Sinopsis Dorama : Cursed in Love Episode 06 part 2

 

Sinopsis Dorama : Cursed in Love Episode 06 part 2



Ketika sadar, Nao sudah berada di rumah sakit. Di sisinya ada Yuko yang menemani. Yuko sangat lega karna Nao akhirnya siuman. Dia segera melaporkan hal itu pada suster.


“Api…,” Nao baru bisa mengingat apa yang terjadi sebelumnya, “Tsubaki! Dimana dia?”

Yuko juga tidak tahu detailnya. Namun, dia dengar tidak ada satupun korban yang meninggal dalam kebakaran itu, jadi Tsubaki pasti baik-baik saja. Nao sangat lega mendengar hal itu.



Dari luar ruangan, Takigawa dan Jojima mengawasi. Dari pembicaraan mereka, di ketahui kalau Tsubaki masih belum siuman.


Nao tiba-tiba merasakan sakit pada perutnya. Dia merasa cemas dan ingin tahu bagaimana keadaan bayinya. Raut wajah Yuko berubah menjadi muram. Dia tidak bisa menjawab hal itu.


“Tampaknya… tidak selamat, ya,” ujar Nao, menebak jawaban Yuko. Dia menangis pilu, “Pasti dia muak dengan ibu sepertiku.”

“Itu tidak benar. Itu tidak benar! Ini bukan salah siapapun!”


Mau apapun yang di katakan Yuko, Nao tidak bisa menghentikan tangisnya. Dia menyalahkan dirinya.

Aku menerima hukumanku.


Tangisan pilunya, membuat hati Jojima terenyuh. Dia tidak sanggup melihat Nao yang seperti itu. Karna itu, dia berkata pada Takigawa kalau sebaiknya Nao tidak kembali ke Kogetsu-an. Kembali ke sana hanya akan membuat Nao menderita.

--


Nao kehilangan arah. Dia masih tidak tahu, apakah hari itu, Tsubaki kembali ke ruangan itu menemuinya atau tidak.



Dan jawaban dari pertanyaan itu terjawab ketika dia melihat berita di tv. Reporter di tv menyiarkan mengenai kebakaran Kogetsu-an dan terbakarnya sebagian dari bangunan utama bersejarah Kogetsu-an. Walau begitu, Kogetsu-an berhasil menyelamatkan peralatan yang di anggap sebagai aset budaya kota.

Pak Tomioka, Abe dan Sugita yang di wawancarai, langsung menunjukkan peralatan yang di simpan di dalam kotak kayu yang berhasil di selamatkan. Mereka menyatakan kalau Tsubaki lah yang menyelamatkan peralatan itu setelah mengorbankan diri untuk menyelamatkan Sojyuro.


Berita itu membuat Nao merasa kecewa. Nao mengenali peralatan yang di selamatkan adalah peralatan yang hanya akan di wariskan pada penerus asli Kogetsu-an. Peralatan yang pernah Tsubaki tunjukkan padanya.

Tsubaki memilih untuk melindungi itu.

Aku selalu membohongi Tsubaki.

Tentu saja dia takkan memaafkanku.


Nao pergi ke atap rumah sakit. Menatap kejauhan.

Mama.

Maafkan aku.

Aku tak bisa melakukan apapun untukmu, padahal aku tahu bahwa dialah yang menyudutkan Mama.


“Maafkan aku!!” tangis Nao.



Saat itu, seorang anak melihatnya menangis. Anak itu mengira Nao menangis karna lapar, jadi dia memberikan Nao manisan yang di punyainya. Nao menolak, tapi karna anak itu terus menyodorkannya, Nao mengambil satu manisan dan memakannya.

Takigawa yang baru tiba melihat hal itu.


“Manis. Enak. Enak banget,” tangis Nao. “Terimakasih.”



Setelah anak itu pergi karna di panggil mamanya, Takigawa menghampiri Nao.

“Bagaimana bisa? Saat aku makan siang tadi, rasanya sangat hambar. Tapi, kenapa manisan itu…”


“Nao-chan. Apa yang kau mau mulai lakukan saat ini? Apa kau masih ingin kembali ke Kogetsu-an?”

Nao menggelengkan kepalanya.

Apa yang sebenarnya ingin ku lakukan…


“Aku.. aku hanya ingin membuat manisan.”

Aku ingin kembali ke saat-saat membuat manisan terasa menyenangkan!

Dan setiap yang ku buat, membuatku merasa bahagia.

