Sinopsis Dorama : Cursed in Love Episode 07 part 2
Tsubaki
yang penasaran mengenai toko Hanagasumi, akhirnya memutuskan pergi ke sana.
Makna dari kata Hanagasumi sendiri adalah
‘bunga sakura yang mekar sepenuhnya tetapi kabur dan pucat dari kejauhan.’
Di
dalam toko, ada pak Mizoguchi yang di undang Nao untuk mampir. Nao beneran
berakting tidak tahu kalau pak Mizoguchi adalah anggota kongres, padahal
sebelumnya, Nao sudah mendapat info mengenai identitas Pak Mizoguchi dari
Takigawa. Nao meminta maaf karna sudah menabrak Mizoguchi tadi. Dia juga
menyajikan mochi khas tokonya, Mochi
Babi Hutan.
Pak
Mizoguchi mencoba dan memuji rasanya sangat lezat. Dia juga membahas manisan
buatan Nao saat seleksi untuk Paviliun Samidare juga unik. Nao berterimakasih
atasu pujiannya sembari berkata kalau dia tidak ingin tokonya kalah dari
Kogetsu-an. Pak Mizoguchi tersenyum dan memesan satu kotak kue.
Di
saat yang sama, Tsubaki masuk ke dalam toko. Nao sedang tidak ada di depan
karna dia sedang menyiapkan pesanan Mizoguchi. Baru juga masuk ke dalam toko,
Tsubaki sudah merasa tidak asing dengan manisan yang terpanjang.
Pak
Mizoguchi yang melihatnya langsung menyapa dan mengira Tsubaki juga penasaran
dengan toko saingan. Pas di saat itu, Nao keluar dari dapur. Keduanya saling
bertatapan. Nao mengabaikannya dan memberikan pesanan Mizoguchi sambil
tersenyum manis.
Setelah
Mizoguchi pergi, Tsubaki dengan linglung bertanya, mengapa Nao bisa ada di
sini? Nao hanya tersenyum ramah dan menanyakan manisan apa yang ingin Tsubaki pesan?
Dia beneran mengabaikan Tsubaki.
Tsubaki
menjadi kesal. Dia menanyakan maksud Nao membuka toko manisan di dekat
Kogetsu-an. Nao masih terus tersenyum palsu menjawab kalau ini adalah impiannya
membuka toko sendiri. Tsubaki berteriak marah karna Nao jelas mengerti
maksudnya. Dia juga menanyakan, kenapa setelah kebakaran, Nao menghilang tanpa
sepatah katapun?
“Memangnya,
jika aku menunggu, akan ada yang berubah?” tanya Nao, suaranya berubah menjadi
dingin. “Waktu itu, kau bertanya padaku, kan. Apakah semuanya waktu itu adalah
kebohongan? Ya, itu benar. Semuanya bohong. Habis tidak mungkin aku mencintai
orang yang menuduh ibuku sebagai pembunuh,” ujar Nao, dengan nada bicara yang
sangat berbeda. Dia berbohong.
Nao
melepas tusuk kondenya dan menatap Tsubaki dengan tajam, “Aku Sakura, Tsubaki.
Waktu itu, kamu juga mengambil sesuatu yang berharga bagimu kan? Namun, itu
milikku.”
Tsubaki
sangat terkejut melihat perubahan Nao yang seperti ini. Dia hendak berjalan
mendekati Nao, tapi Takigawa tiba-tiba muncul dan menghalanginya. Keterkejutan
Tsubaki bertambah.
Takigawa
merangkul pundak Nao dan memberitahu Tsubaki kalau ini adalah tokonya dengan
Nao. Dan Nao adalah pasangannya yang berharga, baik dari pekerjaan maupun
sebagai wanita. Oleh sebab itu, dia tidak akan membiarkan Tsubaki menyakitinya.
“Pelanggan,
kalau Anda tidak ingin membeli manisan, tolong segera pergi dari sini,” usir
Nao secara halus.
Tsubaki
tidak tahu harus mengatakan apa, akhirnya pergi.
Setelah
Tsubaki pergi, Nao baru menunjukkan emosinya yang sesungguhnya. Tangannya
bergetar. Dia sebenarnya merasa takut tadi. Takigawa juga hanya berakting tadi
dan merasa sudah terlalu berlebihan barusan.
