Sinopsis C-Drama : I Don’t Want to Be Friends with You Episode 04

 

Sinopsis C-Drama : I Don’t Want to Be Friends with You Episode 04



Li Jinbu bertengkar lagi dengan Qingtong. Sepanjang perjalanan pulang, Qingtong memarahi Jinbu karna dia kan sudah bilang jangan minta makan-minum di rumah orang lain. Jinbu tidak terima di marahi karna bukan dia yang meminta, tapi Bibi yang memberikannya. Qingtong menegaskan walaupun di beri, tetap tidak boleh menerimanya.

“Kenapa?”


“Tidak ada alasan, memang begitu aturannya. Peraturan dariku!”

Jinbu jadi semakin marah.


Episode 04

-Ini Peraturanku-



Qingtong menghalangi Jinbu untuk mengikuti Junhe karna dia takut Jinbu akan di pukuli. Jinbu yakin Junhe tidak akan begitu. Junhe pun menyuruh mereka tenang karna dia tidak pernah memukuli wanita.

Di saat itu, Duan Xiao dan Ba Dan baru kembali dari jajan di kantin. Melihat Junhe yang seperti mau mengganggu Jinbu, Duan Xiao langsung bergerak melindungi Jinbu. Ba Dan juga bertengkar dengan Xiaohuo dan Da Dan karna dia mau ikut membantu Jinbu, tapi kedua anak buah Junhe menghalangi. Dan dalam sekejap, murid-murid pria mulai berkelahi.



Saat suasana kelas kacau dan ribut, Zhixun tetap duduk tenang di bangkunya. Dia terus membaca buku dan tampak tidak peduli dengan apapun yang terjadi.

Keributan mereka menarik perhatian banyak siswa/i di luar hingga ke ruang guru. Guru Wu datang untuk melerai perkelahian. Guru Yang Ailing juga datang dan langsung menarik Junhe keluar.

--



Guru Yang membawa Junhe ke ruangannya. Junhe menjelaskan kalau bukan dia yang memulai, tapi Jinbu. Jinbu yang menendang wajahnya. Guru Yang tampak tidak percaya dan menanyakan apa alasan Jinbu menendangnya? Junhe dengan jujur menjawab kalau dia tidak tahu. Makanya, dia ke sana untuk menanyakan alasannya. Tapi, belum dia bertanya, guru Yang sudah datang dan menariknya. Posisinya di sini adalah korban.

Guru Yang tidak percaya sama sekali padanya. Ini karna reputasi Junhe di sekolah yang selalu membuat masalah. Coba hitung, selama 3 tahun sekolah di sini, sudah berapa kali paman Junhe datang ke sekolah?! Apa Junhe mau di keluarkan dari sekolah baru puas?

“Tidak,” jawab Junhe.

“Peringatan terakhir dariku. Jika sampai aku tahu kau membuat masalah lagi, aku pastikan, kau tidak akan bisa masuk Tieyuan Tiga lagi! Sudah mengerti, belum?!” teriak Guru Yang.

“Mengerti.”

--



Masalah Jinbu yang menendang wajah Junhe juga sudah sampai ke telinga Guru Wu. Karna itu, dia memanggil Jinbu ke ruangannya dan meminta penjelasan. Jinbu tidak mau jujur dan bohong kalau dia waktu itu hanya sedang jalan-jalan, kemudian tidak hati-hati dan menabraknya. Dia juga udah minta maaf sama Junhe tapi Junhe tidak mau memaafkannya.

“Apakah kecelakaan yang tidak di sengaja bisa sampai kaki? Kalau kau memang kecelakaan dan minta maaf, kenapa dia masih datang merusuh ke kelas kita? Apakah ini masuk akal?” marah Guru Wu.

“Lihatlah. Anda juga tidak percaya omonganku. Aku akan diam,” gerutu Jinbu.

