Original Network : tvN
Ji A meminta
Ibu Nam untuk memeluknya. Dan Ibu Nam pun melakukannya. Merasakan pelukan ini,
Ji A merasa tidak apa- apa jika ini hanya mimpi, dia hanya memohon supaya Ibu
Nam jangan meninggalkan nya sendirian lagi,
“Apa kamu
bermimpi buruk lagi?” tanya Ibu Nam, perhatian.
“Ya. Kuharap semua itu hanyalah mimpi,” jawab Ji A. “Itu mimpi tentang kehilangan Ibu dan Ayah.”
Ibu Nam
kemudian melepaskan pelukannya dan menatap Ji A. “Kenapa kamu menangis? Itu
hanya mimpi,” hiburnya sambil menlap air mata Ji A.
“Maafkan aku
karena selamat sendirian,” balas Ji A, berhenti menangis. “Aku mencoba menjadi
kuat selama ini, tapi sejujurnya, aku sangat takut dan kesepian. Aku benci
pulang, jadi, aku biasa duduk di halte bus selama berjam-jam. Maafkan aku, Ibu.
Sejujurnya, aku agak membenci Ibu dan Ayah. Kalian meninggalkanku seorang diri,
dan kalian tidak kembali selama apa pun aku menunggu. Ibu tidak melupakanku,
bukan?” tanyanya, mulai menangis lagi.
“Mana
mungkin ibu melupakan putri secantik ini?” balas Ibu Nam.
“Aku
merindukan Ibu,” kata Ji A sambil memeluk Ibu kembali. Dan menangis tersedu-
sedu.
Lee Yeon : “Kita berputar-putar. Kita tidak punya waktu untuk ini. Aku ingin tahu
apakah Ji A baik-baik saja. Kumohon. Kumohon bertahanlah lebih lama.”
Sampai
malam, Lee Yeon dan Lee Rang terus saja berjalan berputar- putar didalam hutan.
Dan kemudian Lee Rang terjatuh serta sulit untuk berdiri, karena kakinya yang
terluka.
Imoggi
menjelaskan kepada Pria Rang tentang dunia yang ditunjukkan oleh si Wanita
hijau kepada Ji A, Lee Yeon, dan Lee Rang. Yang ditujukan didalam dunia itu
adalah rasa sakit ilusi. Jadi ketika kita terluka didalam dunia itu, maka kita
juga akan merasa terluka didalam dunia nyata. Begitu rasa sakit itu dimulai,
pintunya akan menghilang.
Lirik lagu : "Penjaga pintu,
penjaga pintu, buka pintu"
"Aku tidak punya
kuncinya"
Lee Rang
tidak bisa berjalan lagi. Dan Lee Yeon pun menanyai, apakah Lee Rang ingin
menyerah dan menjadi makanan bagi roh jahat. Dan Lee Rang menyuruh Lee Yeon
untuk lebih baik pergi ke tempat Ji A saja, sebab ini sudah terlambat baginya
untuk bisa selamat.
‘Kamu belum
berubah. Kamu sama seperti pertemuan pertama kita. Kamu masih mudah menyerah
dan merengek,” sindir Lee Yeon. “Kenapa hidup dan mati sangat sederhana
bagimu?”
“Karena
tidak ada yang berharga bagiku. Tidak ada cinta pertama yang harus kulindungi
dengan nyawaku sepertimu, dan aku tidak punya keluarga yang sangat
kunanti-nantikan seperti dia,” balas Lee Rang, sudah pasrah.
“Seharusnya
aku tidak datang. Baik dahulu maupun sekarang,” balas Lee Yeon, kecewa. Lalu
diapun berjalan pergi.
“Begitu aku
mati, kubur aku di hutan Baekdudaegan, tempat kita dahulu tinggal,” pinta Lee
Rang. Dan Lee Yeon tidak peduli serta terus berjalan pergi dengan kesal.
Melihat Lee
Yeon pergi, Lee Rang merasa sangat sedih. Dia berharap bahwa mereka berdua bisa
kembali ke masa- masa dulu. Saat ada azalea dimana- mana. Mendengar itu, Lee
Yeon berhenti berjalan dan kembali ke tempat Lee Rang.
“Jika kamu
tidak ingat rasa azalea, keluar hidup-hidup dan makan itu, Bodoh! Setidaknya
berusahalah selamat,” bentak Lee Yeon, kesal.
