Sinopsis K- Drama : Tale of the Nine Tailed Episode 14 part 2

 



Original Network : tvN

Imoogi memerintahkan Yoo Ri untuk pergi menemui Shin Joo.


Saat Shin Joo tiba- tiba mendapatkan telpon dari Yoo Ri yang mengajaknya untuk bertemu, dia merasa ragu, karena dia harus menjaga kedua orang tua Ji A. Tapi kemudian dia setuju.


Ji A masuk ke dalam kamar mandi dan bercemin. Dia dengan sengaja melukai tangan nya sendiri. “Keluarlah,” perintahnya. “Aku tahu kamu bersembunyi di dalam diriku. Keluar! Perlihatkan dirimu pada hitungan ketiga, atau aku akan bunuh diri,” ancamnya. “Satu, dua, tiga.”


Pada hitungan ketiga, Imoogi keluar. Dan dia mengeluh kesal, karena Ji A berani sekali memanggilnya, kepadahal Ji A hanyalah cangkang nya. Dan Ji A mengomentari bahwa Imoogi sangat kerterlaluan, karena menginap tanpa membayar sewa. Dan Imoogi tidak peduli dengan itu, karena sebentar lagi dia akan mengendalikan tubuh Ji A.


“Itu lebih lambat dari dugaanku,” komentar Ji A. “Ini sudah lama sejak aku kehilangan butiran rubah itu.”

“Anggap itu akibatnya. Aku sudah terlalu lama terikat olehnya,” balas Imoogi dengan sikap acuh. “Omong-omong, ucapkan selamat tinggal selagi bisa. Begitu aku mengendalikan tubuhmu, kamu yang akan tertidur di dalamnya selamanya.”

“Dengan kata lain, kondisimu tidak akan stabil sampai itu terjadi,” kata Ji A, menyimpulkan dengan yakin. Dan Imoogi tidak menyangkalnya. “Bagaimana jika aku mati sebelum kamu mengambil alih?” ancamnya.


Dalam perjalanan. Lee Yeon melihat banyak orang tiba- tiba saja jatuh tidak sadarkan diri dijalanan.


Imoogi mengingatkan Ji A bahwa Lee Yeon akan mati karena Ji A, karena Lee Yeon tidak akan bisa merelakan diri Ji A. Dan Ji A membalas bahwa Imoogi tidak perlu mengkhawatirkan kehidupan cintanya, dan dia menyarankan Imoogi untuk lebih baik mengkhawatirkan rekan sendiri. Karena Imoogi Tery yang telah ditolak cintanya sekarang berniat membawa dia dan Lee Yeon ke dunia bawah bersama. Dan karena itu, tanggal kematiannya sudah diubah oleh Taluipa.


“Kamu di dalam?” panggil Hyeonuiong, dari luar.

“Ya, aku akan segera keluar,” jawab Ji A. Lalu disaat itu, Imoogi sudah menghilang.



Shin Joo sampai ditaman tempat Yoo Ri menunggu. Pertama kali dia melihat Yoo Ri, dia langsung memeriksa apakah Yoo Ri baik- baik saja. Dan Yoo Ri menjelaskan bahwa dia baik- baik saja. Lalu dia menanyai, bagaimana kondisi Lee Rang. Dan Shin Joo menjawab bahwa Lee Rang sudah membaik.

“Ayo. Dia akan senang mengetahui kamu sudah kembali…” ajak Shin Joo.

“Aku tidak bisa,” balas Yoo Ri. Lalu dia memegang tangan Shin Joo dengan erat. “Aku tidak bisa pergi. Aku tidak bisa dan kamu juga tidak bisa.”



“Apa maksudmu?” tanya Shin Joo, heran.

“Aku menahanmu di sini agar kamu tidak bisa pergi,” jawab Yoo Ri dengan jujur. Dan Shin Joo merasa terkejut serta ingin pergi. Tapi Yoo Ri menghentikannya.

Flash back

Yoo Ri menolak untuk menuruti perintah Imoogi. Dan Imoogi mengancam bahwa jika nanti dia melihat Shin Joo, maka Shin Joo akan mati.

Flash back end

Karena alasan itulah, Yoo Ri menuruti perintah Imoogi.


Ketika Ji A tiba- tiba saja mendapatkan telpon dari Ayah Nam yang mengatakan bahwa temannya datang ke rumah, Ji A langsung merasa waspada.