Guru Wu semakin marah. Jinbu menegaskan kalau dialah yang menjadi korban di sini. Guru Wu malas memperpanjang masalah dan menyuruh Jinbu untuk berjanji akan fokus belajar. Kalau nanti Junhe mencarinya lagi, segera temui dia. Dia yang akan menyelesaikan masalahnya. Tidak boleh berselisih lagi!

Dan sebagai hukuman, guru Wu menyuruh Jinbu untuk menulis 3000 kata penyesalan dan antarkan pada Guru Yang, besok.

--



Di lorong, Junhe dan Jinbu saling berpas-pasan. Dendam keduanya masih ada.

--


Begitu Jinbu masuk ke kelas, teman-temannya langsung mengerubunginya dan ingin tahu apa yang Guru Wu katakan. Duan Xiao juga penasaran, mau tahu bagaimana Jinbu bisa berselisih dengan Junhe? Apa mereka saling kenal?

“Tidak. Ini hanya salah paham,” jawab Jinbu.

“Salah paham apa? Aku dengar, kau yang duluan menendangnya,” tanya Duan Xiao.



Jinbu tidak mau menjawab pertanyaan itu. Barusan, dia sudah di interogasi sama Guru Wu selama 1 jam pelajaran, dan sekaran Duan Xiao mau menginterogasinya juga? Qingtong menyuruh Duan Xiao untuk tidak bertanya lagi dan memberikannya kesempatan untuk bicara dengan Jinbu. Qingtong menyuruh Jinbu untuk tenang karna selama ada dia, dia akan melindungi Jinbu dari Junhe.

“Li Qingtong. Semua orang boleh ikut campur masalah ini kecuali kamu,” ujar Jinbu.

“Kenapa?

“Tidak usah di pikirkan. Pokoknya, kau tidak boleh berhubungan dengannya. Ini adalah peraturan. Peraturan kita berdua. Mengerti?”

Walau bingung dengan maksud Jinbu, Qingtong tetap mengiyakan ucapan Jinbu.

--


Jam pulang sekolah,

Junhe baru keluar dari kelas, tapi Xiaohuo dan Da Da sudah menghampirinya dan melaporkan kalau sudah melampiaskan amarah Junhe. Mereka sudah mengempeskan semua ban sepeda Qingtong dan Jinbu. Tapi, karna mereka tidak tahu yang mana sepeda mereka, jadi mereka kempeskan saja semua ban sepeda. Ini balasan karna sudah berani membuat Junhe kesal.


Xiaohuo dan Da Da udah bangga dengan perbuatan mereka.  Alih-alih mendapatkan pujian, mereka berdua di marahi Junhe. Mereka kan sudah besar, tapi kenapa mereka malah melakukan hal kekanak-kanakan begini? Apa mereka tidak tidak takut akan di keluarkan?

“Jadi gimana?” tanya Xiaohuao, jadi cemas.

“Cepat isi kembali ban mereka,” perintah Junhe.


Tapi, baru juga mau melakukan niat itu, Duan Xiao malah datang dan memperingati Junhe untuk tidak berselisih dengan Jinbu. Kalau ingin marah, marah saja padanya. Dan dia juga mewakili Jinbu, meminta maaf. Junhe tidak mau menerima permintaan maafnya.


“Siapa yang berbuat salah, dialah yang meminta maaf. Ini aturanku. Mengerti?”


Di saat yang sama, Qingtong udah di tempat parkir. Dia menyadari kalau ban sepedanya kempes. Tapi, bukan hanya sepedanya, tapi semua sepeda yang ada di parkiran. Karna itu, begitu melihat Junhe dkk di tempat parkir, Qingtong langsung menghampirinya dan dengan suara keras, menuduhnya. Walau Junhe bilang bukan dia yang melakukannya, Qingtong tidak mau percaya. Jadinya, Junhe mengakui saja kalau itu perbuatannya.



“Aku beritahu kau ya. Isikan angin ban sepeda kami semua. Maka, tak ada masalah,” perintah Qingtong.