“Jujurlah.
Kenapa kamu datang ke sini?” tanya Lee Rang.
“Untuk
menyelamatkan Ji A dan kamu,” jawab Lee Yeon.
“Kamu
mengharapkanku percaya itu? Aku hampir mati karena pisaumu,” kata Lee Rang
dengan ketus.
“Kamu
membantai seluruh kota. Kamu pantas mendapatkannya,” balas Lee Yeon.
“Benar.
Kenapa kamu menyelamatkan orang yang hendak kamu bunuh?” tanya Lee Rang,
menuntut jawaban.
Dengan
kesal, Lee Yeon menghela nafas. Lalu dia berjongkok dihadapan Lee Rang.
“Dengarkan baik-baik. Pedangku tidak pernah meleset, tidak sekali pun. Aku
tidak pernah melewatkan targetku. Pikirkan dengan otak bodohmu itu kenapa kamu
selamat dari pedangku,” jelas nya. Lalu diapun pergi.
Mendengar
jawaban itu, Lee Rang tersadar dan merasa terharu. Lalu diapun berusaha untuk
berjalan. Dan Lee Yeon membantunya untuk bergerak dan berjalan bersama.
Shin Joo
datang menemui Taluipa dan melaporkan tentang Roh Kegelapan, yaitu si Wanita
hijau. Dia memohon supaya Taluipa mau memberitahu nya cara untuk membantu Lee
Yeon dan Ji A.
“Gadis itu
bersama keluarganya dan Yeon ada di Hutan Orang Kelaparan. Mungkin untuk
menyelamatkan adiknya,” kata Taluipa, memberitahu. Dan Shin Joo merasa terkejut
karena ternyata Lee Rang juga mengalami hal yang sama. “Sejak kapan hubungan
mereka berdua erat?” gumamnya, penasaran.
“Bagaimana
mungkin itu penting sekarang?” keluh Hyeonuiong.
“Itu penting
bagiku! Dia menanggung terlalu banyak beban sendiri. Dia jenis orang yang
menggali kuburnya sendiri,” balas Taluipa dengan kesal.
“Itulah yang
menjadikannya roh gunung. Roh gunung tersentuh hatinya oleh setiap organisme.
Bagaimana bisa dia tidak memedulikan adiknya?” balas Hyeonuiong, membela Lee
Yeon.
Shin Joo
tidak peduli akan perdebatan antara Taluipa dan Hyeonuiong. Dia berlutut
dihadapan Taluipa dan dengan tulus memohon supaya Taluipa mau membantunya. Dan
dia akan merelakan nyawanya demi ini. Juga dia akan melakukan semua perintah
Taluipa.
“Semua
perintahku?” tanya Taluipa, tertarik.
Saat Shin
Joo keluar dari dalam gedung, Hyeonuiong menanyai, apakah Shin Joo tidak peduli
dengan hidup sendiri, sehingga Shin Joo rela menukarkan hidup nya sendiri demi
secarik kain dari Taluipa. Dan Shin Joo menjawab bahwa dia yakin inilah yang
diinginkan Lee Yeon.
“Kamu dan
Yeon. Ini pasti sifat rubah,” komentar Hyeonuiong.
“Tapi aku
tidak mengerti. Kenapa dia memilih Rang alih-alih Nona Nam?” tanya Shin Joo,
ingin tahu.
“Mereka ada
di dunia yang diciptakan oleh masalah yang belum beres. Bagi mereka berdua, itu
keluarga,” jawab Hyeonuiong, menjelaskan. “Jika wanita itu bertemu kembali
dengan keluarga yang dia cari, tidak akan ada tempat untuk orang lain. Tidak
ada cara untuk dia memasuki rumah itu.”
“Maksudmu…”
tanya Shin Joo, mulai mengerti.
“Yeon
mungkin sudah tahu apa yang dia hadapi.”
Lee Yeon
sangat yakin, bila ada pintu masuk, pasti ada pintu keluar juga. Dan Lee Rang
lalu menceritakan bahwa pertama kali dia masuk, dia sampai di rumah lama nya,
bukan hutan orang kelaparan. Disana dia dipukuli oleh para penduduk desa dan
Ibunya hanya menonton saja. Mendengar itu, Lee Yeon langsung mengetahui
identitas asli si Wanita hijau. Roh Kegelapan.