Semua yang ku miliki, hanyalah perasaan cinta dalam membuat manisan.


    Nao berdiri dan menghapus air matanya.

Mari lupakan segalanya.

Termasuk tentang Kogetsu-an.

Begitupun dengan Tsubaki.

Tenang saja. Aku bisa melupakannya! Pasti.

--




Waktu sudah berlalu sejak kebakaran waktu itu.

Sekarang, Tsubaki sudah membuka kelas membuat manisan dan mengajarkan beberapa wanita caranya membuat manisan. Semua wanita merasa sangat bersemangat melihat manisan indah yang di buat Tsubaki dan bahkan janji mau datang lagi bulan depan.


Begitu kelas selesai, Kyoko menyindir Tsubaki karna membuat kelas manisan. Itu kan bukan pekerjaan Tsubaki sebagai Master toko ini.

“Apa salahnya mencoba hal baru? Terlebih, aku belum menjadi Master. Aku hanya menggantikan Kakek selama dia di rawat.”


“Mau sampai kapan kau mencari Nao? Tampaknya, ku dengar kau bertanya ke seluruh toko manisan di prefektur ini tentang keberadaannya. Buat apa mencarinya? Pada malam kebakaran itu, kau lebih memilih mewarisi toko ini, di banding dengannya!”

Tsubaki hendak membantah hal itu, tapi tidak ada yang terucap. Dia memegang kepalanya yang terasa sakit.


Setelah kebakaran itu, aku tak sadarkan diri selama 10 hari.

Ketika aku siuman, dia sudah tidak ada.

Buat apa aku mencari Nao? Aku juga tidak tahu? Apakah ini perasaan cinta atau benci?


Tsubaki tidak mau berdebat lagi dan memilih pergi. Tapi, Kyoko malah bilang padanya, kalau ada satu orang yang harusnya Tsubaki pikirkan.

--



Orang yang di maksud Kyoko adalah Shiori. Shiori datang ke Kogetsu-an untuk ikut kelas manisan. Di pipi kanannya, terlihat ada perban yang menutupi. Shiori juga berterimakasih karna Tsubaki sudah mau mengadakan kelas manisan hanya untuk dirinya sendiri.

Tsubaki tidak mempermasalahkan hal itu. Tapi, dia terus menatap ke perban di pipi Shiori.




Flashback

Atap mulai jatuh karna kobaran api. Tsubaki yang berada di bawah, tidak mampu bergerak karna sudah lemas menghirup banyak asap. Saat itu, Shiori tiba-tiba muncul dan menyelamatkannya dengan tubuhnya.

--


Saat Tsubaki sadar, Shiori orang pertama yang di lihatnya.

End


“Aku sangat minta maaf. Ini salahku,” ujar Tsubaki, merasa bersalah dengan luka bakar di pipi Shiori.

Shiori memintanya untuk tidak meminta maaf karna dia melakukannya sendiri, jadi jangan di cemaskan.


Tsubaki kemudian mengalihkan topik dengan membahas warna manisan yang Shiori pilih adalah merah terang. Apa Shiori suka merah? Kimono Shiori juga sering berwarna merah. Shiori membenarkan kalau dia suka merah semenjak kecil. Warna itu membuatnya ceria dan juga mencolok. Dia kan punya dua kakak yang sangat cantik dan mempesona. Jika di bandingkan dengan kedua kakaknya, dia sangatlah membosankan. Jadi, dia berpikir kalau memakai warna merah, orang-orang akan menyadari dirinya. Tapi, ayahnya bilang itu tidak cocok dan menyuruhnya berhenti (mengenakan warna merah). Pasti banyak juga yang berpikir demikian.

“Berpikir demikian? Mengapa kau berasumsi begitu? Padahal itu kan pemikiranku,” ujar Tsubaki.

Dia menggunakan adonan kue manisan berwarna merah punya Shiori tadi dan membuatnya menjadi manisan bunga kamelia yang indah.

“Aku cukup menyukainya, kok,” ujar Tsubaki, tersenyum tipis.


Dari tatapan Shiori, terlihat sekali kalau dia semakin menyukai Tsubaki.

--


Shiori masih melakukan perjodohan. Saat acara, Tn. Haseya mengucapkan terimakasih kepada pihak pria karna sudah mau menerima putrinya walaupun penuh luka (maksudnya, ada bekas luka di wajah). Padahal, pihaknya sudah bersedia jika pihak pria membatalkan perjodohan.