“Kau siapa? Kau suruh aku harus menurut?”

“Kau mau isi tidak?” teriak Qingtong.

“Tidak.”


Tanpa pikir panjang, Qingtong menggunakan tasnya untuk memukuli Junhe. Junhe merebut tas-nya. Qingtong tidak takut sama sekali.

“Aku tahu kalau kita ada masalah. Jika kau merusak sepedaku saja, aku tidak masalah. Namun, kau juga melibatkan semua orang. Kau ini apa? Dasar penakut!”


Junhe yang awalnya tenang, jadi kesal karna di teriaki penakut. Qingtong yang mulai takut kalau Junhe akan memukulinya, langsung berteriak keras kalau murid kelas 3, Chen Junhe, menindasnya! Teriakan Qingtong terdengar oleh Guru Wu.

--



Qingtong yang berhasil kabur dari Junhe dkk bersembunyi di dalam gedung sekolah. Sementara itu, Guru Wu menghukum Junhe, Xiaohuo dan Ba Dan untuk mengisi semua ban sepeda yang mereka kempeskan. Huft, padahal bukan Junhe yang melakukan dan memerintahkannya, tapi tidak ada yang percaya padanya.


Junhe kesal. Tapi, kekesalannya menjadi lenyap saat sadar kalau tas Qingtong tertinggal.

--


Qingtong baru berani ke tempat parkir sepeda lagi saat Junhe dkk udah pergi. Kelakuan Qingtong sama saja seperti Ba Dan, membual. Bisa-bisanya dia bilang pada Jinbu akan memukuli Junhe kalau dia tidak mengisi ban sepedanya tadi. Dan juga, dia tidak takut sama sekali sama Junhe. Tadi saja, dia menyerang Junhe pakai tas sekolah.

Eh ya, mana tasnya? Qingtong baru sadar kalau tasnya hilang.

--


Junhe ternyata adalah keponakan tn. Chen. Dia tampaknya takut sama tn. Chen karna waktu pulang saja, dia mengendap-endap di belakang Yezi, pekerja pemandian umum. Sayangnya, tn. Chen sadar dengan kepulangan Junhe dan menyuruhnya untuk tidak sembunyi. Dia menginterogasi Junhe, kenapa baru pulang? Junhe beralasan kalau Niu Xiaohuo ulang tahun dan dia tadi ke rumahnya untuk merayakan. tn. Chen tidak mudah di bodohi karna dia tahu kapan ulang tahun Xiaohuo.


Yezi berusaha menolong Junhe dari krisis dengan memberikannya baskom dan menariknya untuk pergi menguras kolam pemandian. tn. Chen menyadari tas Junhe berbeda. Junhe menjawab cepat kalau dia memungut tas. Udah itu, Junhe langsung kabur.

--


Junhe membantu Yezi menguras dan mengepel kolam pemandian. Yezi udah menyuruhnya untuk belajar saja karna kalau tn. Chen melihatnya bekerja begini, tn. Chen pasti akan marah. Junhe tidak mau. Karna kalau dia tidak membantu membersihkan kolam, pasti tn. Chen yang akan membersihkan. Padahal, pinggang pamannya itu sakit dan dokter sudah menyuruhnya untuk tidak melakukan pekerjaan berat.

“Aiyo, untuk apa kau peduli padanya diam-diam? Kau cukup tidak membuatnya marah,” omel Yezi.

Dan mereka kembali fokus membersihkan kolam. Yezi tiba-tiba teringat mengenai tas yang Junhe bawa pulang tadi. Sebenarnya, tas siapa itu? Punya perempuan kan? Junhe tetap konsisten dengan jawabannya tadi kalau tas itu dia pungut.

--


Malam hari,

Junhe memandangi tas Qingtong. Dan sebuah niat usil, terbesit di pikirannya.

