Sinopsis Dorama : Cursed in Love Episode 08 part 3 (END)


 Sinopsis Dorama : Cursed in Love Episode 08 part 3 (END)


“Lalu, siapa pelakunya?” tanya Tsubaki. “Ayahku yang sebenarnya? Kau membuatnya melakukannya.”



“Itu benar. Aku meminta Hideyuki melakukannya. Bunuhlah Okura Yuriko,” akui Kyoko. “Andai saja… andai dirimu tidak lahir,” ujarnya mendendam pada Nao dan mulai berlari untuk menghunuskan pisau.



Tsubaki segera berlari melindungi Nao. Tapi, Takigawa lebih cepat. Dia menghentikan pisau Kyoko dengan tangannya. Dia tidak akan membiarkan Kyoko menyakiti Nao.


“Tentu saja. Kau harus menjadi orang yang melindunginya. Karna kau yang merebut ayah dan ibunya,” ujar Kyoko. “Hideyuki tidak muncul malam itu. Dia ketakutan. Dasar pria yang tidak berguna. Oleh karna itu, Itsuki dibunuh oleh…”



Takigawa tidak membiarkan Kyoko menyelesaikan kalimatnya. Dia mendorong Kyoko dan merebut pisau darinya. “Itu benar. Akulah yang membunuhnya,” akui Takigawa.

Nao dan Tsubaki sama-sama terkejut. Tidak menduganya sama sekali.  



Flashback

Sejak tn. Hideyuki dan Kyoko berselingkuh, sifat tn. Hideyuki menjadi berubah.  Ibu Takigawa juga sangat marah, kecewa dan sakit hati karna suaminya berselingkuh dengan Kyoko hingga punya anak. tn. Hideyuki menjadi semakin terobsesi dengan Kyoko sejak Kyoko hamil dan lebih sering mengunjunginya.



Hal itu terlihat oleh Yuriko. Kyoko tidak mau Yuriko membongkar kebusukannya, jadi dia menyuruh Yuriko untuk berhenti dan dia akan memperkenalkannya ke toko lain. Jika Yuriko tidak mau, dia bisa membuat Yuriko di usir selamanya dari industri pembuat manisan. Dia akan menyebarkan gosip kalau Yuriko adalah pegawai kotor yang ingin tidur dengan Tuannya. Dan juga, dia menyebut Sakura, tidak tahu malu karna berusaha mendekati Tsubaki. Dia memperingatinya untuk tidak mendekati Itsuki maupun Tsubaki.


“Kenapa? Kenapa seseorang sepertimu… aku mencintainya. Sejak lama. Kembalikan Itsuki-ku!” pinta Yuriko.

--


Permintaan itu, membuat Kyoko gelap mata karna rasa cemburu dan amarah. Dia segera menelpon tn. Hideyuki dan memohon padanya untuk membunuh Yuriko. tn. Hideyuki tentu menolak. Kyoko malah terus membujuk dan menyuruhnya membunuh Itsuki saja sebagai gantinya. Dia harus memisahkan mereka berdua selamanya

tn. Hideyuki menyuruh Kyoko untuk tenang. Dia akan ke sana nanti malam, jadi Kyoko harus membiarkan pintu rumah terbuka.

--


Pembicaraan antara Hideyuki dengan Kyoko di telepon itu, kebetulan terdengar oleh Ibu Takigawa. Ibunya menjadi depresi dan menyayat nadinya sendiri. Untungnya, Takigawa ada di sana sehingga dia bisa mencegah kemungkinan terburuk.



Yang membuat Takigawa semakin marah, padahal ibunya masuk ke rumah sakit, tapi ayahnya malah tetap mengunjungi Kyoko malam itu. Dia tidak bisa memaafkan hal itu.

--



Malam itu, Hideyuki menelpon Kyoko dan meminta maaf karna tidak bisa datang. Alasannya karna istrinya masuk rumah sakit.

Sayang, Takigawa tidak tahu hal itu. Dengan kemarahan, dia datang ke kediaman Kogetsu-an. Di dalam tasnya,dia membawa pisau yang di gunakan ibunya untuk bunuh diri tadi. Dia ke sana, tanpa maksud untuk membunuh sama sekali. Dia hanya ingin menakuti Kyoko dan ayahnya, dan membuat keduanya berjanji akan mengakhiri hubungan mereka.