Pihak pria malah berkata akan memastikan Shiori tidak akan bertemu dengan para tamu. Dan juga, mereka hanya ingin Shiori menjadi ibu rumah tangga.



Shiori merasa terluka dan yang terbayang adalah wajah Tsubaki.

--



Tsubaki pergi ke rumah sakit untuk menjenguk Sojyuro. Kakek masih belum sadar. Tsubaki datang dengan membawa bunga, tapi vas bunga yang ada di ruangan kakek, sudah di isi dengan kuncup bunga sakura. Saat Tsubaki bertanya kepada suster, apa ada yang datang sebelumnya? Suster juga tidak tahu, tapi tadi waktu dia kemari, belum ada bunga di vas itu.

“Kuncup bunga sakura? Sakura?”



Tsubaki segera berlari keluar. Dia melihat sosok yang mirip Nao dari kejauhan dan langsung mengejarnya.

--


Shiori berlutut dan menundukkan kepala, “Maafkan saya. Tampaknya, saya tidak bisa menikahi Anda!”


Usai mengatakan itu, Shiori melepaskan perban yang menutupi bekas lukanya, “Ada sesuatu yang sangat saya dambakan.”


tn. Haseya sangat marah dan menarik Shiori untuk bicara. Tapi, kali ini, Shiori menampik tangan ayahnya. Dia mengulangi semua perkataan ayahnya yang selalu menyuruhnya cepat menikah karna dia tidak berbakat. Dia selalu mempercayai semua perkataan ayahnya, tanpa meragukannya. Tapi… dia ingin mengenakan kimono merah!


“Tolong berikan aku kebebasan!”

--



Setelah berusaha mengejar, pada akhirnya, Tsubaki tetap tidak berhasil.

--


Kyoko di kamarnya, membuka surat wasiat kakek. Tapi, ternyata, isinya hanyalah kertas kosong. Kyoko sangat marah apalagi mengingat ucapan Nao yang bilang akan menuntutnya untuk kasus 15 tahun lalu.


“Aku akan menghancurkan semua pengganggu!”

--



Shiori menemui Tsubaki dan meminta di perkerjakan di Kogetsu-an. Dia juga memberitahu kalau dia kabur dari rumah, jadi bisakah dia menetap di sini?

“Kenapa?”

“Mungkin kau tidak mengingatnya. Namun, 2 tahun lalu, pada pameran seni, pertama kalinya aku bertemu denganmu.”



Flashback

Shiori melakukan pameran seni dengan memanjang mangkok, piring dan gelas bermotif bunga kamelia. Namun, tidak ada satupun orang yang mau datang untuk melihat. Di saat dia sudah mau menyerah, Tsubaki muncul.


“Mengapa kamelia ini tidak ada bunganya? Katanya, kamelia jatuh itu pertanda buruk,” ujar Tsubaki.


“Namun, itu karna kamelia memang terlalu indah, jadi ada seorang terkenal yang menggosipkan itu, supaya hanya dia saja yang memilikinya. Aku suka seperti ini. Karna, terlihat lebih indah,” jawab Shiori, antusias.

“Menarik sekali. Aku tertarik, jadi akan ku beli.”

End


“Tolonglah! Tolong pekerjakan aku di Kogetsu-an! Aku tidak ingin menyerah pada diriku lagi. Tolonglah!” mohon Shiori.


Tsubaki tergerak dan akhirnya menerima Shiori. Tapi, dia yakin kalau dalam sebulan Shiori akan kabur.

“Aku akan berjuang sekuat tenaga,” yakin Shiori.

--



3 tahun kemudian, musim gugur,

Shiori mampu bertahan di Kogetsu-an. Dia bekerja sebagai pelayan toko. Kyoko juga tampak sangat menyukainya.



Staff dapur juga menggosipkan Shiori yang di sukai banyak pelanggan karna Shiori pendengar yang baik. Padahal, waktu awal kerja, mengucapkan salampun, Shiori nggak sanggup. Tapi, sekarang dia adalah idola toko ini. Tsubaki cukup senang mendengarnya.


Jojima ternyata sedari tadi memperhatikan Tsubaki. Saat Tsubaki sudah keluar untuk menghadiri Upacara Minum Teh Kowa-kai, Jojima baru berani berkomentar kalau sudah lama Tsubaki tidak membuat manisan. Pak Yamaguchi merasa itu wajar karna Tsubaki sekarang melakukan tugas yang dulu di lakukan Master. Jadi, dia sangat sibuk.

