Original Network : tvN
Shin Joo datang dan memeriksa keadaan Lee Rang yang terluka. “Ini racun dari roh jahat,” katanya, memberitahu. Dan Yoo Ri langsung menyuruhnya untuk segera melakukan sesuatu. “Pak Lee Yeon belum kembali.”
Mendengar
itu, Yoo Ri langsung menghalangi pintu keluar. “Tidak! Kamu tidak boleh pergi.
Aku akan mati jika dia mati. Entah bagaimana aku akan membalas kebaikanmu untuk
ini. Aku memohon padamu,” pinta Yoo Ri sambil menangis.
Melihat
tangisan Yoo Ri itu, Shin Joo pun merasa tidak tega. Dan dengan segera, dia
langsung mencoba untuk mengobati Lee Rang yang terluka.
Ji A
menghampiri kedua orang tuanya yang masih berada diruang tamu. Dia
menyembunyikan tangannya yang terluka dan duduk didekat orang tuanya.
“Bagaimana perasaan kalian jika kehilangan aku?” tanyanya.
“Kenapa kami
harus kehilanganmu?” balas Ibu Nam, tidak mengerti.
“Aku hanya
bertanya. Banyak hal bisa terjadi dalam hidup,” balas Ji A, menjelaskan.
“Astaga.
Jangan khawatir. Kami akan mencari sampai ke ujung bumi dan menemukanmu,” kata
Ayah Nam, menenangkan Ji A. Dan Ibu Nam membenarkan.
“Aku akan
melakukan hal yang sama. Aku berjanji akan menemukan kalian berdua,” balas Ji
A, berjanji. “Seseorang bertanya padaku apa hal yang paling kutakuti di dunia.
Yang paling kutakuti adalah berpisah dari kalian.”
“Ada masalah
apa?” tanya Ibu Nam, heran.
“Maaf, Bu.
Maafkan aku, Ayah. Aku harus pergi,” kata Ji A, pamit.
Dengan
panik, Ibu Nam dan Ayah Nam berusaha untuk menghentikan Ji A yang berniat untuk
keluar dari rumah. Mereka menangis dan menanyai, apakah Ji A ingin meninggalkan
mereka. Dan mendengar itu, Ji A menangis serta menjelaskan bahwa ini bukanlah
kenyataan.
“Siapa yang
peduli? Keluarga kita bahagia di sini. Hanya itu yang penting,” kata Ibu Nam,
mencoba menyakinkan Ji A untuk jangan pergi.
“Kenapa kamu
malah berusaha menyendiri? Ibu dan Ayah di sini,” kata Ayah Nam.
Ji A
menghapus air matanya dan berusaha untuk bersikap tegar. “Aku tidak sendirian.
Yeon ada bersamaku. Aku memercayai Yeon,” balasnya. Lalu dia langsung membuka
pintu rumah dan keluar.
Ji A
terbangun.
Si Wanita
hijau merasa sangat kesal, karena Ji A juga berhasil terbangun. Dan lalu dia
menanyai Imoogi, apa yang harus mereka lakukan sekarang. Dan Imoogi menjelaskan
bahwa ini adalah hal yang bagus, karena dia bisa melihat lubuk hati Ji A serta
mendapatkan Lee Yeon.
Ji A
memegang tangan Lee Yeon yang masih tertidur dengan erat. “Yeon. Kamu
membangunkanku. Kamu bilang akan selalu menungguku. Di mana kamu? Kamu pergi ke
mana?” tanyanya dengan sedih. Lalu dia memeluk tubuh Lee Yeon dan menangis di
atas tubuh nya.
Lee Yeon
berkelana sendirian di tanah yang luas. Dia tampak sangat capek dan kelelahan
sekali.
Lee Yeon : “Jadi, ini Dunia Bawah pribadiku. Ditelan kesepian dan sekarat di
dunia tanpanya.”
Kondisi Lee
Rang mulai cukup membaik, tapi Lee Rang masih butuh beberapa hari sampai
racunnya keluar dari tubuhnya.
