Original
Network : tvN
Imoogi memerintahkan Yoo Ri untuk pergi menemui Shin Joo.
Saat Shin Joo
tiba- tiba mendapatkan telpon dari Yoo Ri yang mengajaknya untuk bertemu, dia
merasa ragu, karena dia harus menjaga kedua orang tua Ji A. Tapi kemudian dia
setuju.
Ji A masuk
ke dalam kamar mandi dan bercemin. Dia dengan sengaja melukai tangan nya sendiri.
“Keluarlah,” perintahnya. “Aku tahu kamu bersembunyi di dalam diriku. Keluar!
Perlihatkan dirimu pada hitungan ketiga, atau aku akan bunuh diri,” ancamnya.
“Satu, dua, tiga.”
Pada
hitungan ketiga, Imoogi keluar. Dan dia mengeluh kesal, karena Ji A berani
sekali memanggilnya, kepadahal Ji A hanyalah cangkang nya. Dan Ji A
mengomentari bahwa Imoogi sangat kerterlaluan, karena menginap tanpa membayar
sewa. Dan Imoogi tidak peduli dengan itu, karena sebentar lagi dia akan
mengendalikan tubuh Ji A.
“Itu lebih
lambat dari dugaanku,” komentar Ji A. “Ini sudah lama sejak aku kehilangan
butiran rubah itu.”
“Anggap itu
akibatnya. Aku sudah terlalu lama terikat olehnya,” balas Imoogi dengan sikap
acuh. “Omong-omong, ucapkan selamat tinggal selagi bisa. Begitu aku mengendalikan
tubuhmu, kamu yang akan tertidur di dalamnya selamanya.”
“Dengan kata
lain, kondisimu tidak akan stabil sampai itu terjadi,” kata Ji A, menyimpulkan
dengan yakin. Dan Imoogi tidak menyangkalnya. “Bagaimana jika aku mati sebelum
kamu mengambil alih?” ancamnya.
Dalam
perjalanan. Lee Yeon melihat banyak orang tiba- tiba saja jatuh tidak sadarkan
diri dijalanan.
Imoogi mengingatkan Ji A bahwa Lee Yeon akan mati karena Ji A, karena Lee Yeon tidak akan bisa merelakan diri Ji A. Dan Ji A membalas bahwa Imoogi tidak perlu mengkhawatirkan kehidupan cintanya, dan dia menyarankan Imoogi untuk lebih baik mengkhawatirkan rekan sendiri. Karena Imoogi Tery yang telah ditolak cintanya sekarang berniat membawa dia dan Lee Yeon ke dunia bawah bersama. Dan karena itu, tanggal kematiannya sudah diubah oleh Taluipa.
“Kamu di
dalam?” panggil Hyeonuiong, dari luar.
“Ya, aku
akan segera keluar,” jawab Ji A. Lalu disaat itu, Imoogi sudah menghilang.
Shin Joo
sampai ditaman tempat Yoo Ri menunggu. Pertama kali dia melihat Yoo Ri, dia
langsung memeriksa apakah Yoo Ri baik- baik saja. Dan Yoo Ri menjelaskan bahwa
dia baik- baik saja. Lalu dia menanyai, bagaimana kondisi Lee Rang. Dan Shin
Joo menjawab bahwa Lee Rang sudah membaik.
“Ayo. Dia
akan senang mengetahui kamu sudah kembali…” ajak Shin Joo.
“Aku tidak
bisa,” balas Yoo Ri. Lalu dia memegang tangan Shin Joo dengan erat. “Aku tidak
bisa pergi. Aku tidak bisa dan kamu juga tidak bisa.”
“Apa
maksudmu?” tanya Shin Joo, heran.
“Aku
menahanmu di sini agar kamu tidak bisa pergi,” jawab Yoo Ri dengan jujur. Dan
Shin Joo merasa terkejut serta ingin pergi. Tapi Yoo Ri menghentikannya.
Flash back
Yoo Ri
menolak untuk menuruti perintah Imoogi. Dan Imoogi mengancam bahwa jika nanti
dia melihat Shin Joo, maka Shin Joo akan mati.
Flash back
end
Karena
alasan itulah, Yoo Ri menuruti perintah Imoogi.
Ketika Ji A
tiba- tiba saja mendapatkan telpon dari Ayah Nam yang mengatakan bahwa temannya
datang ke rumah, Ji A langsung merasa waspada.
“Aku sudah
melarang Ayah untuk tidak membukakan pintu untuk siapa pun,” keluh Ji A.