Takigawa masuk melalui pintu yang terbuka dan melalui jalan taman. Tapi, di saat itu, Itsuki melihat kedatangannya. Takigawa menjadi panik. Dia mengeluarkan pisaunya sembari bertanya dimana Nyonya? Itsuki tidak bisa memberitahunya karna Takigawa membawa pisau.



Itsuki berusaha menghalangi Takigawa. Tapi, hal itu malah tanpa sengaja membuat pisau yang ada di genggaman Takigawa menusuk perutnya. Itsuki menjadi ketakutan. Dia menjatuhkan pisaunya ke lantai. Dan ketika mendengar suara Kyoko, Itsuki semakin kalap dan bergegas kabur.




Kyoko terkejut saat mendapati Itsuki yang bersimbah darah. Dan di TKP ada pisau yang bersimbah darah. Melihat pisau itu, Kyoko mengira pelakunya Hideyuki. Dia ingin menelpon ambulans, tapi Itsuki yang masih hidup, memegang tangan Kyoko dan menyuruhnya untuk tetap diam demi nama Kogetsu-an. (Mungkin, Itsuki takut kalau perselingkuhan Kyoko yang adalah Nyonya Kogetsu-an akan tersebar dan itu akan mencemari nama Kogetsu-an).

“Kyoko, maafkan aku atas segalanya. Aku sudah menyakitimu dan membuatmu menderita,” ujar Itsuki. “Kumohon jagalah Tsubaki … dan toko ini.”

“Enggak! Aku mencintaimu. Aku hanya mencintaimu.”


Nafas Itsuki semakin menipis. Dan di nafas terakhirnya, “Yuriko,” itu yang di ucapkan Itsuki



Nama yang di ucapkan itu, memicu Kyoko. Dia menatap pisau di lantai yang sama seperti pisau yang Yuriko gunakan. Dan dia akan memanfaatkan itu untuk mengusir Yuriko dari Kogetsu-an.

End


Dan itulah yang Kyoko lakukan. Setelah Kyoko di tuduh sebagai pelaku pembunuhan, Kyoko mengira semua sudah berjalan sesuai rencana.


Flashback

Sayangnya,di hari pemakaman Itsuki, Hideyuki mengajaknya bicara dan menanyakan apa yang terjadi. Dari sana, dia sadar kalau bukan Hideyuki pelakunya. Lalu siapa?

--

Kyoko tidak tahu siapa pelakunya hingga 3 tahun yang lalu. Saat di festival dan Takigawa menyapanya. Takigawa selalu memanggilnya dan menyindir mengenai hubungannya dengan Hideyuki. Dia sadar kalau Takigawa adalah pelakunya.

End



Nao sangat marah mengetahui semua kebenaran itu. Dia kecewa pada Takigawa yang sudah di percayainya selama ini, tapi ternyata tidak jujur kalau bukan Ibunya pembunuhnya dan malah membiarkan Ibunya di penjara.


Takigawa memberitahu kalau setelah percobaan bunuh dirinya gagal, kondisi ibunya semakin memburuk. Jika  ibunya tahu kalau dia menjadi pembunuh, ibunya—

“Egois! Ibuku kehilangan cinta dan impiannya. Dia mati dalam kesendirian dan putus asa.”



Tsubaki menanyakan alasan kenapa Takigawa menunggu hingga 15 tahun sebelum menghubungi Nao? Takigawa bercerita kalau sejak kejadian 18 tahun lalu, ayahnya menjadi curiga pada Kyoko dan mulai menjaga jarak. Ayahnya juga mencemaskan Yuriko. Kemudian, sebelum ayahnya meninggal, ayahnya memberikan surat Yuriko. Yuriko meminta ayahnya untuk memberikan surat itu pada putrinya saat putrinya berusia 20 tahun. Dan putri Yuriko memiliki hubungan darah dengan Kogetsu-an.

“Aku sudah siap menyerahkan diri dan memutuskan untuk mencari Nao. Lalu, aku mengetahui…”


Flashback

Takigawa mencari Nao dan berhasil menemukan Nao yang bekerja sebagai pembuat manisan. Dia bisa tahu kalau Nao adalah orang yang di carinya dari rasa manisan buatannya. Sangat mirip seperti punya Yuriko.


Dan saat itulah, Takigawa sadar betapa beratnya kejahatan yang sudah di lakukannya. Dan untuk menebusnya, dia ingin membawa Nao kembali ke tempat asalnya.

End


“Untuk melakukan itu, aku harus menyingkirkan wanita ini,” ujar Takigawa.