--
Tsubaki
masih mencintai Nao. Tapi, dia malah merasa rasa bencinya terhadap Nao kembali
muncul.
--
Toko
Hanagasumi masuk ke dalam artikel majalah. Semua staff Kogetsu-an sangat
terkejut saat tahu kalau Hanagasumi ternyata adalah milik Nao. Kyoko yang di
beritahu mengenai hal itu juga sangat terkejut.
Kyoko
segera menemui Tsubaki di kantor dan menanyakan apakah Tsubaki sudah tahu dari
awal kalau Hanagasumi adalah milik Nao? Tsubaki dengan tenang membenarkan.
Pertengkaran keduanya terdengar oleh semua staff dapur dan juga Shiori. Pak
Yamaguchi langsung menyuruh semuanya bubar dan kembali bekerja.
Jojima
melihat ekspresi sedih Shiori, jadi dia mengikutinya. Dia memperingati Shiori
kalau mustahil baginya untuk mendapatkan Tsubaki karna Shiori pasti belum
pernah melihat sisi marah dan sisi lemah Tsubaki. Yang di lakukan Tsubaki
selama ini hanya bersikap baik pada Shiori. Dan Tsubaki hanya menunjukkan sisi
aslinya pada Nao. Jadi, Shiori tidak akan mempunyai kesempatan. Termasuk juga
orang lain.
Shiori
sangat marah mendengarnya. Dia tidak bisa menerima hal itu.
--
Kyoko
sangat marah dan ingin tahu apa yang di rencanakan oleh Nao. Tsubaki tanpa ragu
memberitahu kalau Nao ingin mengambil alih Kogetsu-an. 18 tahun yang lalu, Nao
yakin kalau ibunya tidak membunuh Itsuki.
“Bukan
aku juga pelakunya. Tentang hal itu, kau sendiri yang membuktikan kan?” ingati
Kyoko.
Flashback
Saat melihat ayahnya berciuman dengan Ibu
Sakura, Tsubaki sangat terkejut hingga tidak bisa tidur. Dia akhirnya tidur
bersama dengan Kyoko dan terus terjaga.
End
“Aku
lega setelah mendengar itu lagi,” ujar Tsubaki. “Namun, kalau bukan Ibunya
Sakura, lantas siapa ya?”
Kyoko
marah karna Tsubaki seolah mempercayai ucapan Nao. Jangan bilang kalau Tsubaki
masih mempunyai peraaan pada Nao? Tsubaki tidak menjawab pertanyaannya
tersebut. Kyoko beneran sangat cemas. Dia tidak bisa membiarkan Nao merebut
Kogetsu-an.
--
Nao
mengunjungi kakek yang sedang tidur. Dia datang untuk mengganti bunga di vas.
Saat keluar kamar, ternyata sudah ada Tsubaki yang menunggu. Nao gugup dan
bergegas pergi. Tsubaki hendak mengejarnya, tapi tiba-tiba, matanya terasa
sakit. Nao cemas dan kembali, dia menanyakan apakah Tsubaki tidak bisa melihat
lagi?
“Apa
maksudmu?” tanya Tsubaki, balik. Tidak mau Nao tahu.
--
Kyoko
beneran panik. Tapi, saat melewati ruangan teh, dia malah mendapati Shiori
duduk di sana dengan aura berbeda. Kyoko pun menghampirinya dengan sangat manis
sembari menanyakana hubungan Shiori dengan Tsubaki.
Shiori
menatap gelas bermotif bunga kamelia di tangannya. Dia mengingat semua sikap
baik Tsubaki padanya. Dia juga mengingat Nao dan ucapan Jojima barusan. Dia
juga mengingat saat menyelematkan Tsubaki, Tsubaki memanggil sebuah nama. Semua
ingatan itu, membuat hati Shiori menjadi gelap.
Shiori
memegang bekas luka bakar di pipinya.
“Nyonya.
Tampaknya, aku sedang hamil. Ini anak Tsubaki,” ujar Shiori. Berbohong.
Tapi,
Kyoko sangat senang mendengar kebohongannya itu. Dia memuji Shiori yang sangat
hebat dan ingn mereka segera menyiapkan acara pernikahannya. Dia juga bilang
kalau anak Shiori akan menjadi penerus Kogetsu-an. Tidak mau berlama-lama,
Kyoko segera bergegas untuk menelpon tn. Haseya.