“Itu wajah
yang kami kenali,” jawab Ayah Nam. “Pria muda berkulit cerah itu. Anyelir,”
jelasnya.
Imoogi
mengambil alih ponsel Ayah Nam dan menyapa Ji A. “Sudah kubilang aku tidak akan
sebaik ini lagi padamu.”
“Kamu akan
menanggung akibatnya jika menyentuh mereka…” balas Ji A, marah dan panik.
“Jangan
menentang takdirmu,” tegas Imoogi. “Aku bisa menghancurkan semua yang kamu
sayangi.”
Mendengar
pembicaraan itu, Ayah Nam dan Ibu Nam merasa heran, karena Imoogi tidak terdengar
seperti teman Ji A. Dan Imoogi lalu menatap mereka berdua. “Aku ingin gantung
diri.”
“Tidak!”
jerit Ji A, panik.
Hyeonuiong
menghentikan Ji A untuk jangan pergi. Dan Ji A memohon supaya Hyeonuiong
mengizinkannya pergi, karena Ibu dan Ayahnya sedang berada dalam bahaya. Tapi
Hyeonuiong tetap menahannya.
Seperti
terhinoptis, kedua orang tua Ji A menuruti perkataan Imoogi dengan patuh.
Mereka bersiap untuk menggantung diri
mereka sendiri.
Imoogi
melihat- lihat foto keluarga Ji A sambil tersenyum.
Tepat disaat
itu, Lee Yeon datang. Dia memotong tali untuk bunuh diri. Dan melihat itu,
Imoogi memerintahkan kedua orang tua Ji A untuk tidur. Dan dengan sigap, Lee
Yeon langsung menangkap mereka berdua.
Lee Yeon
menceritakan kepada Imoogi bahwa Taluipa telah mengubah tanggal kematian Ji A,
karena wabah yang Imoogi sebarkan. Dan sekarang Hyeonuiong sedang melindungi Ji
A, karena itulah Ji A masih bisa hidup.
“Kenapa kamu
tidak memohon belas kasih pada nenek itu?” tanya Imoogi.
“Aku sudah
melakukan itu,” jawab Lee Yeon sambil duduk dengan santai. “Jika Ji A
meninggal, setengah dirimu juga akan binasa.”
“Lalu?”
tanya Imoogi, bersikap acuh.
“Apa yang
sebenarnya kamu inginkan?” tanya Lee Yeon. Dan Imoogi menyuruh nya untuk
menebak. “Kamu hadir karena kekurangan cinta. Sebagai manusia dan bahkan
sekarang,” tebaknya dengan cukup yakin. Lalu dia mengejeknya, “Tuhan
menciptakan makhluk yang kekurangan segalanya. Itu kamu, Imoogi.”
“Apakah kamu
menginginkan perang?” tantang Imoogi.
“Tidak,
malah sebaliknya. Bagaimana jika ada sesuatu selain obsesimu terhadap aku dan
Ji A yang bisa memuaskanmu?”balas Lee Yeon. “Yang tertinggi dari semua roh.
Penjaga Sungai Samdo.”
Taluipa
mengambil abu putranya. Dan memeluk itu dengan erat.
Lee Yeon
mengajak Imoogi Tery untuk bekerja sama dan membunuh penjaga Sungai Samdo. Dan
Imoogi merasa ini menarik, karena dia tidak menduga bahwa Lee Yeon akan
berpikir untuk mengkhianati Taluipa.
“Aku akan
melakukan apa pun untuk menyelamatkan Ji A,” jelas Lee Yeon, serius.
“Jadi, kamu
akan bekerja sama denganku?” tanya Imoogi, menyimpulkan. Dan Lee Yeon
mengiyakan. “Apa syaratnya?”
“Lepaskan Ji
A. Singkirkan bagian lain dirimu dari tubuhnya selamanya. Dan jangan pernah
mencari kami lagi. Hanya itu yang kuinginkan,” kata Lee Yeon, bernegosiasi.
Imoogi tidak
mempercayai Lee Yeon, karena bisa saja ini adalah jebakan. Dan Lee Yeon
menyakini Imoogi bahwa ini tidak. Lalu Imoogi menyuruh Lee Yeon menebak sendiri
apa jawabannya.
“Kamu
mungkin berniat menolaknya. Tapi pada akhirnya kamu akan menerima tawaranku,”
tebak Lee Yeon, percaya diri. “Karena kita berdua di jalan buntu. Jika menolak
tawaranku, kamu akan kehilangan bagian lain dirimu. Dan aku akan kehilangan Ji
A. Pada akhirnya, kita akan bertarung hebat dan berakhir di Dunia Bawah,”
jelasnya.
