Sinopsis K- Drama : Tale of the Nine Tailed Episode 9 part 2

 



Original Network : tvN

Ji A meminta Ibu Nam untuk memeluknya. Dan Ibu Nam pun melakukannya. Merasakan pelukan ini, Ji A merasa tidak apa- apa jika ini hanya mimpi, dia hanya memohon supaya Ibu Nam jangan meninggalkan nya sendirian lagi,

“Apa kamu bermimpi buruk lagi?” tanya Ibu Nam, perhatian.

“Ya. Kuharap semua itu hanyalah mimpi,” jawab Ji A. “Itu mimpi tentang kehilangan Ibu dan Ayah.”



Ibu Nam kemudian melepaskan pelukannya dan menatap Ji A. “Kenapa kamu menangis? Itu hanya mimpi,” hiburnya sambil menlap air mata Ji A.

“Maafkan aku karena selamat sendirian,” balas Ji A, berhenti menangis. “Aku mencoba menjadi kuat selama ini, tapi sejujurnya, aku sangat takut dan kesepian. Aku benci pulang, jadi, aku biasa duduk di halte bus selama berjam-jam. Maafkan aku, Ibu. Sejujurnya, aku agak membenci Ibu dan Ayah. Kalian meninggalkanku seorang diri, dan kalian tidak kembali selama apa pun aku menunggu. Ibu tidak melupakanku, bukan?” tanyanya, mulai menangis lagi.

“Mana mungkin ibu melupakan putri secantik ini?” balas Ibu Nam.

“Aku merindukan Ibu,” kata Ji A sambil memeluk Ibu kembali. Dan menangis tersedu- sedu.



Lee Yeon : “Kita berputar-putar. Kita tidak punya waktu untuk ini. Aku ingin tahu apakah Ji A baik-baik saja. Kumohon. Kumohon bertahanlah lebih lama.”

Sampai malam, Lee Yeon dan Lee Rang terus saja berjalan berputar- putar didalam hutan. Dan kemudian Lee Rang terjatuh serta sulit untuk berdiri, karena kakinya yang terluka.


Imoggi menjelaskan kepada Pria Rang tentang dunia yang ditunjukkan oleh si Wanita hijau kepada Ji A, Lee Yeon, dan Lee Rang. Yang ditujukan didalam dunia itu adalah rasa sakit ilusi. Jadi ketika kita terluka didalam dunia itu, maka kita juga akan merasa terluka didalam dunia nyata. Begitu rasa sakit itu dimulai, pintunya akan menghilang.

Lirik lagu : "Penjaga pintu, penjaga pintu, buka pintu"

"Aku tidak punya kuncinya"



Lee Rang tidak bisa berjalan lagi. Dan Lee Yeon pun menanyai, apakah Lee Rang ingin menyerah dan menjadi makanan bagi roh jahat. Dan Lee Rang menyuruh Lee Yeon untuk lebih baik pergi ke tempat Ji A saja, sebab ini sudah terlambat baginya untuk bisa selamat.

‘Kamu belum berubah. Kamu sama seperti pertemuan pertama kita. Kamu masih mudah menyerah dan merengek,” sindir Lee Yeon. “Kenapa hidup dan mati sangat sederhana bagimu?”


“Karena tidak ada yang berharga bagiku. Tidak ada cinta pertama yang harus kulindungi dengan nyawaku sepertimu, dan aku tidak punya keluarga yang sangat kunanti-nantikan seperti dia,” balas Lee Rang, sudah pasrah.

“Seharusnya aku tidak datang. Baik dahulu maupun sekarang,” balas Lee Yeon, kecewa. Lalu diapun berjalan pergi.

“Begitu aku mati, kubur aku di hutan Baekdudaegan, tempat kita dahulu tinggal,” pinta Lee Rang. Dan Lee Yeon tidak peduli serta terus berjalan pergi dengan kesal.



Melihat Lee Yeon pergi, Lee Rang merasa sangat sedih. Dia berharap bahwa mereka berdua bisa kembali ke masa- masa dulu. Saat ada azalea dimana- mana. Mendengar itu, Lee Yeon berhenti berjalan dan kembali ke tempat Lee Rang.

“Jika kamu tidak ingat rasa azalea, keluar hidup-hidup dan makan itu, Bodoh! Setidaknya berusahalah selamat,” bentak Lee Yeon, kesal.