Lalu tiba-
tiba disaat itu terdengar suara para zombie yang mendekat, dan Lee Yeon serta
Lee Rang pun langsung segera kabur darisana.
Ji A : “Kamar ini
mungkin tampak seperti kamarku, tapi bukan. Di mana sebenarnya aku?”
Ji A
menyadari kalau kamarnya berbeda. Dulu di dinding kamar ada banyak tertempel
koran dan artikel berita mengenai
kecelakaan kedua orang tuanya. Tapi sekarang di dinding kamarnya tertempel foto
mereka sekeluarga. Dan lalu tiba- tiba terdengar suara aneh, seperti suara air
menetes. Tapi ntah dari mana suara itu berasal, dan Ji A pun merasa bingung.
Rekan Kim
dan rekan Pyo membawa tubuh Ji A ke rumah sakit untuk di infus dan di rawat.
Lalu Team Leadar Choi datang dan menanyai, apa kata dokter.
“Mereka
melakukan semua tes padanya, tapi mereka tidak tahu apa masalahnya,” kata rekan
Pyo, memberitahu.
“Sulit
dipercaya. Apa yang terjadi?” gumam Team Leader Choi, bingung.
Ji A yakin
bahwa beberapa menit yang lalu dia berada di dalam ruang kantor. Dan lalu
seorang wanita jus datang. Kemudian dia sampai Yeou Gogae. Mengingat itu, Ji A
langsung mencatat nya di buku supaya dia tidak lupa.
Ji A : “Lalu tempat apa
ini?”
Ayah Nam
datang ke kamar Ji A dan mengajak Ji A untuk makan bersama. Dan melihat Ayah
Nam datang, Ji A merasa sangat senang dan langsung memeluknya.
“Ayo makan.
Ayolah,” ajak Ayah Nam. Dan Ji A mengiyakan serta dia langsung melupakan
tentang pertanyaan nya tadi.
Lee Yeon dan
Lee Rang sampai dijalan buntu. Disana Lee Yeon menyuruh Lee Rang untuk terus
berjalan. Jalan dan pintu akan muncul hanya pada saat Lee Rang berhasil
mengatasi ketakutan sendiri. Dan Lee Rang menolak, karena dia tidak melihat ada
pintu.
“Jangan
lemah!” tegur Lee Yeon dengan suara keras. “Tetap kuat dan pikirkan apa yang
paling kamu takuti,” katanya, menasehati.
“Apa… Apa
yang paling kutakuti?” gumam Lee Rang, berpikir. “Ditelantarkan. Ibu
menelantarkanku, begitu pula kamu,” jelasnya.
“Kamu pasti
bercanda,” keluh Lee Yeon sambil mengcengkram kerah baju Lee Rang. “Aku tidak
pernah menelantarkanmu,” tegasnya. Lalu dia memeluk bahu Lee Rang dan
membuatnya untuk menatap ke depan.
Lee Rang
menutup matanya dengan erat untuk mengatasi emosi dan ketakutannya. Lalu
setelah itu dia membuka matanya dan fokus melihat ke depan. Dan kemudian dia
melihat sebuah pintu.
“Ayo,” ajak
Lee Rang.
Tepat disaat
itu, para zombie datang. Dan Lee Yeon serta Lee Rang pun berlari sekuat tenaga
untuk menuju ke arah pintu. Dan akhirnya, Lee Rang berhasil. Dia berhasil
melompat ke tebing di hadapan nya. Tebing yang mengarah ke pintu keluar.
Sementara Lee Yeon tidak berhasil. “Pastikan kamu tetap hidup,” katanya. Lalu dia bertarung melawan para zombie yang ingin maju untuk menghentikan Lee Rang. “Teruslah mendaki!” teriaknya kepada Lee Rang.
Sebelum Lee
Rang berhasil mendaki ke atas, seorang zombie datang melompat ke arahnya.
Zombie itu adalah Ibu Lee Rang. Dan karena itu, perhatian Lee Rang pun
tergoyahkan.
“Jangan
lihat! Dia bukan ibumu! Jangan lihat!” perintah Lee Yeon.
“Ibu? Sial,”
umpat Lee Rang, sedih.
Setelah
berhasil mengalahkan para zombie yang ada. Lee Yeon melompat ke arah Lee Rang.
Dia menarik Ibu Lee untuk jatuh bersama- sama dengannya ke bawah tebing.
