Sinopsis C- Drama : Go Ahead Episode 21



Original Network : Hunan Tv, iQiyi, Mango TV

Ya ampun, kata Tang Can, terkejut sambil menatap Jian Jian. lalu dia bersikap narsis seperti biasa. Apakah itu aku?” tanyanya.

“Siapa dia? Kenapa aku tidak tahu?” tanya Ziqiu, penasaran. Dan Ling Xiao diam, tidak menjawab.

Dengan malu dan gugup, Jian Jian langsung berhenti makan dan masuk ke dalam kamar. Melihat itu, Ziqiu dan Tang Can merasa bingung.


Jian Jian menunggu dengan gugup sambil dia yakin bahwa Ling Xiao sudah pergi. Setelah yakin, barulah dia keluar dari dalam kamar.


Sayangnya, didepan lift. Jian Jian malah bertemu dengan Ling Xiao. Dan dia merasa sangat kaget sekali serta ingin menghindari Ling Xiao. Tapi Ling Xiao tidak mengizinkannya untuk menghindar dan menariknya untuk masuk ke dalam lift. Dan dengan ngeri, Jian Jian memintanya untuk tenang.



Kemarin…” kata Ling Xiao.

“Semalam aku mabuk, aku tak ingat apa pun,” sela Jian Jian dengan cepat.

Kemarin maaf, aku tak mengontrol diri, kata Ling Xiao, menjelaskan. Tetapi kau pasti tahu maksudku. Kau pertimbangkanlah, pintanya dengan serius.

Kak, kau sadarlah. Kita kakak-adik. Kita lebih dari saudara kandung, dari kecil makan bersama, tidur bersama, kita satu keluarga, protes Jian Jian.



Tidak cukup. Aku ingin mendirikan hubungan keluarga yang sah denganmu dan Ayah Li di depan hukum dan di masyarakat, balas Ling Xiao dengan sangat serius. Hanya dengan kita menikah barulah jadi keluarga sesungguhnya.

Bagaimana mungkin kita menikah? keluh Jian Jian, marah.

Putuslah dengan Zheng Shuran, perintah Ling Xiao.

Tak mau, aku tak mau menikah denganmu, kata Jian Jian, merasa kesal dan frustasi. Lalu ketika pintu lift terbuka, dia langsung berlari kabur.

Jian Jian menghubungi Mingyue karena perhatian dan merasa khawatir padanya. Tapi Mingyue beralasan bahwa dia harus pergi membeli sayur, jadi telpon pun cepat dimatikan. Dan Jian Jian mengerti.


Du Juan dan Zhou Miao yang baru pulang belanja langsung bermesraan. Dan melihat itu, Jian Jian merasa sangat malas sekali.


Ran datang menemui Ziqiu yang sedang berada didapur. Dia menanyai, kenapa Ziqiu begitu membencinya. Dan sambil mengarahkan pisaunya, Ziqiu mengomel kesal. Karena menurutnya, Ran adalah orang mesum. Dan dia ingin Ran untuk cepat putus dengan Jian Jian, jika tidak dia akan menghancurkan karya seni nya. Mendengar itu, Ran merasa heran.

Li Jian Jian tidak bilang? Kami sudah putus, kata Ran, memberitahu. Dan Ziqiu terkejut dan lalu tertawa. Dia tak menyukaiku, hanya bisa putus. Sekarang kami kembali menjadi teman. Kau bisa mengejarnya, jelasnya.



Kapan aku mengejarnya bukan urusanmu, balas Ziqiu, keceplosan.

Akhirnya, kau menyadarinya. Aku sudah tahu dari awal. Sebagai Kakak sudah berumur, tak kejar wanita lain. Selalu mengikuti adik ke mana pun itu, kata Ran, menggoda Ran.

Jangan asal bicara pada Li Jian Jian, ancam Ziqiu. Lalu dia mengusir Ran untuk pergi.

Setelah Ran pergi, Ziqiu tertawa senang.

Jian Jian menceritakan kepada Du Juan bahwa dia sudah putus dengan Ran. Dan dia merasa tidak bersemangat, karena begitu cepat diputuskan. Menurutnya itu, memalukan.

Alasan mereka berdua putus adalah karena Jian Jian tidak berani mencium Ran. Jadi Ran merasa kalau mereka ini tidak seperti pasangan yang sedang pacaran sama sekali, melainkan lebih seperti teman yang hanya bermain bersama.