“Jujurlah. Kenapa kamu datang ke sini?” tanya Lee Rang.

“Untuk menyelamatkan Ji A dan kamu,” jawab Lee Yeon.

“Kamu mengharapkanku percaya itu? Aku hampir mati karena pisaumu,” kata Lee Rang dengan ketus.

“Kamu membantai seluruh kota. Kamu pantas mendapatkannya,” balas Lee Yeon.

“Benar. Kenapa kamu menyelamatkan orang yang hendak kamu bunuh?” tanya Lee Rang, menuntut jawaban.

Dengan kesal, Lee Yeon menghela nafas. Lalu dia berjongkok dihadapan Lee Rang. “Dengarkan baik-baik. Pedangku tidak pernah meleset, tidak sekali pun. Aku tidak pernah melewatkan targetku. Pikirkan dengan otak bodohmu itu kenapa kamu selamat dari pedangku,” jelas nya. Lalu diapun pergi.



Mendengar jawaban itu, Lee Rang tersadar dan merasa terharu. Lalu diapun berusaha untuk berjalan. Dan Lee Yeon membantunya untuk bergerak dan berjalan bersama.


Shin Joo datang menemui Taluipa dan melaporkan tentang Roh Kegelapan, yaitu si Wanita hijau. Dia memohon supaya Taluipa mau memberitahu nya cara untuk membantu Lee Yeon dan Ji A.

“Gadis itu bersama keluarganya dan Yeon ada di Hutan Orang Kelaparan. Mungkin untuk menyelamatkan adiknya,” kata Taluipa, memberitahu. Dan Shin Joo merasa terkejut karena ternyata Lee Rang juga mengalami hal yang sama. “Sejak kapan hubungan mereka berdua erat?” gumamnya, penasaran.


“Bagaimana mungkin itu penting sekarang?” keluh Hyeonuiong.

“Itu penting bagiku! Dia menanggung terlalu banyak beban sendiri. Dia jenis orang yang menggali kuburnya sendiri,” balas Taluipa dengan kesal.

“Itulah yang menjadikannya roh gunung. Roh gunung tersentuh hatinya oleh setiap organisme. Bagaimana bisa dia tidak memedulikan adiknya?” balas Hyeonuiong, membela Lee Yeon.


Shin Joo tidak peduli akan perdebatan antara Taluipa dan Hyeonuiong. Dia berlutut dihadapan Taluipa dan dengan tulus memohon supaya Taluipa mau membantunya. Dan dia akan merelakan nyawanya demi ini. Juga dia akan melakukan semua perintah Taluipa.

“Semua perintahku?” tanya Taluipa, tertarik.


Saat Shin Joo keluar dari dalam gedung, Hyeonuiong menanyai, apakah Shin Joo tidak peduli dengan hidup sendiri, sehingga Shin Joo rela menukarkan hidup nya sendiri demi secarik kain dari Taluipa. Dan Shin Joo menjawab bahwa dia yakin inilah yang diinginkan Lee Yeon.


“Kamu dan Yeon. Ini pasti sifat rubah,” komentar Hyeonuiong.

“Tapi aku tidak mengerti. Kenapa dia memilih Rang alih-alih Nona Nam?” tanya Shin Joo, ingin tahu.

“Mereka ada di dunia yang diciptakan oleh masalah yang belum beres. Bagi mereka berdua, itu keluarga,” jawab Hyeonuiong, menjelaskan. “Jika wanita itu bertemu kembali dengan keluarga yang dia cari, tidak akan ada tempat untuk orang lain. Tidak ada cara untuk dia memasuki rumah itu.”

“Maksudmu…” tanya Shin Joo, mulai mengerti.

“Yeon mungkin sudah tahu apa yang dia hadapi.”



Lee Yeon sangat yakin, bila ada pintu masuk, pasti ada pintu keluar juga. Dan Lee Rang lalu menceritakan bahwa pertama kali dia masuk, dia sampai di rumah lama nya, bukan hutan orang kelaparan. Disana dia dipukuli oleh para penduduk desa dan Ibunya hanya menonton saja. Mendengar itu, Lee Yeon langsung mengetahui identitas asli si Wanita hijau. Roh Kegelapan.