“Aku sudah melarang Ayah untuk tidak membukakan pintu untuk siapa pun,” keluh Ji A.

“Itu wajah yang kami kenali,” jawab Ayah Nam. “Pria muda berkulit cerah itu. Anyelir,” jelasnya.


Imoogi mengambil alih ponsel Ayah Nam dan menyapa Ji A. “Sudah kubilang aku tidak akan sebaik ini lagi padamu.”

“Kamu akan menanggung akibatnya jika menyentuh mereka…” balas Ji A, marah dan panik.

“Jangan menentang takdirmu,” tegas Imoogi. “Aku bisa menghancurkan semua yang kamu sayangi.”



Mendengar pembicaraan itu, Ayah Nam dan Ibu Nam merasa heran, karena Imoogi tidak terdengar seperti teman Ji A. Dan Imoogi lalu menatap mereka berdua. “Aku ingin gantung diri.”

“Tidak!” jerit Ji A, panik.

Hyeonuiong menghentikan Ji A untuk jangan pergi. Dan Ji A memohon supaya Hyeonuiong mengizinkannya pergi, karena Ibu dan Ayahnya sedang berada dalam bahaya. Tapi Hyeonuiong tetap menahannya.


Seperti terhinoptis, kedua orang tua Ji A menuruti perkataan Imoogi dengan patuh. Mereka  bersiap untuk menggantung diri mereka sendiri.

Imoogi melihat- lihat foto keluarga Ji A sambil tersenyum.


Tepat disaat itu, Lee Yeon datang. Dia memotong tali untuk bunuh diri. Dan melihat itu, Imoogi memerintahkan kedua orang tua Ji A untuk tidur. Dan dengan sigap, Lee Yeon langsung menangkap mereka berdua.



Lee Yeon menceritakan kepada Imoogi bahwa Taluipa telah mengubah tanggal kematian Ji A, karena wabah yang Imoogi sebarkan. Dan sekarang Hyeonuiong sedang melindungi Ji A, karena itulah Ji A masih bisa hidup.

“Kenapa kamu tidak memohon belas kasih pada nenek itu?” tanya Imoogi.

“Aku sudah melakukan itu,” jawab Lee Yeon sambil duduk dengan santai. “Jika Ji A meninggal, setengah dirimu juga akan binasa.”

“Lalu?” tanya Imoogi, bersikap acuh.



“Apa yang sebenarnya kamu inginkan?” tanya Lee Yeon. Dan Imoogi menyuruh nya untuk menebak. “Kamu hadir karena kekurangan cinta. Sebagai manusia dan bahkan sekarang,” tebaknya dengan cukup yakin. Lalu dia mengejeknya, “Tuhan menciptakan makhluk yang kekurangan segalanya. Itu kamu, Imoogi.”

“Apakah kamu menginginkan perang?” tantang Imoogi.

“Tidak, malah sebaliknya. Bagaimana jika ada sesuatu selain obsesimu terhadap aku dan Ji A yang bisa memuaskanmu?”balas Lee Yeon. “Yang tertinggi dari semua roh. Penjaga Sungai Samdo.”


Taluipa mengambil abu putranya. Dan memeluk itu dengan erat.



Lee Yeon mengajak Imoogi Tery untuk bekerja sama dan membunuh penjaga Sungai Samdo. Dan Imoogi merasa ini menarik, karena dia tidak menduga bahwa Lee Yeon akan berpikir untuk mengkhianati Taluipa.

“Aku akan melakukan apa pun untuk menyelamatkan Ji A,” jelas Lee Yeon, serius.

“Jadi, kamu akan bekerja sama denganku?” tanya Imoogi, menyimpulkan. Dan Lee Yeon mengiyakan. “Apa syaratnya?”

“Lepaskan Ji A. Singkirkan bagian lain dirimu dari tubuhnya selamanya. Dan jangan pernah mencari kami lagi. Hanya itu yang kuinginkan,” kata Lee Yeon, bernegosiasi.



Imoogi tidak mempercayai Lee Yeon, karena bisa saja ini adalah jebakan. Dan Lee Yeon menyakini Imoogi bahwa ini tidak. Lalu Imoogi menyuruh Lee Yeon menebak sendiri apa jawabannya.

“Kamu mungkin berniat menolaknya. Tapi pada akhirnya kamu akan menerima tawaranku,” tebak Lee Yeon, percaya diri. “Karena kita berdua di jalan buntu. Jika menolak tawaranku, kamu akan kehilangan bagian lain dirimu. Dan aku akan kehilangan Ji A. Pada akhirnya, kita akan bertarung hebat dan berakhir di Dunia Bawah,” jelasnya.