Du Juan berkomentar bahwa dia sudah menduga kalau Jian Jian dan Ran pasti akan putus. Karena mereka berdua sama sekali tidak punya suasana asmara. Contoh, pertama, kalau pacaran, kita pasti ingin tampak cantik. Kedua, kita pasti ingin selalu bersama, jadi terus saling menghubungi. Ketiga, kita pasti akan cemburu, kalau pasangan kita bersama dengan wanita lain. Mendengar itu, Jian Jian menyadari bahwa dia dan Ran sama sekali tidak begitu.

Saat pacaran, saat berdekatan, meski akan panik, tetapi juga akan sangat menantikan. Tubuh keduanya, seperti punya daya tarik-menarik. Dengan alami mendekat. Tak akan ada rasa benci atau menghindar. Asalkan kau di sampingnya, kau akan merasa tenang dan bahagia, kata Du Juan, menjelaskan apa itu pacaran kepada Jian Jian.

Kakak-adik juga mungkin, balas Jian Jian.

Yang kubilang bukan sentuhan tubuh yang biasa. Kakakmu akan menciummu? balas Du Juan. Dan Jian Jian langsung terdiam dengan gugup.




Du Juan dan Zhuo Miao kemudian membahas tentang film jepang yang bercerita tentang kakak yang menyukai adiknya. Dan mendengar itu, Jian Jian merasa penasaran, apa judul film itu.

Mendengar itu, Du Juan dan Zhuo Miao saling tersenyum dan menatap Jian Jian dengan penuh arti. Dan Jian Jian merasa sangat bingung serta terdiam, karena merasa agak ngeri.


Ziqiu menghubungi Ling Xiao dan memberitahukan sebuah kabar baik. Yaitu kabar bahwa Jian Jian dan Ran sudah putus. Mengetahui itu, Ling Xiao merasa sangat senang sekali.

Tepat disaat itu, Xixi datang mengantarkan seragam baru untuk Ling Xiao. Dan dia berkoemtar bahwa Ling Xiao dan Ziqiu terlalu berlebihan dalam menentang pacar Jian Jian. Dan Ling Xiao langsung membenarkan, itu bukan pacar lagi, tapi mantan pacar.

Mau makan bersama? ajak Xixi dengan gugup.


Kak Xixi, aku sudah mengutarakan perasaanku, kata Ling Xiao, menolak. Dan Xixi merasa terkejut. Dia terlalu lama di suatu status, butuh waktu menerimauntuk berubah ke status yang lain, jelasnya.

Apakah dia Qi Mingyue? tanya Xixi, ingin tahu.

Bukan, jawab Ling Xiao. Kau kenal, kau belikan dia es krim, jelasnya. Dan Xixi merasa sangat terkejut sekali.

Dengan kesal, Xixi keluar dari ruangan Ling Xiao.



Ketika Tang Can pulang, dia menemukan Jian Jian sedang duduk sendirian di taman dengan tampang menyedihkan. Ya Tuhan, anak siapa yang begitu kasihan seorang diri duduk kesepian di sini? tanyanya.

Mendengar itu, Jian Jian hanya diam saja dan tidak menjawab. Dan Tang Can pun mendekatinya serta duduk disampingnya.


Dengan stress, Jian Jian menceritakan bahwa dia tidak takut hantu, tapi takut dengan kedua kakaknya. Lalu dia memeluk Tang Can dengan manja.

Ayo, kubawa kau pulang, ajak Tang Can sambil tertawa. Dan Jian Jian mengikutinya dengan patuh.



Ziqiu mentraktir Zhuang Bei untuk meminta pendapatnya. Dan mengetahui itu, Zhuang Bei pun langsung memesan banyak makanan. Lalu dia menanyai, bagaiman perasaan Ziqiu kepada Jian Jian.

Aku merasa jika aku menikah dengan Li Jian Jian. Kami bisa berada dalam satu akta. Aku dan Li Jian Jian punya hubungan dekat, apakah akan lancar-lancar saja? kata Ziqiu, menjelaskan masalahnya.

Tetapi kenapa aku merasa hubungan kalian ini malah jadi penghalang? balas Zhuang Bei dengan serius. Bagaimana jika dia hanya anggap kau kakak?