--



Qingtong masih galau karna tasnya hilang. Gimana dia mau sekolah besok? Kalau ibunya tahu, habis sudah dia! Jinbu menyuruhnya tenang karna besok dia akan membantu. Qingtong melarang dengan tegas dan memperingati Jinbu untuk tidak mengganggu Junhe lagi.

--


Akhirnya, Qingtong berangkat sekolah tanpa tas. Dia sudah bertekad akan menemui Junhe dan meminta tas-nya di kembalikan. Umur panjang, Junhe dkk sudah menunggunya untuk mengembalikan tas. Tapi, tentu saja, dia menyuruh Jinbu meminta maaf terlebih dahulu.

“Tidak mau!” teriak Jinbu.


Entah apa yang merasuki Junhe, dia tidak memaksa mereka berdua meminta maaf dan langsung mengembalikan tas itu. Tas Qingtong di gantungnya di pagar. Setelah Junhe dkk pergi, Qingtong baru berani mengambil tasnya.


Dia udah senang tasnya kembali, tapi kesenangannya lenyap karna ternyata, Junhe mencoret tasnya. Junhe menulis dengan spidol besar di bagian depan tas Qingtong : JELEK.

--


Gara-gara itu, mood  Qingtong seharian jadi rusak. Fan Pang menghiburnya untuk tidak marah dan pakai saja tasnya. Qingtong hanya diam karna sekarang ini, dia sangat marah + kesal. Bukan hanya Qingtong, Jinbu pun ikutan marah dan kesal.


Karna melihat raut wajah Jinbu yang muram, makanya, Duan Xiao pergi mencari Junhe. Dia menegur Junhe yang seorang pria, tapi malah menindas dua orang wanita. Junhe membalas kalau dia bukannya menindas tapi bercanda. Keduanya hampir saja terlibat baku hantam kalau Guru Yang tidak mendadak muncul.

--


Sampai pulang pun, Qingtong masih kesal. Dia ingin balas dendam! Dia tidak bisa membiarkan Junhe menindasnya! Jinbu menyuruhnya untuk tenang dan tidak usah mempedulikan Junhe. (Hm, padahal awal masalah karna Jinbu).

“Kalau dia menindas kita lagi, bagaimana?” teriak Qingtong.


Jinbu jadi kepikiran.

--



Besoknya, Jinbu pergi ke ruangan Guru Yang untuk mengumpulkan surat penyesalannya, hukuman dari Guru Wu waktu itu. Kebetulannya, Guru Yang nggak ada di ruangan. Jadi, Jinbu meninggalkan surat penyesalannya di atas meja. Dan kebetulannya lagi, dia melihat surat penyesalan yang Junhe kumpulkan. Niat jahat langsung terbesit di benak Jinbu.

--


Qingtong, Jinbu, Fan Pang dan Ba Dan berkumpul di restoran ibu Fan Pang. Mereka memesan pangsit. Sambil makan, Jinbu memberitahu mereka tentang apa yang sudah dilakukannya untuk membuat Junhe di hukum berat.

--



Guru Yang memanggil Junhe ke ruangannya. Ini terkait surat permintaan maaf Junhe. Di surat itu, di halaman terakhirnya, ada gambar guru Yang dan tulisan yang menyebut Guru Yang wanita tua. Junhe kaget dan menjelaskan kalau ini bukan perbuatannya. Tapi, mau apapun yang di katakannya, Guru Yang tidak percaya sama sekali.


“Guru, aku benar-benar mengumpulkan permintaan maaf. Terserah kau percaya atau tidak!” ujar Junhe, kesal dan beranjak keluar ruangan.


Guru Yang makin kesal dan menyuruh Junhe menyuruh pamannya datang besok, menemuinya!

--

Qingtong ragu dengan apa yang di lakukan Jinbu. Apa dia yakin akan berhasil? Jinbu sangat yakin. Asalkan, tidak ada satupun dari mereka (Qingtong, Fan Pang dan Ba Dan) yang mengkhianatinya. Ba Dan berujar penuh percaya diri kalau dia tidak mungkin berkhianat. Jika ada yang berkhianat, dia yang akan membereskan orang itu!

