Sinopsis Dorama : Cursed in Love Episode 07 part 1
Begitu
kembali ke Kogetsu-an, Tsubaki dan Yamaguchi menyampaikan kepada semua staff
dapur dan Kyoko kalau Paviliun Samidare memutuskan bekerja sama dengan toko
manisan, Hanasagumi. Kyoko sangat marah mendengar kabar itu. Yamaguchi membela
Tsubaki dengan mengatakan kalau ini adalah kesalahannya.
Kyoko
masih tidak bisa menerima keputusan Samidare. Sejak Samidare buka 60tahun yang
lalu, Samidare selalu bekerja sama dengan toko mereka. Karna itu, Kyoko mau menghubungi
langsung ke sana untuk membuat mereka berpikir ulang tentang keputusannya.
Tsubaki
menghalangi Kyoko. Mereka masih bisa membalikkan keadaan. Setiap tahunnya,
Paviliun Samidare selalu menggelar Pesta Kebun Musim Semi. Pekan besok,
Samidare akan menyeleksi manisan yang akan mereka sajikan.
“Dan
aku yang akan membuat manisan itu,” nyatakan Tsubaki. Dia bersedia membuat
manisannya.
--
Nao
mendapat telepon dari Samidare mengenai kompetisi manisan antara Kogetsu-an
dengan Hanasagumi. Dan teman manisannya adalah bulan. Nao tentu saja
menyanggupi. Dia menerima kompetisi itu.
--
Belum
juga selesai satu masalah, sudah datang masalah lainnya. Pagi-pagi sekali,
Tsubaki sudah mendapat tamu, yaitu seorang reporter majalan. Reporter itu
datang untuk menanyakan kasus pembunuhan di Kogetsu-an 18 tahun lalu. Itu karna
dia mendapat pesan yang isinya : “Kalau
menyelidikinya akan ada hal menarik.”
--
Shiori
lagi mau ke suatu tempat gitu. Tapi, sepanjang jalan, dia terus saja terngiang
ucapan Tsubaki yang bilang kalau dia memilih toko ini dibandingkan Nao dan Nao
pasti sudah melangkah baju. Shiori bisa merasakan kalau Tsubaki masih belum
melupakan Nao dan belum bisa melangkah maju.
Shiori
melewati sebuah tangga dan seorang wanita lewat di sampingnya. Refleks, Shiori
memegang tangan wanita itu. Dia adalah Nao. Nao sangat terkejut melihat Shiori.
==Watashitachi
wa Douka Shiteiru==
Nao
dan Shiori pergi ke sebuah café untuk berbincang. Saat mereka duduk berbincang,
Nao baru menyadari adanya bekas luka di pipi Shiori. Walau begitu, Nao tidak
membahasnya. Shiori menanyakan kemana saja Nao selama ini. Nao menjawab kalau
bekerja di sebuah tempat di Tokyo. Dan tiga bulan lalu, dia berhasil membuka
tokonya sendiri, jadi dia kembali ke Kanazawa.
“Hebatnya!!”
puji Shiori.
“Bagaimana
denganmu, Shiori?”
“Aku
bekerja di Kogetsu-an,” jawab Shiori, ragu.
Mungkin,
dia mengira Nao akan marah atau gimana gitu. Tapi, berbeda dari yang di
perkirakannya, Nao malah tersenyum ramah dan memuji Shiori. Dia yakin kalau
Shiori menjadi bagian dari Kogetsu-an, para pelanggan pasti juga senang bertemu
dengan Shiori.
Shiori
kemudian menanyakan mengenai kompetisi antara Kogetsu-an dan Hanasagumi. Apa
Nao tidak kepikiran? Nao tersenyum dan menjawab tidak. Dia mengingatkan Shiori
dengan yokan yang pernah di bawanya saat Shiori hampir menikah dengan Tsubaki,
3 tahun lalu. Saat itu, dia sudah menjelaskan makna yokan yang di bawanya. Dan
sama seperti dulu, Kogetsu-an yang sekarangpun masih di selimuti kegelapan dan
tidak bisa di lihat. Sekarang, Tsubaki jarang membuat manisannya, kan?