“Aku
takkan bisa menyerah lagi,” gumam Shiori saat seorang diri.
--
Tsubaki
meminta Nao untuk tidak memberitahu siapapun mengenai kondisi matanya. Nao
tidak bisa dan ingin Tsubaki segera melakukan operasi. Tapi, Tsubaki ingin
menundanya hingga pesta kebun Samidare. Nao berusaha membujuknya, tapi Tsubaki
bersikeras. Pesta Kebun Samidare adalah hal penting. Di pesta itu, akan ada
banyak pemimpin daerah dan selebriti yang akan datang dan jika mereka
menyajikan manisan yang payah, reputas Kogetsu-an akan hancur!! Lalu,
Kogetsu-an akan hilang di tangannya.
Dia ingin
Kogetsu-an dicintai oleh siapapun.
Dia tak
berubah sama sekali.
Dia
masihlah Tsubaki yang kusuka.
“Meskipun
demikian, aku takkan menyerah untuk mengambil alih Kogetsu-an! Aku akan merebut
sesuatu yang Mama tinggalkan padaku. Aku akan membuktikan
ketidakbersalahannya.”
Kemudian,
aku akan membebaskan Tsubaki dari kutukan Kogetsu-an.
Itulah
tujuan sebenarnya Nao ingin mengambil alih Kogetsu-an. Tapi, Tsubaki tidak
mengetahui tujuannya tersebut, demi dirinya.
--
Kyoko
membawa Shiori kembali ke rumahnya sembari menjelaskan kehamilan Shiori dan
juga niatnya menikahkan Shiori dengan Tsubaki. Dia ingin Shiori menjadi
menantunya. Dia meminta tn. Haseya melupakan semua masalah antara mereka yang
pernah terjadi.
“Shiori
telah angkat kaki dari rumah ini. Silahkan lakukan sesuka Anda padanya,” ujar
tn. Haseya.
Shiori
sangat sedih mendengar ucapan ayah yang tidak lagi mempedulikannya.
Begitu
pertemuan selesai, Ibu dan kakak-kakaknya menghampiri Shiori dan mengucapkan
selamat atas kehamilannya. Ibu juga memberikan banyak sekali kenari untuk
Shiori bawa. Karna saat hamil, tekanan darah bisa meninggi, jadi Shiori bisa
memakan kenari ini. Kakak-kakaknya memberitahu kalau kenari ini dari ayah.
Mereka memberitahu kalau ayah sangat senang saat mendapat telepon tadi. Shiori
bahagia karna ayahnya peduli padanya.
Ayah
masih sok dingin, menyuruh Shiori untuk datang ke toko jika anaknya sudah
lahir. Dia beralasan kalau Ibu Shiori pasti ingin menggendong cucunya.
“Syukurlah,
Shiori. Anak-anak itu… sangatlah hebat ya. Dia bisa mengubah segalanya dalam
sekejap. Bagaimanapun situasinya,” ujar Kyoko, tapi dengan tatapan sarat makna.
--
Setelah
pulang dari kediaman Haseya, Kyoko menemui Tsubaki yang masih ada di dapur. Dia
menyuruh Tsubaki untuk menyerahkan pekerjaan membuat manisan untuk pesta kebun
Samidare kepada orang lain karna Tsubaki akan mempunyai kesibukan lain.
“Ini
tentang pernikahanmu dengan Shiori,” ujar Kyoko.
“Lagi-lagi
pembicaraan yang tak masuk akal.”
“Jangan
bertingkah bodoh. Aku langsung mendengarnya dari Shiori dulu. Bahwa dia hamil
anakmu.”
“Hah?”
“Jika
kali ini kamu tak bertanggung jawab, takkan kumaafkan.”
Pembicaraan
mereka terdengar sama Jojima yang lewat di depan pintu. Tsubaki juga bingung.
--
Takigawa
pulang dan memberitahu Nao kalau rencananya berhasil. Mereka mendapatkan
pesanan dari Mizoguchi untuk membuatkan manisan pertemuan komite. Nao sangat
senang mendengarnya. Takigawa beneran peka, dia menyadari mata Nao yang
memerah, seperti habis menangis. Pasti ada sesuatu yang terjadi antara Nao dan
Tsubaki. Dia meminta Takigawa memberitahu masalahnya, agar dia bisa membantu.