--


 Xiaohuo dan Da Da yakin kalau pasti Jinbu yang sudah menjebak Junhe. Junhe pun udah tahu hal itu, tapi mereka juga nggak punya bukti. Kalau dia pergi merusuh ke kelas Jinbu lagi, dia pasti akan di keluarkan.


Beruntung sekali! Ba Dan tiba-tiba mucul di hadapan mereka. Ba Dan beneran pengecut. Padahal, Junhe dkk tidak ada bertanya apapun, tapi Ba Dan udah ketakutan setengah mati hanya karna mereka mengelilinginya.

“Bukan aku yang gambar,” ujarnya. Tentu saja, itu menjadi clue kalau dia tahu siapa pelaku sebenarnya.

--


Besoknya,  Guru Wu memanggil Jinbu ke ruangannya. Walau sudah ketahuan, Jinbu masih saja berbohong kalau dia di fitnah. Guru Wu semakin marah karna Ba Dan sudah mengaku kalau Jinbu pelakunya ke Guru Yang! Tidak ada gunanya lagi Jinbu menyangkal!

“Kuberi tahu ya, aku sudah malas urus hal ini. Panggil orangtua mu datang besok,” perintah Guru Wu.

Jinbu juga tidak berani melawan lagi karna Guru Wu udah kelihatan sangat marah. Kekesalan Jinbu makin meningkat saat keluar ruangan guru, Junhe dkk sudah menunggu dan meledeknya.



Sementara itu, Ba Dan di hukum sama Qingtong, Fan Pang dan Duan Xiao untuk jongkok sampai Jinbu keluar. Ba Dan udah capek dan merengek karna kakinya sudah merasa kebas. Rengekannya tidak di pedulikan. Semua makin marah padanya karna Jinbu bilang kalau orang tuanya di suruh datang ke sekolah besok.

--


Ny. Li mewakili orang tua Jinbu, datang ke sekolah untuk bertemu guru. Guru Wu memberitahu kalau Jinbu hanya harus meminta maaf pada Guru Yang dan Junhe, maka dia akan membantu membicarakannya pada Guru Yang. Jinbu sangat keras kepala. Dia masih saja menolak meminta maaf pada Junhe. Ny. Li untuk pertama kalinya, mengeraskan suara dan memarahi Jinbu karna bersikap kurang ajar begitu.




Saat itu, Guru Yang datang. Dia dengan tegas ingin Jinbu di hukum karna kelakuannya. Junhe yang ikut bersamanya, memanasi keadaan dengan berkata kalau kelakuan Jinbu sekarang ini sangat kurang aja. Dia tidak masalah jika Jinbu memfitnahnya karna ini juga bukan kali pertama, hanya saja, menghina Guru Yang dengan gambar seperti itu, beneran sangat kurang ajar. Dan dia sebagai korban juga mengalami trauma karna masalah ini.

“Aku meminta Li Jinbu melakukan permintaan maaf terbuka padaku. Kalau tidak, aku tidak akan melepaskannya,” ujar Junhe.



Guru Yang berada di pihak Junhe. Dia merasa kalau Jinbu melakukan hal yang tidak bisa di maafkan karna sudah menjebak seorang siswa. Namun, dia hanya akan memberikan hukuman pada Jinbu untuk menulis 5000 kata penyesalan. Buat permintaan maaf untuk kelas 3-1 dan buat permintaan maaf terbuka kepada Chen Junhe. Kalau tidak mau, tidak usah sekolah di sini!

--


Begitu pulang sekolah, ny. Li mengajak Jinbu bicara. Sebelum mulai menasehati Jinbu, Ny. Li meminta izin dulu. Jinbu kan tinggal di rumahnya dan dia juga tidak menganggap Jinbu sebagai orang asing. Ibu Jinbu juga tidak pulang-pulang dari luar negeri. Jadi, sebagai orang dewasa, bukankah dia ada kewajiban untuk mengajari Jinbu? Jinbu menganggukan kepala, tanda setuju.