“Itu
karna dia sibuk mengurusi urusan to—“
“Harus
bisa menyajikan manisan terindah dan terlezat. Memangnya ada yang lebih penting
daripada itu? Dia memilih untuk tidak membuat itu. Dengan mengandalkan tokonya,
dia memandang remeh pelanggan. Dari toko seperti itu, aku takkan kalah,” ujar
Nao dan tertawa kecil.
Shiori
sangat marah mendengar ucapannya, “Kogetsu-an masihlah toko yang pantas
dibanggakan!” teriaknya. Tanpa menunggu apapun ucapan Nao, Shiori langsung
pergi.
Nao
tampak sedih. Dia bisa merasakan kalau sampai sekarangpun, Shiori masih
menyukai Tsubaki.
--
Tsubaki
kepikiran dengan ucapan reporter tadi pagi. Tadi pagi, reporter hendak membuat
liputan kalau 18 tahun yang lalu, Itsuki mempunyai selir. Lalu, Nyonya (Kyoko),
sebagai pembalasan dendam, menikam suaminya! Jika dugaannya benar, dia yakin
kalau artikelnya akan viral. Tentu saja, Tsubaki membela Kyoko. Dia memberitahu
kalau waktu kejadian, Kyoko mempunyai alibi. Karna di malam itu, Tsubaki tidur
bersama Kyoko.
Tapi,
ada satu hal yang menganggu Tsubaki. Kenapa topik ini mendadak muncul lagi?
--
Nao
kembali ke tokonya. Baru juga datang, Takigawa sudah tahu ada sesuatu yang
terjadi melihat raut wajah Nao. Nao jujur memberitahu kalau dia bertemu Shiori.
Karena terlalu terkejut, dia jadi terlalu banyak bicara yang tak penting.
Namun, tenang saja karna Shiori tampaknya takkan bilang pada Tsubaki mengenai
pertemuan mereka.
Tanpa
di duga, Takigawa tiba-tiba memeluknya. Nao beneran kaget. Takigawa malah lebih
kaget karna Nao enggak nangis.
“Kau
selalu memperlakukanku seperti anak kecil,” ujar Nao. “Aku takkan menangis.
Kamulah yang paling tahu penderitaanku selama ini, kan?”
Flashback
3 tahun yang lalu, di Hakusan,
Dengan pertolongan Takigawa, Nao bisa bekerja
di toko manisan. Dia fokus hanya membuat manisan dan itu membuatnya bahagia.
Sayangnya, hal itu tidak bertahan lama.
Tidak lama kemudian, dua orang pria datang ke
toko itu mencarinya. Kedua pria itu adalah kepolisian prefektur. Tujuan mereka
datang untuk menanyakan kejadian seputar kebakaran. Ada seseorang yang bilang
melihat Nao masuk ke ruang Master (Sojyuro) pada malam kejadian.
Ah, semua pasti ulah Kyoko. Nao juga bisa
menduga kalau Kyoko berusaha menjadikannya penjahat.
Seolah belum cukup, Kyoko malah mengadakan
wawancara dengan stasiun tv. Di wawancara itu, Kyoko bilang 15 tahun yang lalu,
ada Iblis datang ke Kogetsu-an dan membuat hatinya sangat cemas. Iblis itu
memanfaatkan suaminya yang baik and berusaha mengacaukan toko. Iblis yang di
bicarakannya adalah pembuat manisan yang licik. Namun, Dewa masih melindungi
mereka dan Iblis itu mendapatkan hukumannya.
Nao sangat marah mendengar wawancara itu.
Padahal, dia sudah ingin melupakan semuanya, tapi kutukan Kogetsu-an terus
mengejarnya.
Nao merasa ketakutan seolah ada hal kasat mata
yang mengejarnya. Dia berlari memasuki hutan. Dia terus berlari hingga akhirnya
terjatuh dan melukai kakinya. Traumanya akan warna merah terutama darah masih
belum sembuh. Melihat luka di kakinya, asma Nao kambuh. Dia pingsan di dalam
hutan.
--
Di saat dia sudah merasa putus asa, Takigawa
muncul dan menyelamatkannya. Takigawa mencari Nao karna mendapat laporan dari
pemilik toko kalau Nao tiba-tiba pergi.
“Nao, bertahanlah! Jika kamu tiada, siapa yang
bisa mengingat manisan Ibumu?! Semuanya akan menghilang. Baik kebaikan, maupun
kehangatannya! Ibumu akan mati untuk kedua kalinya.”