Menurutmu, aku suka Li Jian Jian, pemikiran ini seperti psikopat? tanya Ziqiu, meminta pendapat. Dan Zhuang Bei tertawa dengan keras.

Zhuang Bei menjelaskan pendapatnya. Ziqiu harus membuat Jian Jian menganggap dirinya sebagai pria normal, bukannya kakak. Jadi Ziqiu harus menunjukkan pesona sebagai seorang pria. Dan Ziqiu harus berinisiatif.

Inisiatif seperti apa? tanya Ziqiu, penasaran.

Aku ingin makan daging, kata Zhuang Bei dengan sikap seperti raja.

kau tak punya tangan? balas Ziqiu, menolak.

Aku ingin makan daging, ulang Zhuang Bei.


Dengan terpaksa, Ziqiu memberikan semua daging kepada Zhuang Bei langsung. Dan Zhuang Bei langsung menghentikan Ziqiu sambil tertawa. Lalu dia melanjutkan penjelasannya. Ziqiu harus berani melakukan tindakan yang lebih besar, misalnya ciuman.

Mengetahui itu, Ziqiu langsung memarahi Zhuang Bei dan mengusirnya untuk pergi. Karena itu adalah pikiran dan tindakan kotor menurutnya.


Tang Can menanya- nanyai Jian Jian tentang Zhuang Bei. Dia ingin tahu seperti apa tipe Zhuang Bei, apakah seperti dirinya. Dan Jian Jian tidak terlalu yakin. Mendengar itu, Tang Can mengeluh kesal.


Tepat disaat itu, bel rumah berbunyi. Dan dengan ngeri, Jian Jian langsung menutupi dirinya. Sedangkan Tang Can membukakan pintu.

Ling Xiao masuk dan mengingatkan Jian Jian untuk ingat agar besok datang ke rumah sakit. Dan Jian Jian menolak, karena Xixi bilang, jika tidak ada masalah, maka tidak perlu diperiksa lagi. Lalu dia mengabaikan Ling Xiao dan sibuk menyelesaikan gambarnya.


Dengan canggung, Ling Xiao pun pergi. Karena tidak tahu harus mengatakan apa lagi. Dan menyadari itu, Tang Can merasa penasaran, kenapa Ling Xiao tampak seperti depresi. Dan Jian Jian langsung protes bahwa itu tidak ada hubunganya dengan dirinya. Dan Tang Can pun langsung diam.

Tang Can kemudian berniat mengirimkan pesan kepada Ibu Zhuang Bei, dia ingin mengajak Ibu Zhuang untuk bermain mahjong bersama lagi. Tepat disaat itu, Jian Jian berdiri dan berteriak. Dan karena terkejut, ponsel  yang Tang Can pegang pun terjatuh ke lantai.

Kehidupan lalu aku berhutang padanya, omel Jian Jian, kesal. Lalu dia langsung pergi ke rumah didepan.

Dengan cepat, Tang Can memungut ponselnya. Dan dia terkejut, ketika melihat bahwa dia salah mengetik kata- kata. Dari main mahjong menjadi bius. Dan dengan panik, diapun langsung mengirimkan ulang pesan nya.

Zhuang Bei mengirimkan pesan kepada Mingyue. Kemarin kau mencari tahu pekerjaan di Taiwan sangat membantu. Kapan ada waktu? Aku traktir makan.


Mingyue mengabaikan pesan dari Zhuang Bei. Dia sedang duduk dan menangis sendirian ditaman.


Jian Jian merasa ragu untuk masuk ke dalam apatermen Ling Xiao. Lalu secara diam- diam, seperti pencuri, dia mengintip dan memastikan bahwa tidak ada siapapun didalam, lalu masuk ke dalam.


Dan ketika Jian Jian menyalakan lampu, dia terkejut, karena ternyata Ling Xiao ada di dekatnya.

Jadi, kenapa kau diam-diam masuk? tanya Ling Xiao.

Semalam aku taruh setengah semangka di kulkas, jawab Jian Jian dengan gugup. Dan Ling Xiao pun membawa Jian Jian ke dapur.