“Baik. Kau sudah mengangguk. Bibi harus bicara sedikit. Kau adalah anak yang baik. Kenapa bisa berselisih dengan anak-anak nakal itu? Siapa namanya? Chen… Chen Junhe. Kenapa kau mengganggunya? Dia bukan murid baik-baik,” tegur Ny. Li.


Jinbu menundukkan kepala dan mengaku salah. Ny. Li memberitahu kalau paman Chen Junhe dan Guru Yang itu sudah kenal lama dan lumayan dekat. Tn. Li yang merasa omongan ny. Li mulai melantur, menegurnya untuk tidak bicara sembarangan. Ny. Li jadi marah. Qingtong juga berusaha mencairkan suasana dengan mengajak makan malam.


Tapi, kemarahan Ny. Li jadi berbalik arah ke Qingtong. Dia memarahi Qingtong karna tidak memberitau Jinbu saat berbuat salah. Qingtong tidak terima di marahi dan membela diri kalau otang Chen Junhe itu memang bermasalah. Dan yang mereka lakukan hanya menegakkan keadilan.

Ny. Li jadi makin marah karna Jinbu membuat alasan. Dia malah mengungkit Qingtong yang sudah dua hari ini tidak bersih-bersih. Qingtong jadi kesal dan meminta pertolongan dari ayahnya untuk membelanya. Dia kan nggak ada buat masalah apapun, tapi malah di marahi. Ny. Li emosi dan menyuruh Qingtong untuk masuk ke kamar dan buat PR.

Jinbu jadi ketakutan juga. Dia mengakui kesalahannya dan berjanji tidak akan mengulanginya lagi. Usai mengatakan itu, Jinbu langsung lari ke kamar.



Setelah tinggal berdua, tn. Li menegur Ny. Li yang begitu emosi. Eh, Ny. Li jadi menyalahkannya. Dia merasa kalau Qingtong jadi begini karna di manjakan sama tn. Li. Jadinya, Qingtong membantah perkataannya.

--


Qingtong udah tahu kalau kemarahan ibunya sudah dimulai, tidak akan mudah berhenti. Paling cepat satu-dua hari, paling lama satu-dua minggu. Semua tergantung bujukan ayahnya berhasil atau tidak.


Jinbu jadi lega karna Qingtong tidak begitu. Qingtong langsung bilang kalau di keluarganya, yang punya hak untuk marah hanya ibunya. Jinbu memberitahu kalau keluarganya lebih baik karna dia bisa marah.

“Ibumu juga memarahimu?” tanya Qingtong.

“Iya. Namun, dia hanya marah sebentar. Dia punya satu kelebihan. Biasanya, setelah kami bertengkar, dia akan tidur dan lupakan semuanya.”


“Eh, mirip denganku. Sangat tidak dendam. Sangat mudah di bujuk,” ujar Qingtong, tertawa. Tanpa sadar kalau Jinbu adalah anaknya dari masa depan.


tn. Li masih berusaha merendam kemarahan istrinya. Tapi, apapun yang di katakannya, malah membuat ny. Li semakin marah. Dia merasa kalau tn. Li tidak mengizinkannya untuk memberikan nasehat. tn. Li ketakutan dan bilang kalau Ny. Li boleh melakukan apapun karna ny. Li adalah bosnya. Sayangnya, Ny. Li udah emosi dan tidak mau mendengarkannya lagi.


Pertengkaran mereka terdengar hingga ke kamar. Qingtong menghela nafas panjang karna baik di sekolah maupun di rumah, tidak ada yang berjalan lancar. Jinbu menyuruhnya untuk tidak memikirkan masalah ini dan fokus belajar aja sekarang. Dengan tegas, Qingtong menolak belajar karna sudah malam. Dia mau istirahat aja.