“Itulah yang kunantikan setelah kencan terakhirku dengannya,” balas Imoogi, dengan masih bersikap tenang.

“Kabari aku jika kamu berubah pikiran. Waktumu sampai matahari terbit besok pagi,” balas Lee Yeon. Lalu dia pergi duluan.


Shin Joo menanyai, apa alasan Yoo Ri menahannya, apakah Imoogi mengancam Yoo Ri atau memanipulasi Yoo Ri seperti saat itu. Dan Yoo Ri menjawab tidak. Lalu dia memegang tangan Shin Joo dan menjelaskan bahwa dia tidak peduli dengan manusia tidak berguna itu (kedua orang tua Ji A). Mendengar jawaban egois tersebut, Shin Joo menepis tangan Yoo Ri.

“Aku sangat mengkhawatirkanmu! Tapi kamu hanya memanfaatkanku sebagai umpan. Kamu memanfaatkan perasaanku padamu,” kata Shin Joo, kecewa.

“Shin Joo.”


“Berhenti!” tegas Shin Joo. “Jika kamu mengucapkan satu kata lagi, aku mungkin benar-benar akan menyesal telah menyukaimu, Yoo Ri.”

Setelah mengatakan itu, Shin Joo langsung berlari meninggalkan Yoo Ri.


Saat Lee Yeon dan Shin Joo pulang. Dengan senang, Ji A langsung memeluk Lee Yeon dengan erat. Dia berterima kasih, karena Lee Yeon telah menyelamatkan kedua orang tuanya.


“Ini salahku. Seharusnya aku tidak meninggalkan mereka,” kata Shin Joo, meras bersalah.

“Itu bukan salahmu. Aku tahu kamu selalu ada untuk melindungi mereka,” balas Ji A, penuh pengertian.

Lee Yeon kemudian mengucapkan terima kasih kepada Hyeonuiong karena telah menyelamatkan Ji A. Dan Hyeonuiong mennayakan, apa rencana Lee Yeon selanjutnya.

“Aku akan bekerja sama dengan Imoogi,” kata Lee Yeon, memberitahu.

“Apa karena istriku?” tanya Hyeonuiong. Dan Lee Yeon membenarkan. “Kurasa istriku memutuskan untuk mengalah padamu,” gumamnya, senang.

“Dia memberiku kesempatan untuk bertarung sekali lagi,” jelas Lee Yeon. Dan Ji A ingin mengetahui detailnya. “Aku mendapatkan dua hari lagi. Kamu akan baik-baik saja,” jelasnya, menenangkan. “Ya, tentu saja. Aku tidak akan membiarkanmu mati. Tidak dalam pengawasanku.”


Shin Joo merasa sangat bersemangat dengan rencana perangkap ini. Dan Lee Yeon kemudian menjelaskan bahwa dia akan memberitahukan detailnya lain kali. Karena dia ingin makan bersama dengan Ji A.

Setelah mengatakan itu, Lee Yeon berjalan pergi dengan raut wajah sedih. Dia masuk ke dalam kamar untuk bertukar pakaian. Dan semuanya pun diam, mereka tidak berkomentar ataupun bertanya lagi.



Flash back

Lee Yeon memejamkan matanya dengan erat, seolah kesakitan. Lalu kemudian dia tertawa dan menatap Taluipa. “Kalau begitu, tidak ada lagi yang perlu dikhawatirkan,” jelasnya.

“Apa yang kamu rencanakan?” tanya Taluipa, khawatir.

“Aku akan memakan ini,” jawab Lee Yeon sambil menunjukkan sisik milik Imoogi. “Aku akan meminta Imoogi di dalam tubuh Ji A masuk ke tubuhku. Dan bersama bagian lainnya itu, aku akan melompat ke Sungai Samdo. Agar dia tidak bisa bangkit lagi.”



Taluipa melarang tindakan Lee Yeon, karena dengan melompat ke Sungai Samdo, itu berarti, Lee Yeon tidak akan bisa di lahirkan kembali. Dan Lee Yeon tahu. Mendengar itu, Taluipa merasa sangat berkecamuk.

Flash back end


Lee Yeon menatap dirinya sendiri didepan cermin. Lalu dia bersiap.

Post a Comment

Previous Post Next Post