Setelah
Nao menceritakan semuanya, Takigawa menyimpulkan kalau Nao ingin mengambil alih
Kogetsu-an secepatnya agar Tsubaki bisa menjalani operasi.
“Selama
dia berada di Kogetsu-an, dia akan terus terikat di sana. Dia tak akan bisa
mengimpikan masa depan selain itu. Meskipun ada manisan yang hanya bisa dibuat
olehnya, dan meskipun yang dia inginkan hanyalah buat manisan setiap harinya…”
“Namun,
Tsubaki pasti membencimu. Dia takkan pernah memaafkanmu. Kamu benar-benar
mengherankan. Aku iri pada Tsubaki yang sebegitunya dicintai olehmu. Jelas
membuat cemburu,” ujar Takigawa. “Aku tak mengejekmu. Kau berharga bagiku,”
lanjutnya dan memeluk Nao. “Apapun yang terjadi, kau terus bersemangat membuat
manisan. Itu hebat. Hanya aku sajalah yang akan berada di sisimu.”
Nao
terkejut dengan pelukan itu dan juga bingung dengan maksud ucapan Takigawa.
--
Tsubaki
pergi ke kamar Shiori untuk bicara. Tapi, begitu dia masuk ke dalam kamar,
Shiori langsung menutup pintu kamar dan membuka yukata-nya. Dia langsung
memeluk Tsubaki dan meminta Tsubaki untuk menghamilinya. Dia meminta Tsubaki
memberikannya anak.
“Aku
menyukaimu dari awal kita bertemu. Jadi, tolonglah…,” minta Shiori.
Tsubaki
menengadahkan kepala Shiori dan memegang lehernya. Tatapannya berubah sinis,
“Lalu, apa yang kau sukai dariku? Tahu apa kau tentangku?”
Shiori
menjadi ketakutan mendengar ucapan dan tatapan Tsubaki yang sebenarnya. Dia
langsung teringat ucapan Jojima kalau Tsubaki selama ini hanya bersikap baik
padanya. Shiori sangat ketakutan hingga matanya menjadi berair. Saat Tsubaki
melepaskan tangannya dari lehernya, dia langsung jatuh terduduk.
Tsubaki
mengambil yukata Shiori dan memakaikannya kembali. Dia juga berujar kalau ini
adalah dirinya yang lama, dia pasti sudah melakukannya tanpa ragu. Dia akan
memperlakukan Shiori sebagai alat dan tanpa perasaan. Namun, dirinya sekarang…
itu hal yang mustahil (karna perasaannya pada Nao).
“Aku
takkan membeberkan tentang ini pada siapapun. Kau bisa melakukan apapun
semaumu,” ujar Tsubaki dan keluar dari kamar.
--
Takigawa
pergi ke tempat Yuko untuk minum-minum sembari memberitahu kerjasama Hanagasumi
dengan Pak Mizoguchi. Yuko jadi menggoda Takigawa yang biasanya jarang
bersemangat seperti ini. Apa jangan-jangan dia punya perasaan pada Nao?
“Seharusnya,
tipeku ini wanita lebih tua,” ujar Takigawa.
“Tapi,
memangnya tak masalah bagimu membuat Kogetsu-an menjadi musuhmu? Walaupun ini
sudah 18 tahun berlalu, Kyoko masihlah wanita yang merepotkan. Ah, omong-omomg,
aku mendengar sesuatu tentang Kogetsu-an.”
--
Takigawa
segera kembali ke toko dan memberitahu Nao kabar yang di dengarnya. Kesehatan
Sojyuro semakin memburuk dan menurut kabar, beliau tidak akan bisa bertahan
hingga tahun depan. Satu-satunya orang yang bisa memilih pewaris hanyalah
Sojyuro, jadi mereka harus mulai bergerak.
--
Kyoko
mendapat telepon dari Mizoguchi. Mizoguchi merasa cemas karna tahu Nao adalah
orang yang pernah bekerja di Kogetsu-an dan dia takut kalau Nao mencaritahu
hubungan mereka.