Lalu tiba- tiba disaat itu terdengar suara para zombie yang mendekat, dan Lee Yeon serta Lee Rang pun langsung segera kabur darisana.



Ji A : “Kamar ini mungkin tampak seperti kamarku, tapi bukan. Di mana sebenarnya aku?”

Ji A menyadari kalau kamarnya berbeda. Dulu di dinding kamar ada banyak tertempel koran dan artikel berita  mengenai kecelakaan kedua orang tuanya. Tapi sekarang di dinding kamarnya tertempel foto mereka sekeluarga. Dan lalu tiba- tiba terdengar suara aneh, seperti suara air menetes. Tapi ntah dari mana suara itu berasal, dan Ji A pun merasa bingung.


Rekan Kim dan rekan Pyo membawa tubuh Ji A ke rumah sakit untuk di infus dan di rawat. Lalu Team Leadar Choi datang dan menanyai, apa kata dokter.

“Mereka melakukan semua tes padanya, tapi mereka tidak tahu apa masalahnya,” kata rekan Pyo, memberitahu.

“Sulit dipercaya. Apa yang terjadi?” gumam Team Leader Choi, bingung.


Ji A yakin bahwa beberapa menit yang lalu dia berada di dalam ruang kantor. Dan lalu seorang wanita jus datang. Kemudian dia sampai Yeou Gogae. Mengingat itu, Ji A langsung mencatat nya di buku supaya dia tidak lupa.

Ji A : “Lalu tempat apa ini?”


Ayah Nam datang ke kamar Ji A dan mengajak Ji A untuk makan bersama. Dan melihat Ayah Nam datang, Ji A merasa sangat senang dan langsung memeluknya.

“Ayo makan. Ayolah,” ajak Ayah Nam. Dan Ji A mengiyakan serta dia langsung melupakan tentang pertanyaan nya tadi.



Lee Yeon dan Lee Rang sampai dijalan buntu. Disana Lee Yeon menyuruh Lee Rang untuk terus berjalan. Jalan dan pintu akan muncul hanya pada saat Lee Rang berhasil mengatasi ketakutan sendiri. Dan Lee Rang menolak, karena dia tidak melihat ada pintu.

“Jangan lemah!” tegur Lee Yeon dengan suara keras. “Tetap kuat dan pikirkan apa yang paling kamu takuti,” katanya, menasehati.

“Apa… Apa yang paling kutakuti?” gumam Lee Rang, berpikir. “Ditelantarkan. Ibu menelantarkanku, begitu pula kamu,” jelasnya.


“Kamu pasti bercanda,” keluh Lee Yeon sambil mengcengkram kerah baju Lee Rang. “Aku tidak pernah menelantarkanmu,” tegasnya. Lalu dia memeluk bahu Lee Rang dan membuatnya untuk menatap ke depan.

Lee Rang menutup matanya dengan erat untuk mengatasi emosi dan ketakutannya. Lalu setelah itu dia membuka matanya dan fokus melihat ke depan. Dan kemudian dia melihat sebuah pintu.

“Ayo,” ajak Lee Rang.


Tepat disaat itu, para zombie datang. Dan Lee Yeon serta Lee Rang pun berlari sekuat tenaga untuk menuju ke arah pintu. Dan akhirnya, Lee Rang berhasil. Dia berhasil melompat ke tebing di hadapan nya. Tebing yang mengarah ke pintu keluar.


Sementara Lee Yeon tidak berhasil. “Pastikan kamu tetap hidup,” katanya. Lalu dia bertarung melawan para zombie yang ingin maju untuk menghentikan Lee Rang. “Teruslah mendaki!” teriaknya kepada Lee Rang.




Sebelum Lee Rang berhasil mendaki ke atas, seorang zombie datang melompat ke arahnya. Zombie itu adalah Ibu Lee Rang. Dan karena itu, perhatian Lee Rang pun tergoyahkan.

“Jangan lihat! Dia bukan ibumu! Jangan lihat!” perintah Lee Yeon.

“Ibu? Sial,” umpat Lee Rang, sedih.


Setelah berhasil mengalahkan para zombie yang ada. Lee Yeon melompat ke arah Lee Rang. Dia menarik Ibu Lee untuk jatuh bersama- sama dengannya ke bawah tebing.