Didapur. Jian Jian memberitahukan jawaban yang telah dia pikirkan secara baik- baik kepada Ling Xiao. Menurutnya mereka berdua terlalu dekat, jadi Ling Xiao mungkin salah mengartikan cinta dan persaudaraan. Dan Ling Xiao langsung membalas bahwa dia bukan Jian Jian, jelas- jelas hanya pertemanan tapi malah bersikeras ingin pacaran.



Membahasmu, kenapa jadi aku? protes Jian Jian dengan gugup. Coba kau pikirkan. Selama ini kau hidup dengan ibumu, mungkin di hatimu merasa sedikit bersalah padaku. Dan kau pulang lagi ke Singapura. Apakah kau menerima suatu tekanan? tanyanya, menjelaskan.

Saat SMA kelas 3, saat itu aku bilang aku akan menikahimu, tegas Ling Xiao. Dan Jian Jian mengira itu adalah candaan saja.



Dengan panik, Jian Jian pun ingin segera pergi dengan membawa semangkanya. Tapi Ling Xiao tidak mengizinkan Jian Jian untuk pergi. Dia mengambil sendok dibelakang Jian Jian dan mengambil sedikit daging semangka.

Saat kecil kau membawaku pulang. Seumur hidup ini aku adalah milikmu, tegas Ling Xiao sambil menyuapi semangka itu ke dalam mulut Jian Jian. Dan dengan susah payah, Jian Jian menelan semangka itu.

Aku berhutang padanya di kehidupan lalu, keluh Jian Jian, ketika pulang. Dan lalu dia langsung masuk ke dalam kamar.

Melihat itu, Tang Can merasa heran. Lalu dia mengambil semangka yang Jian Jian tinggalkan di atas meja dan memakannya.



Ling Heping memberitahu Li Haichao bahwa dia berhasil menemukan dimana He Mei. Ternyata He Mei sudah pulang ke sini dari dua tahun lalu, dan He Mei membuka salon kecantikan. Setelah memberitahu itu, Ling Heping mengomel,  bagaimana He Mei bisa menjadi seorang Ibu, karena He Mei sama sekali tidak ada menemui dan menghubungi Ziqiu.

Mendengar itu, Li Haichao diam. Sudah pulang? gumamnya, tidak menyangka.


Jian Jian meninggalkan pesan didepan pintu. Hari ini tak perlu sarapan, makan di luar. Membaca itu, Ziqiu pun tidak jadi masuk ke dalam apatermen Jian Jian.



Saat sarapan, dengan perhatian, Ziqiu menanyai, apakah Ling Xiao ada merasa tertekan lagi, karena kemarin malam dia melihat lampu kamar Ling Xiao lama matinya. Dan Ling Xiao pun bercerita. Awalnya Ibunya tidak setuju, tapi kemudian Ibunya setuju untuk dia kembali dan tinggal disini.

Setuju begitu saja? tanya Ziqiu, tidak percaya. Begitu kau pulang, ibumu langsung bunuh diri.

Ibumu yang bunuh diri, balas Ling Xiao.

Ibumu tidak bunuh diri, dia hidup dengan baik, kata Ziqiu, memperbaiki kata- katanya dengan ketus.

Kau sudah bertemu ibumu? tanya Ling Xiao, saat menyadari mood Ziqiu agak aneh. Ibumu mungkin sudah menikah dan melahirkan adik untukmu, tebaknya.


Ziqiu berharap bisa melihat Ibunya lagi. Tapi dia masih belum berhasil menemukan dimana He Mei.



Li Haichao datang ke alamat He Mei yang diberikan oleh Ling Heping. Dan ketika dia sampai disalon nya, dia melihat He Mei sedang bersama dengan seorang anak kecil. Dan dia merasa agak terkejut.



Dicafe. Li Haichao menanyai, berapa umur anak He Mei barusan, dan He Mei menjawab empat tahun. Mendengar itu, Li Haichao merasa bahagia untuk He Mei, kemudian dia menanyai, kenapa He Mei tidak memberikan kabar padanya.

Kita tak punya hubungan apa pun, kata He Mei dengan sikap acuh.

Aku tahu, aku tiba-tiba mencarimu mungkin mengganggu hidupmu, kata Li Haichao, merasa agak canggung. Aku ingin datang beri tahu, Ziqiu sudah pulang dari luar negeri, tak pergi lagi. Dan sudah buka kafe, bisnisnya sangat bagus, jelasnya, menceritakan tentang Ziqiu.