Malam itu,
dalam gendongan Pak Takigawa, aku terpikir akan surat Ibuku.
Semua surat
yang tak di kirim olehnya kepada Tuan.
Di
kotak yang di temukan Nao dulu, selain surat dari Itsuki, ada juga surat dari
Yuriko yang tak pernah di kirimkannya. Dari surat itu, kita bisa tahu kalau
Yuriko dan Itsuki sudah mengenal dari SMP. Yuriko telah menjadi yatim piatu di
usia yang masih belia. Dan melalui Itsuki, Yuriko bisa merasakan kehangatan
cinta untuk pertama kalinya. Jika harapannya bisa terkabul, dia ingin menjual
manisannya di Kogetsu-an. Yuriko di suratnya juga menulis kalau dia sadar tidak
akan bisa menjadi Nyonya Kogetsu-an, akan tetapi, dia merasa bahagia membayangkan
bisa bersama dengan Itsuki.
“Perasaannya
yang terpendam. Beserta, segelintir kebahagiaannya. Selama wanita itu masih ada
di Kogetsu-an, dia akan terus menyakiti mendiang ibuku!” ujar Nao, penuh
kemarahan.
“Oleh
sebab itu, waktu itu kamu telah memutuskan, kan?”
Flashback
Saat Takigawa menyelamatkan Nao dan
menggendongnya turun dari hutan, saat itu Nao berujar, “Pak Takigawa… tolong
bantu aku. Aku pasti akan membalas kebaikanmu. Maka dari itu, berikanlah… toko
untukku sendiri.”
End
“Impian
yang di rebut dari ibuku, akan kuwujudkan menggantikannya. Selain itu, tiada
lagi yang kuharapkan! Itulah yang kuputuskan. Setelah kasus itu, aku hanya
sekali memakan manisan dari Kogetsu-an. Namun, dari satu gigitan, aku sudah
paham. Bahwa itu bukan buatan Tsubaki. Aku putus asa! Inikah hasilnya? Apa yang
dilindungi olehnya saat kebakaran itu? Pada akhirnya, dia hanya ingin
menjadikan Kogetsu-an miliknya saja. Bukan untuk membuat manisan,” ujar Nao,
mengungkapkan tekadnya sekaligus rasa kecewanya.
Takigawa
menanyakan keseriusan Nao yang akan mengambil alih Kogetsu-an dan menjadikannya
miliknya. Dan dari tatapan mata Nao, jawabannya adalah ya.
--
Tsubaki
bekerja lembur membuat manisan untuk Samidare. Shiori datang menemuinya dan
menawarkan diri untuk membantu. Dengan sopan, Tsubaki menjawab tidak perlu dan
menyuruh Shiori untuk istirahat saja.
Shiori
kecewa dan pergi. Saat itu, sumpit yang Tsubaki pakai jatuh ke lantai. Dia
mengulurkan tangan untuk mengambilnya. Tapi, ada yang aneh, dia malah meleset
mengambil sumpitnya seolah ada yang salah dengan penglihatannya. Tsubaki
menyadari hal itu.
“Maaf,
Shiori. Bisakah kau ambilkan sumpit itu?” panggil Tsubaki.
Tentu
saja, Shiori mau mengambilkan sumpit yang terjatuh. Dia menyerahkan sumpit itu
pada Tsubaki. Tangan mereka sedikit bersentuhan dan itu sudah membuat Shiori
kelihatan senang.
--
Esok
paginya,
Tsubaki
sudah menyelesaikan kue manisannya. Dia pun menunjukkan pada semuanya. Cantik.
Sangat cantik. Nama manisannya adalah : Bulan Hampa.
“Biasanya,
orang-orang tidak menatap bulan panen. Di banding menatap bulannya secara
langsung, orang-orang lebih suka melihat pantulan bulan di danau atau genangan
air,” jelas Tsubaki mengenai arti manisannya.
Semuanya
menganggumi manisan Tsubaki yang indah itu. Bahkan airnya tampak seperti bergerak.
Mereka semua yakin kalau juri akan menyukai manisan itu dan pasti akan menang
melawan Hanagasumi.
“Jika
bisa membuat yang sehebat itu, kenapa tidak terus membuat manisan untuk toko?” gumam
Jojima.