Setelah
telepon itu, Kyoko menjadi semakin marah karna Nao mencaritahu sampai sejauh
ini. Dia langsung teringat surat wasiat Sojyuro 3 tahun lalu, kalau Kogetsu-ana
kan di wariskan pada cucunya jika cucu yang asli muncul. (Dan surat wasiat itu
masih ada pada Sojyuro, entah di sembunyikan dimana).
Karna
itu, Kyoko memutuskan untuk membawa pulang Sojyuro agar bisa terus
mengawasinya.
Nao
yang datang menemui Kakek, tentu saja mengejutkan Kyoko. Ini pertama kalinya
mereka bertemu setelah 3 tahun. Kyoko menanyakan tujuan Nao datang kemari. Noa
dengan tenang menjawab kalau ada pesanan manisan dari Pak Mizoguchi untuk acara
komite dan tersiar kabar bahwa anggota kongres yang kuat memutus hubungan
dengan Kyoko. Jadi, kalau kabar ini tersebar, akan bagaimana reputasi
Kogetsu-an? (maksudnya, ada suap menyuap).
“Nao-chan,
keluarga kami dan Haseya akan menjadi besan. Shiori sedang hamil. Anaknya
Tsubaki,” ujar Kyoko, mengalihkan topik.
Nao
langsung teringat saat dia harus mengalami keguguran. Seolah belum puas, Kyoko
malah mendorong tubuh Nao hingga mengenai meja. Vas bunga yang ada di meja,
terjatuh. Bunga yang ada di vas itu adalah bunga kamelia. Dan melihat warna
merah, asma Nao menjadi kambuh.
Kyoko
tidak mempedulikannya dan tetap mendorong kursi roda Sojyuro.
“Namun,
ini takkan mengubah fakta bahwa akulah pewaris sejati Kogetsu-an!” teriak Nao.
“Akulah putri asli dari Itsuki!”
Kyoko
tidak peduli. Dan Sojyuro juga tidak menunjukkan respon sama sekali.
--
Tsubaki
heran melihat Kyoko yang membawa pulang kakek padahal sebelumnya, Kyoko tidak
pernah menjenguk sama sekali. Kyoko sok bijak menjawab kalau dia juga punya
belas kasihan dan kakek juga adalah keluarga mereka.
--
Nao
berjalan dengan membawa manisan di tengah hujan.
Jika aku
menyerah, Nyonya akan semakin leluasa.
Lalu,
impian Mama takkan terwujud.
Kemudian,
aku takkan bisa membebaskan Tsubaki.
Kali ini,
kupastikan akan bisa melindungi hal berharga bagiku!
Dengan
tekad tersebut, Nao pergi ke Kogetsu-an. Dia memberitahu Shiori tujuannya
datang untuk menemui Sojyuro. Shiori memintanya untuk menunggu sebentar. Tapi,
sebelum Shiori pergi menyampaikan kedatangan Nao, Noa menghentikannya dan
meminta tolong satu hal padanya. Dia meminta tolong Shiori untuk membujuk
Tsubaki agar mau segera melakukan operasi mata. Jangan sampai menunggu pesta
kebun. Harus secepatnya. Jika terlambat, semuanya akan sia-sia!
“Jika
dia kehilangan indera penglihatannya…”
Shiori
bingung karna sama sekali tidak tahu penyakit Tsubaki. Dia langsung teringat
saat Tsubaki meminta tolongnya mengambilkan sumpit.
“Dia
tak mau mendengarkan ucapanku! Namun, kalau itu darimu, dari seseorang yang
akan menghabiskan sisa hidup dengannya, pasti dia mau mendengarkannya.
Kumohon!” ujar Nao dan menundukkan kepala dalam-dalam.
“Tak
mungkin bagiku melakukannya.”
Nao
mengerti. Dia tidak memaksa dan meminta Shiori untuk menjaga kesehatan
tubuhnya. Dari raut wajah Shiori, tampak rasa bersalah yang sangat.
--
Nao
akhirnya bisa bertemu Sojyuro. Begitu dia masuk, kakek langsung menanyakan,
apakah dia adalah Sakura? Apa dia benar adalah anaknya Itsuki?
“Ya,”
jawab Nao dan menunjukkan hasil test DNa yang di simpan mendian ibunya.
Tapi,
tiba-tiba saja Kyoko menerobos masuk dan merampas hasil test DNA itu. Dia merobeknya
di depan wajah Nao.