Jinbu malah memaksanya belajar. Dia bahkan mengancam akan memanggil Ny. Li kalau Qingtong tidak mau belajar. Dan lucunya, Qingtong malah takut pada Jinbu dan mulai belajar.

--


Esok harinya,

Qingtong menemui Junhe dan memohon padanya untuk bilang pada Guru Yang untuk tidak memperpanjang masalahnya dengan Jinbu. Junhe langsung bilang kalau guru Yang tidak akan mendengarkannya. Qingtong mengingatkan kalau Guru Yang mau Jinbu meminta maaf pada Junhe, jadi kalau Junhe tidak mempemasalahkannya, maka Guru Yang tidak akan mengurus masalah ini lagi.


“Pertama, Yang Ailing marah karna ada yang menggambarnya jadi wanita tua. Kedua, kenapa aku tak mempermasalahkannya? Dia memang berutang minta maaf padaku. Kau lupa siapa yang menendang wajahku? Kami selesaikan masalah lalu dan sekarang,” ujar Junhe.

Qingtong mau mewakili Jinbu meminta maaf, tapi Junhe tidak mau menerimanya.

--



Jinbu menyerahkan surat pernyataan minta maafnya pada Guru Yang. Dan Guru Yang menyuruhnya membacakan surat itu di depan kelasnya dan di depan kelas 3-1.

“Atas dasar apa?” tanya Jinbu,  dengan nada menantang.

Tentu saja, nada bicaranya itu mendapat teguran dari Guru Yang. Dan juga, dia memberikan kesempatan untuk Jinbu meminta maaf sampai dengan besok.

--


Saat pulang, Qingtong membujuk Jinbu untuk minta maaf sama Junhe. Meminta maaf itu bukan masalah besar. Lagipula, kan memang Jinbu yang salah karna sudah menendangnya duluan waktu itu. Jinbu malah tetap keras kepala. Dia tidak mau minta maaf dan kalau perlu, dia nggak usah sekolah! Qingtong jadi ikutan kesal dan merasa Jinbu tidak masuk akal.


Nah, masalahnya itu bukan hanya saja. Sampai hari ini, Ny. Li masih marah dan melakukan mogok masak. Semua jadi kelaparan. Untungnya, tn. Li mempunyai uang simpanan dan dengan uang itu, dia mengajak Qingtong dengan Jinbu untuk makan malam diluar.

--


Ba Dan kehilangan teman sekarang. Qingtong dkk tidak mau mempedulikannya, jadi dia mengajak Duan Xiao makan sekaligus untuk curhat. Duan Xiao juga masih marah padanya dan tidak peduli dengannya. Ba Dan jadi makin sedih karna kan dia bukannya mau berkhianat. Hanya saja, dia takut pada tekanan dari Junhe.

“Sudahlah. Aku tanya padamu. Apakah kau tahu Li Jinbu dan Chen Junhe sebenarnya ada masalah apa?”

“Li Er (sebutan Ba Dan untuk Qingtong) saja tidak tahu, bagaimana aku tahu?”


“Aku merasa aneh. Dia orang baru di sini. Chen Junhe juga bukan satu angkatan kita. Menurut logika, mereka tidak ada hubungan. Benar kan? Menurutmu, kenapa mereka bisa berselisih?”


Ba Dan juga nggak tahu. Mungkin saja ini masalah lama. Soalnya, Qingtong kelihatan dendam sekali sama Junhe. Lagian, mereka tidak usah mengurus masalah wanita karna masalah wanita itu sulit di tebak. Wanita itu rumit. Contohnya, kalau mereka bilang ‘tidak sedang marah’ berarti marah. Kalau bilang, ‘aku tak makan, kau saja,’ dan jika kau makan, habis nyawamu. Kalau dia bilang ‘aku tidak apa-apa’ berarti ada sesuatu. Pokoknya, rumit banget. Dia mempelajari itu semua dari Ibunya. Makanya, mereka harus mengerti cara berpikir wanita dan tidak sembarang bicara atau bertanya.