“Tidak!”
teriak Lee Rang, terkejut. Lalu dia berusaha untuk memanjat ke atas tebing. Dan
pada akhirnya, dia berhasil keluar.
Saat Lee
Rang terbangun, dia langsung ingin masuk lagi ke dalam pintu untuk menemui Lee
Yeon. Dan dengan panik serta cemas, Yoo Ri berusaha untuk menghentikannya.
“Aku harus
pergi menemui Yeon,” kata Lee Rang sambil berusaha untuk berdiri. Tapi dia
tidak kuat. Dan dia terjatuh serta pingsan kembali.
Ji A merasa
sangat bahagia bisa berkumpul dan makan bersama- sama dengan kedua orang tuanya
lagi.
Ji A : “Tiba-tiba, aku mulai berpikir hidup yang kujalani hingga sekarang mungkin mimpi buruk panjang dan mungkin inilah kehidupanku yang sebenarnya. Jika ini mimpi, aku sungguh berharap tidak pernah bangun.”
Ketika Ji A
berharap seperti itu, tulisan yang dia tulis dibuku menghilang.
Didunia
nyata. Kondisi tubuh Ji A tiba- tiba saja menurun, dan seluruh rekannya merasa
kebingungan serta langsung berlari untuk memanggilkan Dokter.
Didunia alam
bawah sadar. Ji A tiba- tiba teringat tentang Lee Yeon.
Ji A : “Siapa itu tadi?
Siapa dia?”
Shin Joo
berlari sekuat tenaga ke rumah sakit tempat Ji A di rawat.
Hyeonuiong :
“Kamu tidak
boleh terlambat. Jika terlambat, mereka tidak akan bisa meninggalkan dunia
itu.”
Seluruh
rekan Ji A merasa bingung, karena Ji A menghilang.
Shin Joo
mengendong Ji A pergi dari rumah sakit.
Shin Joo
membaringkan tubuh Ji A di sebelah tubuh
Lee Yeon dan mengikat kedua tangan mereka menggunakan kain yang
diberikan oleh Taluipa.
“Hanya ini
yang bisa kulakukan. Kuharap kalian berdua kembali,” pinta Shin Joo, berharap.
Ji A sangat
menikmati waktu nya bersama dengan kedua orang tuanya. Mereka mengobrol dan mengenang
masa- masa dulu. Lalu tiba- tiba telpon rumah berbunyi. Tapi hanya Ji A saja
yang mendengar. Sedangkan kedua orang tuanya tidak.
Ji A naik ke
atas dan masuk ke dalam kamarnya, tempat dimana telpon berbunyi. Tapi anehnya
kabel telpon sama sekali tidak terhubung ke jaringan, namun bisa berbunyi. Dan
Ji A memberanikan dirinya untuk mengangkat telpon tersebut.
“Halo?”
panggil Ji A.
“Ini aku.
Lee Yeon,” jawab si penelpon. “Maaf aku tidak bisa ke sana untuk membawamu
kembali.”
“Siapa kamu?
Kurasa aku mengenalmu, tapi tidak ingat,” kata Ji A, merasa bingung.
“Kamu harus
ingat. Kamu harus menyadari di mana kamu berada dan kenapa kamu di sana. Kamu
harus menyadarinya sendiri agar bisa kembali ke kenyataan,” kata Lee Yeon,
menasehati.
“Apa
maksudmu?” tanya Ji A, tidak mengerti.
“Kembalilah,
Ji A. Aku akan selalu menunggumu,” jawab Lee Yeon. Lalu telpon terputus.
Ditanah yang
luas dan sepi. Lee Yeon berdiri sendirian disana. Dia menatap huruf yang ada
ditelapak tangannya. Lalu dia menghela nafas lelah. “Kamu harus kembali,”
pintanya.
Ji A : “Aku penasaran
siapa dia. Aku tidak tahu siapa dia, tapi aku merasa telah meninggalkan sesuatu
yang sangat penting.”
Ji A
berpikir dengan keras. Lalu ketika dia melihat mugwort yang diberikan oleh Lee
Yeon dulu. Ingatannya pun kembali secara perlahan.
Ji A : “Bagaimana jika
aku tersihir?”
Ji A menusuk tangan nya sendiri menggunakan pena. Dan dia merasa kesakitan. Rasa sakit itu merangsang ingatannya. Dan akhirnya, semua ingatan nya pun kembali.