“Itulah alasanmu membuat Nao mengambil alih Kogetsu-an? Kamu mengirimkan email ke tempat kerjanya yang dulu. Kau membuatnya di pecat! Kau meminta Yuko untuk berpura-pura menjadi ibunya. Dan kau meminta reporter surat kabar untuk menyelidiki kasus ini. Itu semua—“ ujar Tsubaki.

“BENAR! Aku selalu ingin mengambil semuanya darimu (Kyoko). Namun, aku masih belum puas. Bahkan setelah semua berakhir, kau masih mencoba membuatnya menderita. Kalau kau tidak pergi, aku yang akan membuatmu menghilang,” ujar Takigawa dan mengarahkan pisau ke arah leher Kyoko.


Semua berusaha menghentikan Takigawa. Saat itu, terdengar suara sirine mobil polisi. Takigawa memberitahu kalau dia yang menelpon polisi karna dia akan membunuh Kyoko kemudian menyerahkan diri.

Kyoko ketakutan merasakan dinginnya pisau di lehernya. Nao berteriak menyuruh Takigawa untuk tidak melakukan hal itu. Takigawa tidak mengerti karna Nao kan juga membenci Kyoko.

“Aku membencinya. Tapi dia… Ibunya Tsubaki.”


Takigawa kehilangan fokus karna ucapan Nao. Dan Tsubaki memanfaatkan moment itu untuk menjatuhkan Takigawa. Dia memohon agar Takigawa tidak membunuh lagi. Karna Nao tidak ingin Takigawa melakukan kejahatan lainnya.

Takigawa tidak peduli. Dia meraih pisau di lantai dan berlari ke arah Kyoko.




Nao tidak bisa membiarkannya. Karna itu, dia berlari melindungi Kyoko. Dia membiarkan dirinya yang tertusuk. Takigawa terkejut dan teringat moment saat dia tanpa sengaja menusuk Itsuki. Dia menjadi sangat ketakutan.


Dan ternyata… pisaunya tidak mengenai Nao sama sekali.

“Kumohon. Jangan ambil seseorang lagi dari kehidupan kami,” mohon Nao.

Takigawa menjatuhkan pisaunya setelah mendengar ucapan Nao. Kyoko juga jatuh lemas.


Nao melepas pelukannya dari Takigawa, “Aku tidak akan pernah memaafkanmu, Takigawa-san. Tapi, jika kamu tidak beritahukan yang sebenarnya, aku pasti masih akan membenci Kogetsu-an, yang di cintai Ibu dan Ayahku. Dan aku akan terus membenci Tsubaki. Kau telah membebaskanku dari kutukan.”


“Aku… ingin menjadi orang yang membuatmu bahagia. Nao..,” tangis Takigawa. “… maaf.”


Akhirnya, Takigawa pun di tangkap.


Tsubaki juga mengobati tangan Nao yang terluka karna berusaha memandamkan api. Dan lagi-lagi, Tsubaki merasa kesulitan melihat. Nao sangat khawatir dan memohon Tsubaki untuk segera menjalani operasi. Jika Tsubaki tidak segera melakukannya dan terlambat, usahanya mengambil alih Kogetsu-an…


“Sebenarnya, apa yang berusaha kita lindungi? Jika kita tidak terlalu fokus pada tradisi atau nama Kogetsu-an, Nyonya mungkin tidak seperti itu,” ujar Nao.

Membicarakan mengenai Kyoko, Tsubaki baru sadar kalau Ibunya menghilang.

--


Kyoko berjalan sendirian. Dia merasa semuanya sudah berakhir. Ketika itu, dia melewati taman dan melihat anak-anak bermain gelembung sabun. Itu membuatnya teringat saat membesarkan Tsubaki.


Flashback

Kyoko sangat bahagia saat Tsubaki lahir. Dia membesarkanya dengan sepenuh hati dan cinta kasih. Melihat Tsubaki bisa berjalan, sudah membawa sukacita di hatinya.




Namun, semakin Tsubaki besar, dia mulai berubah. Saat Tsubaki mengajaknya bermain gelembung sabun bersama, dia ingin menemani. Tapi, dia menekan perasaan itu dan malah menyuruh Tsubaki untuk fokus belajar. Dia terus menyuruh Tsubaki belajar dan menjadi penerus Kogetsu-an, jika tidak mau di usir.


Dan semenjak saat itu, hubungannya lambat laun dengan Tsubaki semakin merenggang.