Duan Xiao tidak sependapat dengan Ba Dan, karna Ibunya tidak begitu. Ucapan ibunya dengan tindakan kemauannya itu selaras.

“Makanya itu. Ibumu dan ibuku berbeda. Ditambah lag dengan gadis-gadis itu, kita bisa meneliti seumur hidup,” komentar Ba Dan.

--


Esok hari,

Begitu tiba di sekolah, guru Yang sudah menagih surat permintaan maaf Jinbu. Dia juga membawa Jinbu ke kelas 3-1 untuk membacakan surat permintaan maafnya dan melakukan permohonan maaf secara terbuka pada Junhe. Junhe jelas senang dan tidak sabar mendengar permintaan maaf Jinbu.



Jinbu berdiri di depan kelas dan menyebutkan kesalahan serta rasa penyesalannya. Tidak lupa, dia meminta maaf pada Guru Yang. Selesai!

“Untuk Chen Junhe, ada yang ingin ku sampaikan. Kali ini, anggap aku menjebakmu. Namun, aku tidak akan minta maaf padamu. Aku hanya ada dua kata untukmu. Sudah sepantasnya,” ujar Jinbu dan beranjak keluar kelas.


Guru Yang tentu ngamuk karna Jinbu tidak melakukan seharusnya. Dia langsung menyampaikan itu pada Guru Wu. Astaga, Jinbu bener-benar sangat keras kepala!

--


Saat jam istirahat, Duan Xiao, Ba Dan, Qingtong dan Fan Pang menasehati Jinbu untuk tidak begitu keras kepala. Jinbu tetap saja bilang kalau dia sangat membenci Junhe dan dia tidak tahu bagaimana menjelaskannya pada mereka.


Saat itu, Junhe datang ke kelas mereka dan mendengar ucapannya. Dia secara terang-terangan menyatakan walau dia nggak tahu alasan Jinbu begitu dendam padanya, tapi dia nggak peduli. Dan karna Jinbu begitu membencinya, maka dia nggak akan segan-segan lagi. Mulai hari ini, dia akan memberitahu satu sekolah kalau mereka berdua sama : pembuat masalah. Dia juga nggak peduli kalau mereka harus dikeluarkan dari sekolah.

Usai menyatakan deklarasi perang dengan Jinbu, Junhe pergi dan kembali ke kelasnya.

Mendengar deklarasai Junhe, Fan Pang jadi takut. Kali ini, Junhe pasti sangat marah. Gimana mereka bisa berskolah dengan tenang sekarang?  Duan Xiao menyuruh Fan Pang untuk tidak takut karna entah apa yang bisa Junhe lakukan.


Qingtong juga nggak tahan lagi dan akhirnya pergi menemui Junhe. Di dalam kelas, Junhe lagi asyik makan pop mie bersama teman-temannya. Qingtong datang dan bilang kalau dia ingin menyelesaikan masalah. Dia merasa ikut bertanggung jawab mengenai apa yang dilakukan Jinbu karna Jinbu tinggal di sini karena dia. Dia meminta Junhe tidak memperpanjang masalah lagi. Dia akan menuntaskan masalah Jinbu dengan Junhe hari ini dan kelak tidak ada lagi masalah.


“Sudah kubilang, aturanku, siapa yang berbuat, dialah yang bertanggung jawab. Ingin menuntaskan masalah denganku? Suruh dia datang sendiri.”

“Kau punya aturan, aku juga!” teriak Qingtong. “Berikan sepatumu.”


“Hah?”

“Apa yang kau takuti? Banyak yang melihat juga! Lepaskan sepatumu!”



Junhe tidak ambil pusing dan melepaskan sebelah sepatunya. Tidak di sangka, Qingtong mengambil sepatu Junhe tersebut dan memukulkannya ke wajahnya sendiri.


 

Post a Comment

Previous Post Next Post