--
Kyoko
menemui seorang pria, Mizoguchi di sebuah restoran tertutup. Mizoguchi adalah
anggota kongres dan juga tamu yang hadir saat kebakaran 3 tahun lalu, juga
merupakan salah satu juri untuk acara di Paviliun Samidare nanti. Tujuan Kyoko
menemuninya adalah untuk memintanya membuat manisan Tsubaki nantinya terpilih.
Kyoko juga memberikan gambar bentuk manisan Tsubaki. Pak Mizoguchi dengan mudah
menyanggupi.
--
Hari
Penyeleksian,
Manisan
Tsubaki di sajikan pertama. Saat melihat manisan tersebut, Pak Mizoguchi
langsung dengan heboh memuji keindahannya.
--
Saat
manisan di hidangkan, para pembuat manisan tidak di perbolehkan berada di
tempat acara, jadi Nao berkeliling. Dia melihat-lihat taman Paviliun Samidare
dan merasa tertarik karna ada sakura yang berguguran padahal ini bukan
musimnya. Ketika itu pula, dia melihat sosok Tsubaki yang sedang bersandar pada
sebuah pohon sambil menutup matanya.
--
Manisan
berikutnya di sajikan. Bentuknya hanya seperti bola berwarna putih. Pak
Mizoguchi langsung berkomentar kalau manisan itu terlalu simpel dan menduga itu
hanya manisan dango. Tapi, begitu manisan itu di belah, isian dari manisan itu
mengalir keluar. Di cairan isian itu juga ada bunga-bunga kecil. Indah.
Membuatnya manisan itu seperti bulan di langit malam. Semua juri merasa kagum
karna seolah melihat bulan yang melayang dan juga ada aroma bunga. Wangi kue
nya pun seperti wangi teh zaitun.
Nama
manisan buatan Nao adalah : Bulan Terang. Filosofi dari manisan itu adalah
bulan terang yang bersinar di langit tanpa awan.
--
Kenapa
Nao membuat manisan itu? Karna baginya, perasaannya sama seperti manisannya.
Tidak ada keraguan sama sekali. Dia adalah pewaris sejati dari Kogetsu-an. Dia
akan membuat Kogetsu-an saat ini lenyap. Takkan di biarkannya seorangpun
mengganggu.
Tsubaki
merasakan ada orang lain di dekatnya, jadi dia menyuruh orang itu keluar. Tanpa
ragu, Nao berjalan menghampirinya. Tsubaki kelihatan sangat sulit melihat.
Buktinya, jelas-jelas Nao berdiri di hadapannya, tapi dia malah bertanya, siapa
kamu?
Saat
berjalan, Tsubaki juga tersandung. Dia sampai harus bersandar memegangi pohon.
Nao sangat terkejut karna Tsubaki tidak bisa melihatnya.
“Tsubaki-san,”
terdengar suara Shiori yang mencari Tsubaki.
Nao
segera kabur. Penglihatan Tsubaki awalnya sangat putih, tapi perlahan,
penglihatannya kembali jelas. Shiori menghampiri Tsubaki sambil menjelaskan
tujuannya kemari karna merasa cemas mengenai hasil seleksi. Tsubaki hanya
tersenyum dan mengajaknya pulang saja. Mereka akan menunggu kabarnya di rumah
saja.
Tsubaki
sebenarnya masih merasa penasaran dengan orang yang tadi menemuinya, saat
matanya tidak bisa melihat. Tapi, karna orang itu menghilang tanpa mengatakan
sepatah katapun, dia tidak ambil pusing.
--
Saat
Tsubaki dan Shiori tiba di rumah, staff dapur dengan heboh memberitahukan kalau
Paviliun Samidare barusan menelpon danmemberitahu kalau manisan Tsbubaki yang
terpilih. Itu tentu kabar gembira.
Pak
Yamaguchi juga sangat senang dan berujar kalau toko Hanagasumi tampaknya bukan
toko yang patut mereka perhitungkan.
--
Takigawa
memberitahu Nao kalau dia sudah meminta Yuko untuk menyelediki. Dan hasil
penyelidikannya mendapati kalau Kyoko sudah menemui salah satu juri, Pak
Mizoguchi. Dan memang, Kyoko sudah mengatur hasil pertandingan tadi. Dari foto
yang ada, Kyoko dan Pak Mizoguchi tampak memiliki hubungan yang cukup dekat.