“Tidak!” teriak Lee Rang, terkejut. Lalu dia berusaha untuk memanjat ke atas tebing. Dan pada akhirnya, dia berhasil keluar.


Saat Lee Rang terbangun, dia langsung ingin masuk lagi ke dalam pintu untuk menemui Lee Yeon. Dan dengan panik serta cemas, Yoo Ri berusaha untuk menghentikannya.

“Aku harus pergi menemui Yeon,” kata Lee Rang sambil berusaha untuk berdiri. Tapi dia tidak kuat. Dan dia terjatuh serta pingsan kembali.



Ji A merasa sangat bahagia bisa berkumpul dan makan bersama- sama dengan kedua orang tuanya lagi.

Ji A : “Tiba-tiba, aku mulai berpikir hidup yang kujalani hingga sekarang mungkin mimpi buruk panjang dan mungkin inilah kehidupanku yang sebenarnya. Jika ini mimpi, aku sungguh berharap tidak pernah bangun.”

Ketika Ji A berharap seperti itu, tulisan yang dia tulis dibuku menghilang.

Didunia nyata. Kondisi tubuh Ji A tiba- tiba saja menurun, dan seluruh rekannya merasa kebingungan serta langsung berlari untuk memanggilkan Dokter.



Didunia alam bawah sadar. Ji A tiba- tiba teringat tentang Lee Yeon.

Ji A : “Siapa itu tadi? Siapa dia?”

Shin Joo berlari sekuat tenaga ke rumah sakit tempat Ji A di rawat.

Hyeonuiong : “Kamu tidak boleh terlambat. Jika terlambat, mereka tidak akan bisa meninggalkan dunia itu.”


Seluruh rekan Ji A merasa bingung, karena Ji A menghilang.

Shin Joo mengendong Ji A pergi dari rumah sakit.


Shin Joo membaringkan tubuh Ji A di sebelah tubuh  Lee Yeon dan mengikat kedua tangan mereka menggunakan kain yang diberikan oleh Taluipa.

“Hanya ini yang bisa kulakukan. Kuharap kalian berdua kembali,” pinta Shin Joo, berharap.


Ji A sangat menikmati waktu nya bersama dengan kedua orang tuanya. Mereka mengobrol dan mengenang masa- masa dulu. Lalu tiba- tiba telpon rumah berbunyi. Tapi hanya Ji A saja yang mendengar. Sedangkan kedua orang tuanya tidak.



Ji A naik ke atas dan masuk ke dalam kamarnya, tempat dimana telpon berbunyi. Tapi anehnya kabel telpon sama sekali tidak terhubung ke jaringan, namun bisa berbunyi. Dan Ji A memberanikan dirinya untuk mengangkat telpon tersebut.

“Halo?” panggil Ji A.

“Ini aku. Lee Yeon,” jawab si penelpon. “Maaf aku tidak bisa ke sana untuk membawamu kembali.”

“Siapa kamu? Kurasa aku mengenalmu, tapi tidak ingat,” kata Ji A, merasa bingung.

“Kamu harus ingat. Kamu harus menyadari di mana kamu berada dan kenapa kamu di sana. Kamu harus menyadarinya sendiri agar bisa kembali ke kenyataan,” kata Lee Yeon, menasehati.

“Apa maksudmu?” tanya Ji A, tidak mengerti.

“Kembalilah, Ji A. Aku akan selalu menunggumu,” jawab Lee Yeon. Lalu telpon terputus.



Ditanah yang luas dan sepi. Lee Yeon berdiri sendirian disana. Dia menatap huruf yang ada ditelapak tangannya. Lalu dia menghela nafas lelah. “Kamu harus kembali,” pintanya.


Ji A : “Aku penasaran siapa dia. Aku tidak tahu siapa dia, tapi aku merasa telah meninggalkan sesuatu yang sangat penting.”

Ji A berpikir dengan keras. Lalu ketika dia melihat mugwort yang diberikan oleh Lee Yeon dulu. Ingatannya pun kembali secara perlahan.




Ji A : “Bagaimana jika aku tersihir?”

Ji A menusuk tangan nya sendiri menggunakan pena. Dan dia merasa kesakitan. Rasa sakit itu merangsang ingatannya. Dan akhirnya, semua ingatan nya pun kembali.

Post a Comment

Previous Post Next Post