End


Kyoko menyesali semuanya itu. Dia masih seorang manusia. Saat melihat seorang anak kecil berlari ke jalan untuk mengambil bola, dia segera berlari untuk menyelamatkan anak itu dari truk yang melintas.



Sebenarnya, Kyoko juga bisa menyelamatkan dirinya sendiri. Tapi, alih-alih menyelamatkan dirinya,  Kyoko malah berdiri diam menatap truk yang menuju arahnya. Matanya meneteskan air mata.

“Tsubaki—“

--




Semua staff berkumpul memberitahu Tsubaki mengenai ibunya yang kecelakaan. Tsubaki shock dan tidak beranjak sama sekali. Pak Tomioka lah yang menariknya untuk pergi ke rumah sakit.


Saat mereka tiba,  wajah Kyoko sudah di tutup dengan kain. Kyoko meninggal.


Dokter menjelaskan pada Tsubaki kalau saat Kyoko tiba, semua sudah terlambat. Saat itu, dokter mata Tsubaki datang dan meminta Tsubaki ke ruangannya. Dia memberitahu kalau Kyoko sudah mendaftar sebagai pendonor organ. Dan Kyoko juga meninggalkan wasiat agar organnya di prioritaskan untuk keluarganya.

“Dia akan menyumbangkan matanya untuk operasi korneamu.”

--


Pak Tomioka bicara pada Nao. Kyoko sudah tahu mengenai kondisi mata Tsubaki dan melihat hasil perawatannya. Dan karna sulit menemukan donor, jadi Kyoko menelpon dan mendaftar menjadi pendonor jika terjadi sesuatu padanya.


Flashback

Ingat saat Tomioka memergoki Kyoko menelpon. Saat itu, Kyoko menelepon untuk mendaftarkan organnya.

End

Nao menduga kalau Kyoko sengaja bunuh diri. (Tapi, tidak ada yang tahu kebenarannya).

--


Dokter menjelaskan pada Tsubaki kalau mereka memerlukan waktu 24 jam setelah kematian. Jadi, operasi mata Tsubaki harus segera dilakukan.

--


Tsubaki dan Nao berdiri di depan tubuh Kyoko. Tsubaki selama ini, mengira Kyoko hanya peduli mengambil alih Kogetsu-an dan tidak peduli pada matanya.


“Ini bukan tentang Kogetsu-an ataupun balas dendam. Nyonya melakukan ini, demi anaknya. Dia hanyalah seorang ibu yang sudah putus asa,” ujar Tomioka.


Flashback

Kyoko bicara di telepon kalau mata Tsubaki adalah yang terpenting bagi pembuat manisan. Jika manisan direnggut dari kehidupan Tsubaki… dia memohon agar mereka mengoperasi mata Tsubaki.

End



Tsubaki menatap Ibunya. Dia teringat senyum hangat Kyoko pada ibunya saat masih kecil dulu. Dia mulai menangis. Mau sejahat apapun ibunya, ibunya tetap mempedulikannya pada akhirnya.

--



Tsubaki pergi ke atap rumah sakit untuk menenangkan dirinya. Nao menghampirinya. Tsubaki sudah sadar kalau Nao mengambil alih Kogetsu-an demi dirinya agar dia segera melakukan operasi mata. Padahal, 18 tahun yang lalu, dia sudah mengambil semuanya dari Nao.

“Nao. Maafkan aku.”


“Tsubaki, kamulah yang mengajariku kebahagiaan membuat manisan. Aku ingin terus membuat manisan. Dan aku ingin kamu membuat manisan yang hanya bisa dibuat olehmu. Dengan bebas, dari dalam hatimu. Aku berjanji akan menjaga Kogetsu-an.”


“Kau sama sekali tidak berubah ya,” ujarnya. “Aku akan melakukannya. Aku akan membuat manisanku sendiri.”

“Semoga operasimu berhasil.”



Dan itulah akhir dari pertemuan mereka. Tsubaki berjalan pergi meninggalkan Nao.

--


1 bulan kemudian,




Nao mulai menjalani harinya sebagai Master Kogetsu-an. Dia memimpin dapur dengan baik dan mampu berkoordinasi dengan semua staff. Kini, semua hal dan keputusan di Kogetsu-an ada di tangannya. Dia harus melakukan yang Tsubaki lakukan dulu.


Pak Mizoguchi juga menjadi langganan tetap.



Foto Kyoko juga terpajang di foto para leluhur Kogetsu-an.

Aku bertanggung jawab untuk membuat setiap keputusan.

Tsubaki telah memukul beban ini begitu lama.

