo hanya diam saja, sebab dia sudah tahu dari lama.


“Kamu sudah tahu,” kata Yoo Ri, tidak menyangka.

“Aku kebetulan melihat kalian bersama. Aku dibawa ke tempat barang bekas dan dipukuli karena itu,” jelas Shin Joo.

“Oleh Pak Lee?” tanya Yoo Ri. Dan Shin Joo mengiyakan. “Lalu kenapa kamu merawatnya?”

“Karena aku tidak ingin kamu menangis,” jawab Shin Joo dengan tulus.


Tepat disaat itu, Lee Rang terbangun. Dan dia langsung menanyai Shin Joo, bagaimana keadaan Lee Yeon dan apakah Lee Yeon sudah kembali. Dan Shin Joo menggelengkan kepalanya.


Ji A datang ke rumah sakit dan menemui para rekannya yang menunggu disana. Dan melihat kondisinya yang baik- baik saja, ketiga rekannya merasa senang serta lega.




Sementara direstoran. Lee Yeon masih saja tidak sadarkan diri.

Hari- hari terus berlalu, tapi Lee Yeon masih juga belum terbangun. Dan dengan sedih, Shin Joo mulai menangis. Lalu di hari selanjutnya, Ji A datang untuk menemani Lee Yeon.


Lee Yeon : “Aku ingin tahu apakah Ji A pulang dengan selamat. Aku ingin memberitahunya betapa cantiknya dia saat makan dakbal. Aku ingin mengucapkan selamat tidur yang paling biasa. Aku ingin menghabiskan lebih banyak waktu bersamamu dalam hidup ini. Aku ingin melindungi semua malam dan semua pagimu. Tapi tampaknya aku terjebak di sini.”

Lee Yeon terus berjalan dan berjalan. Tapi dia tetap tidak bisa menemukan pintu keluar di alam bawah sadarnya. Dan lalu dia mulai merasa sangat kelelahan untuk berjalan.

Ji A menyentuh wajah Lee Yeon dengan lembut. “Aku merindukanmu, Yeon,” bisiknya.


Si Wanita hijau menghampiri Lee Yeon yang terkapar ditanah. Dia menendang tubuh Lee Yeon dan menyuruhnya untuk bangun. Tapi Lee Yeon sama sekali tidak merespon. Jadi si Wanita hijau pun mendekatkan wajah nya ke dekat Lee Yeon untuk mendengarkan nafasnya, karena dia ingin memastikan bahwa Lee Yeon masih hidup. Dan ketika dia yakin bahwa Lee Yeon masih hidup, diapun berniat untuk pergi.


Sebelum si Wanita hijau sempat pergi, Lee Yeon memegang kakinya dan menahannya. “Roh Kegelapan,” panggilnya.

“Apa-apaan ini? Kamu sudah bangun,” keluh si Wanita hijau sambil menepis tangan Lee Yeon.

“Sudahkah Ji A pulang dengan selamat?’ tanya Lee Yeon dengnan lemah. “Kumohon … Kumohon beri tahu aku,” pintanya. Dan si Wanita hijau menolak.



Dengan susah payah, Lee Yeon berusaha untuk berdiri. Lalu setelah itu, dia berlutut di hadapan si Wanita hijau dan memohon. Dan si Wanita hijau menatap nya dengan jijik. Kemudian akhirnya, diapun memberitahu bahwa Ji A sudah berhasil keluar. Mengetahui itu, Lee Yeon merasa senang dan lega. Kemudian sikapnya pun berubah.


“Tidak mudah memancingmu ke tempat ini. Kamu sungguh percaya satu roh payah bisa menarikku jatuh dari tebing itu?” tanya Lee Yeon dengan sinis.

Imoogi menatap dan memperhatikan Lee Yeon melalui mata si Wanita hijau.


“Roh Kegelapan, kini giliranku mengucapkan kalimat khasmu. "Apa yang paling kamu takuti?",” tanya Lee Yeon.

“Akulah kegelapan dan perwujudan ketakutanmu. Untuk apa aku takut pada sesuatu?” balas si Wanita hijau dengan penuh kepercayaan diri.

“Kamu sekarat, bukan? Orang-orang sudah melupakanmu sekarang. Tidak ada yang menceritakan kisahmu lagi. Kamu mencari perhatian dengan membagikan kotak jus dan melampiaskan kemarahanmu kepada Bu Snail Bride karena dia lebih terkenal,” balas Lee Yeon, mengetahui ketakutan si Wanita hijau. “Adikku bahkan tidak ingat namamu.”

“Diam!” bentak si Wanita hijjau, marah.


Si Wanita hijau lalu berniat untuk pergi. Tapi ketika dia baru berjalan beberapa langkah saja, kakinya sama sekali tidak bisa bergerak. Dan dengan bingung, dia menatap ke arah Lee Yeon. Dan Lee Yeon tersenyum padanya. Lalu dia berjalan mendekati si Wanita hijau.

“Kulihat kamu melupakan satu detail penting. Ini bukan Hutan Orang Kelaparan. Ini alam bawah sadar roh gunung. Dengan kata lain, kamu berada di wilayahku,” kata Lee Yeon, menjelaskan.


Imoogi tiba- tiba tidak bisa melihat apapun melalui mata si Wanita hijau.



Lee Yeon mengulurkan tangannya dan mengcengkram baju Imoogi yang berada di dunia nyata. Dan dia berhasil mendapatkan satu kancing milik Imoogi.

“Aku menemukanmu,” sapa Lee Yeon. “Aku akan segera mendatangimu, jadi, bersiaplah,” katanya, mengingatkan Imoogi. Dan mendengar itu, Imoogi tampak gugup.


Si Wanita hijau menggunakan kesempatan itu untuk melarikan diri. Tapi dia gagal, karena Lee Yeon bergerak lebih cepat daripadanya. Dan sebelum dia menghembuskan nafas terakhirnya, dia menyumpahi Lee Yeon.

“Rubah berekor sembilan yang jatuh cinta dengan gadis manusia. Sekali lagi, kamu yang akan mengakhiri hidupnya. Itulah takdirmu,” kata si Wanita hijau.

“Aku akan lebih mengkhawatirkan takdirmu jika berada di posisimu,” balas Lee Yeon.


Si Wanita hijau kemudian berubah menjadi debu dan menghilang dari dunia nyata.


Hujan turun dengan deras, tapi Ji A sama sekali tidak ada membawa payung. Dan tepat disaat itu, Lee Yeon datang dari sebrang jalan menggunakan payung berwarna merah.


Melihat itu, Ji A merasa lega dan senang. Dan saat Lee Yeon ingin berjalan mendekatinya, dia menggelengkan kepalanya. Dia ingin Lee Yeon tetap berdiri disana, karena mulai sekarang dia yang akan mendatangin Lee Yeon. Lalu dia berlari kepada Lee Yeon dan memeluk Lee Yeon dengan erat.

Merasakan pelukan itu, Lee Yeon merasa sangat bahagia dan tersenyum.



“Aku menunggumu,” kata Ji A sambil menatap Lee Yeon dengan lembut. Dan Lee Yeon lalu menjatuhkan payung nya serta mencium bibir Ji A dengan mesra. Dan Ji A membalas ciuman tersebut dengan memeluk Lee Yeon lebih erat lagi.

1 Comments

Previous Post Next Post