“Itulah yang
kunantikan setelah kencan terakhirku dengannya,” balas Imoogi, dengan masih
bersikap tenang.
“Kabari aku
jika kamu berubah pikiran. Waktumu sampai matahari terbit besok pagi,” balas
Lee Yeon. Lalu dia pergi duluan.
Shin Joo
menanyai, apa alasan Yoo Ri menahannya, apakah Imoogi mengancam Yoo Ri atau
memanipulasi Yoo Ri seperti saat itu. Dan Yoo Ri menjawab tidak. Lalu dia
memegang tangan Shin Joo dan menjelaskan bahwa dia tidak peduli dengan manusia
tidak berguna itu (kedua orang tua Ji A). Mendengar jawaban egois tersebut,
Shin Joo menepis tangan Yoo Ri.
“Aku sangat
mengkhawatirkanmu! Tapi kamu hanya memanfaatkanku sebagai umpan. Kamu
memanfaatkan perasaanku padamu,” kata Shin Joo, kecewa.
“Shin Joo.”
“Berhenti!”
tegas Shin Joo. “Jika kamu mengucapkan satu kata lagi, aku mungkin benar-benar
akan menyesal telah menyukaimu, Yoo Ri.”
Setelah
mengatakan itu, Shin Joo langsung berlari meninggalkan Yoo Ri.
Saat Lee
Yeon dan Shin Joo pulang. Dengan senang, Ji A langsung memeluk Lee Yeon dengan
erat. Dia berterima kasih, karena Lee Yeon telah menyelamatkan kedua orang
tuanya.
“Ini
salahku. Seharusnya aku tidak meninggalkan mereka,” kata Shin Joo, meras
bersalah.
“Itu bukan
salahmu. Aku tahu kamu selalu ada untuk melindungi mereka,” balas Ji A, penuh
pengertian.
Lee Yeon
kemudian mengucapkan terima kasih kepada Hyeonuiong karena telah menyelamatkan
Ji A. Dan Hyeonuiong mennayakan, apa rencana Lee Yeon selanjutnya.
“Aku akan
bekerja sama dengan Imoogi,” kata Lee Yeon, memberitahu.
“Apa karena
istriku?” tanya Hyeonuiong. Dan Lee Yeon membenarkan. “Kurasa istriku memutuskan
untuk mengalah padamu,” gumamnya, senang.
“Dia
memberiku kesempatan untuk bertarung sekali lagi,” jelas Lee Yeon. Dan Ji A
ingin mengetahui detailnya. “Aku mendapatkan dua hari lagi. Kamu akan baik-baik
saja,” jelasnya, menenangkan. “Ya, tentu saja. Aku tidak akan membiarkanmu
mati. Tidak dalam pengawasanku.”
Shin Joo
merasa sangat bersemangat dengan rencana perangkap ini. Dan Lee Yeon kemudian
menjelaskan bahwa dia akan memberitahukan detailnya lain kali. Karena dia ingin
makan bersama dengan Ji A.
Setelah
mengatakan itu, Lee Yeon berjalan pergi dengan raut wajah sedih. Dia masuk ke
dalam kamar untuk bertukar pakaian. Dan semuanya pun diam, mereka tidak
berkomentar ataupun bertanya lagi.
Flash back
Lee Yeon
memejamkan matanya dengan erat, seolah kesakitan. Lalu kemudian dia tertawa dan
menatap Taluipa. “Kalau begitu, tidak ada lagi yang perlu dikhawatirkan,”
jelasnya.
“Apa yang
kamu rencanakan?” tanya Taluipa, khawatir.
“Aku akan
memakan ini,” jawab Lee Yeon sambil menunjukkan sisik milik Imoogi. “Aku akan
meminta Imoogi di dalam tubuh Ji A masuk ke tubuhku. Dan bersama bagian lainnya
itu, aku akan melompat ke Sungai Samdo. Agar dia tidak bisa bangkit lagi.”
Taluipa
melarang tindakan Lee Yeon, karena dengan melompat ke Sungai Samdo, itu
berarti, Lee Yeon tidak akan bisa di lahirkan kembali. Dan Lee Yeon tahu.
Mendengar itu, Taluipa merasa sangat berkecamuk.
Flash back
end
Lee Yeon
menatap dirinya sendiri didepan cermin. Lalu dia bersiap.