Semua orang yang berkunjung ke sini, mengharapkan rasa nostalgia atau kenangan indah yang terkait dengan rasanya.

Semua kehangatan ini adalah kualitas yang selalu diprioritaskan oleh toko yang sudah lama berdiri ini.

Sudah tidak terbayangkan berapa tahun lamanya.




Dan kini, Nao juga sudah mulai berani menatap warna merah darah. Dia sudah bisa mengatasi traumanya.

--



Penjara Kanazawa,

Yuko mengunjungi Takigawa di penjara. Walau sudah masuk penjara, Takigawa tetap meminta tolong Yuko untuk menjaga Nao. Yuko tidak masalah karna dia pun sudah menganggap Nao sebagai putrinya sendiri.

--



Jojima akhirnya membuat mochi alanya sendiri. Dia meminta Nao dan semua staff lain mencobanya. Dan rasanya sangat enak. Jojima kemudian mengumumkan kalau dia sudah melunasi utangnya, jadi dia berpikir untuk kembali pulang dan membuka tokonya sendiri.

Shiori yang mendengar kabar itu, tampak sedikit sedih. Yang tidak di sangka, Jojima menawarkan Shiori untuk membantunya membuka toko.



“Tokonya masih kecil sih, tapi aku ingin memperkerjakan seorang pegawai.”

“Baik. Aku akan melakukan yang terbaik!” ujar Shiori, tersenyum.

“Maksudmu jadi seorang Nyonya, kan? Bukan pegawai,” goda Sugita dan di dukung Tomioka.


Eh, Abe malah menangis karna Shiori mau pergi. Walau begitu, dia mendoakan Shiori untuk bahagia.



Pak Yamaguchi kemudian membahas mengenai Tsubaki yang keluar rumah sakit hari ini. Dia bertanya pada Nao, apa Tsubaki akan kembali? Pak Tomioka ragu, karna jika kembali, Tsubaki harus bekerja untuk Nao. Itu bukanlah hal mudah.


Nao mengenggam cetakan daun kamelia, hadiah Ibunya untuk di berikan pada Tsubaki. Dia masih mencintai Tsubaki. Karna itu, Nao berlari menuju rumah sakit. Menjemput Tsubaki. Di tengah jalan, dia bertabrakan dengan orang lain dan membuat cetakan daun kamelia di tangannya terjatuh.


Dan Tsubaki muncul di hadapannya. Memungut cetakan yang terjatuh dan mengembalikannya pada Nao. Matanya sudah sembuh. Nao sangat senang mendengarnya.



“Kembalilah ke Kogetsu-an. Kogetsu-an membutuhkan. Aku membutuhkanmu, Tsubaki. Tidak peduli seberapa besar rasa benciku, seberapa sering kita saling menyakiti, aku tidak akan pernah bisa melupakanmu. Sejak hari pertemuanku denganmu, aku tidak pernah berhenti mencintaimu laksana manusia kehilangan akal.”


“Hanya ada satu tempat untukku pulang. Bersamalah denganku selamanya,” ujar Tsubaki, sembari memeluk Nao. “Nao, aku menyukaimu. Aku sangat mencintaimu.”


Mungkin akan ada lebih banyak rintangan ke depannya. Kami mungkin akan saling menyakiti lagi.


Meski begitu, kami masih terpikat satu sama lain.



Ada yang aneh dengan kami. (Watashitachi wa Douka Shiteiru)


Di dapur, terlihat kalau Nao sudah berhasil membuat manisan sakura, yang ada di buku ibunya. Dia sudah bisa mengatasi trauma terhadap warna merahnya.

 

=END=

Terimakasih karna sudah membaca di sini 😊 Nantikan sinopsis lainnya ya ^^

5 Comments

  1. Thanks, req sinopsisx Mr.queen dong min

    ReplyDelete
  2. Terima kasih chingu. Bagus sinopsisnya. Sudah lama tidak mengikuti dorama. Apalagi dorama ini kental sekali dengan budaya Jepang.

    ReplyDelete
  3. So sweet.... 💞💞💞💞💞trims.... Tetap semangat🔛🔥

    ReplyDelete
  4. The blooms at ruyi pavilion dong...... 💞💞💞💞💞💞💞💞

    ReplyDelete
  5. Sukaaaa buuuaangeeett!! Alurnya keren, menuturkan ceritanya juga keren, plot twistnya bikin tercengang-cengang. Makasiih

    ReplyDelete
Previous Post Next Post