“Ayahanda,
aku tak sadar bahwa ayahanda udah sadar,” ujarnya sok manis.
Tsubaki
yang mendengar suara ribut, masuk ke dalam sana. Sojyuro meminta agar bisa
bicara empat mata dengan Nao. Kyoko tidak mengizinkan. Tapi, Tsubaki menghormati
permintaan Sojyuro. Kyoko juga tidak bisa melakukan apapun dan mengikuti Kyoko
keluar.
“Aku
sangat penasaran. Jika anak dari ayah adalah Sakura, lantas siapakah ayahku?
Jangan-jangan, dia yang membunuh ayah?!” tanya Tsubaki pada Kyoko, saat sudah diluar.
--
Pak
Mizoguchi di ruangannya, menatap fotonya bersama Kyoko.
--
Takigawa
yang sedang berdoa, menatap foto ayahnya.
--
Pak
Yamaguchi yang sedang di dapur, menatap ke pisau yang ada di hadapannya.
--
Nao
membawakan Sojyuro manisan buatannya. Dan begitu memakannya, Sojyuro langsung
teringat manisan Sakura yang di cobanya dulu.
“Aku…
sudah tahu. Bahwa Itsuki punya kekasil yang telah di cintainya sejak lama.”
Flashback
Itsuki menemui Sojyuro dan memberitahu
keinginannya untuk menikahi teman sekolahnya di SMP, Yuriko. Dengan tegas,
Sojyuro menolak. Walau Itsuki memohon, Sojyuro tetap tidak mau.
End
“Tanpa
mengetahui wajah dan namanya, aku memutuskan hubungan mereka berdua. Pasangan hidupnya
sudah di tentukan. Tradisi itu masih terus berlangsung di dunia kami. Namun,
mereka berdua tidak bisa saling melangkah maju, dan fakta bahwa wanita itu
bekerja di sini sebagai pembuat manisan, baru ku ketahui setelah keduanya
meninggal.”
Flashback
Saat kakek menanyai Tsubaki mengenai yang
dilihatnya, dan saat Tsubaki menjawab kalau ayahnya dan Ibu Sakura berciuman,
kakek baru menyadarinya. Dia sangat marah dan menyebut Tsubaki pembohong.
End
“Kalau
aku mengizinkannya, baik Itsuki maupun Ibumu, pasti sekarang masih hidup
bahagia di sini. Sebagai orang yang telah mengacaukan segalanya, bisakah kau
memaafkanku?”
“Aku
tak bisa. Namun, aku menginginkan toko ini, yang di jaga oleh ayah dan Ibuku. Aku
ingin membuat manisan di sini,” jujur Nao.
--
Tsubaki
berada di ruang Itsuki. Dia mulai meragukan kejadian 18 tahun lalu. Apakah ada
sesuatu yang di lupakannya di hari itu? Apa itu?
Di
saat dia masih memikirkannya, kakek dan Nao muncul. Kakek mengungkapkan
ironinya karna selama ini Tsubaki selalu menjenguknya di rumah sakit (padahal
dia sudah bersikap kejam pada Tsubaki).
“Yang
akan mewarisi Kogetsu-an hanyalah keturunan yang memiliki ikatan darah. Lalu,
siapakah yang berhak untuk itu? Kalau diselidiki sekarang, itu hal yang mudah. Namun…
benarkah itu hal yang benar? Benarkah itu hal yang terpenting? Tsubaki. Sakura.
Pada tanggal 31 Desember, di Malam Tahun Baru, bisakah kalian berdua membuatkan
manisan untukku? Barangsiapa yang bisa membuat manisan dengan sangat enak dan
membuat jiwa bergetar. Barangsiapa yang membuat manisan seperti itu… akan
menjadi…,” ujar kakek dan berdiri dari kursi rodanya.
“…
pewaris Kogetsu-an!” umumkan Kakek.
Bukan
hanya Nao dan Tsubaki yang mendengar, tapi Kyoko yang menguping pun demikian.
💞💞💞💞💞semangat🔛🔥 lanjut💞💞💞💞💞
ReplyDelete💞💞💞💞💞💞💞
ReplyDeleteKirain salah t4😁😁😁nuansa baru rupanya 💞💞
ReplyDelete