Setelah Shin
Joo menyelesaikan tugasnya, Yoo Ri menanyai, kenapa Shin Joo tidak bertanya
apa- apa, kepadahal seharusnya sekarang Shin Joo sudah tahu niatnya mendekati
Shin Joo. Dan mendengar itu, Shin Joo hanya diam saja, sebab dia sudah tahu
dari lama.
“Kamu sudah
tahu,” kata Yoo Ri, tidak menyangka.
“Aku kebetulan
melihat kalian bersama. Aku dibawa ke tempat barang bekas dan dipukuli karena
itu,” jelas Shin Joo.
“Oleh Pak
Lee?” tanya Yoo Ri. Dan Shin Joo mengiyakan. “Lalu kenapa kamu merawatnya?”
“Karena aku
tidak ingin kamu menangis,” jawab Shin Joo dengan tulus.
Tepat disaat
itu, Lee Rang terbangun. Dan dia langsung menanyai Shin Joo, bagaimana keadaan
Lee Yeon dan apakah Lee Yeon sudah kembali. Dan Shin Joo menggelengkan
kepalanya.
Ji A datang
ke rumah sakit dan menemui para rekannya yang menunggu disana. Dan melihat
kondisinya yang baik- baik saja, ketiga rekannya merasa senang serta lega.
Sementara
direstoran. Lee Yeon masih saja tidak sadarkan diri.
Hari- hari
terus berlalu, tapi Lee Yeon masih juga belum terbangun. Dan dengan sedih, Shin
Joo mulai menangis. Lalu di hari selanjutnya, Ji A datang untuk menemani Lee
Yeon.
Lee Yeon : “Aku ingin tahu apakah Ji A pulang dengan selamat. Aku ingin
memberitahunya betapa cantiknya dia saat makan dakbal. Aku ingin mengucapkan
selamat tidur yang paling biasa. Aku ingin menghabiskan lebih banyak waktu
bersamamu dalam hidup ini. Aku ingin melindungi semua malam dan semua pagimu.
Tapi tampaknya aku terjebak di sini.”
Lee Yeon
terus berjalan dan berjalan. Tapi dia tetap tidak bisa menemukan pintu keluar
di alam bawah sadarnya. Dan lalu dia mulai merasa sangat kelelahan untuk
berjalan.
Ji A
menyentuh wajah Lee Yeon dengan lembut. “Aku merindukanmu, Yeon,” bisiknya.
Si Wanita
hijau menghampiri Lee Yeon yang terkapar ditanah. Dia menendang tubuh Lee Yeon
dan menyuruhnya untuk bangun. Tapi Lee Yeon sama sekali tidak merespon. Jadi si
Wanita hijau pun mendekatkan wajah nya ke dekat Lee Yeon untuk mendengarkan
nafasnya, karena dia ingin memastikan bahwa Lee Yeon masih hidup. Dan ketika
dia yakin bahwa Lee Yeon masih hidup, diapun berniat untuk pergi.
Sebelum si
Wanita hijau sempat pergi, Lee Yeon memegang kakinya dan menahannya. “Roh
Kegelapan,” panggilnya.
“Apa-apaan
ini? Kamu sudah bangun,” keluh si Wanita hijau sambil menepis tangan Lee Yeon.
“Sudahkah Ji
A pulang dengan selamat?’ tanya Lee Yeon dengnan lemah. “Kumohon … Kumohon beri
tahu aku,” pintanya. Dan si Wanita hijau menolak.
Dengan susah
payah, Lee Yeon berusaha untuk berdiri. Lalu setelah itu, dia berlutut di
hadapan si Wanita hijau dan memohon. Dan si Wanita hijau menatap nya dengan
jijik. Kemudian akhirnya, diapun memberitahu bahwa Ji A sudah berhasil keluar.
Mengetahui itu, Lee Yeon merasa senang dan lega. Kemudian sikapnya pun berubah.