--



Kyoko beneran memperlakukan Shiori dengan sangaaaattt baik. Bayangkan saja, saat Shiori masih bekerja, dia memanggil Shiori ke kamarnya. Ngapain? Untuk melakukan perawatan kuku pada Shiori. Shiori merasa tidak nyaman. Tapi, Kyoko malah bilang kalau ini impiannya melakukan hal ini pada menantunya.

Shiori senang mendengarnya, tapi dia masih sadar diri. Dia menegaskan dirinya hanya bekerja dan senang dengan pekerjaannya.

“Kau sudah tahu bekerja di sini. Apa memang tiadk ada yang terjadi denganmu dan Tsubaki?”

Shiori tidak bisa menjawab, karna memang tidak terjadi apapun. Kyoko mengeluarkan krim dan mengoleskannya pada leher Shiori.



“Ini aroma untuk memikat pria,” bisik Kyoko. “Terkadang, kamulah yang harus berinisiatif. Shiori, kau itu sangat mempesona,” ujarnya dan memegang bekas luka bakar di pipi Shiori.

--



Shiori melakukan yang di katakan Kyoko. Saat malam, dia pergi ke ruang teh untuk mengantarkan teh untuk Tsubaki. Sepertinya, dia juga mau ngajak kencan, tapi belum sempat dia mengutarakannya, Jojima muncul. Jadi, dia pamit pergi.



Jojima datang untuk memberikan uang. Selama 3 tahun ini, Jojima memegang kata-katanya dan mengangsur mengembalikan uang Tsubaki (yang waktu itu di pakai untuk membayar hutang keluarganya).  

“Dasar keras kepala,” ujar Tsubaki. “Besok aku akan memintamu benar-benar membuat manisan,” lanjutnya. (Selama ini, Jojima hanya membuat adonan atau isi, tapi nggak pernah benar-benar buat sendiri).


Jojima sangat senang mendengarnya. Tsubaki memberitahu alasannya karna Jojima sudah bekerja selama 4 tahun di sini dan juga dia merasa warna cerah adalah andalan Jojima.

“Oh ya, kalau ku ingat Nao menyukai warna yang lembut,” ujar Jojima, tanpa sadar.


“Waktu itu, aku memilih toko ini di bandingkan Nao.”



Ucapan tegas Tsubaki kedengaran sama Shiori yang masih di depan pintu. Wajah Shiori berubah. Sepertinya, ada kebenaran yang di sembunyikan Shiori.



Flashback

Saat berhasil menyelamatkan Tsubaki waktu itu, Tsubaki sempat menggumakan sesuatu.



Tapi, di saat yang sama, para petugas pemadam kebakaran juga tiba. Dan ketika berbalik, ada sesuatu yang mengejutkan Shiori.

End


“Tiap kali aku mengingatnya, yang terbayang adalah hal yang sama. Di toko manisan kecil yang berada di kota kecil, dia membuat manisan tiap harinya. Dia telah melupakan semua tentang dunia ini. Dia bebas. Tiga tahun. Itu waktu yang cukup bagi seseorang untuk melangkah maju. Kuyakin, dia juga begitu,” ujar Tsubaki. “Saat ini, kau berbahagia kan?

--


Esok harinya,

Tsubaki dan pak Yamaguchi mengunjungi kediaman Samidare. Tetua di sana memberitahu kalau mulai tahun depan, dia akan bekerjasama dengan toko manisan lain, yang membuat manisan yang sangat menarik.

“Apa nama tokonya?” tanya Tsubaki.


“Kalau tidak salah, Hanagasumi.”

--






Toko yang dimaksud baru saja buka. Takigawa bekerja di toko itu. Dia memberitahu ke pemilik toko kalau Kediaman Samidare akan bekerja sama dengan mereka.


“Apa dia sadar kalau itu manisanmu?” ujar Takigawa.


“Mungkin. Namun, itu tak ada hubungannya. Karena aku ingin Kogetsu-an lenyap,” jawab si pemilik toko. Hanaoka Nao.


 

3 Comments

  1. 💞💞💞💞💞💞💞💞semangat🔛🔥 lanjut💞💞💞💞💞💞

    ReplyDelete
  2. 💞💞💞💞💞

    ReplyDelete
  3. 💕💕💕💕💕

    ReplyDelete
Previous Post Next Post