Dengan sikap dingin, He Mei mengucapkan selamat. Dan Li Haichao pun langsung terdiam. Lalu dengan hati- hati, dia menanyai, apakah dia boleh memberitahu Ziqiu tentang He Mei. Dan He Mei sama sekali tidak peduli.

Ini saja? tanya He Mei, merasa bosan.

He Mei, aku tahu kau masih menyayangi Ziqiu. Saat itu meninggalkannya pasti punya kesulitanmu sendiri. Dan Ziqiu menganggap hal itu sebagai masalah hati. Meski dia tak bilang, aku tetap ingin membantunya melepaskan hal ini. Atau, kau coba pertimbangkan menemui anak ini, pinta Li Haichao.

Dengan ketus, He Mei mengejek bahwa Li Haichao terlalu baik, dan itu telah menjadi seperti sebuah penyakit. Dan Li Haichao menjelaskan bahwa dia melakukan ini demi anak, dan dia yakin He Mei juga begitu.

Jangan berpikir orang lain sama sepertimu, orang baik tak berguna. Aku pergi untuk diriku sendiri. Aku pulang juga untuk diriku sendiri. Kelak bertemu di jalan, anggap tak kenal saja, kata He Mei dengan serius. Lalu diapun pergi.





Saat berjalan, He Mei teringat pada malam Ziqiu berlari mengejar mobilnya. Saat itu, dia sengaja menyuruh supir untuk melaju lebih cepat.

Lalu secara diam- diam, He Mei sering memperhatikan kondisi Ziqiu dari jauh.

Jangan berbalik. Jangan berbalik, kata He Mei, menyakikan dirinya sendiri sambil terus berjalan dengan cepat.


Dicafe. Ziqiu sibuk memperhatikan foto He Mei. Lalu tiba- tiba listrik mati, dan diapun langsung menyuruh karyawannya untuk mengisi ulang token listrik.


Jian Jian dan Ran makan bersama dicafe Ziqiu. Dan Jian Jian merasa agak sedikit heran, kenapa Ziqiu tidak bersikap buruk lagi kepada Ran. Dan Ran menjawab bahwa ini karena dia dan Jian Jian sudah putus.


Kau beri tahu dia, kita sudah putus? tanya Jian Jian, terkejut.

Kau tak bilang? balas Ran, bingung.

Cinta pertamaku belum satu bulan, sudah diputuskan, sangat memalukan, keluh Jian Jian, kesal. Awalnya aku ingin cari waktu yang tepat, dan beri tahu mereka. Bilang kita tidak cocok, atau yang lain nya.

Teman, kau sangat berpura-pura, balas Ran, menyindir. Kita tak melakukan apa pun  saat kita pacaran. Hubungan kita tak dianggap. Jika tidak, aku malu, jelasnya. Dan Jian Jian merasa bahwa itu benar juga.


Jian Jian kemudian menemui Ziqiu didapur. Dan Ziqiu mengajarkan Jian Jian caranya menghias kue. Dia memeluk Jian Jian dari belakang dan mengarahkan tangannya. Dan saat berhasil, Jian Jian merasa sangat senang.

Kakak sudah bilang padamu? tanya Jian Jian, penasaran. Bagaimana dia katakan pada ibunya?

Sudah, bilang awalnya tak bisa menerima, kemudian tiba-tiba setuju, balas Ziqiu, menjawab.

Tak mungkin, 'kan? Setahuku Bibi Chen Ting, adalah orang yang harus mencapai tujuannya. Apakah Kakak menerima tekanan lagi? tanya Jian Jian, tidak percaya.


Jian Jian dan Ziqiu kemudian menceritakan kenangan- kenangan lama. Dan lalu Ziqiu merasa terpesona kepada Jian Jian. Tapi Jian Jian sama sekali tidak menyadari hal tersebut. Akhirnya, mereka pun tidak sengaja menghancurkan kue yang mereka hias.


“Kue ini untuk aku bawa pulang saja. Hari ini aku pulang ke rumah Ayah,” kata Jian Jian, memberitahu sambil tertawa.

“Pulang? Malam ini aku juga pulang. Kebetulan ingin bahas sesuatu,” balas Ziqiu. Dan Jian Jian mengerti.


1 Comments

Previous Post Next Post