Nao
tetap merasa kecewa karna dia mengira bisa meninggalkan kesan yang dalam
melalui manisannya. Takigawa menyuruhnya tidak usah merasa kecewa karna manisan
buatan Nao adalah yang terhebat di dunia ini, jadi pasti akan meninggalkan
kesan baik bagi siapapun.
“Terimakasih.”
“Terus,
apa kau sudah menemui Tsubaki?”
“Belum,”
jawab Nao.
--
Nao
membuat manisan untuk toko, tapi dia masih tetap kepikiran mengenai Tsubaki
yang tidak bisa melihat tadi. Apakah alasan Tsubaki tidak membuat manisan lagi
karna penglihatannya memburuk? Nao merasa khawatir, tapi dia mengenyakan
perasaan itu, toh itu bukan urusannya lagi.
--
Esok
hari,
Tsubaki
pergi ke dokter mata untuk konsultasi. Dia memberitahu dokter kalau
penglihatannya semakin memudar. Apakah ini efek dari kebarakan waktu itu?
Dokter sudah memeriksa mata Tsubaki dan menduga kalau ada beberapa puing saat
kebakaran yang menggores retina mata Tsubaki. Jadi, mereka harus melakukan
operasi, jika tidak, resiko kebutaan Tsubaki akan menjadi semakin tinggi.
Tsubaki
sangat terkejut mendengar bahwa matanya bisa saja buta. Tapi, jika dia
melakukan operasi, butuh berapa lama baginya untuk bisa pulih? Dokter menjawab
bisa beberapa bulan atau tahun atau mungkin tidak bisa pulih sepenuhnya.
“Aku
tak bisa lakukan operasi saat ini,” putuskan Tsubaki.
Usai
menemui dokter, Tsubaki pergi menjenguk kakek. Sejak kebakaran 3 tahun itu,
kakek masih di rawat di rumah sakit. Dia juga sekarang mengenakan kursi roda.
Tapi, dia menutup rapat mulutnya dan tidak mau merespon apapun ucapan Tsubaki.
“Apakah
ini bagian dari kutukanmu?” tanya Tsubaki.
Sojyuro
hanya tetap diam.
--
Saat
pulang ke Kogetsu-an, Tsubaki tanpa sengaja melewati ruang tamu, dimana Kyoko sedang
kedatangan tamu, Pak Mizoguchi. Tsubaki mendengar jelas Kyoko yang berterimakasih
karna Mizoguchi sudah mengedalikan hasil voting. Pak Mizoguchi juga menimpali
kalau hampir saja saingan Tsubaki yang menang. Dia juga tidak menduga kalau ada
toko manisan yang unik yaitu Hanagasumi.
Tsubaki
yang mendengar pembicaraan mereka, menerobos masuk dan menanyakan maksud
pembicaraan mereka. Kyoko langsung menegur sikap Tsubaki yang tidak sopan.
--
Setelah
pak Mizoguchi pergi, Tsubaki bicara dengan Kyoko di kamar Kyoko. Dia marah
karna Kyoko sudah mengatur hasil pertandingan, yang artinya, dia tidak
benar-benar menang. Kyoko malah meremehkan kalau tanpa bantuannya Tsubaki
mungkin tidak akan menang. Karna tadi saja, Mizoguchi bilang sendiri kalau toko
Hanagasumi yang hampir menjadi pemenangnya.
Dia
juga memperingati Tsubaki untuk tidak berpikir membatalkan hasil seleksi. Itu
hanyalah pemikiran naif. Dengan pemikiran seperti itu, Tsubaki mengira bisa
melindungi Kogetsu-an? Demi keberlangsungan toko ini, dia harus mempunyai tekad
sekalipun harus masuk neraka!
“Fakta
bahwa aku sedarah denganmu, membuatmu frustasi!” ujar Tsubaki.
--
Saat
dalam perjalanan pulang, Pak Mizoguchi tanpa sengaja bertabrakan dnegan Nao
yang baru entah darimana. Nao langsung meminta maaf sembari memanfaatkan celah
untuk memberitahu kalau dia adalah pemilik toko manisan Hanagasumi.
💕💕💕💕💕💕💕💕semangat🔛🔥 lanjut💞💞💞💞💞
ReplyDelete💞💞💞💞💞💞semangat🔛🔥 lanjut💞💞💞💞💞
ReplyDelete