“Tidak mudah
memancingmu ke tempat ini. Kamu sungguh percaya satu roh payah bisa menarikku
jatuh dari tebing itu?” tanya Lee Yeon dengan sinis.
Imoogi
menatap dan memperhatikan Lee Yeon melalui mata si Wanita hijau.
“Roh
Kegelapan, kini giliranku mengucapkan kalimat khasmu. "Apa yang paling kamu takuti?",”
tanya Lee Yeon.
“Akulah
kegelapan dan perwujudan ketakutanmu. Untuk apa aku takut pada sesuatu?” balas
si Wanita hijau dengan penuh kepercayaan diri.
“Kamu
sekarat, bukan? Orang-orang sudah melupakanmu sekarang. Tidak ada yang
menceritakan kisahmu lagi. Kamu mencari perhatian dengan membagikan kotak jus
dan melampiaskan kemarahanmu kepada Bu Snail Bride karena dia lebih terkenal,”
balas Lee Yeon, mengetahui ketakutan si Wanita hijau. “Adikku bahkan tidak
ingat namamu.”
“Diam!”
bentak si Wanita hijjau, marah.
Si Wanita
hijau lalu berniat untuk pergi. Tapi ketika dia baru berjalan beberapa langkah
saja, kakinya sama sekali tidak bisa bergerak. Dan dengan bingung, dia menatap
ke arah Lee Yeon. Dan Lee Yeon tersenyum padanya. Lalu dia berjalan mendekati
si Wanita hijau.
“Kulihat
kamu melupakan satu detail penting. Ini bukan Hutan Orang Kelaparan. Ini alam
bawah sadar roh gunung. Dengan kata lain, kamu berada di wilayahku,” kata Lee
Yeon, menjelaskan.
Imoogi tiba-
tiba tidak bisa melihat apapun melalui mata si Wanita hijau.
Lee Yeon
mengulurkan tangannya dan mengcengkram baju Imoogi yang berada di dunia nyata.
Dan dia berhasil mendapatkan satu kancing milik Imoogi.
“Aku
menemukanmu,” sapa Lee Yeon. “Aku akan segera mendatangimu, jadi, bersiaplah,”
katanya, mengingatkan Imoogi. Dan mendengar itu, Imoogi tampak gugup.
Si Wanita
hijau menggunakan kesempatan itu untuk melarikan diri. Tapi dia gagal, karena
Lee Yeon bergerak lebih cepat daripadanya. Dan sebelum dia menghembuskan nafas
terakhirnya, dia menyumpahi Lee Yeon.
“Rubah
berekor sembilan yang jatuh cinta dengan gadis manusia. Sekali lagi, kamu yang
akan mengakhiri hidupnya. Itulah takdirmu,” kata si Wanita hijau.
“Aku akan
lebih mengkhawatirkan takdirmu jika berada di posisimu,” balas Lee Yeon.
Si Wanita
hijau kemudian berubah menjadi debu dan menghilang dari dunia nyata.
Hujan turun
dengan deras, tapi Ji A sama sekali tidak ada membawa payung. Dan tepat disaat
itu, Lee Yeon datang dari sebrang jalan menggunakan payung berwarna merah.
Melihat itu,
Ji A merasa lega dan senang. Dan saat Lee Yeon ingin berjalan mendekatinya, dia
menggelengkan kepalanya. Dia ingin Lee Yeon tetap berdiri disana, karena mulai
sekarang dia yang akan mendatangin Lee Yeon. Lalu dia berlari kepada Lee Yeon
dan memeluk Lee Yeon dengan erat.
Merasakan
pelukan itu, Lee Yeon merasa sangat bahagia dan tersenyum.
“Aku
menunggumu,” kata Ji A sambil menatap Lee Yeon dengan lembut. Dan Lee Yeon lalu
menjatuhkan payung nya serta mencium bibir Ji A dengan mesra. Dan Ji A membalas
ciuman tersebut dengan memeluk Lee Yeon lebih erat lagi.
💕💕💕
ReplyDelete